Anda di halaman 1dari 14

Contoh Soal Katrol Majemuk dan Jawabannya

Lengkap
Supervisor Blog MIPA 2 November 02, 2018 A+ A-

DAFTAR MATERI FISIKA


 1. Besaran Fisika
 2. Vektor dan Resultan
 3. Mekanika (Kinematika dan Dinamika)
 4. Fisika Optik
 5. Suhu dan Kalor
Katrol majemuk adalah kombinasi dari katrol tetap dan katrol bergerak.
Prinsipnya, beban diletakkan pada titik poros katrol bergerak. Katrol yang
dilekatkan beban ini kemudian dihubungkan dengan beberapa katrol bergerak
lain dan yang terakhir di kaitkan pada sebuah katrol tetap. Penggunaan katrol ini
sangat luas terutama pada industri pengangkutan barang di pelabuhan , bandar
udara, atau di dalam pabrik.

Katrol majemuk juga sering disebut dengan katrol berganda atau sistem katrol.
Katrol ini dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan keuntungan mekanis paling
besar. Ketika sistem katrol terdiri dari satu katrol tetap dan satu katrol bergerak,
maka percepatan yang dialami benda akan dipengaruhi oleh hubungan tali antar
katrol.

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang percepatan benda
yang berada dalam sistem katrol majemuk. Pada dasarnya, prinsip menentukan
percepatan benda pada sistem katrol majemuk sama dengan pembahasan untuk
sistem-sistem katrol yang sudah dibahas pada artikel-artikel sebelumnya, baik
pada bidang datar maupun bidang miring.

Konsep Hukum Newton


Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton

ΣF = 0 ΣF = ma Faksi = −Freaksi

Keadaan benda: Keadaan benda: Sifat gaya aksi reaksi:

■ diam (v = 0 m/s) ■ benda bergerak lurus ■ sama besar


berubah beraturan
■ bergerak lurus atauGLBB (v ≠ konstan)
■ berlawanan arah
beraturan atau GLB (v
■ terjadi pada 2 objek
= konstan)
berbeda

Perjanjian Tanda
Gaya Syarat

Gaya berharga positif Jika searah dengan arah gerak benda (bisa dilihat
dari arah percepatan gerak benda).

Gaya berharga negatif Jika berlawanan dengan arah gerak benda.

Konsep Gaya Gesek


Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis

fs = μs N fk = μk N

Bekerja pada benda: Bekerja pada benda:

■ diam (v = 0 m/s) ■ bergerak (baik GLB


maupun GLBB)
■ tepat akan bergerak
(fsmaksimum)

Hubungan Gaya Gesek dan Gerak Benda


Besar Gaya Luar Keadaan Benda

Jika F < fs maksimum Diam, berlaku Hukum I


Newton

Jika F > fs maksimum Bergerak, berlaku Hukum


II Newton dan bekerja
gaya gesek kinetik (fk)

Hanya saja, karena terdapat dua katrol dan keduanya dihubungkan oleh tegangan
tali yang saling mempengaruhi, maka percepatan benda akan berbeda. Nah,
sebelum masuk ke pembahasan contoh soal, kita perlu mempelajari konsep
tentang Hukum Newton dan perjanjian tanda untuk gaya yang bekerja pada
sistem katrol berikut ini.

Baiklah, jika kalian sudah paham mengenai konsep Hukum Newton dan perjanjian
tanda untuk gaya-gaya yang bekerja pada sistem katrol, kini saatnya kita bahas
contoh soal katrol majemuk. Simak baik-baik uraian berikut ini.

1. Dua balok yaitu balok m1 dan balok m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui
dua katrol. Balok m1 terletak pada bidang datar dan dihubungkan pada katrol
tetap sedangkan balok m2 dihubungkan pada katrol bebas bergerak seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Pada rangkaian seperti pada gambar di atas, massa balok 1 dan 2 masing-masing
adalah 3 kg dan 4 kg. Kedua katrol licin serta massa tali dan katrol diabaikan (g =
10 m/s2). Tentukanlah percepatan masing-masing balok dan gaya tegangan tali
sistem apabila Bidang datar kasar dengan koefisien gesek kinetis 0,25!

Penyelesaian

Diketahui:

m1 = 3 kg

m2 = 4 kg

μk = 0,25

g = 10 m/s2

Ditanyakan: Percepatan dan gaya tegangan tali

Jawab

Untuk kondisi bidang datar kasar, maka gerak balok 1 akan dihambat oleh gaya
gesek. Jika kalian cermati langkah-langkah penyelesaian pada bidang datar licin di
atas, resultan gaya pada sumbu-Y untuk balok 1 tidak diuraikan. Hal ini
dikarenakan tidak ada gaya gesek sehingga gaya-gaya yang bekerja pada arah
vertikal tidak berpengaruh pada gerak balok 1.
Sedangkan untuk kondisi bidang datar kasar, maka kita perlu menentukan
resultan gaya pada sumbu-Y. Sebelum dapat menentukan resultan gaya baik pada
balok 1 maupun balok 2, tentunya kita harus menggambarkan diagram gaya yang
bekerja pada sistem terlebih dahulu. Perhatikan gambar berikut ini.

