Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DI SEKOLAH

ALUR KEGIATAN DAN HASIL YANG DIRENANAKAN

Materi pelatihan/sosialisasi untuk para

Pendukung dan Pelaksana Penerapan STBM di Sekolah Dasar

November 2012
DAFTAR SINGKATAN DAN DEFINISI/PENJELASAN ISTILAH ISTILAH

SHAW
Sanitasi Pengelolaan kotoran manusia, sampah dan limbah cairan
Hiegien Kebersihan diri dan lingkungan
STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBM adalah penanggulangan dan pengelolaan keadaan sanitasi secara
keseluruhan (total) –- yang mencakup 1) STOP buang air besar
sembarangan; 2) cuci tangan pakai sabun; 3) pengelolaan air minum
rumah tangga, 4) pengelolaan sampah rumah tangga dan 5) pengelolaan
limbah cair rumah tangga --yang dipelopori, ditentukan dan dikelola
masyarakat sendiri berdasarkan kebutuhan dan kemampuan yang
dirasakan masyarakat sendiri – oleh karena itu disebut berbasis
masyarakat.
5 Pilar STBM Pilar artinya “tiang fondasi”. Ke lima pilar STBM diatas sama-sama
diperlukan, dan perlu ada semuanya untuk terciptanya sanitasi total
(tuntas).
ManLak
Tim STBM
SS Sanitasi Sekolah
Dinas PPO
KCD – PPO
DPRD
UKS
Pokja-AMPL
Promkes
BiDes
DinKes
CTPS
BAB-S
BAPPENAS
LSM
Sanitarian
Komite Sekolah

Diagram Jalur
Penularan
Metaplan
Flip-chart
Proyektor-
InFocus
Sticky Cloth
Role Play
Gender Peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang umum berlaku
diterapkan di masyakarat berdasarkan norma-norma, kebiasaan,
kepercayaan dan tradisi setempat.

H a l a ma n 2|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
Pendahuluan

Tujuan keseluruhan dari Program “Sanitation, Hygiene and Water” (SHAW) atau Program
Sanitasi Higiene dan Air, ada dua, yaitu:

a) meningkatkan kondisi sanitasi dan higiene di masyarakat dan sekolah di Indonesia


Bagian Timur; dan
b) Menciptakan lingkungan yang mendukung melalui penguatan institusi pemerintah
yang terkait pada tingkatan yang berbeda untuk menjamin keberlanjutan dengan
tujuan akhirnya adalah replikasi dan pengembangan (scaling-up) dalam skala
nasional.

Inti dari SHAW adalah pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdiri
dari 5 Pilar:

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (di desa dan di sekolah),


2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga,
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, dan
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.

Sanitasi Sekolah/STBM di Sekolah (selanjutnya disingkat SS) merupakan elemen yang


penting dari tujuan SHAW yang pertama, yang menyatakan bahwa "prinsip-prinsip STBM
akan diterapkan di masyarakat dan di sekolah-sekolah, dimana sekolah akan berfungsi
sebagai pusat sumber daya untuk aplikasi/penrapan STBM di desa-desa mereka". Tujuannya
adalah bahwa anak-anak akan dididik dalam praktik higiene dan melakukannya di rumah
dimana pada saat yang sama orang tua akan mendukung lingkungan sekolah menjadi lebih
bersih dan sehat. Dengan demikian SHAW mencoba untuk memanfaatkan hubungan antara
sekolah dan masyarakat, dan berkonsentrasi pada seluruh masyarakat, bukan hanya
beberapa bagian saja yang terlibat dalam kegiatan sekolah.

