Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian laporan akhir mengenai pembuatan biobriket ini dibuat dalam skala
laboratorium berdasarkan analisis data yang dilakukan di PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. dengan rincian metode penelitian sebagai berikut: Menganalisa sampel
batubara (sebagai pembanding hasil biobriket percobaan) dan sampel limbah kopi,
sekam padi serta tepung tapioka yang digunakan. Tahapan pengujian bahan baku
biobriket ini untuk mengetahui karakteristik bahan berupa kadar air, kadar abu, volatile
matter, fixed carbon, nilai kalor. Proses pembuatan briket terdiri dari tiga tahap yaitu
persiapan awal, proses pembriketan, lalu proses pengujian briket. Pada persiapan awal,
limbah kopi dan sekam padi dilakukan pengeringan menggunakan oven guna
mengurangi kandungan air yang terdapat pada bahan. Kemudian, dilakukan proses
karbonisasi untuk limbah kopi dan sekam padi dengan suhu yang berbeda. Selanjutnya,
bahan yang telah dikarbonisasi bakal digiling atau penghalusan menggunakan hammer
mill agar ukurannya lebih kecil sehingga mempermudah dalam proses pengayakan.
Tahap selanjutnya pembriketan dengan mencampur bahan baku dengan perekat sesuai
variabel, setelah itu pencetakan briket yang sudah dicampur oleh alat pencetak briket,
lalu briket yang telah tercetak dikeringkan menggunakan oven. Pada tahapan metode
pengujian mutu dilakukan analisa uji mutu karakteristik briket yaitu nilai kalor, kadar
air, kadar abu, kadar volatile matter, dan kadar terikat (fixed carbon). Terakhir, data
hasil analisis pembuatan biobriket tersebut akan dibandingkan dengan bahan bakar
batubara dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1) Bomb Calorimetry
2) Proximyte
3) Alat Uji Kadar Abu, Volatile Matter
4) Hammer Mill
5) Oven
6) Furnace
7) Neraca Analitik
8) Ayakan
9) Alat Kompress
10) Cetakan Briket

3.2.2 Bahan

1) Limbar Kopi
2) Sekam Padi
3) Tepung Tapioka
4) Air
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Perhitungan Rasio Bahan Baku
3.3.1.1 Perhitungan Rasio Bahan Baku Biobriket
Tujuan: Menghitunga komposisi bahan untuk mengetahui perbandingan
antara limbah kopi, sekam padi, dan tepung tapioka yang dicampur menjadi
biobriket.
3.3.1.2 Perhitungan Rasio Limbah Kopi : Sekam Padi : Tepung Tapioka
1) Menghitung rasio limbah kopi dan sekam padi.
2) Presentase penambahan limbah kopi maupun sekam padi divariasikan.
3) Penambahan tepung tapioka 7% dari massa total dengan perbandingan
1:5 dengan air.
4) Dari perhitungan akan didapatkan jumlah limbah kopi dan sekam padi
serta tepung tapioka yang dibutuhkan.

3.3.2 Proses Pembuatan Biobriket


3.3.2.1 Perlakuan Awal
1) Pengeringan limbah kopi dan sekam padi menggunakan oven dengan
suhu 105oC selama 3 jam.
2) Dilakukan proses karbonasi limbah kopi pada suhu 500oC selama 1 jam
dan sekam padi pada suhu 198oC selama 2 jam di dalam furnace.
3) Bahan baku digiling dan diayak dengan ukuran partikel 40 mesh.
3.3.2.2 Proses Pembriketan
1) Pencampuran bahan baku dengan perekat dan air.
2) Adonan dimasukkan ke dalam cetakan ring dan dikompres
menggunakan alat kompress dengan tekanan 100kg/cm2.
3) Briket dikeringkan dengan oven pada suhu 60oC selama 3 jam.
4) Dilakukan pengujian mutu briket.

