Anda di halaman 1dari 23

Makalah:

KIMIA MINERAL
UNSUR-UNSUR MINERAL

OLEH:

BAHRIL
F1C1 15 012

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya lah sehingga Penulis bisa menyusun dan menyelesaikan tugas makalah dengan judul “
UNSUR-UNSUR MINERAL ” ini yang diberikan oleh Pak Abdul Haris Watoni, sebagai Dosen
pengampu mata kuliah Kimia Mineral.
Dalam makalah ini dijabarkan beberapa unsur-unsur mineral, klasifikasi mineral, sifat-
sifat fisik mineral serta peran mineral bagi manusia.
Penulis menyadari dan menginginkan banyak kritikan dan saran yang membangun dari
teman-teman sekalian sehingga Penulis bisa memperbaiki ataupun mengurangi kesalahan-
kesalahan yang dilakukan dalam penyusunan tugas makalah ini dan menjadi pelajaran
tersendiri bagi Penulis dalam penyusunan tugas makalah selanjutnya.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat !!

Kendari, September 2016


Penulis

BAHRIL
F1C1 15012
DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata Pengantar ....………………………………………………………… i
Daftar Isi …….…………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ….……………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah …….…………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan ..…………………………………………………………. 2
1.4 Manfaat .………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mineral ....…………………………………………………………3
2.2 Klasifikasi Mineral …….…………………………………………………….. 4
2.3 Sifat Fisik Mineral …….…………………………………………………….11
2.4 Mineral Makro dan Mineral Mikro….……………………………………………………… 18
2.5 Peran Mineral Dalam Tubuh Manusia ………………………………………………… 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …….…………………………………………………… 22
3.2 Saran …….…………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral
merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Unsur mineral
merupakan salah satu komponen yang sangat di perlukan oleh makhluk hidup di samping
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu.
Berdasarkan susunan kimia dan struktur kristalnya, maka mineral-mineral yang terdapat di
alam dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu : elemen native, sulfida, oksida dan
hidroksida, halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat yang kesemuanya memiliki derivatnya,
susunan kimia serta struktur kristalnya yang unik sehingga menjadikannya berbeda serta
memliki sifat-sifat fisik yang berbeda pula antara mineral yang satu dengan yang lainnya .
Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk cromium (Cr)
dan silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa
terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya,
yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaan, dan mengatur
jumlah mineral yang ditahan oleh tubuh.
Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg per hari
sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari. Mineral-mineral yang
dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya masing-masing seperti kalsium yang berperan
dalam pembentukan struktur tulang & gigi, natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan
cairan tubuh atau juga kalsium yang berfungsi untuk memperlancar peredaran darah.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1) Apa itu mineral ?
2) Bagaimana klasifikasi mineral?
3) Apa saja sifat-sifat fisik suatu mineral?
4) Apa itu mineral makro dan mineral mikro ?
5) Apa saja peran dari beberapa mineral makro dan mineral mikro dalam tubuh manusia ?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
1) Untuk mengetahui apa itu mineral serta klasifikasinya
2) Untuk mengetahui sifat-sifat fisik suatu mineral?
3) Untuk mengetahui apa itu mineral makro dan mineral mikro
4) Untuk mengetahui peran dari beberapa mineral makro dan mineral mikro dalam tubuh
manusia

1.3 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini yaitu :
1) Dapat mengetahui pengertian tentang mineral dan klasifikasinya
2) Dapat mengetahui sifat-sifat fisik suatu mineral?
3) Dapat mengetahui penjabaran mengenai mineral makro dan mineral mikro
4) Dapat mengetahui peran mineral makro dan mikro dalam tubuh manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mineral


Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau pesenyawaan kimia
yang di bentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan
fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beeraturan di dalamnya, atau
dikenal sebagai struktur Kristal. Selain itu, kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini
bergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian
mineral di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang
terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia
tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom
serta molekul-molekul dari berbagai unsure kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam
suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral
mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik
(Murwanto, Helmy, dkk. 1992).
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu
diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-
atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dan dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil
suatu kehidupan.
Sebagian mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat juga
berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral-mineral padat itu biasanya
terdapat dalam bentuk-bentuk Kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya
dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang geometri ini memberi bangunan yang
tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral
dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral
dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal
tersendiri. Pengenalan atau determinasi mineral-mineral dapat didasarkan atas berbagai sifat
dari mineral-mineral tersebut.