Tinjau Balok 1

ΣFY = ma

N – w1 = m1a1

N – m1g = m1a1

Karena tidak terjadi gerak dalam arah sumbu-Y, maka a = 0 sehingga

N – m1g = 0

N = m1g

ΣFX = ma

T – f = m1a1

T – μkN = m1a1
Karena N = m1g maka

T – μkm1g = m1a1

T = m1a1 + μkm1g …………… Pers. (6a)

Tinjau Balok 2
Baca Juga:

 Contoh Soal Katrol Majemuk dan Jawabannya Lengkap


 Contoh Soal Katrol Ganda dan Jawabannya Lengkap
 Contoh Soal Katrol Tetap dan Jawabannya Lengkap

ΣFY = ma

w2 – 2T = m2a2

m2g – 2T = m2a2 …………… Pers. (7a)

Subtitusikan persamaan (6a) ke dalam persamaan (7a)

m2g – 2(m1a1 + μkm1g) = m2a2

2m1a1 + m2a2 = m2g – 2μkm1g

Karena a1 = 2a2 maka

2m1(2a2) + m2a2 = m2g – 2μkm1g

4m1a2 + m2a2 = m2g – 2μkm1g

(4m1 + m2)a2 = (m2 – 2μkm1)g

a2 = (m2 – 2μkm1)g/(4m1 + m2) …………… Pers. (8a)

Masukkan nilai-nilai yang diketahui dalam soal ke persamaan (8a)

a2 = [4 – 2(0,25)(3)]10/[4(3) + 4]

a2 = (4 – 1,5)10/(12 + 4)

a2 = (2,5)10/16
a2 = 1,56 m/s2

Karena a2 = 1,56 maka a1 = 2 × 1,56 = 3,12 m/s2

Jadi, Untuk kondisi bidang datar kasar, besar percepatan balok 1 adalah 3,12
m/s2 sedangkan besar percepatan balok 2 adalah 1,56 m/s2. Untuk menentukan
besar gaya tegangan tali sistem, maka kita dapat memasukkan nilai a1 ke
persamaan (6a) atau memasukkan nilai a2 ke persamaan (7a).

T = m1a1 + μkm1g

T = (3)(3,12) + (0,25)(3)(10)

T = 9,36 + 7,5

T = 16,86 N

Dengan demikian, besar gaya tegangan tali sistem apabila bidang datar kasar
adalah 16,86 Newton.

2. Balok 1 dan 2 masing-masing bermassa m1 = 4 kg dan m2 = 9 kg. Kedua balok ini


dihubungkan seutas tali melalui dua katrol. Balok m1 terletak pada bidang miring
yang membentuk sudut 30° terhadap arah horizontal dan dihubungkan pada
katrol tetap sedangkan balok m2dihubungkan pada katrol bebas bergerak seperti
yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Pada rangkaian seperti pada gambar di atas, kondisi kedua katrol adalah licin
serta massa tali dan katrol diabaikan (g = 10 m/s2). Tentukanlah percepatan
masing-masing balok dan gaya tegangan tali apabila:

■ Bidang miring licin


■ Bidang miring kasar dengan koefisien gesek kinetis 0,2
Penyelesaian

Diketahui:

m1 = 4 kg

m2 = 9 kg

θ = 30°

μk = 0,2 (bidang kasar)

g = 10 m/s2

Ditanyakan: Percepatan dan gaya tegangan tali

Jawab

■ Bidang datar licin


Agar lebih mudah dalam menentukan percepatan dan gaya tegangan tali, maka
langkah pertama adalah menggambarkan diagram gaya yang bekerja pada sistem.
Oleh karena bidang miring licin serta m2 > m1 maka sistem akan bergerak “searah
jarum jam” yaitu balok 1 bergerak ke atas sejajar bidang miring dan balok 2 akan
bergerak ke bawah masing-masing dengan percepatan a1 dan a2. Diagram gaya
untuk sistem ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar diagram gaya di atas, maka percepatan kedua balok dapat
dihitung dengan cara menentukan resultan gaya masing-masing balok
menggunakan Hukum Newton sebagai berikut.

Tinjau Balok 1

ΣFX = ma

T – w1 sin θ = m1a1

T – m1g sin θ = m1a1

T = m1a1 + m1g sin θ …………… Pers. (1b)

Tinjau Balok 2

ΣFY = ma

w2 – 2T = m2a2

m2g – 2T = m2a2 …………… Pers. (2b)

Subtitusikan persamaan (1b) ke persamaan (2b)

m2g – 2(m1a1 + m1g sin θ) = m2a2

2m1a1 + m2a2 = m2g – 2m1g sin θ …………… Pers. (3b)


Untuk dua benda yang dihubungan pada katrol tetap dan katrol bebas, maka
besar percepatan benda pada katrol tetap adalah dua kali besar percepatan
benda pada katrol bebas. Secara matematis, hubungan percepatan balok 1 dan
balok 2 adalah sebagai berikut.

a1 = 2a2 …………… Pers. (4b)

Dengan demikian, apabila kita subtitusikan persamaan (4b) ke dalam persamaan


(3b), maka kita peroleh persamaan berikut.

