Anda di halaman 1dari 30

TUGAS

FISIKA KUANTUM
Dosen Pengampu : Drs. Albert Lumbu, M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK III

1. FARISDA YANTI
2. DIAN PUTRIAN PERMATASARI
3. SILVIA SONGJANAN
4. DEINITA ANDRIANI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2019
Soal dan pembahasan dualisme gelombang partikel

1. Hitunglah panjang gelombang de Broglie untuk sebuah electron (m= 9,11 x 10-31 kg) yang
bergerak pada 1,00 x 107 m/s!
Diketahui :
m = 9,11 x 10-31 kg
v = 1,00 x 107 m/s
Ditanyakan : panjang gelombang de Broglie (𝜆)?
Penyelesaian :
ℎ 6,63×10−34 J.s
λ= 𝑚×𝑣 = (9,11×10−31 kg)(1,00×107 m/s)

= 7,28 x 10-11 m

2. Sebuah electron memiliki energy kinetic 3,00 eV. Carilah panjang gelombang electron
tersebut!
Diketahui:
K = 3,00 eV
m = 9,11 x 10-31 k
Ditanyakan: panjang gelombang electron(𝜆)?
Penyelesaian:

Dengan menjabarkan rumus 𝜆 = 𝑝 sebagai berikut,


𝜆=
𝑝

𝜆=
𝑚𝑣

𝜆 =
√𝑚2 𝑣 2

𝜆 =
√2𝑚 × 1 𝑚𝑣 2
2

𝜆=
√2𝑚𝐾
6,63×10−34 𝐽𝑠
maka, 𝜆 = = 0,709 × 10−9 𝑚 = 0,709𝑛𝑚
√2×(9,11×10−31 𝑘𝑔)×3,00𝑒𝑉×(1,6×10−19 𝐽/𝑒𝑉)

3. Sebuah foton memiliki energy yang setara dengan energy kinetic partikel yang bergerak
dengan kelajuan 0,900c. hitunglah rasio panjang gelombang foton terhadap panjang
gelombang partikel!
Diketahui:
Misalkan Ef adalah energy foton, K adalah energy kinetic, 𝜆𝑓 adalah panjang gelombang
foton, dan 𝜆𝑏 adalah panjang gelombang partikel, maka
Ef = K
c = 0,900c
Ditanyakan: rasio panjang gelombang foton terhadap panjang gelombang partikel?
penyelesaian

𝐸𝑓 = 𝐾
ℎ𝑐 ℎ2
=
𝜆𝑓 2𝑚𝜆𝑏 2

0,900𝑐 ℎ
=
𝜆𝑓 2𝑚𝜆𝑏 2

𝜆𝑓 × ℎ = 0,900𝑐 × (2𝑚𝜆𝑏 2 )

𝜆𝑓 1,8𝑐 × 𝑚
=
𝜆𝑏 2 ℎ

𝜆𝑓 1,8 × (3 × 108 𝑚/𝑠) × (9 × 10−31 𝑘𝑔)


=
𝜆𝑏 2 6 × 10−34 𝐽𝑠

𝜆𝑓
2 = 81 × 1012
𝜆𝑏

√𝜆𝑓 2 = √(9 × 106 𝜆𝑏 )2

𝜆𝑓
= 9 × 106
𝜆𝑏
4. Berapakah ketidakpastian minimum untuk keadaan energy dari suatu atom jika satu
elektronnya menetap dalam keadaan ini selama 10-8s?
Penyelesaian
8
Diketahui : t  10 s
Ditanya : Ketidakpastian energy ( E )?
Penyelesaian :
Waktu yang tersedia adalah 10-8s, oleh karena itu, dari Et  h / 4 kita dapat
memperoleh,
h
E 
4t
hc
E 
4ct
12,4  10 3 eVA
E 
4 (3  10 8 m )(10 8 s )(1010 A )
s m
7
E  0,329  10 eV

Jadi, ketidakpastian minimum energy untuk keadaan tersebut adalah 0,329 107 eV

5. Berapa panjang gelombang Broglie dari sebuah electron yang mempunyai energi kinetic 120
eV?
Diketahui:
ℎ = 6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝑚 = 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔
𝐾 = 120 𝑒𝑉
Ditanyakan: panjang gelombang Broglie?
Penyelesaian:
1
𝐾= 𝑚𝑣 2
2
𝑝 = 𝑚𝑣
𝑝 = √2𝑚𝐾
𝑝 = √2(9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔)(120 𝑒𝑉)(1,6𝑥10−19 𝐽/𝑒𝑉)
𝑝 = 5,91 𝑥 10−24 𝑘𝑔𝑚/𝑠
ℎ 6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝜆= = = 1,12 𝑥10−10 𝑚
𝑝 5,91 𝑥 10−24 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠

6. Berapa panjang gelombang Broglie dari sebuah baseball bermassa 150 gram yang sedang
bergerak dengan kecepatan sebesar 35 m/s?
Diketahui:
ℎ = 6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝑣 = 35 𝑚/𝑠
𝑚 = 150 𝑔𝑟𝑎𝑚
Ditanyakan: panjang gelombang Broglie?
Penyelesaian:
ℎ ℎ
𝜆= =
𝑝 𝑚𝑣
6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠 −34
𝜆= 𝑚 = 1,26 𝑥 10 𝑚
(0,15𝑘𝑔)(35 𝑠 )

7. Ketidakpastian dalam momentum ∆𝑝 dari sepak bola dilemparkan oleh Tom Brady selama
superbowl bermula di 40 m/s adalah 1 𝑥 10−6 dari momentum. Apa ketidakpastian dalam
posisi ∆𝑥? Massa = 0,40 kg
Diketahui:
𝑚 = 0,40 𝑘𝑔
𝑣 = 40 𝑚/𝑠
Ditanyakan: Apa ketidakpastian dalam posisi ∆𝑥?
Penyelesaian:
𝑚
𝑝 = 𝑚𝑣 = 0,40 𝑘ℎ 𝑥 40 = 16 𝑘𝑔𝑚/𝑠
𝑠
𝑚
∆𝑝 = 𝑃 .1 𝑥 10−6 = 16 𝑘𝑔 . 1 𝑥 10−6 = 16 𝑥 10−6 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠
𝑠