2.2 Klasifikasi Mineral


Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi Dana (dalam Kraus,
Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur Kristal
karena analisis struktur Kristal dengan sinar X berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya
hubungan anatara komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8 kelompok
sebagai berikut:
a. Elemen native (Unsur Murni)
Elemen native atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya
memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur
lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya
adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika
ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
Kelas mineral elemen native ini terdiri dari tiga bagian yaitu:
1) Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Cooper
(Cu), Gold (Au), Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron (Ni-Fe), Mercury (Hg). Unsur-unsur
bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa. Perawakannya (yang umum ditemui)
berbentuk masif-dendritik; bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan
penghantar listrik yang baik. Pada umumnya sistem kristal adalah isometrik.
2) Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Arsenic (As),
Antimony (Sb), Bismuth (Bi). Merupakan penghantar listrik yang kurang baik; biasanya
terdapat pada massa nodular. Pada umumnya sistem kristal adalah Heksagonal.
3) Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Sulfur (S),
dan Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C). Tidak dapat menghantarkan arus listrik;
berwarna transparant (jernih dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan
cenderung mempunyai nidang belahan kristal yang jelas. Sistem kristalnya dapat
berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombik, intan sistem kristalnya
isometrik, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis
dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik

Elemen native Tidak ada anion

Contoh : Emas Au

b. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsur utamanya
adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api
yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat
keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari
magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya
biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air
panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh
karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena
unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides
tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya
umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah.
Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Rumus umum mineral ini adalah AmXp. Contoh :
a. AX = PbS (Galena)
b. A2X = Ag2S (Argentit)
c. AX2 = FeS2 (Pirit)
d. AX3 = (Co,Ni)As3 (Skuterudit)
e. A3X2 = Cu5FeS4 (Bornit).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Sulfida S
Contoh : Galena PbS

c. Oksida dan Hidroksida


Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi
unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).
1. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen
dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat
kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan,
timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum
(Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Jenis X2O = Kuprit (Cu2O)
Jenis AX = Zincite (ZnO)
Jenis XO2 = Rutil (TiO2), Pirolusit (MnO2)
Jenis X2O3 = Hematit (Fe2O3), Korundum (AL2O3)
Jenis XY2O4 = Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4)

2. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau
persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya
dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral
hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa
contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite
(Fe2O3.H2O).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Oksida O2-
Contoh : Magnetite Fe3O4
Hidroksida OH-
Contoh : Brucite Mg(OH)2

d. Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-
unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya ditemui dalam sejumlah
Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam sequen evaporite, seperti Halite
(NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung
evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan berkalium-Karbonat) dalam
sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuan-batuan seperti Marl dan
Limestone.
Halida yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal. Golongan
Halida bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai sumbu simetri kristal
yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh mineral-mineral golongan Halida
antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2ClC(OH)5].
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Halida Cl-, F-, Br-, I-
Contoh : Fluorite CaF2
Contoh : Halite NaCl

e. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral
“kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Karbonat
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada
daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan
stalagmite. Dalam kelas karbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite
(CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat
adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Karbonat (CO3)2-
Contoh : Dolomite CaMg(CO3)2

f. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan
anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik
(penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi
sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat,
kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari
kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate),
celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium
sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate
serta mineral tungstate.
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Sulfat (SO4)2-
Contoh : Anhydrite Ca(SO4)

g. Fosfat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate(PO4)3-. Ribuan
species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa
Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-
anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides. Sifat
dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna
dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti : Torbenite
[Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O], Lazulite
[(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite
[Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite [Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Fosfat (PO4)3-
Contoh : Apatite Ca5(PO4)3(OH)

h. Silikat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari Si – O
tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan mineral yang paling besar dan
sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silikat adalah unsur pokok penyusun
batuan beku dan batuan metamorf.
Mineral-mineral silikat cenderung bersifat : keras, berwarna transparant (jernih dan
tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-rata
sama. Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada diantara 4 atom oksigen
(kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) silikat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
1. Nesosilicate
 Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra silikon-
oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
 Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine [(Mg,Fe)2SiO4],
Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2. Sorosilicate
 Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang merupakan
milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa Si2O7.
 Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti : Heminorphite
[Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
3. Cyclocilicate
 Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur lingkaran
tertutup dengan komposisi berupa SinO3n.
 Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite (BaTiSi 3O9), Bila
mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl (Be3Al2Si6O18). Mineral lainnya
seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18], Ferroxinite [Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite
[Ca2MnAl2BSi4O15(OH)].
4. Inosilicate
 Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur rantai
tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.
 Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si : O = 1 : 3, misalnya terlihat pada mineral-
mineral Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6), Hornblende [CaFeSi2O6],
Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6].
 Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedranya berselang-
seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si : O = 4 : 11 dicirikan oleh
mineral-mineral Amphibole group [(Ca,Na)(Mg,Fe)]Silicat-OH, seperti Tremolite
[Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Actinolite [Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2], Hornblende
[(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2]. Mineral lainnya seperti Wollastonite [CaSiO3],
Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite [Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].
5. Phylosilicate
 Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama oleh 3
ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya sehingga
membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan komposisi Si : O = 2 : 5.
 Dicirikan dengan kelompok mineral Mica [K(Mg,Fe)Al-Silicat OH, seperti Muscovite
[KAl2(AlSi3)O10(OH)2], Biotite [K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2], Phlogophite
[K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2], Lepidolite [K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2].
6. Tectosilicate
 Mempunyai kerangka silikat yang mana setiap atom tetrahedra
silicon/SiO4memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya dengan
atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga membentuk jaringan 3
dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O = 1 : 2.
 Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite (SiO2),
Kristobalite (SiO2) à mempunyai susunan 3 dimensi tersebut. Mineral khas lainnya
seperti Feldspar group : Orthoclase (KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8), Microcline
(KAl2Si3O8), Albite (NaAlSi3O8), Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8].
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Silikat (SiO4)4-
Contoh : Kuarsa SiO2

