OLEH
Sirajul Kardi (918312906105.013)
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “trend dan isu HIV/AIDS dan family
centered pada ODHA dan penyalahgunaan napza ” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas kuliah pada semester enam
Program Studi Ilmu Keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa di masa yang akan datang.
Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat bagi pembaca, dunia
pendidikan, khususnya dalam lingkup Universitas Jember.
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................... 17
A. Latar Belakang
Latar belakang materi 1: trend dan isu HIV/AIDS
Berdasarkan data Dirjen PP & PL Kemenkes RI tahun 2016, masalah HIVAIDS
Triwulan IV (Oktober sampai Desember) jumlah penderita HIV sebanyak 13.287 orang.
Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus HIV tahun 2016 didapatkan tertinggi pada
usia 25 – 49tahun (68%), diikuti kelompok umur 20–24tahun (18,1%), dan kelompok
umur50 tahun (6,6%). Persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks
berisiko pada heteroseksual (53%), LSL (Lelaki Seks Lelaki) (35%), lain-lain (11%) dan
penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (1%).Sedangkan jumlah penderita
AIDS sebanyak 3.812 orang. Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus AIDS tahun
2016 didapatkan tertinggi pada usia 30-39 tahun (35,3%), diikuti kelompok umur 20-29
tahun (32,3%) dan kelompok umur 40-49 tahun (16,2%). Persentase faktor risiko AIDS
tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual (71,9%), homoseksual (Lelaki
Saks Lelaki) (21,3%), perinatal (3,6%), dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada
penasun (2,5%). Rasio HIV dan AIDS antara laki laki dan perempuan adalah 2:1
(Kemenkes, 2016).
Berdasarkan masalah yang muncul di atas maka kelompok sepakat untuk
mendiskusikan Trend dan Issue HIV AIDS dengan judul resiko tinggi terjadinya infeksi
HIV/ AIDS pada homoseksual.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah HIV/AIDS
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Trend Dalam Keperawatan HIV/AIDS Di Indonesia
2. Untuk mengetahui Isu Etik Dalam Keperawatan HIV/AIDS Di Indonesia
3. Untuk mengetahui Komunitas HIV/AIDS Di Indonesia
4. Untuk mengetahui Pengertian ODHA
5. Untuk mengetahui Family Centered pada ODHA
6. Untuk mengetahui penyalahgunaan napza
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu Trend Dalam Keperawatan HIV/AIDS Di Indonesia.?
2. Apa saja Isu Etik Dalam Keperawatan HIV/AIDS Di Indonesia.?
3. Bgaimana Komunitas HIV/AIDS Di Indonesia.?
4. Apa Pengertian ODHA.?
5. Bagaimana Family Centered pada ODHA.?
6. Bagaimana penyalahgunaan napza.?
BAB II
PEMBAHASAN
Materi 1: Trend Dan Isu Keperawatan HIV/AIDS
A. Pengertian ODHA
Dalam bahasa inggris orang yang terinfeksi HIV/AIDS itu disebut PLWHA (People
Live with HIV/AIDS), sedangkan di Indonesia kategori ini diberi nama ODHA (Orang
dengan HIV/AIDS) dan OHIDA (Orang yang hidup dengan HIV/AIDS) baik keluarga
serta lingkungannya. ODHA atau orang dengan HIV/AIDS merupakan orang yang
menderita HIV/AIDS yang secara fisik sama dengan kita yang tidak menderita HIV/AIDS.
Mereka pada umumnya memiliki ciri-ciri yang sama seperti orang yang sehat sehingga
tidak dapat diketahui apakah seseorang itu menderita HIV/AIDS atau tidak.
C. Penyalahgunaan Napza
1. Pengertian Napza
NAPZA adalah sebutan lain dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya yang bila
dikonsumsi oleh tubuh baik secara oral dengan diminum, dihirup, dihisap, disedot atau melalui
jarum suntik akan menimbulkan masalah gangguan kesehatan fisik, pyang dapat mengakibatkan
ketergantungan pada penggunanya. Menurut Kemenkes RI (2010), NAPZA adalah zat yang
memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang yang mengonsumsinya. Manfaat
maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering, cara
penggunaannya, dan apakah bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi.