3.3.3 Pengujian Mutu Briket


3.3.3.1 Pengukuran Nilai Kalor (Calorific Value) Dari Briket
1) Timbang sampel sebanyak 0,15 gram
2) Masukkan ke dalam cawan platina dan tempatkan pada ujung tangkai
penyala yang sudah dipasang kawat penyala.
3) Masukkan ke dalam tabung bom dan ditutup dengan erat.
4) Mengalirkan oksigen ke dalam tabung calorimeter dengan tekanan 30
bar yang sudah diisikan air pendingin sebanyak 1250 mL.
5) Calorimeter ditutup dan thermometer dipasang pada tutup calorimeter.
6) Pengaduk air pendingin dihidupkan selama 5 menit dan dicatat suhu
yang tertera pada thermometer.
7) Penyalaan dilakukan dan diaduk terus dengan air pendingin selama 5
menit , kemudian dicatat kenaikan suhu pada thermometer.
3.3.3.2 Pengujian Kadar Air (Inherent Moisture) Dari Briket
1) Cawan porselin yang telah bersih dioven pada suhu 105oC selama 1
jam.
2) Dinginkan dalam desikator beberapa saat, kemudian ditimbang.
3) Timbang sampel bahan
4) Masukkan sampel ke dalam cawan
5) Keringkan cawan yang berisi sampel dengan menggunakan oven pada
suhu 105oC selama kurang lebih 3 jam.
6) Dinginkan dalam desikator selama ½ jam, kemudian ditimbang.
3.3.3.3 Pengujian Kadar Abu (Ash Content) Dari Briket
1) Timbang cawan porselin kosong.
2) Masukkan 2 gram sampel ke dalam cawan porselin.
3) Masukkan cawan ke dalam furnace selama 4 jam sampai 580 – 600oC
sehingga karbon hilang.
4) Dinginkan cawan beserta isinya ke dalam desikator kemudian
ditimbang untuk mendapatkan berat abu.
3.3.3.4 Pengukuran Volatile Matter Dari Briket
1) Cawan porselin ditimbang terlebih dahulu.
2) Masukkan sampel dari perhitungan kadar air sebelumnya ke dalam
cawan porselin, lalu ditimbang.
3) Pemanasan pada furnace dengan suhu 900oC selama 7 menit.
4) Dinginkan dalam desikator selama ½ jam, kemudian ditimbang.
3.3.3.5 Pengukuran Fixed Carbon Dari Briket
Fixed carbon dihitung dari 100% dikurangi dengan kadar air dikurangi
kadar abu, dikurangi volatile matter.
3.4 Skema Kerja

Mulai

Studi Literatur:
Sifat fisis dan kimia limbah kopi dan sekam padi,
pembakaran bahan bakar padat, karakteristik briket.

Persiapan Penelitian

Pengeringan Limbah Kopi dan Sekam Padi

Perlakuan Proses Karbonisasi

Penggilingan dan Pengayakan

Variasi Komposisi

Pembentukan Briket

Uji Proximate Uji Eksperimental

Tidak
Nilai Kalor
≥4000 kal/g

Ya

Analisa Data dan Pembahasan

Kesimpulan Selesai
3.5 Variabel Percobaan
3.5.1 Kondisi Tetap
Kapasitas percobaan setiap variabel = 0,5 kg
Jenis limbah kopi, sekam padi, tepung tapioka diambil dari satu tempat
Jumlah perekat sebanyak 7% massa total dengan perbandingan 1:5
Tingkat kehalusan campuran limbah kopi dan sekam padi (40 mesh)
Ukuran cetakan biobriket (D= 4cm , t=1,5cm)
Penggilingan bahan baku dilakukan pada suhu ruang (27oC)
Batubara sebagai kualitas pembanding produk
3.5.2 Variabel Bebas
Perbandingan komposisi limbah kopi dan sekam padi 70:30 (K7P3) ; 50:50
(K5P5) ; 30:70 (K3P7)
Proses karbonasi dan tanpa proses karbonasi
Suhu proses karbonisasi limbah kopi (T=500oC ; t= 1 jam)
Suhu proses karbonisasi sekam padi (T=197,7oC ; t= 2jam)

3.6 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data


3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian untuk memperoleh dan mengumpulkan data
perlu dilakukan beberapa cara pengumpulan data, yaitu:
1) Observasi, dengan melakukan percobaan di laboratorium PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, unit Cirebon.
2) Wawancara, dengan cara menanyakan langsung kepada operator pabrik
maupun staff lainnya yang bertanggun jawab terhadap bidang terkait.
3) Studi pustaka, melalui riset atau studi literatur dari berbagai laporan penelitian,
jurnal penelitian, serta referensi yang relevan.
3.6.2 Tabel Data Pengamatan
Berikut ini adalah analisis PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. departemen
Quality Control
3.6.2.1 Analisis Karakteristik Bahan Baku
Tabel 3.6.2.1 Data Analisis Karakteristik Bahan Baku
LIMBAH SEKAM BATU TEPUNG
KARAKTERISTIK
KOPI PADI BARA KANJI
Kadar Air (IM) (%)
Kadar Abu (AC) (%)
Volatile Matter (%)
Fixed Carbon (%)
Nilai Kalor (cal/g)

3.6.2.2 Analisis Karakteristik Briket


Tabel 3.6.2.2 Data Analisis Karakteristik Briket Tanpa Karbonisasi
VARIASI NHV
IM (%) AC (%) VM (%) FC (%)
BRIKET (%)
Blanko kopi
Blanko padi
K7P3
K5P5
K3P7
Luas permukaan cetakan = cm2
Ukuran partikel campuran = mesh
Tabel 3.6.2.2 Data Analisis Karakteristik Briket dengan Karbonisasi
VARIASI NHV
IM (%) AC (%) VM (%) FC (%)
BRIKET (%)
Blanko kopi
Blanko padi
K7P3
K5P5
K3P7
Luas permukaan cetakan = cm2
Ukuran partikel campuran = mesh