2.3 Sifat fisik mineral


Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan
mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui
susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987).
Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:
a. Kilap (luster)
merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat
terkena cahaya (Sapiie, 2006). Kilap secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
1. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan
seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:
· Gelena
· Pirit
· Magnetit
· Kalkopirit
· Grafit
· Hematit
2. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
· Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
· Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
· Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada
mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
· Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
· Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.
· Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan
limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai
dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap
mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena
batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).

b. Warna
Mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat
diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu
warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh,
kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau
demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
· Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu)
(SiO2)
· Kuning : Belerang (S)
· Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
· Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
· Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
· Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
· Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
· Abu-abu : Galena (PbS)
· Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (cC), Augit

c. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral
yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral
tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh
Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala,
dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan
dari alat penguji standar :
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7

d. Cerat
adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu
mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun
warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
 Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
 Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
 Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
 Biotite : Ceratnya tidak berwarna
 Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga
dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

e. Belahan
Merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah
tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh
sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang
belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah
seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di
dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan
yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu
bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena
keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo,
1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan
sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.

f. Pecahan
Adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur
apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat
permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus
dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar
ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
· Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti
kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
· Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten
· Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada
kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
· Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh:
magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
· Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-
runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

g. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh
system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral
kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo,
1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
 Bangun kubus : galena, pirit.
 Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
 Bangun doecahedon : garnet
Mineral amorf misalnya : chert, flint.
Pada wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan dengan mengetahui sudut-sudut
bidangnya. Dalam ilmu Kristalografi, geometri dipakai enam jenis sistem sumbu, yaitu :
a. Sistem sumbu isometrik
Ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu dengan yang lain, mempunyai panjang
yang sama. Contohnya : mineral yang mempunyai sistem, kordinat demikian adalah
pirit, magnetik, garam dapur.
b. Sistem sumbu Tetragonal
Jumlah sumbu 3 buah, 2 buah sumbu mendatar sama panjang, satu tegak lurus dengan
kesatuan sumbu lain, ketiga -tiganya saling tegak lurus sesamanya. Contohnya sirkon
atau keseterit.
c. Sitem sumbu Ortorombik
Jumlah sumbu tiga bsaling tegak lurus, ketiganya mempunyai panjang yang berbeda.
Contohnya : Olivim atau Topas.
d. Sistem Sumbu Monoklin
Jumlah sumbu 3 buah, mempunyai panjang tidak sama, salah satu sumbu terletak
tegak lurus pada sebuah sumbu mendatar. Contohnya : Ortoklas, horenblenda, mika,
gipsum.
e. Sistem Sumbu Triklin
Jumlah sumbu 3 buah tidak sama panjang, tidak tegak lurus sesamanya. Contohnya :
Plagioklas
f. Sistem Sumbu Heksagonal
Jumlah sumbu 4 buah, 3 buah sumbu herizontal dan sama panjang membuat sudut-
sudut yang sama besarnya. Contohnya : Kalsit, kuarsa, aparit.
Kristal dengan bentuk panjang bisa dijumpai, karena pertumbuhan kristal sering
mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi
sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri
sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan
dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
· Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang
mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat
dibedakan menjadikriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata
biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
· Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut
begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur
berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-
jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
· Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu
mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan
menjadi struktur konsentris, foliasi.
· Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain.
Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

h. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum
untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu,
misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air,
misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal
dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
Sifat Dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah
· Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas,
kalsit, pirit.
· Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,
tembaga.
· Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
· Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
· Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan
dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

i. Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan sebagai feromagnetic bila
mineral dengan mudah tertarik ole hgaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral
yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat
tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan
garis vertical.

j. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau
londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas
tertentu.

k. Daya lebur mineral


Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan
membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