NAPZA itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis yaitu narkotika dan psikotropika
Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik itu
sintesis atau tidak sintesis yang bila dikonsumsi akan menimbulkan perubahan atau penurunan
kesadaran penggunanya dan dapat menagkibatkan hilangnya rasa dan ketergantungan. Narkotika
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu golongan 1, golongan 2 dan golongan 3. Narkotika
golongan 1 sangat berbahaya dan hanya boleh digunakan untuk penelitian ataupun untuk tujuan
ilmu pengetahuan, contohnya adalah heroin, kokain dan ganja. Sedangkan narkotika golongan 2
adalah narkotika yang bermanfaat bagi pengobatan sebagai pilihan terakhir tetapi berpotensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan, contohnya morfin dan petidin. Kemudian narkotika
golongan 3 adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan yang bermanfaat bagi
pengobatan, penelitian dan sering digunakan dalam terapi, contohnya kodein.
Psikotropika adalah zat atau obat yang bukan merupakan narkotika baik alamiah maupun
sintesis yang bila dikonsumsi oleh tubuh akan mengakibatkan perubahan pada aktivitas normal
dan perilaku penggunanya. Sedangkan zat adiktif lain adalah zat atau bahan yang bukan dari
narkotika maupun psikotropika yang juga dapat mengakibatkan ketagihan contohnya adalah
alkohol, rokok dan thinner.
2. penyalahgunaan napza
Ada beberapa tahapan dari pemakaian NAPZA yaitu pertama adalah pemakaian coba-coba,
tahap ini seseorang tujuannya adalah ingin mencoba dan ingin memenuhi rasa ingin tahunya
karena hasutan atau pengaruh kelompok. Kedua adalah pemakaian sosial yaitu NAPZA
digunakan untuk bersenang-senang pada saat berkumpul. Ketiga adalah pemakaian situasional
yaitu digunakan saat situasi tertentu untuk menghilangkan seperti saat stres dan kesepian. Yang
keempat adalah tahap habituasi (kebiasaan), yaitu pemakaiannya mencapai tahap teratur atau
sering. Kemudian yang terakhir adalah tahap ketergantungan, yaitu seseorang akan melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan NAPZA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulam materi 1: trend dan isu HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome ) dapat diartikan sebagai kumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
virus HIV (Human Immunodefisiency Virus) yang termasuk famili retroviridae. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Setiati, 2015).
napza
Penanggulangan atau pemecahan masalah pada ODHA adalah presepsi masyarakat,
kebijakan pemerintah dan strategi politik memperhatikan apa yang dirasakan ODHA, apa
yang dibutuhkan ODHA, apa yang tidak dibutuhkan ODHA, penanggulangan atau
keterlibatan para penderita HIV/AIDS.
Berdasarkan penelitian BNN bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
Indonesia periode 2011, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 2,2 persen atau
setara dengan 3,8-4,2 juta orang.
B. Saran
Setelah mengetahui pengetahuan tentang Trend dan Isu Keperawatan HIV/AIDS yang
telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahaminya, karena
sangat penting dalam bidang.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi pembaca,
baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan
makalah keperawatan secara professional.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka materi 1.
Nursalam., Kurniawati &Ninuk Dian. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.
Widoyono.2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan pencegahan dan pemberantasannya..
Jakarta: Erlangga Medical
Setiati, Siti. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta: InternaPubishing.
, Zainul. 2014. “Stigma dan diskriminasi HIV & AIDS pada Orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA) di masyarakat basis anggota Nahdlatul Ulama’ [NU] Bangil”.Fakultas Ilmu
Sosial Ilmu Politik Universitas Yudharta Pasuruan.http://jurnal.yudharta.ac.id/wp-
content/uploads/2014/11/11.pdf
Daftar pustaka 2.
Ardani, Irfan.2017. ”Stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sebagai Hambatan
Pencarian Pengobatan: Studi Kasus pada Pecandu Narkoba Suntik di Jakarta”. Buletin
Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 2, Juni 2017: 81 – 88.
http:??dx.doi.org/10.22435/bpk.v45i2.6042.81-88.
Badan Narkotika Nasional, 2011, Angka Kenaikan Pengguna Narkoba di Indonesia di Atas
Rata-rata Dunia. http://news.detik.com/read/2013/03/05/135902/2186137/10/bnn-angka-
kenaikan-pengguna-narkoba-di-indonesia-di-atas-rata-rata-dunia [serial online, diakses pada 04
Maret 2016]