Anda di halaman 1dari 30

 Pada awalnya bangsa hanya diartikan sekelompok

orang yang dilahirkan pada tempat yang sama. Namun


seiring kemajuan jaman, pengertian bangsa menjadi
berkembang dan melahirkan beberapa pendapat dari
berbagai tokoh di dunia, antara lain:
 Bangsa adalah segerombolan manusia yang banyak,
dan ia mempunyai keinginan bersatu, le desir d’etre
ensemble (keinginan untuk hidup bersama),
bmempunyai character gemeinschaft (persamaan
nasib/karakter), persamaan watak, tetapi yang hidup
di atas satu wilayah yang nyata satu unit.
 Menurut Hans Kohn dalam bukunya
"Nationalism and Liberty: The Swiss Example" (1966)

bangsa diartikan sebagai hasil tenaga hidup manusia


dalam sejarah dan karena itu selalu bergelombang dan
tak pernah membeku. Suatu bangsa merupakan golongan
yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara
eksak. Kebanyakan bangsa memiliki beberbagai faktor
obyek tertentu yang membedakannya dengan bangsa
lain. Faktor-faktor itu berupa keturunan, wilayah, bangsa,
adat istiadat, politik, perasaan, dan agama.
 Bangsa, nation, natie adalah suatu kepercayaan yang
dimiliki oleh sejumlah orang yang cukup banyak,
bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Ia
merupakan suatu perasaan memiliki secara bersama
sebagai suatu bangsa.
 Selain pengertian dari para tokoh tersebut bangsa
juga dibedakan menjadi 2, yaitu:
 Bangsa dalam arti politis adalah sekelompok manusia
yang memiliki satu paham dan ideologi yang sama
dalam suatu organisasi kekuasaan dalam negara,
misalnya bangsa Indonesia. Mereka diikat oleh satu
kesatuan wilayah nasional, hukum, dan perundang-
undangan yang berlaku.
 Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang
sudah bernegara dan mengakui serta patuh dan taat
pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan.
Bangsa dalam arti ini diikuti oleh suatu kesatuan
wilayah nasional, hukum, aturan yang berlaku, dasar,
dan ideologi negara.
 Bangsa dalam pengertian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Bangsa dalam arti etnis : sekelompok manusia yang memiliki
satu keturunan atau ras yang tinggal dalam satu wilayah
tertentu dengan ciri-ciri jasmani yang sama, seperti kesamaan
warna kulit dan bentuk tubuh.
 Bangsa dalam arti kultural : sekelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri khas kebudayaan yang sama, seperti adat
istiadat, mata pencaharian, bahasa, dan unsur-unsur kesamaan
budaya.
 Jadi, bangsa dalam arti sosiologis-antropologis
merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama
dan diikat oleh ikatan seperti kesatuan ras, tradisi,
sejarah, adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan,
serta daerah.
 Benedict Anderson mengartikan bangsa sebagai
komunitas politik yang dibayangkan dalam wilayah
yang jelas batasnya serta berdaulat. Ada tiga unsur
pokok dari pengertian itu.
 Suatu bangsa merupakan komunitas politik karena
pada anggota dari bangsa yang paling kecil sekalipun
tidak saling kenal. Meskipun demikian, para anggota
bangsa itu selalu memandang satu sama lain sebagai
saudara sebangsa dan setanah air. Perasaan sebangsa
inilah yang menyebabkan banyak anggotanya rela
mati bagi komunitas yang dibayangkan itu.
 Bangsa pada hakikatnya bersifat terbatas.
Bangsa-bangsa yang paling besar sekalipun dengan
penduduk ratusan juta jiwa mempunyai batas wilayah
yang relatif jelas.
Di luar perbatasan itu akan ditemui wilayah bangsa-
bangsa yang lain. Tidak satu bangsa pun
membayangkan dirinya meliputi semua umat manusia
di bumi.
 Bangsa dibayangkan sebagai berdaulat. Ini karena
sebuah bangsa berada di bawah suatu negara yang
mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah serta
bangsa tersebut.
 Berdasarkan unsur-unsur di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sekelompok manusia yang berada
dalam suatu wilayah tertentu yang mempunyai karakter,
identitas, atau budaya yang khas, serta bersatu dapat
disebut bangsa. Di samping itu, suatu bangsa tunduk
pada aturan tertentu karena persamaan nasib, tujuan,
dan cita-cita.
 Jadi, unsur-unsur suatu bangsa dapat disimpulkan
sebagai berikut.
 Ada sekelompok manusia yang mempunyai kemauan
untuk bersatu.
 Berada dalam suatu wilayah tertentu.
 Ada kehendak untuk membentuk atau berada di bawah
pemerintahan yang dibuatnya sendiri.
 Secara psikologis merasa senasib, sepenanggungan,
setujuan, serta secitacita.
 Ada kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa, dan
lain-lain sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lainnya
 Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk
pada kelompok orang atau persekutuan hidup,
sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi
sekelompok orang yang berada di dalamnya.
Istilah negara merupakan terjemahan dari kata bahasa
Inggris, state; bahasa Belanda dan Jerman, staat, serta
bahasa Prancis, etat. Kata-kata tersebut diambil dari
bahasa Latin, status atau statum, yang berarti keadaan
yang tegak serta tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-
sifat yang tegak serta tetap.
Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa
Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti wilayah
atau penguasa.
 Secara terminologi, negara diartikan sebagai
oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk
bersatu hidup dalam daerah tertentu dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat.

Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari


sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur
dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.
1. Aristoteles
Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu
persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai
kehidupan yang sebaikbaiknya.

2. Max Weber
Negara adalah suatu masyarakat yang memonopoli
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu
wilayah).

3. Roger H. Soltau
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat.
1. Rakyat

Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap.


Rakyat merupakan unsur terpenting dari
terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung
utama keberadaan sebuah negara. Hal ini karena
rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan
menyelenggarakan sebuah negara. Dalam hal ini
rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah
suatu negara serta tunduk pada kekuasaan negara
tersebut.
2. Wilayah

Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi


negara. Wilayah adalah tempat bangsa atau rakyat
suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang
dimaksud dalam hal ini meliputi daratan, lautan,
udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah
negara.Wilayah merupakan unsur kedua setelah
rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami oleh
manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah
tersebut tidak ditempati secara permanen oleh
manusia, mustahil untuk membentuk suatu
negara.
Wilayah memiliki batas wilayah tempat kekuasaan
negara itu berlaku. Wilayah suatu negara sebagai
berikut.

 Wilayah daratan: meliputi seluruh wilayah daratan


dengan batas - batas tertentu dengan negara lain.
 Wilayah lautan: meliputi seluruh perairan wilayah laut
dengan batas - batas yang ditentukan menurut hukum
internasional.
 Wilayah udara atau dirgantara: meliputi wilayah di atas
daratan dan lautan negara yang bersangkutan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat

Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara.


Tanpa kedaulatan, sebuah negara tidak akan berdiri
tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan untuk
mengatur rakyatnya sendiri, terlebih mempertahankan
diri dari negara lain. Oleh karena itu, kedaulatan
merupakan unsur penting berdirinya negara. Jadi,
pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang
mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik
ke dalam maupun ke luar.
 Kedaulatan suatu negara mempunyai empat sifat
sebagai berikut.
1. Permanen.
2. Asli.
3. Bulat/tidak terbagi-bagi.
4. Tidak terbatas/absolut.
4.Pengakuan dari Negara Lain

Pengakuan dari negara lain diperlukan sebagai suatu


pernyataan dalam hubungan internasional. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman dari
dalam (kudeta) atau campur tangan negara lain. Selain
itu, pengakuan dari negara lain diperlukan untuk
menjalin hubungan terutama dalam bidang ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.

Macam-macam bentuk pengakuan ialah sebagai berikut.


 Pengakuan de facto: pengakuan menurut kenyataan.
 Pengakuan de jure: pengakuan berdasarkan hukum.
 Miriam Budiardjo menyatakan bahwa setiap negara
mempunyai sifatsifat berikut:

1.Memaksa

2.Monopoli

3.Mencakup semua
 Negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa
kekerasan fisik secara sah. Tujuannya ialah agar
peraturan perundangundangan ditaati, ketertiban
dalam masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan)
alam masyarakat dapat dicegah. Alat pemaksanya
bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan
berbagai persenjataan lainnya.

Contohnya: setiap warga negara harus membayar


pajak. Orang yang menghindari kewajiban ini dapat
dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan
dapat dikenakan hukuman kurungan.
 Hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan
tujuan bersama dari masyarakat.

Contohnya: menjatuhkan hukuman kepada setiap


warga negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan
hukuman mati, mewajibkan warga negaranya untuk
mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh,
memungut pajak, menentukan mata uang yang
berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai
bertentangan dengan tujuan masyarakat.
 Semua peraturan perundang-undangan (misalnya
keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua
orang tanpa terkecuali.
Hal ini memang diperlukan karena kalau sesorang
dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas
negara, maka usaha negara untuk tercapainya cita-cita
negara tidak akan pernah tercapai
 Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan secara
sederhana mengenai perbedaan antara bangsa dan negara,
di bawah ini:
1. Negara merupakan suatu organisasi besar yang teratur,
sementara bangsa hanya sekum- pulan masyarakat.
2. Negara memiliki legitimasi dalam mengatur dan
memaksa masyarakat secara sah, sementara bangsa tidak.
3. Negara tidak terikat pada satu ras, bahasa, adat istiadat,
atau identitas tertentu. Sementara bangsa terikat dalam
satu identitas tertentu.
4. Negara pasti memiliki suatu bangsa, sementera suatu
bangsa belum tentu memilki negara.

Anda mungkin juga menyukai