3.6.2.3 Analisis Uji Emisi Udara


Tabel 3.6.2.3 Data Analisis Uji Emisi Pembakaran Briket
HASIL UJI EMISI BATAS MAKSIMUM
PARAMETER
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
Karbon Dioksida (CO2)
Karbon Monoksida (CO)
Nitrogen Oksida (NOx)
Hidrokarbon
Keterangan: Pengujian emisi ini hanya diambil satu sampel briket dengan variasi
komposisi K5P5.
3.6.3 Analisis Data
3.6.3.1 Perbedaan Percobaan Skala Pabrik dan Skala Laboratorium di Unit
Rotary Kiln
Tabel 3.6.3.1 Perbandingan Percobaan Skala Pabrik dan Skala Laboratorium
di Unit Rotary Kiln
Skala Pabrik Skala Laboratorium
Suhu Operasi di 4000C – 1300oC Suhur ruang (25oC)
Rotary Kiln
Perlakuan yang Bahan alternatif berupa sekam Limbah kopi dan sekam
diberikan padi tidak diberikan perlakuan padi diberikan perlakuan
khusus, sehingga langsung khusus terlebih dahulu
diproses bersama batubara, berupa pembentukan
sedangkan limbah kopi briket dengan cara
dilakukan perlakuan karbonisasi dan
penggilingan bersama batubara dikompres
dan masuk langsung ke dalam
proses.
Alasan adanya Saat di Rotary Kiln, bahan bakar Untuk memperoleh nilai
perlakuan yang alternatif berupa sekam padi kalor yang optimal
diberikan masih memiliki kandungan air dibutuhkan pengurangan
yang berlebih sehingga nantinya kadar air dalam bahan
mampu meningkatkan bakar, dengan dilakukan
kebutuhan batubara, begitu juga pembriketan maka
dengan limbah kopi yang kandungan air akan
digiling bersama batubara di berkurang dan nilai kalor
Coal Mill akan mempengaruhi yang didapat bisa
proses penggilingan, sehingga mendekati nilai kalor
ukuran dan bahan yang masuk batubara.
tidak stabil
3.6.3.2 Perhitungan Komposisi Bahan
Kondisi tetap :
Kapasitas percobaan setiap variabel = 0,5 kg = 500 gram
Bahan perekat = 7% massa
Perbandingan tepung tapioka : air = 1:5

1. Menentukan banyaknya limbah kopi setiap variabel dengan cara mengalikan


persen massa limbah kopi dengan kapasitas percobaan setiap variabel.
2. Menentukan banyaknya sekam padi setiap variabel dengan cara mengalikan
persen massa limbah kopi dengan kapasitas percobaan setiap variabel.
3. Menentukan banyaknya kebutuhan bahan perekat dengan cara mengalikan
persen massa bahan perekat dengan kapasitas percobaan setiap variabel.

3.6.3.3 Perhitungan Nilai Kalor (Calorific Value)


Perhitungan nilai kalor menggunakan standar metode ASTM-2015 dengan
rumus:
HHV = (T2 – T1 – Tkp) x Cv (kJ/kg) (1)
LHV = HHV -3240 (kJ/kg) (2)
dimana,
T1 = Suhu air pendingin sebelum dinyalakan (oC)
T2 = Suhu air pendingin sesudah dinyalakan (oC)
Tkp = Kenaikan suhu kawat penyala = 0,05 (oC)
cv = Panas jenis alat = 73.529,6 (kJ/kgoC)

3.6.3.4 Perhitungan Kadar Air (Inherent Moisture)


Perhitungan kadar air briket menggunakan standar ASTM D-3173 dengan
rumus:
𝑊𝑜−𝑊
Kadar Air (%) = X 100%
𝑊𝑠𝑜
dimana,
W0 = berat sampel dan cawan sebelum dileringkan (g)
W = berast sampel dan cawan sesudah dikeringkan (g)
Wso= berat sampel awal (g)

3.6.3.5 Perhitungan Kadar Abu (Ash Content)


Prosedur perhitungan kadar abu menggunakan standar ASTM D-3174
dengan rumus:
𝑊𝑜−𝑊
Kadar Air (%) =100 % - 𝑊𝑑𝑠𝑜

Dimana,
W0 = berat sampel dan cawan sebelum pengabuan (g)
W = berat cawan + berat abu (g)
Wdso = berat sampel sebelum pengabuan (g)

3.6.3.6 Perhitungan Volatile Matter


Besarnya zat mudah menguap dihitung menggunakan standar ASTM-D3175
dengan rumus berikut:
𝑊𝑜−𝑊
Kehilangan berat (%) = A = 𝑊𝑑𝑠𝑜

VM (%) = kehilangan berat – kadar air


Dimana,
W0 = berat sampel dan cawan sebelum pengabuan (g)
W = berat cawan + berat abu setelah pemanasan (g)
Wdso = berat sampel awal (g)

3.6.3.7 Perhitungan Fixed Carbon


Prosedur perhitungan kadar karbon terikat dilakukan dengan menggunakan
standar ASTM-D3172 dengan rumus:
FC (%) = 100% - (% air + % abu + % VM)

Anda mungkin juga menyukai