Beberapa pertimbangan untuk memasukkan sekolah ke dalam SHAW adalah (a) Sangat sulit
untuk meningkatkan kondisi sanitasi masyarakat jika anak-anak tidak bisa melakukannya di
sekolah; (b) Anak-anak umumnya sangat termotivasi untuk memperbaiki kondisi di rumah
dan di komunitas mereka dan dapat menjadi katalis yang sangat baik untuk perubahan
positif; (c) Kegiatan sekolah dan tugas siswa (misalnya survei sederhana di rumah mereka
dan lingkungan sekitar) adalah peluang bagus untuk meningkatkan kesadaran dan memulai
aksi masyarakat; dan (d) Sekolah membutuhkan bantuan dari orang tua dan pemerintah
daerah untuk membangun dan mempertahankan fasilitas sanitasi yang baik.

Dalam SHAW telah diputuskan untuk fokus pada Sekolah Dasar. Alasannya adalah bahwa
kondisi sanitasi di Sekolah Menengah biasanya jauh lebih baik dari pada Sekolah Dasar.
Selain itu, tidak banyak Sekolah Menegah di wilayah implementasi SHAW. Dengan demikian

H a l a ma n 3|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
SHAW merasa tidak efisien untuk mengembangkan pendekatan terpisah untuk Sekolah
Menengah.

Pendekatan SS yang merupakan elemen dari SHAW tidak dilakukan dari sudut pandang yang
berbeda dan dengan konsep yang berbeda dan prinsip-prinsip kegiatan dasar STBM yang
telah dikembangkan oleh 6 organisasi mitra SHAW. Alur dan hasil kegiatan SS dalam jangka
pendek dan jangka panjang telah dirumuskan dan juga indikator untuk mengukur kemajuan
pada 5 pilar STBM di tingkat sekolah.

Laporan ini memberikan paparan dari alur tersebut di atas dan juga menyajikan langkah-
langkah yang diambil dalam program STBM untuk memastikan masuknya sekolah dan
interaksi antara sekolah dan masyarakat dalam pendekatan STBM dan meletakkan SS secara
jangka panjang dalam kebijakan dan kegiatan sekolah.

1. Lobi/Pendekatan untuk SS

Alur kegiatan yang akan disajikan dalam bab berikut, bertujuan untuk mendukung hasil yang
ingin dicapai oleh SHAW dalam jangka panjang. Bagian dari kegiatan lebih banyak pada lobi
sanitasi sekolah dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dimasukkannya lobi pada alur
kegiatan dimaksudkan untuk menunjukkan dan untuk memastikan bahwa lobi tidak boleh
dianggap sebagai kegiatan yang terpisah. Lobi sudah termasuk dalam semua kegiatan,
dalam setiap proyek.

Ada tiga jenis kegiatan yaitu

1. Koordinasi,
2. Lobi (advokasi) dan
3. Pelatihan.

Koordinasi adalah kegiatan-kegiatan yang memastikan bahwa semua tindakan telah


dilakukan dan dalam urutan yang baik.

Lobi (advokasi) adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menarik dan memotivasi
para pemangku kepentingan/pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan, baik untuk
saat inimaupun di masa yang akan datang.

Kegiatan pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas dari orang-orang yang


terkait/pemangku kepentingan.

Pada alinea-alenia berikutnya akan disajikan alur kegiatan SS sesuai dengan hasil-hasil yang
direncanakan/diharapkan untuk jangka pendek dan hasil jangka panjang.

Kegiatan jangka pendek adalah kegiatan yang diperlukan untuk memulai SS yang terdiri dari
koordinasi, pelatihan serta lobi.

H a l a ma n 4|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
Kegiatan jangka panjang terutama terdiri dari kegiatan lobi, yang diperlukan untuk
mempertahankan atau menjamin kesinabungan SS, terutama setelah SHAW berakhir.

Seperti yang disebutkan di atas dan seperti yang akan dibuat jelas dalam gambar (lihat
bagian 7), dalam prakteknya kegiatan jangka pendek dan jangka panjang akan berjalan
beriringan (bersamaan). Mulai dari awal kegiatan pertama dengan para pemangku
kepentingan yang berbeda, agenda lobi/advokasi dan hasil jangka panjang yang ingin
dicapai perlu dipertimbangkan dan termasuk dalam diskusi.