∆𝑝∆𝑥 ≥
4𝜋
ℎ 6,626 𝑥 10−34 𝐽𝑠
∆𝑥 ≥ = = 3,3 𝑥 10−30 𝑚
4𝜋∆𝑝 4𝜋. 16 𝑥 10−6 𝑘𝑔. 𝑚
𝑠
8. Carilah panjang gelombang de Broglie untuk sebuah electron bergerak dengan kecepatan
5 𝑥 106 𝑚/𝑠 ( massa electron adalah 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔).
Diketahui:
ℎ = 6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝑣 = 5 𝑥 106 𝑚/𝑠
𝑚 = 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔
Ditanyakan: panjang gelombang Broglie?
Penyelesaian:
ℎ ℎ
𝜆= =
𝑝 𝑚𝑣
6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝜆= = 1,46 𝑥 10−10 𝑚
(9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔)(5 𝑥 106 𝑚/𝑠 )
9. Sebuah electron bergerak dari keadaan diam 100 v. panjang gelombang de Broglie dari
electron tersebut adalah
Jawab:
Diketahui:
𝑚 = 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔
ℎ = 6,6 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝑣 = 100 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑞 = 1,6 𝑥 10−19 𝐶
Ditanyakan: panjang gelombang de Broglie?
Penyelasaian:

𝜆=
𝑚𝑣

𝜆=
√2𝑞𝑚𝑣

𝜆=
√2𝑞𝑚𝑣
6,6 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝜆=
√2(1,6 𝑥 10−19 )(9,1 𝑥 10−31 )(100)
𝜆 = 1,23 𝑥 10−10 𝑚
10. Sebuah elektron dalam molekul air pada kecepatan 40 m/s memiliki ∆𝑝 yang sama. Hitung
yang ∆𝑥 jika massa sebuah elektron adalah 𝑚 = 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔?
Jawab:
Diketahui:
𝑚 = 9,1 𝑥 10−31
𝑣 = 40 𝑚/𝑠
Ditanyakan: ∆𝑥?
Penyelesaian
𝑝 = 𝑚𝑣 = 9,1 𝑥 10−31 . 40 𝑚⁄𝑠 = 3,6 𝑥 10−29 𝑘𝑔 𝑚⁄𝑠
𝑚
∆𝑝 = 𝑃 𝑥 10−6 = 3,6 𝑥 10−29 𝑘𝑔 . 1 𝑥 10−6 = 3,6 𝑥 10−35 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
𝑠

∆𝑝∆𝑥 ≥
4𝜋
ℎ 6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
∆𝑥 ≥ = = 1,5 𝑚
4𝜋∆𝑝 4𝜋. 3,6 𝑥 10−35 𝑘𝑔 𝑚
𝑠

Soal dan pembahasan landasan mekanika kuantum


1. Buktikan bahwa an =  n* F(x) dx fungsi F(x) menjadi kombinasi linear fungsi-fungsi
all x

eigen!
Pembahasan:
Bagaimana mendapat an =  n* F(x) dx di atas ? Marilah kita ikuti langkah-langkah
all x

berikut:
~
Kedua ruas F(x) =  a n n kita kalikan dengan m* sehingga diperoleh:
1

~
m* F(x) =  a n m* n
1

~
Jika kedua ruas m* F(x) =  a n m* n diintegralkan maka diperoleh:
1
~

 m* F(x) dx =  a n m* n dx
1

Telah kita ketahui bahwa :

 m n dx =  m
*
n

~

Sehingga  m* F(x) dx =  a n m* n dx dapat ditulis:
1

~
 m* F(x) dx =  an .  m n
1

~
Ruas kanan  m* F(x) dx =  an .  m n adalah:
1

~
 a n .  m n = a1. m 1 + a2  m 2 + ....a m  m m + a m +1  m (m+1) +...
1

= a1. 0 + a2 0 + ....a m 1 + a m +1 . 0 +...


= am
~
Sehingga  m* F(x) dx =  an .  m n dapat ditulis:
1

 m* F(x) dx = am atau am =  m* F(x) dx


Jika indek m pada  m* F(x) dx = am atau am =  m* F(x) dx diganti n maka persamaan

an =  n* F(x) dx yang dicari diperoleh yaitu:


all x

an =  n* F(x) dx
all x

2. Diketahui: F(x) = x untuk 0 < x < a/2


F(x) = 1- x untuk a/2 < x < a
Ekspansilah F(x) ke dalam fungsi eigen untuk partikel dalam kotak satu dimensi yang
panjang kotaknya = a.
Jawab:
Fungsi gelombang partikel dalam kotak satu dimensi dengan panjang kotak = a adalah:
1/ 2
 2 n
n =   sin x
 a a

Jadi bentuk ekspansinya :


1/ 2 ~
 2 n
 a n sin
~
F(x) =  a n n =   x
1  a a
1

Menurut :

an =  n* F(x) dx
all x
1/ 2
 2 n
=   
 a
sin
a
x F( x ) dx

1/ 2
 2 n
= 
 a  sin a x F(x) dx
1/ 2 a / 2 1/ 2 a
n n
=    2
2
 a  x . sin
a
x dx +  
 a  (1  x ) . sin
a
x dx
0 a/2

=
 2a3/ 2 sin n
2 2
n  2

Jadi:

a1 =
 2a 3/ 2 ; a2 = 0 ; a3 =-
 2 a
3/ 2
; a4 = 0 ; a5 =
 2a 3/ 2 ; a6 = 0 dan
2 2 2 2 2
 3  5 
seterusnya.

 2a3/ 2 sin n  2
1/ 2 ~
n
Kita masukkan 2 2
ke dalam  
 a  a n sin x , maka:
n  2 1
a

1/ 2 ~
 2 n
F(x) = 
 a  a n sin a
x
1

1/ 2  
  2a  2a 3'2  2a 3'2
3' 2
 2  3 5 
F(x)=   sin x sin x sin x  . . . .
 a  2 2 2 2 2 
  a 3  a 5  a 

 2
F(x) =  
1/ 2
 2a3'2  1
sin

x 
1
sin
3
x 
1
sin
5
x  . . . .


 a 
2  12 a 3
2 a 5
2 a 
4a  1  1 3 1 5 
F(x) = 
2 2
sin x  2 sin x  2 sin x  . . . .
 1 a 3 a 5 a 

     
3. Buktikan [ A , B ] =0 jika A i = ai i dan B i = bi i bahwa fungsi eigen A dan B jika
kedua operator tersebut commute atau !
Pembahasan :
     
Kita tahu bahwa [ A , B ] = A B - B A
 
A i = ai i dan B i = bi i
Jika dioperasikan pada i :
     
[ A , B ]i = A B i - B A i
   
= A ( B i ) - B ( A i )
 
= A bi i - B ai i
 
= bi A i - ai B i
= bi ai i - ai bi i
 
[ A , B ] = bi ai - ai bi = 0 (terbukti)
 
Pembuktian di atas adalah pembuktian Jika Operator linear A dan B mempunyai
 
himpunan fungsi eigen yang sama maka A dan B adalah commute.
 
