Dokumen - Tips - Resume Penetapan Tarif Sewa Lahan Bumn
Dokumen - Tips - Resume Penetapan Tarif Sewa Lahan Bumn
NOMOR : PER-06/MBU/2011
TENTANG
Pasal 1
2. Pendayagunaan Aktiva Tetap adalah optimalisasi pemanfaatan Aktiva Tetap BUMN melalui
kerjasama dengan Mitra.
Pasal 6
Pasal 24
Pendayagunaan Aktiva Tetap dengan cara Sewa, dilakukan terhadap Aktiva Tetap BUMN berupa
tanah, bangunan dan/atau Aktiva Tetap lainnya.
Pasal 36
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri ini, diatur oleh
Direksi masing-masing BUMN.
Pasal 40
Sepanjang belum diatur dalam anggaran dasar, Aktiva Tetap yang telah ditetapkan menjadi aktiva
sewaan, baik sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini maupun yang penetapannya dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri ini, pelaksanaan sewanya, temasuk penetapan tarif Sewa
sepenuhnya menjadi kewenangan Direksi, dengan tetap mengupayakan hasil yang optimal bagi
perusahaan.
Kesimpulan :
Penetapan tarif sewa lahan / aktiva tetap BUMN belum diatur secara terperinci dalam Peraturan
Menteri ini, akan tetapi di kewenangan penetapannya diserahkan sepenuhnya kepada Direksi
masing-masing BUMN.
PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR : PER-13/MBU/09/2014
TENTANG
Pasal 1
Direksi harus menyusun daftar Aset Tetap yang kurang dan/atau tidak optimal pemanfaatannya
disertai dengan penjelasan mengenai lokasi, kondisi, status kepemilikan, rencana awal
pemanfaatan oleh perusahaan dan khusus terhadap Aset Tetap berupa tanah dan/atau bangunan
disertai dengan penjelasan mengenai Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dimana Aset Tetap
tersebut berada.
Pasal 2
(1) Dalam rangka optimalisasi nilai perusahaan, BUMN melakukan pendayagunaan Aset Tetap
(2) Pendayagunaan Aset Tetap dapat dilakukan sendiri oleh BUMN atau melalui kerjasama
(3) Pendayagunaan Aset Tetap yang dilakukan sendiri oleh BUMN, pelaksanaannya sepenuhnya
(4) Pendayagunaan Aset Tetap melalui kerjasama dengan pihak lain, dilakukan berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
(5) Direksi dapat menyusun peraturan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
LAMPIRAN
BAB III
e. Sewa; atau
f. Pinjam Pakai.
IV. SEWA
4. UANG SEWA
4.1 BUMN berhak mendapatkan uang Sewa tahunan atau periode tertentu dari Mitra
c. Biaya pemeliharaan objek Sewa termasuk sarana dan prasarana yang melekat
4.3 Tarif uang Sewa tersebut ditetapkan oleh Direksi dengan memperhatikan rencana
penggunaan oleh Mitra, nilai pasar setempat, estimasi kenaikan nilai Aset Tetap,
6. 1. Direksi dapat menetapkan Aset Tetap tertentu sebagai Aset Tetap untuk sewaan
operasional perusahaan.
6. 3. Pendayagunaaan Aset Tetap sewaan dengan cara Sewa kepada Mitra dilakukan
6. 4. Sepanjang belum diatur dalam anggaran dasar, Aset Tetap yang telah ditetapkan
menjadi aset sewaan, baik sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini maupun yang
NOMOR 96/PMK.06/2007
TENTANG
Pasal 5
(4) Pemanfaatan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
dalam bentuk:
a. sewa;
b. pinjam pakai;
c. kerjasama pemanfaatan;
d. bangun guna serah dan bangun serah guna.
Pasal 8
Ketentuan mengenai formula tarif sewa, ditetapkan dalam Lampiran II.A Peraturan Menteri
Keuangan ini.
LAMPIRAN II.A
FORMULA TARIF SEWA ATAS PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK KEKAYAAN NEGARA
Besarnya biaya sewa Barang Milik Negara dihitung dengan formula sebagai berikut:
Keterangan:
a. St = Sewa tanah
Nilai Tanah = Nilai tanah berdasarkan hasil penilaian dengan estimasi terendah
menggunakan NJOP (per M2)
b. Luas tanah dihitung berdasarkan pada gambar situasi/peta tanah atau sertifikat tanah
dalam meter persegi.