2. Kegiatan dan Peran/Hasil yang Diharapkan Di Tingkat Kabupaten

Kegiatan di tingkat kabupaten terbagi dalam dua kategori. Kategori pertama menyangkut
kegiatan-kegiatan yang menciptakan pra-kondisi untuk melakukan kegiatan terkait SS dan
untuk dapat melibatkan pemerintah dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan kegiatan.
Kategori kegiatan kedua berkaitan dengan mempertahankan keberlanjutan SS dan
menanamkan prinsip-prinsip SS dalam kebijakan dan anggaran.

2.1 Mencipatakan pra-kondisi untuk melakukan kegiatan SS di tingkat kabupaten

Kegiatan pertama yang dilakukan oleh para mitra SHAW di tingkat kabupaten adalah Road
Show, sebagai bagian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menginformasikan
semua pemangku kepentingan tentang konsep STBM dan proyek SHAW yang dilaksanakan
oleh masing-masing mitra terkait. Setelah perkenalan umum, kegiatan yang lebih spesifik
yang dilakukan adalah mendapatkan izin (jika perlu) dan untuk menjalin kerjasama dengan
semua pemangku kepentingan SS.

Kegiatan yang dilakukan oleh mitra SHAW (lihat Bagian 2) bertujuan untuk hasil jangka
pendek seperti berikut ini:

Target yang diadvokasi Peran dan Hasil yang Direncanakan/Diharapkan


Bupati Instruksi Bupati kepada semua dinas terkait untuk mendukung
program SS dan memasukkannya ke dalam kegiatan dan prioritas
masing-masing dinas
DPRD Dukungan SS
Pokja AMPL Daerah Surat Dukungan kepada semua dinas terkait untuk mendukung
pelaksanaa SS
Dinas PPO 1. Pemilihan sekolah untuk penerapan program SS
2. Surat Izin/Intruksi untuk beraktivitas di sekolah terpilih
Yayasan Sekolah 1. Pemilihan sekolah
(Swasta) 2. Surat Izin/Intruksi untuk beraktivitas di sekolah terpilih
Dinas Kesehatan Puskesmas (sanitarian dan promkes) akan terlibat dalam
kegiatan SS (jika diperlukan: Surat intruksi atau surat dukungan
kepada semua puskesmas yang terkait)
LSM yang berativitas di 1. Mencegah tumpang tindih kegiatan di sekolah yang sama
sekolah 2. Terciptanya sinergi

H a l a ma n 5|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
2.2 Mempertahankan keberlanjutan SS di tingkat kabupaten

SS tidak menyangkut intervensi satu kali saja. Perubahan perilaku tidak akan berlanjut jika
tidak didorong oleh lingkungan yang kondusif dan mendukung praktek STBM dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penting bahwa STBM di sekolah harus tercantum
dalam kebijakan dan pengambilan keputusan. Dalam SHAW langkah-langkah berikut ini
dilakukan untuk menjamin keberlanjutan SS di tingkat kabupaten:

Target yand di Peran Hasil yang Direncanakan/Diharapkan


advokasi
Bupati Institusionalisasi SS dalam kegiatan dinas terkait
DPRD Persetujuan anggaran terkait SS
Pokja AMPL Daerah Memastikan SS dalam proposal anggaran
Dinas PPO 1. Dinas PPO mengalokasikan anggaran untuk peningkatan
kapasitas dan fasilitas SS
2. Pengawas Sekolah memonitor SS
Yayasan Sekolah Yayasan Sekolah mengalokasikan anggaran untuk peningkatan
(Swasta) kapasitas dan fasilitas SS
Dinas Kesehatan 1. Memasukkan STBM dalam mata pelajaran terkait kesehatan
2. Tim SS mengunjungi sekolah-sekolah secara rutin dan berkala