4. Buktikan bahwa dua buah fungsi operator hermit A 1 = a1 1 dan A 2 = a2 2
tersebut orthogonal!
Pembahasan :

Karena 1 dan 2 adalah fungsi eigen terhadap operator misal operator A , maka
berlaku:
 
A 1 = a1 1 dan A 2 = a2 2
 *
Karena A adalah operator Hermit terhadap 1 dan 2 maka menurut f Ag d =

 g (A f )
*
d berlaku:

 1 A2 d =  2 A1 
*  *
d
 
atau:  1* A2 d =  2 A*1* d
  * * *
Substitusikan A 1 = a1 1 dan A 2 = a2 2 ke dalam  A2 d =
1  2 A 1 d,

menghasilkan:

 1 2  2 1 d
* * *
a2 d = a1

Nilai eigen untuk operator Hermit pasti merupakan bilangan real, harga a* = a, jadi:

 1 2  2 1 d
* *
a2 d = a1

 1 2  2 1 d ,  1 2  2 1 d , jadi persamaan a2
* * * *
Menurut a2 d = a1 d =

 1 2  2 1 d boleh ditulis:
* *
d = a1

 1 2  1 2
* *
a2 d = a1 d

 1 2  1 2
* *
atau: a2 d - a1 d = 0

 1 2
*
atau: (a2 - a1 ) d = 0

 1 2
*
Jika a1 tidak sama dengan a2 maka dari (a2 - a1 ) d = 0 tersebut (a2-a1) tidak

mungkin nol, sehingga:

 1 2
*
d = 0

 1 2
*
Karena d = 0, maka 1 dan 2 ortogonal.

Jadi terbukti, jika dua buah fungsi eigen mempunyai nilai eigen berbeda terhadap
operator tertentu, maka kedua fungsi tersebut ortogonal.
5. Tentukan komulator operator-operator x dan d/dx! Gunakan fungsi 𝜑(𝑥) sebagai alat
bantu:
Pembahasan:
𝑑 𝑑𝜑𝑥 𝑑
[𝑥, ] 𝜑𝑥 = 𝑥 [𝑥, ]− [𝑥𝜑(𝑥)]
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑑𝜑𝑥 𝑑𝜑𝑥
[𝑥, ] 𝜑𝑥 = 𝑥 − 𝜑(𝑥) − 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑
[𝑥, ] = −𝜑(𝑥)
𝑑𝑥
𝑑 𝑑
Jadi [𝑥, 𝑑𝑥] = −1 atau [𝑑𝑥 , 𝑥] = 1
6. Buktikan bahwa ̂𝐴 ̂𝐵 duah buah operator yang komut satu sama lain, mempunyai fungi
eigen yang sama!
Pembahasan :
[𝐴̂, 𝐵̂ ] = 𝐴̂𝐵̂ − 𝐵̂ 𝐴̂
𝐴̂𝐵̂ − 𝐵̂ 𝐴̂ = 0
Maka [𝐴̂, 𝐵̂ ] = 0 (terbukti)
0 1
7. Tentukan nilai eigen berikut ini! 𝐴̂=( )
1 0
Pembahasan:
0 1
𝐴̂= ( )
1 0
−𝑎 1 𝑐1
𝐴̂=( ) (𝑐 ) = 0
1 −𝑎 2
−𝑎 1
𝐴̂ = | |=0
1 −𝑎
Dengan a2-1 = 0,
Dengan a1 = 1 dan a2 = 1.
1 1
Maka a1 diperoleh c1 = -c2 = →𝜓1 = (𝜙1 − ϕ2 )
√2 √2
1 1
Maka a2 diperoleh c1 = c2 = →𝜓2 = (𝜙1 + ϕ2 )
√2 √2

3 5
8. Cari nilai eigen dan vector eigen dari A=[ ]
1 −1
Pembahasan:
Nilai eigen
𝜆 − 3 −5
Bentuk, 𝜆𝐼 − 𝐴 = [ ]
−1 𝜆 + 1
Persamaan karakteristiknya adalah:
Det (𝜆𝐼 − 𝐴) = 𝜆2 − 2𝜆 − 8 = 0
Akar-akar persamaan karakteristiknya adalah: 𝜆1 =4, dan 𝜆1 = -2 dan inilah nilai eigen
matriks A.
 Vector eigen
Vector eigen x dari A yang diperoleh dari:
(𝜆𝐼 − 𝐴)𝑥 = 0
𝜆 − 3 −5 𝑥1 0
[ ] [𝑥 ] = [ ]
−1 𝜆 + 1 2 0
Untuk 𝜆 =4 diperoleh SPL
1 −5 𝑥1 0
[ ] [𝑥 ] = [ ]
−1 5 2 0
Solusi SPL diatas adalah:
𝑥1 5𝑡 5
[𝑥 ] = [ ] = 𝑡 [ ]
2 𝑡 1
Jadi vector eigen untuk 𝜆 =4, adalah x =[5, 1], sedangkan vector eigen yang
bersesuaian dengan 𝜆 = -2 adalah x = [1, −1].
𝑑 + 𝑑
9. (𝜆)+ = 𝜆∗ dengan 𝜆 bilangan kompleks (𝑑𝑥) = − 𝑑𝑥, buktikan!

Pembahasan :
𝑑 + 𝑑𝜓
(𝜓, ( ) 𝜑 = ( , 𝜑) = ∫(𝑑𝜓/𝑑𝑥)∗ 𝜑𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝜓 ∗ 𝑑𝜑
=∫ 𝜑𝑑𝑥 = 𝜓 ∗ 𝜑 − ∫ 𝜓 ∗ 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑
= ϕ + ∫ 𝜓 ∗ (− )𝜑𝑑𝑥
𝑑𝑥
𝑑
= ϕ + ∫ 𝜓 ∗ (− )𝜑𝑑𝑥
𝑑𝑥
𝑑
= ψ (− 𝑑𝑥) 𝜑 (terbukti)

10. Buktikan sifat komutator pada [𝐴, 𝐵𝐶] = 𝐵[𝐴𝐶] + [𝐴, 𝐵]𝐶!
Pembahasan:
[𝐴, 𝐵𝐶] = 𝐴𝐵𝐶 − 𝐵𝐶𝐴
[𝐴, 𝐵𝐶] = 𝐴𝐵𝐶 − 𝐵𝐶𝐴 + 𝐵𝐴𝐶 − 𝐵𝐴𝐶
[𝐴, 𝐵𝐶] = 𝐵𝐴𝐶 − 𝐵𝐶𝐴 + 𝐴𝐵𝐶 − 𝐵𝐴𝐶
[𝐴, 𝐵𝐶] = 𝐵[𝐴𝐶] + [𝐴, 𝐵]𝐶
Soal dan pembahasan persamaan schrodinger
1. Fungsi gelombang yang menyatakan keadaan dasar suatu partikel yang terkungkung
didalam potensial “kotak” 1 dimensi adalah,

