Anda di halaman 1dari 33

TRANSMISI SABUK

ELEMEN TRANSMISI

 Adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk


memindahkan daya dari elemen yang satu ke elemen
mesin yang lain.

Roda Gigi Sabuk

Elemen
Transmisi

Kopling Rantai
PEMILIHAN ELEMEN TRANSMISI

Faktor
konstruksi

Faktor Faktor
efisiensi ekonomi
KARAKTERISTIK TRANSMISI SABUK
Bisanya dipakai untuk memindahkan daya antara 2 poros yang sejajar,
poros-poros ini harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu, yang
tergantung pada jenis pemakaian sabuk, agar dapat bekerja secara
efisien.

Dapat dipakai untuk jarak sumbu yang


panjang. KOK ISO?
KARAKTERISITI SABUK
Perbandingan kecepatan sudut antara kedua
poros tidak konstan/sama dengan
perbandingan diameter puli. NGOPO?

Bila menggunakan sabuk yang datar, aksi klos


bisa didapatkan. OPO MENEH IKI?

Bila menggunakan sabuk V, beberapa variasi


dalam perbandingan kecepatan dapat
diperoleh.

Diperlukan penyetalan jarak sumbu sewaktu


dipakai
JENIS SABUK

Datar/flatbelt

V standar

V belt

sabuk V sempit

Timing belt

Circular belt
FAKTOR PEMILIHAN MATERIAL SABUK

Kepekaan
terhadap gesekan
lingkungan

Frekuensi Tegangan
tekukan tarik

elastisitas
SABUK DATAR/FLAT BELT
Material :
1. Kulit (leather)
2. Katun/rajutan (cotton)
3. Karet (rubber)
4. Balata

Karakteristik :
1. Memindahkan daya lebih kecil dari
pada sabuk V
2. Efisiensi lebih besar dibanding
sabuk V, hampir 98%.
3. Opo meneh?
SABUK V

Material dari kain dan benang (biasanya


katun, rayon, nylon) yang diresapi dengan
karet. Didalamnya terdapat senar-senar
serabut berkekuatan tarik tinggi, terbuat dari
serat alami, serabut sintetik atau baja.

Karakteristik :
1. Memindahkan daya lebih besar dari
pada sabuk rata
2. Untuk jarak poros yang pendek
3. Tidak ada sambungan. TRUS NGOPO?
TIMING BELT
Material dari kain dan benang
(biasanya katun, rayon, nylon) yang
diresapi dengan karet.
Karakteristik :
1. Fleksibel
2. Ratio kecepatan tepat
CIRCULAR BELT
Material dari kain dan benang
(biasanya katun, rayon, nylon) yang
diresapi dengan karet.
Karakteristik :
1. Untuk jarak yang panjang > 5 m
FAKTOR YG MEMPENGARUHI BESAR KECILNYA
DAYA YG DPT DITRANSMISIKAN SABUK

Besarnya
Kecepatan
tegangan
sabuk
pada sabuk

Besarnya
Kondisi
sudut
sabuk saat
kontak
digunakan
sabuk
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA
KONSTRUKSI SABUK
1. Posisi kedua puli diusahakan selurus mungkin
2. Jarak kedua puli jangan terlalu dekat (hubungannya dengan sudut
kontak)
3. Jarak kedua puli jangan terlalu panjang (hubungannya dengan berat)
4. Sabuk yang panjang cenderung menyebabkan sabuk bergerak dari dari
satu sisi ke sisi yang lain, dapt menyebabkan bengkokan pada sabuk.
5. Sisi tegang sabuk diletakkan pada bagian bawah, sehingga sisi kendor di
atas menambah besarnya sudut kontak.
6. Untuk sabuk rata, jarak maksimal poros adalah 10 m dan minimumnya
tidak kurang dari 3,5 kali diameter besar puli.
JENIS SAMBUNGAN PADA SABUK RATA
TIPE PENGGUNAAN SABUK RATA

Open belt drive


Digunakan untuk posisi puli paralel dan arah putaran yang sama.
Crossed or twist belt drive
Digunakan untuk posisi puli yang paralel, tetapi arah putaran berlainan.
Pada tipe transmisi ini, terjadi gesekan pada sabuk, yang nantinya
dapat merusak sabuk. Untuk memperkecil efek gesekan dibuat jarak
poros maksimal = 20b, dimana b = lebar sabuk, dan kecepatan sabuk
maksimal 15 m/s
Quarter turn belt drive
Digunakan untuk posisi puli yang tidak paralel dan putaran hanya satu
arah (tidak bisa bolak-balik). Pada transmisi ini sabuk cenderung akan
bergerakmeninggalkan puli, untuk memperkecil kemungkinan itu,
maka lebar puli ≥ 1,4 b, dimana b = lebar sabuk. Gambar B diterapkan
bila pada gambar A tidak bisa diterapkan, dan pada gambar B, arah
putaran dapat bolak-balik.
Belt drive with idler pulleys
Sistem ini dipakai untuk posisi poros yang paralel. Pada sistem ini
puli penegang dipakai untuk memperbesar sudut kontak, dan
memperbesar tegangan sabuk.
Compound belt drive
Digunakan untuk menstransmisikan daya melewati beberapa puli.
Stepped or cone pulley drive
Digunakan untuk merubah kecepatan
Fast and loose pulley drive
Transmisi sabuk dengan elemen penegang lain :
PERHITUNGAN GAYA TRANSMISI SABUK
Transmisi sabuk hanya dapat
berfungsi jika:
FR ≥ FU
FR = μ x Fn ≥ FU