3. Kegiatan dan Hasil yang Diharapkan Di Tingkat Kecamatan

Setelah mobilisasi awal para pemangku kepentingan di tingkat kabupaten, mitra SHAW
memperluas kegiatan mereka ke tingkat kecamatan. Di sini sekali lagi kegiatan yang
dilakukan bertujuan untuk hasil jangka pendek yang menyangkut pelaksanaan SS yang
diprakarsai oleh para mitra, namun secara bersamaan kegiatan lain dikembangkan yang
berfokus pada keberlanjutan STBM di sekolah, terutama setelah SHAW selesai.

3.1 Mencipatakan pra-kondisi untuk melakukan kegiatan SS di tingkat kecamatan

Kegiatan pertama yang dilakukan pada tingkat kecamatan mirip dengan yang ada di tingkat
kabupaten yaitu Road Show, pengenalan program STBM kepada seluruh pemangku
kepentingan. Setelah perkenalan umum, semua pemangku kepentingan akan didekati untuk
koordinasi dan kerja sama lebih lanjut. Selain itu, diselenggarakan pelatihan di tingkat
kecamatan dengan peserta perwakilan dari organisasi pelaksana (Tim STBM, Puskesmas dan
Pengawas Sekolah) di Kecamatan dan dari sekolah-sekolah, untuk mempersiapkan mereka
untuk terlibat aktif dalam pengembangan kegiatan SS.

Target Group Peran/Hasil yang Direncanakan Diharapkan


Camat 1. Izin untuk kegiatan SS (jika diperlukan dapat diformalkan)
2. Dukungan politik

H a l a ma n 6|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
Tim STBM kecamatan Dukungan politik
Pengawas Sekolah 1. Surat Izin untuk melaksanakan kegiatan di sekolah
2. Partisipasi dalam pelatihan (lihat di bawah)
Puskesmas: Sanitarian, 1. Partisipasi dalam pelatihan (lihat di bawah)
Promkes, Tim UKS 2. Partisipasi dalam pemicuan di desa/sekolah
Kepala Sekolah, guru 1. Partisipasi dalam pelatihan (lihat di bawah)
yang ditunjuk untuk SS 2. Memimpin pemicuan dan kegiatan tindak lanjut di sekolah
dan perwakilan Komite
Sekolah
Sanitarian, Promkes, Pelatihan dengan hasil yang diharapkan1:
bidan desa, Kepala 1. Sanitarian dan Promkes (terlatih): terlibat dalam pemicuan,
Sekolah, guru yang pendidikan kesehatan (termasuk metodologi ramah anak) dan
ditunjuk untuk SS, 2 pemantauan STBM.
perwakilan dari Komite 2. Kepala Sekolah, guru STBM dan anggota Komite Sekolah
Sekolah, Pengawas (terlatih): memimpin pemicuan, yakin tentang pentingnya SS
Sekolah untuk sekolah mereka, mengembangkan Rencana Aksi Sekolah
(jangja pendek dan jangka panjang, termasuk rencana untuk
operasional dan pemeliharaan), pemantauan STBM, pelajaran
STBM dalam ekstrakurikuler, menggunakan metodolgi ramah
anak (bernyanyi, permainan, menggambar, pertandingan, dll),
terkait antara STBM di desa dan di sekolah, memiliki
pengetahuan opsi teknologi untuk fasilitas sanitasi dan
anggaran untuk fasilitas sanitasi termasuk operasional dan
pemeliharaan (termasuk melobi untuk anggaran)
3. Pengawas Sekolah yakin tentang pentingnya SS, termotivasi
untuk memantau dan melobi SS, mendukung masuknya SS
dalam anggaran sekolah.