𝑛2ℏ
2 𝜋𝑥 −𝑖
𝜓 (𝑥, 𝑡) = √𝑎 sin 𝑒 2𝑚𝑎2 ;0≤x≤ 𝛼
𝑎

Dengan m dan 𝛼 suatu tetapan. Selidikilah apakah fungsi gelombang tersebut menyatakan
keadaan stasioner atau tidak! Hitung nilai harap energi total partikel beserta
ketidakpastiannya!
Penyelesaian :
Fungsi raat peluang posisi partikel adalah

2 𝜋𝑥
𝜗 (x.t) {√𝛼 sin 2 𝛼 ; 0 ≤ x ≤ 𝛼 }
0 ; x ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 𝛼

Ternyata fungsi rapat peluang posisi tersebut tidak bergantung pada waktu. Dengan
demikian disimpulkan bahwa fungsi gelombang tersebut menyatakan keadaan stasioner.
Nilai harap energi total
Karena fungsi gelombang tersebut sudah ternormalkan maka nilai harap energi dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan :

〈Ệ〉 = ∫−∞ 𝜓 ∗ Ệ 𝜓 dx

𝑛2ℏ 𝑛2ℏ
∞ 2 𝜋𝑥 −𝑖 2 𝜋𝑥 −𝑖
= ∫−∞ (√𝛼 sin )𝑒 2𝑚𝑎2 i ℏ √𝑎 sin 𝑒 2𝑚𝑎2 dx
𝛼 𝑎

2 𝜋2ℏ ∞ 𝜋𝑥
= 𝛼 i ℏ (−𝑖 2𝑚𝑎2 𝑡) ∫−∞ sin 2 ( 𝑎 ) dx

2 𝜋2ℏ2 𝛼
= 𝛼 2𝑚𝑎2 2

𝜋2ℏ2
= 2𝑚𝑎2
Ketidakpastian Energi Total

Terlebih dahulu menentukan hasil kuadrat dari nilai harap energi total


〈Ệ〉 = ∫−∞ 𝜓 ∗ Ệ 𝜓 dx

𝜋2ℏ 𝜋2ℏ
∞ 2 𝜋𝑥 −𝑖 𝜕 2 𝜋𝑥 −𝑖
= ∫−∞ (√𝛼 sin 𝑒 2𝑚𝑎2 𝑡 ) (i ℏ 𝜕𝑥)2 (√𝛼 sin 𝑒 2𝑚𝑎2 𝑡 )dx
𝛼 𝛼

2 𝜋2ℏ ∞ 𝜋𝑥
= 𝛼 (ℏ2) (− 2𝑚𝑎2 ) ∫−∞ sin 2 ( 𝑎 ) dx

2 𝜋2ℏ2 𝛼
= 𝛼 2𝑚𝑎2 2

𝜋2ℏ2
= 2𝑚𝑎2

Dari nilai harap energi total dan nilai harap kuadrat energi total tersebut didapatkan nilai
ketidakpastian energi total sebagai berikut.

∆𝐸 = √Ệ2 − Ệ2

= 0

𝜋2ℏ2
Jadi, nilai harap energi total pada keadaan itu adalah dengan ketidakpastian sebesar
2𝑚𝑎2

nol. Karena ketidakpastiannya nol berarti nilai energi total partikel bersifat pasti. Hal ini
dapat memperjelas pernyataan sebelumnya bahwa keadaan stasioner merupakan keadaan
dimana energi partikel bersifat pasti.

2. Bagaimanakah persamaan schrodinger bebas waktu untuk sebuah osilator harmonik satu
dimensi yang mengandung sebuah partikel dengan massa m dan bergerak sepanjang sumbu
–x dibawah pengaruh gaya potensial U(x) = 1/2 kx2 (k > 0).
Penyelesaian :
Persamaan schrodinger bebas waktu dinyatakan sebagai 𝜓 = 𝐸𝜓. Dalam kasusini gerak
partikel dibatasi hanya pada sumbu –x, sehingga fungsi gelombang adalah sebuah fungsi
terhadap x dan direpresentasikan sebagai 𝜓 = 𝜓(𝑥). Hamiltonian yang ada pada sistem ini
diperoleh dari fungsi Hamiltonian H yang terdiri dari penjumlahan atas enegi kinetik dan
energi potensial. Untuk sistem ini, momentum p dari partikel akanmenjadi energi kinetik
p2/2m dan energi potensialnya adalah 1/2 kx2 dan kita akan mendapatkan. Dengan demikian
Hamiltonian dapat diturunkan dengan mudah hanya dengan mengganti momentum p
dengan operator = −i ℏ𝜕 /𝜕𝑥 dalam ekspresi terhadap H. Penggantian ini harus dilakukan
dua kali untuk p2/2m dan kita akan mendapatkan
1 𝜕 ℎ2 𝜕2
(– I ℏ 𝜕𝑥)2 = -2𝑚 𝜕𝑥 2
2𝑚

Energi potensial 1/2 kx2 dapat digunakan langsung karena tidak mengandung momentum p.
Karenanya Hamiltonian dapat dinyatakan sebagai berikut
ℎ2 𝜕2 1
Ĥ = 2𝑚 𝜕𝑥 2 + 2 kx2

Dengan memasukkan Hamiltonian ini kedalam 𝜓 = E𝜓, persamaan schrodinger bebas


waktu untuk osilator harmonik satu dimensi dinyatakan sebagai berikut
ℎ2 𝜕2 1
(2𝑚 𝜕𝑥 2 + kx 2 ) 𝜓𝑥 (x) = E𝜓 (x)
2

3. Tunjukkan bahwa persamaan Schrodinger menjamin tetap berlakunya hukum kekekalan


energi
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa Hamiltonian (energi kinetik ditambah energi
potensial) sistem konservatif bersifat kekal. Dengan kata lain, Hamiltonian sistem tidak
berubah terhadap waktu. Oleh sebab itu, untuk menguji apakah persamaan schrodinger
menjamin tetap berlakunya hukum kekekalan energi atau tidak, kita selidiki bagaimana
nilai harap Hamiltonian sistem berubah terhadap waktu.
Berdasarkan persamaan
𝑑 1 𝜕Â
〈Ậ𝜓 〉 = 〈Ậ, Ĥ〉 𝜓 + 〈 〉 𝜓
𝑑𝑡 Iℏ 𝜕𝑡

Perubahan nilai harap terhadap waktu dapat dituliskan


𝑑 1 𝜕Ĥ
〈Ĥ〉𝜓 = 〈Ĥ, Ĥ 〉 𝜓 + 〈 〉 𝜓
𝑑𝑡 iℏ 𝜕𝑡

[Ĥ, Ĥ] = 0
𝜕Ĥ
〈 〉=0
𝜕𝑡
𝑑
〈Ĥ〉𝜓 = 0
𝑑𝑡

〈Ĥ〉 = konstanta
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai harap Hamiltonian sistem konservetif
bersifat kekal. Ini berarti behwa persamaan schrodinger menjamin tetap berlakunya
hukum kekekalan energi (secara rata-rata).

