Lengkap
Supervisor Blog MIPA 2 November 02, 2018 A+ A-
Katrol majemuk juga sering disebut dengan katrol berganda atau sistem katrol.
Katrol ini dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan keuntungan mekanis paling
besar. Ketika sistem katrol terdiri dari satu katrol tetap dan satu katrol bergerak,
maka percepatan yang dialami benda akan dipengaruhi oleh hubungan tali antar
katrol.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang percepatan benda
yang berada dalam sistem katrol majemuk. Pada dasarnya, prinsip menentukan
percepatan benda pada sistem katrol majemuk sama dengan pembahasan untuk
sistem-sistem katrol yang sudah dibahas pada artikel-artikel sebelumnya, baik
pada bidang datar maupun bidang miring.
ΣF = 0 ΣF = ma Faksi = −Freaksi
Perjanjian Tanda
Gaya Syarat
Gaya berharga positif Jika searah dengan arah gerak benda (bisa dilihat
dari arah percepatan gerak benda).
fs = μs N fk = μk N
Hanya saja, karena terdapat dua katrol dan keduanya dihubungkan oleh tegangan
tali yang saling mempengaruhi, maka percepatan benda akan berbeda. Nah,
sebelum masuk ke pembahasan contoh soal, kita perlu mempelajari konsep
tentang Hukum Newton dan perjanjian tanda untuk gaya yang bekerja pada
sistem katrol berikut ini.
Baiklah, jika kalian sudah paham mengenai konsep Hukum Newton dan perjanjian
tanda untuk gaya-gaya yang bekerja pada sistem katrol, kini saatnya kita bahas
contoh soal katrol majemuk. Simak baik-baik uraian berikut ini.
1. Dua balok yaitu balok m1 dan balok m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui
dua katrol. Balok m1 terletak pada bidang datar dan dihubungkan pada katrol
tetap sedangkan balok m2 dihubungkan pada katrol bebas bergerak seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Pada rangkaian seperti pada gambar di atas, massa balok 1 dan 2 masing-masing
adalah 3 kg dan 4 kg. Kedua katrol licin serta massa tali dan katrol diabaikan (g =
10 m/s2). Tentukanlah percepatan masing-masing balok dan gaya tegangan tali
sistem apabila Bidang datar kasar dengan koefisien gesek kinetis 0,25!
Penyelesaian
Diketahui:
m1 = 3 kg
m2 = 4 kg
μk = 0,25
g = 10 m/s2
Jawab
Untuk kondisi bidang datar kasar, maka gerak balok 1 akan dihambat oleh gaya
gesek. Jika kalian cermati langkah-langkah penyelesaian pada bidang datar licin di
atas, resultan gaya pada sumbu-Y untuk balok 1 tidak diuraikan. Hal ini
dikarenakan tidak ada gaya gesek sehingga gaya-gaya yang bekerja pada arah
vertikal tidak berpengaruh pada gerak balok 1.
Sedangkan untuk kondisi bidang datar kasar, maka kita perlu menentukan
resultan gaya pada sumbu-Y. Sebelum dapat menentukan resultan gaya baik pada
balok 1 maupun balok 2, tentunya kita harus menggambarkan diagram gaya yang
bekerja pada sistem terlebih dahulu. Perhatikan gambar berikut ini.
Tinjau Balok 1
ΣFY = ma
N – w1 = m1a1
N – m1g = m1a1
N – m1g = 0
N = m1g
ΣFX = ma
T – f = m1a1
T – μkN = m1a1
Karena N = m1g maka
T – μkm1g = m1a1
Tinjau Balok 2
Baca Juga:
ΣFY = ma
w2 – 2T = m2a2
a2 = [4 – 2(0,25)(3)]10/[4(3) + 4]
a2 = (4 – 1,5)10/(12 + 4)
a2 = (2,5)10/16
a2 = 1,56 m/s2
Jadi, Untuk kondisi bidang datar kasar, besar percepatan balok 1 adalah 3,12
m/s2 sedangkan besar percepatan balok 2 adalah 1,56 m/s2. Untuk menentukan
besar gaya tegangan tali sistem, maka kita dapat memasukkan nilai a1 ke
persamaan (6a) atau memasukkan nilai a2 ke persamaan (7a).
T = m1a1 + μkm1g
T = (3)(3,12) + (0,25)(3)(10)
T = 9,36 + 7,5
T = 16,86 N
Dengan demikian, besar gaya tegangan tali sistem apabila bidang datar kasar
adalah 16,86 Newton.
Diketahui:
m1 = 4 kg
m2 = 9 kg
θ = 30°
g = 10 m/s2
Jawab
Tinjau Balok 1
ΣFX = ma
T – w1 sin θ = m1a1
Tinjau Balok 2
ΣFY = ma
w2 – 2T = m2a2
a2 = [9 – (2)(4)(sin 30°)]10/[(4)(4) + 9]
a2 = [9 – (8)(0,5)]10/(16 + 9)
a2 = (9 – 4)10/25
a2 = (5)(10)/25
a2 = 50/25
a2 = 2 m/s2
a1 = 2a2
a1 = 2(2)
a1 = 4 m/s2
Jadi, besar percepatan balok 1 adalah 4 m/s2 sedangkan besar percepatan balok 2
adalah 2 m/s2. Untuk menentukan besar gaya tegangan tali sistem, maka kita
dapat memasukkan nilai a1 ke persamaan (1b) atau memasukkan nilai a2 ke
persamaan (2b).
T = 16 + (40)(0,5)
T = 16 + 20
T = 36 N
Dengan demikian, besar gaya tegangan tali sistem untuk kondisi bidang miring
licin adalah 36 Newton.
Tinjau Balok 1
ΣFY = ma
N – w1 cos θ = m1a1
N – m1g cos θ = 0
N = m1g cos θ
ΣFX = ma
T – w1 sin θ – f = m1a1
Tinjau Balok 2
ΣFY = ma
w2 – 2T = m2a2
a2 = [9 – (8)(0,5) – (1,6)(0,87)]10/(16 + 9)
a2 = (9 – 4 – 1,4)10/25
a2 = (3,6)(10)/25
a2 = 36/25
a2 = 1,4 m/s2
Jadi, Untuk kondisi bidang miring kasar, besar percepatan balok 1 adalah 2,8
m/s2 sedangkan besar percepatan balok 2 adalah 1,4 m/s2. Untuk menentukan
besar gaya tegangan tali sistem, maka kita dapat memasukkan nilai a1 ke
persamaan (6c) atau memasukkan nilai a2 ke persamaan (7c).
m2g – 2T = m2a2
(9)(10) – 2T = (9)(1,4)
90 – 2T = 12,6
2T = 90 – 12,6
2T = 77,4
T = 38,7 N
Dengan demikian, besar gaya tegangan tali sistem apabila bidang miring kasar
adalah 38,7 Newton.