Keterangan:
- penyusutan maksimal 80 %
b. Luas bangunan dihitung berdasarkan luas lantai bangunan sesuai gambar dalam meter
persegi.
c. Harga satuan bangunan
− Harga Satuan bangunan per M2 sesuai klasifikasi/tipe dalam keadaan baru berdasarkan
keputusan pemerintah daerah kabupaten/kota setempat pada tahun yang bersangkutan.
− Harga satuan tertinggi rata-rata per M2 bangunan bertingkat untuk Bangunan Gedung
Negara.
d. Dalam hal sisa bangunan menurut umur tidak sesuai dengan kondisi nyata, maka Nsb
ditetapkan berdasarkan kondisi bangunan sebagai berikut:
- rusak ringan = 70% s.d. < 85% rusak sebagian non struktur
- rusak berat = 55% s.d. < 70% rusak sebagian non struktur/struktur
- rusak berat = 35% s.d. < 55% rusak sebagian besar non struktur/struktur
Sp = 6,64% x Hp x Nsp
a. Keterangan:
Sp = sewa prasarana bangunan (Rp/tahun)
- pekerjaan halaman = 5 %
- mesin/instalasi = 10 %
- furniture/elektronik = 25 %
- penyusutan maksimal = 80 %
Formula tarif sewa ditetapkan oleh masing-masing pengguna barang berkoordinasi dengan
instansi teknis terkait.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33/PMK.06/2012
TENTANG
Keterangan :
3,33% : Faktor variabel sewa tanah
Lt : Luas tanah dihitung berdasarkan gambar situasi/peta tanah atau sertifikat
tanah yang dihitung dalam m2.
Nt : Nilai tanah (Rp/m2)
Keterangan :
6,64% : Faktor variabel sewa bangunan
Lb : Luas bangunan merupakan luas lantai bangunan sesuai gambar dalam m2
Nb : Nilai bangunan (Rp/m2)
Keterangan :
Nilai sisa bangunan (Nsb) merupakan nilai sisa bangunan dalam persentase setelah
diperhitungkan penyusutan.
a. Penyusutan untuk bangunan permanen = 2 % / tahun
b. Penyusutan untuk bangunan semi permanen = 4 % / tahun
c. Penyusutan untuk bangunan darurat = 10 % / tahun
d. penyusutan maksimal 80 %
Dalam hal sisa bangunan menurut umur tidak sesuai dengan kondisi nyata, maka nilai
sisa bangunan (Nsb) ditetapkan berdasarkan kondisi bangunan dengan perhitungan:
a. untuk kondisi baik, siap pakai/perlu pemeliharaan awal, sebesar 85% - 100%
b. untuk kondisi rusak ringan, rusak sebagian non struktur, sebesar 70% - 85%
c. untuk kondisi rusak berat:
pada sebagian bangunan non struktur/struktur
, sebesar 55% - 70%
pada sebagian besar bangunan non struktur/struktur, sebesar 35% - 55%
Dalam hal bangunan yang akan disewakan lebih dari 1 (satu) lantai, maka harga satuan
bangunan standar dikalikan dengan faktor jumlah lantai bangunan sesuai ketentuan
yang diatur dalam Lampiran PMK ini.
Keterangan :
6,64% : Faktor variabel sewa prasarana bangunan
Hp : Nilai prasarana bangunan dalam keadaan baru (Rp/M2)
Keterangan :
Nilai sisa prasarana bangunan merupakan nilai sisa prasarana bangunan dalam persentase
setelah diperhitungkan penyusutan yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai penyusutan BMN.
Apabila belum terdapat pengaturan mengenai penyusutan, maka perhitungan penyusutan
dihitung:
a. untuk prasarana berupa pekerjaan halaman sebesar 5% / tahun
b. untuk prasarana berupa mesin atau instalasi sebesar 10% / tahun
c. untuk prasarana berupa alat perabot dan elektronik sebesar 25% / tahun
d. Penyusutan maksimal sebesar 80% / tahun
Pasal 77
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, ketentuan mengenai pemanfaatan BMN
dalam bentuk Sewa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan Dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.