4. Menurut postulat schrodinger informasi tentang partikel dapat diperoleh dari 𝜓(𝑥, 𝑡), lalu
bagaimana cara memperolehnya ?
Penyelesaian :
Lakukan operasi matematika
𝜕
(−i ℏ )
𝜕𝑥

Terhadap fungsi gelombang 𝜓(𝑥, 𝑡) hasil operasinya adalah sebagai barikut :


𝜕 1
(𝑝𝑥−𝐸𝑦)
−i ℏ 𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝑃0 𝐴0 𝑒 𝑛 = 𝑃0 𝜓(𝑥, 𝑡)
𝜕𝑥
Selanjutnya diperoleh momentum linear partikel bersangkutan dengan ungkapan

𝑝̂ 𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝑃0 𝜓(𝑥, 𝑡)

Dengan

𝜕
𝑝̂ = −i ℏ
𝜕𝑥
Persamaan schrodinger tak bergantung waktu,

Dari persamaan schrodinger yang bergantung waktu, dapat diturunkan persamaan


schordinger tak bergantung waktu,

ℎ2 𝜕 2
− + 𝑉(𝑥)𝜓(𝑥) = 𝐸𝜓(𝑥)
2𝑚 𝜕𝑥 2

Dari penurunan ini, diperoleh persamaan schrodinger tak bergantung waktu, yaitu untuk
partikel yang tak bergerak dalam satu-dimensi.

1
(𝑝𝑥−𝐸𝑦)
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝑒 𝑛 𝜓(𝑥)

Jika potensial pada persamaan ini tak bergantung waktu maka kedua persamaan diatas
saling berkaitan satu sama lain.
5. 𝜓 (x,t) =

2 𝑛𝜋𝑥
√ sin e-iEnt/h ; │x│ ≤ 𝛼/2
𝛼 𝛼

0 ; │x│ ≤ 𝛼/2

Dengan n=1,2,3 …..., merupakan penyelesaian Persamaan Schrodinger bagi partikel


bermassa m yang hanya bebas bergerak dalam interval - 𝛼/2≤ x ≤ 𝛼/2.

Tentukan pula batasan nilai En yang diijinkan!

Penyelesaian :

Pernyataan bahwa “partikel hanya dapat bergerak bebas dalam interval - 𝛼/2≤ x ≤ 𝛼/2”
memiliki arti bahwa partikel tidak mungkin berada di luar interval itu. Dengan kata lain,
peluang mendapatkan partikel diluar interval itu sebesar nol. Hal ini hanya dipenuhi jika
fungsi gelombang diluar interval - 𝛼/2≤ x ≤ 𝛼/2 bernilai nol. Partikel bebasbergerak dalam
interval - 𝛼/2≤ x ≤ 𝛼/2 menunjukkan bahwa pertikel tidak mengalami gaya apapun dalam
interval itu.

Jadi, energy potensialnya konstan.kita lambangi potensial konstan ini dengan Vo. Dengan
demikian, persamaan Schrodinger dalam interval

- 𝛼/2≤ x ≤ 𝛼/2 berbentuk

ℏ2 𝜕2 𝜓 (𝑥,𝑡) 𝜕𝜓 (𝑥,𝑡)
-2𝑚 + Vo 𝜓 (x,t) = iℏ
𝜕𝑥 2 𝜕𝑡

Untuk menguji apakah benar fungsi gelombang yang diketahui tadi merupakan
penyelesaian persamaan Schrodinger. Kita subtitusikan fungsi gelombang itu ke dalam
persamaan terakhir diatas.
Subtitusi keruas kiri menghasilkan
ℏ2 𝜕2 𝜓 (𝑥,𝑡) 𝑛2 𝜋 2 ℎ 2 2 𝑛𝜋𝑥
- 2𝑚 + Vo 𝜓 (x,t) = { + 𝑉𝑜} √𝛼 sin e-iEnt/h
𝜕𝑥 2 2𝑚𝑎2 𝑎

𝑛2 𝜋 2 ℎ2
={ + 𝑉𝑜} 𝜓 (x,t)
2𝑚𝑎2
Subtitusikan ke ruas kiri menghasilkan

𝜕𝜓 (𝑥,𝑡) 2 𝑛𝜋𝑥
iℏ = iℏ (√𝛼 sin 𝑒 −𝑖𝐸𝑛𝑡/ℎ )
𝜕𝑡 𝑎

2 𝑛𝜋𝑥
= En √𝛼 sin 𝑒 −𝑖𝐸𝑛 𝑡/ℎ
𝑎

= En 𝜓 (x,t)

Dengan demikian kita dapatbubungan

𝑛2 𝜋 2 ℎ 2
{ + 𝑉𝑜} 𝜓 (x,t) = En 𝜓 (x,t).
2𝑚𝑎2

Persamaan terakhir ini menunjukkan bahwa fungsi gelombang tadi dijamin sebagai
penyelesaian persamaan Schrodinger bagi partikel yang bebas bergerak dalam interval -
𝛼/2≤ x ≤ 𝛼/2 asalkan tetapan En dalam fungsi gelombang itu memenuhi hubungan

𝑛2 𝜋 2 ℎ 2
En = = Vo
2𝑚𝑎2

Ungkapan ini sekaligus memberikan batasan nilai yang harus dipenuhi oleh En’.

Penyelesaian,

ℏ2 𝜕2 𝜓 (𝑥,𝑡) 𝜕𝜓 (𝑥,𝑡)
- 2𝑚 + Vo 𝜓 (𝑥, 𝑡) = iℏ …. Persamaan (i)
𝜕𝑥 2 𝜕𝑡

𝜕 2 𝜓(𝑥,𝑡)
Menentukan nilai 𝜕𝑥 2
𝜕 2 𝜓(𝑥, 𝑡) 𝜕 𝜕 2 𝑛𝜋𝑥 −𝑖𝐸𝑛𝑡
2
= ( (√ sin 𝑒 ℎ ))
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑎 𝑎

𝐸𝑛𝑡
𝜕 𝑛𝜋𝑥 2 𝑛𝜋𝑥
= 𝜕𝑥 ( √ cos 𝑒 −𝑖 ℎ )
𝑎 𝑎 𝑎

𝐸𝑛𝑡
𝑛𝜋 𝑛𝜋 2 𝑛𝜋𝑥
=− √ sin 𝑒 −𝑖 ℎ
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎

𝐸𝑛𝑡
𝑛2 𝜋 2 2 𝑛𝜋𝑥
=− √ sin 𝑒 −𝑖 ℎ
𝑎2 𝑎 𝑎

𝑛2 𝜋 2
=− 𝜓 (x,t)
𝑎2

𝜕𝜓(𝑥,𝑡)
Menentukan nilai 𝜕𝑡

𝐸𝑛𝑡
𝜕𝜓(𝑥,𝑡) 𝜕 2 𝑛𝜋𝑥
= 𝜕𝑡 (√𝑎 sin 𝑒 −𝑖 ℎ )
𝜕𝑡 𝑎

𝐸𝑛 2 𝑛𝜋𝑥 −𝑖𝐸𝑛𝑡
= −𝑖 √ sin 𝑒 ℎ
ℏ 𝑎 𝑎

𝐸𝑛
= −𝑖 𝜓(𝑥, 𝑡)

ℏ2 𝜕2 𝜓 (𝑥, 𝑡) 𝜕𝜓 (𝑥, 𝑡)
=− + Vo 𝜓 (𝑥, 𝑡) = iℏ
2𝑚 𝜕𝑥 2 𝜕𝑡

ℏ2 𝑛 2 𝜋 2 𝐸𝑛
=− ( 2 𝜓 (x, t) ) + Vo 𝜓 (𝑥, 𝑡) = iℏ (−𝑖 𝜓(𝑥, 𝑡))
2𝑚 𝑎 ℏ

𝑛2 𝜋 2 ℎ2
= 𝜓(𝑥, 𝑡) + Vo 𝜓 (𝑥, 𝑡) = 𝐸𝑛 𝜓(𝑥, 𝑡)
2𝑚𝑎2

𝑛2 𝜋 2 ℎ 2
= En = + Vo
2𝑚𝑎2
Karena partikel berada didaerah potensial, maka nilai Vo = 0 sehingga diperoleh
persamaan

𝑛2 𝜋 2 ℎ 2
= En = + Vo
2𝑚𝑎2

𝑛2 𝜋 2 ℎ 2
= + Vo
2𝑚𝑎2

6. Perlihatkan bahwa nilai rata-rata dari x adalah L/2, dan tidak bergantung pada keadaan
kuantum
Penyelesaian
Karena 𝜓 = 0 kecuali untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝐿, maka kita gunakan 0 dan Lsebagai batas-batas
integral, sehingga
2 𝐿 𝑛𝜋𝑥
𝑥𝑎𝑣 = ∫ (𝑠𝑖𝑛2 ) 𝑥 𝑑𝑥
𝐿 0 𝐿
Bentuk ini dapat diintegralkan secara parsial, atau dicari pada tabel integral; hasil adalah
𝐿
𝑥𝑎𝑣 =
2
Perhatikan bahwa, sebagaimana dikehendaki, hasil ini tidak bergantung pada n.
jadi pengukuran rata-rata kedudukan partikel tidak menghasilkan informasi mengenai
keadaan kuantumnya

7. Bagaimana persamaan Schrodinger untuk partikel bermassa m yang terkendala untuk


bergerak pada sebuah lingkaran berjejari R, sehingga 𝜓 hanya bergantung dari 𝜙?
Penyelesaian:
1 𝜕 2 𝜕Ψ 1 𝜕𝜕 𝜕Ψ 1 𝜕 2 𝜓 2𝑚
(𝑟 ) + (sin 𝜃 ) + + (𝐸 − 𝑉)𝜓 = 0
𝑟 2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 2 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜙 2 ℏ2
1 𝜕 2
𝜕Ψ 1 𝜕𝜕 𝜕Ψ 1 𝜕 2 𝜓 2𝑚 𝑒2
(𝑅 )+ 2 (sin 𝜃 )+ 2 2 + (𝐸 − )𝜓 = 0
𝑅 2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑅 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑅 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝜕𝜙 2 ℏ2 4𝜋𝜀0 𝑅
𝜕 𝜕Ψ 1 𝜕 𝜕Ψ 1 𝜕2 Ψ 2𝑚
( ) + 2 ( ) + 2 2 + 2 (𝐸)𝜓 = 0
𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑅 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑅 𝜕𝜙 ℏ
1 𝜕2 Ψ 2𝑚
+ (𝐸)𝜓 = 0
𝑅2 𝜕𝜙2 ℏ2
8. Sebuah elektron terperangkap dalam sebuah daerah satu dimensi sepanjang 1,0 x 10-10 m
(diameter khas atomik). berapa banyak energi yang harus dipasok untuk mengeksitasikan
elektron dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi pertama?
Penyelesaian
ℏ2 𝜋 2 (1,05𝑥10−34 𝐽. 𝑠)2 (3,14)2
𝐸0 = = = 6,0 𝑥 10−18 𝐽 = 37 𝑒𝑉
2𝑚𝐿2 2(9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔)(10−10 𝑚)2
Pada keadaan dasar, energinya adalah 𝐸0 . Pada keadaan eksitasi pertama, energinya
adalah 4𝐸0 . Jadi, beda energi yang harus dipasok adalah 3𝐸0 atau 111
eV.
APLIKASI DUALISME GELOMBANG PARTIKEL

A. Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron merupakan sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan


pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik
untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar. Serta memiliki kemampuan
pembesaran objek yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.
Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi
elektromagnetik yang lebih pendek dibanding mikroskop elektron.
Ada beberapa macam mikroskop elektron. Berikut adalah jenis mikroskop elektron yang
dapat di gunakan saat ini.
1. Mikroskop transmision elektron (TEM)
Mikroskop transmision elektron (TEM) merupakan sebuah mikroskop elektron
yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, dimana elektron di
tembuskan ke dalam objek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusan pada
layar. TEM mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm atau sama dengan pembesaran
satu juta kali. Berikut merupakan cara agar preparat dapat teramati dengan baik oleh
TEM.
1) Melakukan fiksasi yang bertujuan untuk mematikan sel yang akan diamati tanpa
mengubah struktur sel . fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa
glutaraldehida atau osmium tetroksida
2) Membuat sayatan dengan setipis mungkin agar mudah diamati di bawah
mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan,
kemudian dilanjutkan dengan memotong menggunakan mikrotom. Umumnya mata
pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang
padat. Sayatan yang telah terbentuk di letakan di atas cincin berpetak untuk diamati
3) Pelapisan atau pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat
yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan atau pewarnaan dapat
menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.
2. Mikroskop pemindai elektron (SEM)
Mikroskop pemindai elektron (SEM) di gunakan untuk studi detail arsitektur
permukaan sel atau jasad renik lainnya, dan objek diamati secara tiga dimensi.
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada
mikroskop optik dan TEM. Pada SEM gambar di buat berdasarkan deteksi elektron baru
(elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika
permukaan sampel tersebut di pindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau
elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya di perkuat sinyalnya, kemudian di perbesar
amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap- terang pada layar monitor CRT (Catode
Ray Tube). Di layar CRT inilah gambar srtuktur objek yang sudah diperbesar dapat
terliat. Pada proses operasinya SEM tidak memerlukan sampel yang di tipiskan sehingga
bisa digunakan untuk melihat objek dari sudut pandang 3 dimensi
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan sediaan dengan
tahap sebagai berikut:
1) Melakukan fiksasi yang bertujuan untuk mematikan sel yang akan diamati tanpa
mengubah struktur sel . fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa
glutaraldehida atau osmium tetroksida
2) Dehidrasi yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga
tidak mengganggu proses pengamatan
3) Pelapisan atau pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat
yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan atau pewarnaan dapat
menggunakan logam mulia seperti emas dan platina.
3. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) merupakan salah satu tipe yang
merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistem
STEM ini, elektron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja
SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut sempit dengan memindai objek
menggunakan pola pemindaian dimana objek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi
lainnya (raser) yang menghasilkan jalur- jalur titik (dots) yang membentuk gambar
seperti CRT pada televisi atau monitor.
4. Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)
Mikroskop ini merupakan pengembangan dari SEM. Yang dikembangkan guna
mengatasi objek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai objek TEM maupun
SEM.
Objek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang
ingin diamati secara detail tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu
terhadap objek yang apabila menggunakan SEM konvensional perlu ditambah beberapa
trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.
Adapun cara kerjanya pertama- tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan
penumpukan elektron di permukaan objek, dengan membuat suasana dalam ruang sample
tidak vakum tetapi di isi dengan sedikit gas yang akan menghantarkan muatan positif ke
permukaan objek, sehingga penumpukan elektron dapat dihindari.
5. Mikroskop refleksi elektronn(REM)
REM merupakan mikroskop elektron yang memiliki cara kerja serupa dengan TEM ,
namun sistem ini menggunakan deteksi pemantulan elektron pada permukaan objek.
Teknik ini secara khusus di gunakan dengan menggabungkan denga teknik refleksi
difraksi elektron energi tinggi dan teknik refleksi pelepasanspektrum energi tinggi.
6. Spin- Polarized Low- Energy Electron Microscopy (SPLEEM)
Spin- Polarized Low- Energy Electron Microscopy (SPLEEM) merupakan variasi lain
yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya dan digunakan untuk melihat
struktur mikro dari medan magnet.
Dengan melakukan penambahan peralatan video maka pengamat dapat melakukan
pengamatan dengan mikroskop elektron secara terus menerus pada objek yang hidup.
Aplikasi landasan mekanika kuantum

Sifat kuantum dari elektron juga penting dalam elektronika, terutama dalam desain
mikroskopik yakni microchip. Sebagai contohnya,:
 Laser
Penerapan fisika kuantum dalam kehidupan sehari-hari adalah laser. Suatu alat yang
dapat dijumpai di setiap CD Player. Ketika atom atau molekul menjadi panas, mereka
menyerap energi (mereka dikatakan tereksitasi), dan elektron di dalamnya akan diangkat ke
tingkat energy yang lebih tinggi. Apabila dibiarkan dingin, elektron-elektron itu akan
kembali ke tingkat energy yang lebih rendah memancarkan cahaya secara agak acak yang
menghasilkan kurva radiasi benda hitam. Tetapi jika radiasi lemah dengan energy yang
tepat, efeknya adalah elektron-elektron dalam setiap atom (atau setidaknya sejumlah banyak
atom) akan pindah ke tingkat keadaan tereksitasi. Sekarang, ketika mereka kembali ke
bawah dari tingkat tereksitasi ini mereka akan memancarkan sebuah foton dengan besar
energi yang sama. Bermilyar-milyar foton yang bergerak bersamaan inilah yang membentuk
pancaran berintensitas tinggi dari cahaya monokromatis sebuah penguatan cahaya dengan
pancaran terstimulasi dari radiasi atau Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation (LASER).
Pertunjukan laser pertama kepada public berlangsung pada tanggal 9 Mei 1969 di Mills
College Oakland, kalifornia. Prinsipnya sangat sederhana – yang berasal dari perhitungan
yang dilakukan Einstein di tahun 1916. Tetapi ternyata kesulitan teknologi untuk membawa
sejumlah besar atom kekeadaan tereksitasi dan menjaganya di keadaan itu sampai siap untuk
dipicu melepaskan energi, sangat besar, sehingga laser pertama tidak berhasil dibuat sampai
setelah 40 tahun kemudian. Dan sekarang sinar laser diarahkan dengan menggunakan cermin
yang dikendalikan dengan magnet dan peralatan elektronik yang dapat menggerakan
sinarnya lebih cepat dari kemampuan mata mengikuti gerakannya. Berikut adalah
bagaimana cara laser bekerja:
Cahaya laser terhasilkan dengan mengeksitasi elektron menggunakan sumber energi
yang lemah. Ketika banyak elektron yang tereksitasi, pulsa energi lainya akan memicunya
sehingga mereka semua jatuh ke tingkat rendah yang sama secara bersamaan. Ini berarti
mereka akan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang sama dalam bentuk
pancaran murni yang terkonsentrasi. Peralatan laser terdiri dari sebuah batang rubi dengan
cermin di kedua ujungnya dan sumber cahaya di dekatnya. Ketika tabung kilatan
ditembakan, cahaya memasuki tabung rubi dan mengeksitasi elektron di kebanyakan atom.
Beberapa dari elektron yang tereksitasi jatuh kembali ke tingkat energi yang lebih rendah
memancarkan foton ke segala arah. Foton merambat sepanjang batangan terpantulkan oleh
cermin, ,memicu lebih banyak atom untuk memancarkan foton. Ketika cukup energy telah
terbentuk, akan dilepaskan dari salah satu ujungnya sebagai pancaran cahaya laser yang
berpanjang gelombang tunggal dan berintensitas tinggi. Saat ini laser bisa didapatkan secara
gratis bersamaan dengan perlengkapan hi-fi, untuk gantungan kunci.
Aplikasi ini telah menjadi hal yang mudah di dapat dan menjadi hal yang biasa. Tidak ada
contoh yang lebih baik dari ini tentang bagaimana fisika kuantum telah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari sejak zamannya Einsten dan Bohr. Tetapi masih ada aspek dari dunia
kuantum yang harus diselidiki dan digunakan sebagai tekhnologi baru untuk masa depan.
Kemudian contoh lain dari aplikasi dari prinsip-prinsip dalam kuantum yakni Teleportasi,
gaya kuantum. sebagai contoh:
 Layar TV
Fungsi gelombangnya runtuh dan menjadi terlokalisasi. Kebanyakan elektron sering
berinteraksi dengan sesuatu. Elektron dalam sebuah atom berinteraksi dalam sebuah atom
berinteraksi dengan inti atom, sehingga terlokalisasi tidak hanya di sekitar atom, tetapi juga
pada tingkat energi tertentu. Tetapi benda kuantum dapat dipersiapkan dalam keadaan
dimana mereka berinteraksi hanya dengan cara yang terbatas dengan benda kuantum
lainnya, sehingga non-lokalitas akan muncul dalam bentuk penuhnya.
Eksperimen yang menunjukkan non-lokalitas kuantum dirancang oleh fisikawan Irlandia,
John Bell, yang bekerja di CERN di Jenewa pada pertengahan tahun 1960-an. Beberapa tim
eksperimen berusaha memenuhi tantangan mengubah ide tentang non-lokalitas menjadi
kenyataan, dan demonstrasi yang meyakinkan terlaksana oleh sesuatu grup yang bekerja di
Paris di awal 1980-an. Dalam eksperimen tersebut, sebuah atom diinduksi agar
memancarkan dua buah foton secara silmultan dalam arah yang berlawanan. Karena kedua
foton ini berasal dari tempat yang sama berarti mereka terkolerasi satu dengan lainnya dan,
menurut persamaan-persamaan fisika kuantum, mereka tetap terkait walaupun terpisah jauh,
seakan-akan mereka membentuk satu partikel.
Eksperimen membuktikan bahwa pengukuran terhadap sifat dari salah satu foton pada
satu sisi laboratorium mempengaruhi foton lainnya di sisi lain laboratorium secara simultan.
Melalui eksperimen ini non-lokalitas dapat dilihat berlaku. Sekitar pertengahan tahun 1990-
an, para peneliti di Jenewa telah mengembangkan eksperimen semacam itu sehingga
fotonnya sekarang dikirim melalui kabel serat optik sepanjang 10 km (6,2 Mil).
Eksperimennya masih menunjukkan efek non-lokalitas. Kedua foton berkelakuan sebagai
sebuah partikel walaupun ketika mereka terpisah 10 Km jauhnya. Dan tidaklah berlebihan
bahwa hal ini adalah asli hasil eksperimen, dan bukan sekedar prediksi dari teori. Walaupun
beberapa pengaruh mengaitkan kedua foton secara simultan, tidak ada informasi bermanfaat
yang merambat antara keduanya yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Pengukuran foton A mengganggu foton B secara acak.