PRINSIP KERJA

Puli 1 (d1) diputar dengan


momen puntir (Mt), puli 1
disebut puli pemutar.
Berlangsunglah pemindahan
gaya keliling Fu dari puli 1 ke
sabuk. Puli 2 (d2) disebut puli
terputar digerakkan oleh gaya
d1 d1 d1 gesek FR . Ketika kedua puli
Fu   F2   F1  berputar dengan konstan,
2 2 2 terjadi kesetimbangan gaya
dan momen pada titik M1.
Besarnya gaya guna
FN = Fu = F1 – F2.
FN = gaya guna
F1 = gaya tarik sabuk pada sisi tegang
F2 = gaya tarik sabuk pada sisi kendor

Transmisi sabuk hanya dapat memindahkan tenaga , jika


F1 > Fu dan F2 < Fu

Perhitungan gaya poros


β1
FA  (F1  F2 )  cosα  (F1  F2 )  sin
2
β1 = sudut lilit / kontak pada puli kecil
Tegangan guna

FN F1 F2
σN     σ1  σ 2
A A A
Apabila Fu > Fr maka akan terjadi slip. Slip biasanya ditinjau dari
perbandingan kecepatan keliling puli terputar v2 dan puli pemutar v1.

d1  π  n 1
v1 
60
d2  π  n2
v2 
60
Besarnya slip dibatasi :

v1  v 2
ψ1  100%  2%
v1
Perbandingan antara bearnya gaya atau tegangan pda sisi tegang (F1)
dan sisi kendor (F2) dapat dicari menggunakan rumus EYTELWEIN

F1 σ1 
μ β1
 e m
F2 σ 2

   1 1
1  

180 57,3

Sehingga dengan rumus diatas, besarnya gaya guna dapat


dihitung

m -1
FN  F1 - F2  F1   F1  χ
m
m 1
χ
m
ALUR PERHITUNGAN TRANSMISI SABUK

SABUK rata dari KULIT

Tenaga guna,
Lebar sabuk faktor kerja,
faktor koreksi

P=Cs·P1 M.14

P=(Cs·P2)/η Grafik Cs, hlm.


17
b=P/PR1·k
PR1 Tabel TM.2

k =k1·k2·k3 Tabel TM.3


drive

Electric motor
Steam turbine
Water turbine
Steam engine
4 silinder
2 silinder
1 silinder
Combustion engine
smooth or rare

medium
start

Heavy and often

Rare full load

Full load, without shock

Full load, average shock


load

Full load, heavy shock

Gear (break), clucth

Gear (pitting)

Friction drive, belt, chain

Worm gear

1h

3h
8h
24 h
sensibility day operation period
ALUR PERHITUNGAN TRANSMISI SABUK

SABUK rata • Tabel TM.8


P1, n 1

• Rumus M.5
d1,d2,i • d di standarisasi

• ditentukan

La • La ≈ 0,8 ..1,2 ·(d1+d2)

• Rumus M.18/M.19
Lr

• Disesuaikan dengan
L panjang sabuk pasaran
std

• Rumus M.21
La aktual

• Rumus M.9
Bz, Ssp

•=La aktual + SSp


La pasang
ALUR PERHITUNGAN TRANSMISI SABUK

SABUK rata dari BERLAPIS MAJEMUK

d1,
Tipe Lebar Lebar
frekuensi
sabuk sabuk sabuk
tekuk BZ

Grafik PR1
Grafik
Bz=Z· v/L Pemilihan b=P/(PR1·k2)
Sabuk
K2

Hlm.19 Hlm.20 Hlm.20


ALUR PERHITUNGAN TRANSMISI SABUK

SABUK V-Standar

Jumlah
dm1,dm2,n1,n2 Tipe sabuk
sabuk

Tabel TM 5

Grafik P180
P’=P· c2 Grafik
Cek
Pemilihan z=P/(P180·c)
=P1·cs·c2 Bz = 2· v/Lm <
Sabuk Bz max = 40 S-1
c

Hlm.22 Tabel TM 6
ALUR PERHITUNGAN TRANSMISI SABUK

SABUK P1, n 1
• Tabel TM.8
V-standar
• Rumus M.5
dm1,dm2,
• d di standarisasi
i
• ditentukan
La • La ≈ 0,8 ..1,2 ·(d1+d2)

• Rumus M.18/M.19
Lmr

• Lir = Lmr – 2b
L ir

• Disesuaikan dengan panjang


Li std sabuk pasaran

• Lm = Li + 2b
Lm aktual

• M22
La aktual

• Rumus M.9
Bz, Ssp, Sv

• =La aktual + SSp-SV


La pasang
ALUR PERHITUNGAN TRANSMISI SABUK

SABUK V-Sempit

Jumlah
dw1,dw2,n1,n2 Tipe sabuk
sabuk

Hlm. 24

Grafik P180
P=P1· cs Grafik Cek
Pemilihan z=P/(P180·c) Bz = 2· v/Lm <
=(P2·cs)/η Sabuk Bz max = 50 --- 80 S-1
c

Hlm.23 Hlm. 24
ALUR PERHITUNGAN TRANSMISI SABUK

SABUK • Tabel TM.8


V- sempit P1, n 1

• Rumus M.5
dw1,dw2
• d di standarisasi
,i

• ditentukan

La • La ≈ 0,8 ..1,2 ·(d1+d2)

• Rumus M.18/M.19
Lwr

• Disesuaikan dengan
Lw panjang sabuk pasaran
std

• Rumus M.23
La aktual

• Rumus M.9
Bz, Ssp

•=La aktual + SSp - Sv


La pasang

Anda mungkin juga menyukai