2.4 Mineral Makro dan Mineral Mikro


Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk cromium (Cr)
dan silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa
terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan.
Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya, yaitu dengan
cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaan, dan mengatur jumlah mineral
yang ditahan oleh tubuh. Pengeluaran kelebihan mineral dapat dilakukan melalui ginjal (urine),
hati (asam empedu) serta kulit (keringat).
Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai konsumen tingkat
akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan hewani. Mineral merupakan bahan
anorganik dan bersifat esensial. Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua
golongan yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang
jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan
tubuh dalam jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element)
terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.
Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, dan
magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan,
tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor.
Elemen mineral yang belum pasti diperlukan atau tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti
partisipasinya dalam beberapa macam reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn),
Fluor (F), bromium (Br), sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan met boliknya adalah:
emas (Au), perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi), gallium (Ga), timah hitam
(Pb), bron (B), litium (Li), antimon (Sb) dan 20 elemen lainnya.
Tabel 1.1. Klasifikasi mineral berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh
BERAT TUBUH
KELAS ELEMEN JUMLAH DALAM TUBUH
(%)
Elemen makro Kalsium (Ca) 1,5 – 2,2 1,02 kg
Fosfor (P) 0,8 – 1,2 0,68 kg
(> 0,005 % berat Kalium (K) 0,35 0,27 kg
tubuh)
Belerang/Sulfur (S) 0,25 0,20 kg
Natrium (Na) 0,15
Klor (Cl) 0,15 0,14 kg
Magnesium (Mg) 0,05 0,025 kg
Elemen Mikro Zat besi (Fe) 0,004 4,5 g
(< 0,005 % berat Seng (Zn) 0,002 1,9 g
tubuh) Selenium (Se) 0,0003 0,013 g
Mangan (Mn) 0,0002 0,016 g
Tembaga (Cu) 0,00015 0,125 g
Iodium (I) 0,00004 0,015 g
Molibdenum (Mo) 0,0002
Kobalt (Co) 0,00003
Kromium (Cr) 0,00003
Silikon (Si)
Vanadium (Va) 0,00045
Nikel (Ni) 0,00023
Arsen (As)
Sumber: Guthrie (1986) dalam Yuniastuti (2008).

2.5 Peran Mineral Dalam Tubuh Manusia


Untuk pemeliharaan fungsi tubuh, manusia memerlukan mineral dalam jumlah tertentu.
Mineral yang dibutuhkan tubuh hingga saat ini dikenal dengan nama mineral makro dan
mineral mikro.
Intake (asupan) makanan sehari-hari, membantu manusia mendapatkan zat yang
diperlukan tubuh.Yodium, yang ditengarai banyak tidak dijumpai pada garam yang beredar di
daerah Jepara, termasuk salah satu zat gizi mikro yang sangat diperlukan tubuh. Dinamakan
mineral mikro, karena tubuh hanya memerlukan dalam jumlah kurang dari 100 mg saja. Jumlah
yang sangat kecil memang, tapi sudah mencukupi bagi tubuh
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:
1. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan
pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.
2. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca dan P
untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor (Fe terlibat dalam
aktivitas enzim katalase dan sitokrom).
3. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium, natrium).
4. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium).
5. Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium).
6. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya
(kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau pesenyawaan kimia yang
di bentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan
fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beeraturan di dalamnya,
atau dikenal sebagai struktur Kristal,
2. Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi Dana (dalam Kraus,
Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur Kristal
karena analisis struktur Kristal dengan sinar X berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan
adanya hubungan anatara komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi
8 kelompok yaitu native elements (unsure murni), sulfida, oksida dan hidroksida, halida,
karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat.
3. Sifat-sifat fisik suatu mineral dapat dijadikan sebagai suatu patokan pembeda antara
mineral yang satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat fisik tersebut yakni, kilap (luster), warna,
kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, kemagnitan, kelistrikan, dan daya
lebur mineral.
4. Mineral makro merupakan mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan)
di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100 mg sehari. Mineral
mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05% dari berat badan atau
dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari. Unsur-unsur mineral makro adalah
kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur
mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt,
khromium, silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor.
5. Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut: (1) Berperan dalam tahap
metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat,
lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh, (2) Sebagai hormon
(Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk
tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor (Fe terlibat dalam aktivitas enzim
katalase dan sitokrom), (3) Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium,
natrium), (4) Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium,
natrium), (5) Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium), (6)
Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya
(kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium).

3.2 Saran
Menyadari bahwa Penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya Penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan lebih relevan yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah dengan tema yang sama kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://jefrikhasan.blogspot.com/2012/10/mineral-makro-dan-mikro_7120.html

http://makala-kesehatan.blogspot.co.id/favicon.ico

http://w3i3t2a.blogspot.com/2011/10/mineral-mikro-makro.html

https://id.wikipedia.org/static/apple-touch/wikipedia.png

https://reninutrisionist.wordpress.com/2009/05/21/makromineral/

https://windarasiobar.wordpress.com/2009/12/09/mineral-makro/

Anda mungkin juga menyukai