3.2 Mempertahankan keberlanjutan SS di tingkat kecamatan

Pelaksanaan kegiatan pemicuan di sekolah dan mengikuti kegiatan pendidikan pada STBM
(yang akan dibahas dalam sesi berikutnya) adalah titik awal untuk memperbaiki situasi SS.
Oleh karena itu para mitra SHAW menyatakan bahwa SS tidak akan menjadi kegiatan satu
kali saja, namun STBM menjadi elemen rutin dari peraturan dan kegiatan Sekolah. Artinya
bahwa mitra SHAW akan mencoba untuk memastikan bahwa setelah pemicuan, kegiatan
dan protokol akan dikembangkan oleh para pemangku kepentingan lokal untuk memastikan
mereka akan terus berupaya untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan situasi SS.

Target Peran/Hasil yang Direncanakan/Diharapkan


Camat 1. Pembahasan SS dalam rapat rutin dengan Kepala Desa,
Sekolah dan Puskesmas
2. Pembahasan fasilitas SS dalam proposal untuk PNPM, ADD
dan sumber lainnya
Tim STBM 1. Pembahasan SS dalam rapat rutin dengan Kepala Desa,
Sekolah dan Puskesmas

H a l a ma n 7|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
Target Peran/Hasil yang Direncanakan/Diharapkan
2. Pembahasan fasilitas SS dalam proposal untuk PNPM, ADD
dan sumber lainnya
Pengawas Sekolah Pemantauan SS (menerima data pemantauan dari Puskesmas
dengan menjadi bagian dari kecamatan)
Puskesmas: Sanitarian, 1. Pemantauan SS (menerima data pemantauan dari Kepala
Promkes, Tim UKS Desa)
2. Mengunjungi sekolah secara berkala + memasukkan STBM
dalam pendidikan kesehatan
3. Lobi untuk meningkatkan kepedulian terkait SS
Kepala Sekolah, guru 1. STBM dimasukkan dalam ekstrakurikuler
yang ditunjuk untuk SS 2. Para sisawa diinformasikan tentang kesehatan, higiene dan
dan perwakilan Komite sanitasi
Sekolah 3. Komite Sekolah mengalokasikan anggaran untuk fasilitas
sanitasi dan keperluan STBM
4. Komite Sekolah mengalokasikan anggaran untuk operasional
dan pemeliharaan fasilitas SS

4. Pemicuan dan Kegiatan Tindak Lanjut di Sekolah

Setelah semua persiapan di tingkat kabupaten dan kecamatan, yang membantu untuk
menciptakan pra-kondisi untuk melakukan kegiatan STBM di sekolah, mitra SHAW
melaksanakan pemicuan STBM dan menindaklanjuti program di sekolah. Rencana kerja
jangka pendek untuk kegiatan ini akan dikembangkan oleh Kepala Sekolah dan guru yang
ditunjuk untuk STBM setelah mereka telah menerima pelatihan tersebut (lihat bagian 4.1.).
Staf dari mitra akan mendukung kegiatan dan memberikan bahan-bahan IEC (atau petunjuk
tentang cara untuk membuat IEC) yang dapat digunakan selama kegiatan ini. Kegiatan
sekolah akan direncanakan pada periode yang sama dengan pemicuan di desa tersebut. Hal
ini untuk memastikan bahwa proses berjalan pada kedua tingkat tersebut (desa dan
sekolah), sebagai hasil dari pemicuan, yang akan memperkuat satu sama lainnya. Rencana
kerja termasuk kegiatan yang menjamin bahwa siswa melakukan kegiatan pengamatan di
desa yang hasilnya akan menjadi masukan bagi diskusi di sekolah tetapi juga akan
merangsang siswa untuk mendiskusikan situasi STBM di rumah dan lingkungan mereka.

Diharapkan setelah pemicuan awal dan pelaksanaan rencana kerja jangka pendek, kegiatan
dan perilaku berikut akan dilakukan oleh guru, siswa, dan juga penjaga sekolah.