PERSAMAAN SCHRODINGER BEBAS WAKTU

Aplikasi pada persamaan schrodinger bebas waktu satu dimensi pada potensial undak dan
potensial sumur.

 Untuk aplikasi persamaan schrodinger bebas waktu satu dimensi pada potensial undak
partikel dapat mengalami dua kemungkinan :
a. Energi Total Kurang dari Epo
Penyelesaian persamaan schrodinger bebas waktu satu dimensi untuk sistem ini
adalah
𝑘−𝑖𝑎
𝜑 (x) Al ( eikx +𝑘+𝑖𝑎 eikx ), x ≤ 0
2𝑘
Al ( 𝑘+𝑖𝑎 eiax ), x > 0
b. Energi Total Lebih dari Epo
Penyelesaian persamaan schrodinger bebas waktu satu dimensi untuk sistem ini
adalah
𝑘−𝛽 ikx
𝜑 (x) Al ( eikx + e ), x≤0
𝑘+𝛽
2𝑘
Al ( 𝑘+𝛽 eibx ), x > 0

Untuk aplikasi persamaan schrodinger bebas waktu satu dimensi pada potensial sumur dapat
didefinisikan sebagai berikut :

Untuk kasus E > 0 diperoleh solusi


−𝑖𝑘𝑥
e−𝑖𝑘𝑥− e
𝜑 (x) = 2iB2 (+ )
2𝑖
𝑛𝜋
= 2iB2 sin 𝐿

a. Untuk tingkatan energi yang pertama yaitu n=1 maka nilai energi totalnya sebesar E1 =
ℎ2
8𝑚𝐿2
4ℎ2
b. Untuk tingkatan energi yang kedua yaitu n=2 maka nilai energi totalnya sebesar E2 = 8𝑚𝐿2
= 4E1.
c. Untuk tingkatan energi yang ketiga yaitu n=3 maka nilai energi totalnya sebesar E 3 =
9ℎ2
= 9E1.
8𝑚𝐿2

Penerapan Persamaan Schrödinger Persamaan Schrödinger dapat diterapkan dalam


berbagai persoalan fisika.Dimana pemecahan persamaan Schrödinger yang disebut fungsi
gelombang, memberikan informasi tentang perilaku gelombang dari partikel.
a. Pada partikel Bebas Yang dimaksud dengan “Partikel Bebas” adalah sebuah partikel yang
bergerak tanpa dipengaruhi gaya apapun dalam suatu bagian ruang, yaitu, F = - dV(x) / dx =
0 sehingga menempuh lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Dalam hal ini, bebas memilih
tetapan potensial sama dengan nol. Partikel bebas dalam mekanika klasik bergerak dengan
momentum konstan P, yang mengakibatkan energi totalnya jadi konstan.Tetapi partikel
bebas dalam mekanika kuantum dapat dipecahkan dengan persamaan Schrödinger tidak
bergantung waktu.
b. Pada partikel dalam kotak Untuk meninjau sebuah partikel yang bergerak bebas dalam
sebuah kotak dalam dimensi yang panjangnya L, dimana partikelnya benar-benar
terperangkap dalam kotak. Potensial ini dapat dinyatakan:

Gambar.1Sumur Potensial yang bersesuaian dengan sebuak kotak yang dindingnya keras tak
berhingga.

Kita dapat memberi spesifikasi pada gerak partikel dengan mengatakan bahwa gerak itu
terbatas pada gerak sepanjang sumbu-x antara x = 0 dan x = Ldisebabkan oleh dinding keras tak
berhingga. Misalnya, sebuah manik-manik yang meluncur tanpa gesekan sepanjang kawat yang
ditegangkan antara dua dinding tegar dan bertumbukan secara eksak dengan kedua dinding.
Sebuah partikel tidak akan kehilangan Energinya jika bertumbukan dengan dinding, energi
totalnya tetap konstan. Dari perbandingan Mekanika Kuantum,energi potensial V dari partikel itu
menjadi tak hingga di kedua sisi kotak, sedangkan V konstan di dalam kotak, dapat dikatakan V
= 0 seperti yang terlihat pada gambar (1) di atas. Karena partikel tidak bisa memiliki Energi tak
hingga, maka partikel tidak mungkin ditemukan di luar kotak, sehingga fungsi gelombang ψ =
0untuk 0 ≤ x ≤ L.

Anda mungkin juga menyukai