2m1(2a2) + m2a2 = m2g – 2m1g sin θ

4m1a2 + m2a2 = m2g – 2m1g sin θ

(4m1 + m2)a2 = (m2 – 2m1 sin θ)g

a2 = (m2 – 2m1 sin θ)g/(4m1 + m2) …………… Pers. (5b)

kita masukkan nilai-nilai yang diketahui dalam soal ke persamaan (5b).

a2 = [9 – (2)(4)(sin 30°)]10/[(4)(4) + 9]

a2 = [9 – (8)(0,5)]10/(16 + 9)

a2 = (9 – 4)10/25

a2 = (5)(10)/25

a2 = 50/25

a2 = 2 m/s2

Lalu kita masukkan nilai a2 ke dalam persamaan (4b).

a1 = 2a2

a1 = 2(2)

a1 = 4 m/s2

Jadi, besar percepatan balok 1 adalah 4 m/s2 sedangkan besar percepatan balok 2
adalah 2 m/s2. Untuk menentukan besar gaya tegangan tali sistem, maka kita
dapat memasukkan nilai a1 ke persamaan (1b) atau memasukkan nilai a2 ke
persamaan (2b).

T = m1a1 + m1g sin θ

T = (4)(4) + (4)(10)(sin 30°)

T = 16 + (40)(0,5)

T = 16 + 20

T = 36 N

Dengan demikian, besar gaya tegangan tali sistem untuk kondisi bidang miring
licin adalah 36 Newton.

■ Bidang datar kasar


Apabila kondisi bidang miring adalah kasar, maka gerak balok 1 akan dihambat
oleh gaya gesek sehingga percepatannya menjadi lebih kecil. Seperti pada
penyelesaian sebelumnya, agar lebih mudah dalam menentukan percepatan
gerak kedua balok, maka kita gambarkan diagram gaya yang bekerja pada sistem
seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.
Berdasarkan gambar diagram gaya di atas, maka resultan gaya pada masing-
masing balok dapat kita tentukan dengan menggunakan Hukum Newton sebagai
berikut.

Tinjau Balok 1

ΣFY = ma

N – w1 cos θ = m1a1

N – m1g cos θ = m1a1

Karena tidak terjadi gerak dalam arah sumbu-Y, maka a = 0 sehingga

N – m1g cos θ = 0

N = m1g cos θ

ΣFX = ma

T – w1 sin θ – f = m1a1

T – m1g sin θ – μkN = m1a1

Karena N = m1g cos θ maka

T – m1g sin θ – μkm1g cos θ = m1a1

T = m1a1 + m1g sin θ + μkm1g cos θ …………… Pers. (6c)

Tinjau Balok 2

ΣFY = ma

w2 – 2T = m2a2

m2g – 2T = m2a2 …………… Pers. (7c)

Subtitusikan persamaan (6c) ke dalam persamaan (7c)

m2g – 2(m1a1 + m1g sin θ + μkm1g cos θ) = m2a2

2m1a1 + m2a2 = m2g – 2m1g sin θ – 2μkm1g cos θ


Karena a1 = 2a2 maka

2m1(2a2)+ m2a2 = m2g – 2m1g sin θ – 2μkm1g cos θ

4m1a2 + m2a2 = m2g – 2m1g sin θ – 2μkm1g cos θ

(4m1 + m2)a2 = (m2 – 2m1 sin θ – 2μkm1 cos θ)g

a2 = (m2 – 2m1 sin θ – 2μkm1 cos θ)g/(4m1 + m2) …… Pers. (8c)

Masukkan nilai-nilai yang diketahui dalam soal ke persamaan (8c)

a2 = [9 – (2)(4)(sin 30°) – (2)(0,2)(4)(cos 30°)]10/[(4)(4) + 9]

a2 = [9 – (8)(0,5) – (1,6)(0,87)]10/(16 + 9)

a2 = (9 – 4 – 1,4)10/25

a2 = (3,6)(10)/25

a2 = 36/25

a2 = 1,4 m/s2

Karena a2 = 1,4 maka a1 = 2 × 1,4 = 2,8 m/s2

Jadi, Untuk kondisi bidang miring kasar, besar percepatan balok 1 adalah 2,8
m/s2 sedangkan besar percepatan balok 2 adalah 1,4 m/s2. Untuk menentukan
besar gaya tegangan tali sistem, maka kita dapat memasukkan nilai a1 ke
persamaan (6c) atau memasukkan nilai a2 ke persamaan (7c).

m2g – 2T = m2a2

(9)(10) – 2T = (9)(1,4)

90 – 2T = 12,6

2T = 90 – 12,6

2T = 77,4

T = 38,7 N
Dengan demikian, besar gaya tegangan tali sistem apabila bidang miring kasar
adalah 38,7 Newton.

Anda mungkin juga menyukai