Pelaku Hasil yang Diharapkan/Perilaku


Guru dan Komite 1. Guru dan Komite Sekolah mempraktekkan STBM
Sekolah 2. Guru dan Komite Sekolah akan memantau kegiatan SS (Guru
akan mengisi format monitoring dan Komite Sekolah memantau
prosesnya)
3. Komite Sekolah, guru dan perwakilan murid membuat
pertemuan untuk mengembangkan rencana jangka panjang

H a l a ma n 8|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
(aktivitas dan fasilitas)
Waktu: Mei/Juni (sehingga rencana kerja ini dapat dimasukkan
ke dalam rencana kerja sekolah secara keseluruhan untuk tahun
berikutnya)
4. Mengembangkan anggaran sekolah tahunan (aktivitas dan
fasilitas) untuk SS
5. Lobi dan advokasi ke dinas dan lembaga lainnya untuk
peningkatan dan penggunaan dana BOS dan dana lainnya untuk
aktivitas dan fasilitas terkait SS
6. Pelaksanaan rencana kerja sekolah jangka panjang (terkait SS)
Murid 1. Murid mempraktekkan STBM
2. Murid berpartisipasi dalam pengembangan rencana kerja
sekolah dan evaluasinya (per semester)
3. Murid melakukan pemantauan/pengamatan informal di desa
dan sekolah dan menganalisa data diantara mereka sendiri
selama kegiatan STBM (sebagai bagian dari pendekatan Agen
Perubahan)
Penjaga Sekolah 1. Penjaga Sekolah mempraktekkan STBM
2. Penjaga Sekolah melakukan operasional dan perawatan fasilitas
SS
3. Penjaga Sekolah akan membantu murid dalam mempraktekkan
STBM

5. Pemantauan dan Deklarasi

Sebuah pemantauan khusus dan format deklarasi akan dikembangkan untuk memantau
situasi SS dan untuk deklarasi SS. Format ini akan menyerupai format yang digunakan untuk
pemantauan rumah tangga dan deklarasi desa dan akan diadopsi bila diperlukan. Dengan
format pemantauan, data dasar akan dibuat selama sesi pemicuan di sekolah. Setelah
pemicuan, situasi STBM akan dipantau setiap bulan selama 3 bulan, kemudian pemantauan
akan berlangsung setiap 3 bulan dan setelah deklarasi STBM, pemantauan sekolah akan
dilakukan dua kali dalam setahun1. Guru yang ditunjuk untuk SS bertanggung jawab untuk
mengisi formulir. Kepala Sekolah dan Komite Sekolah akan memantau hasilnya. Data
pemantauan akan diserahkan kepada Kepala Desa dan akan diambil dalam alur pemantauan
STBM rutin.

Pelaku Tugas dan Tanggung Jawab Terkait Dengan Pemantauan SS


Guru yang ditunjuk Mengisi format pemantauan
untuk SS
Kepala Sekolah Memantau hasil + memberikan format pemantauan kepada Kepala
Desa
Komite Sekolah Memantau hasil

H a l a ma n 9|
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD
Kepala Desa Memantau hasil
Pengawas Sekolah Memantau hasil
Puskesmas Memantau hasil dan verifikasi

6. Gambar Alur SS

(Sedang dalam pengembangan)

7. Alur Alternatif

Alur di atas menampilkan urutan kegiatan yang akan dilakukan pada saat SS disertakan
dalam program STBM secara lengkap mulai dari awal. Dalam prakteknya, beberapa mitra
SHAW sudah melaksanakan Road Show di tingkat kabupaten dan sebagian besar sudah
dilaksanakan di tingkat kecamatan. Mitra tersebut akan mengikuti alur kegiatan sebisa
mungkin, tetapi akan mengembangkan Road Show terpisah untuk SS saja.

H a l a m a n 10 |
Materi Handout Pelatihan – Alur Kegiatan STBM SD

Anda mungkin juga menyukai