Anda di halaman 1dari 29

BASALIOMA

OLEH
KELOMPOK VIII
D-III KEPERAWATAN UNIPA
PENGERTIAN
Basalioma adalah kanker kulit yang timbul dari lapisan sel
basal epidermis atau folikel rambut ; yang paling umum dan
jarang bermetastasis ; kekambuhan umum terjadi (Brunner
and Suddarth, 2000).
Basalioma merupakan jenis kanker kulit dan tumor ganas pada
manusia yang paling sering terjadi dan lebih banyak mengenai
orang kulit putih dan jarang terjadi pada orang kulit
hitam.(Shirley,2005).

Basalioma adalah keganasan sel basal epidermis.( Beth


Goldstein, 2001).
Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang
berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis
dan apendiks kulit ( Marwali,2000).

Basalioma adalah merupakan tumor ganas yang berasal


dari sel lapisan basal epidermis bersifat invasive, destruktif
lokal, dan sangat jarang bermetastasis (Nila,2000).
ETIOLOGI

Penyebab belum pasti.


Faktor resiko lainnya yaitu:
a. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit
terang, mata biru atau hijau dan rambut
pirang.
b. Pemaparan sinar X yang berlebihan.
c. Senyawa kimia arsen, trauma dan ulkus
kronis.
PATOFISIOLOGI

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling


sering ditemukan. Basalioma berasal dari sel
epidermis sepanjang lamina basalis. Kanker sel
basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya
terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala,
dan leher. Untungnya tumor ini jarang sekali
bermetastasis. Pasien dengan kanker sel basal
tunggal lebih mudah mendapat kanker kulit.
Spektrum sinar matahari yang bersifat
karsinogen adalah sinar yang panjang
gelombangnya, berkisar antara 280
samapi 320 mm. Spektrum inilah yang
membakar dan membuat kulit menjadi
cacat. Selain itu, pasien yang memiliki
riwayat kanker sel basal harus
menggunakan tabir surya atau pakaian
pelindung untuk menghindari sinar
karsinogen yang terdapat di dalam sinar
matahari.
• Penyebab lain basalioma adalah riwayat
pengobatan, radiologi, sebelumnya
untuk menyembuhkan penyakit kulit
lain. Sinar ultraviolet panjang (UVA)
yang dipancarkan oleh alat untuk
membuat kulit kecoklatan seperti
terbakar sinar matahari juga merusak
epidermis dan di anggap sebagai
karsinogen.
Tumor ini ditandai oleh nodul
eritromatosa, halus dan seperti
mutiara, bagian tengah mengalami
ulserasi dan perdarahan, meninggi dan
memiliki pembuluh telangiektatik pada
permukannya.
Gambaran klinik basalioma berdasarkan
histopatologi terbagi menjadi 5 bentuk :

1.Nodul Ulseratif.
Lesi pada wajah,
terutama pipi, lipat
nasolabial, dahi, dan tepi
kelopak mata.
2.berpigmen.
Hampir sama dg Nodul
Ulseratif,bedanya pada
jenis ini berwarna cokelat
atau hitam berbintik- bintik
Next…
3.Morfea atau fibrosing atau sklerosine.
- Biasanya terjadi pada kepala dan
leher.
-Lesi tampak sebagai plak sklerotik
yang cekung, berwarna putih
kekuningan dengan batas tidak
jelas.
4. Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.
Secara klinis tampak sebagai plak transparan,
eritematosa sampai berpigmen terang
berbentuk oval sampai ireguler dengan tepi
berbatas tegas.
5. Fibroepitelioma
Paling sering terjadi pada
punggung bawah. Secara klinis lesi
berupa papula kecil yang tidak
bertangkai atau bertangkai pendek
dengan permukaan halus atau
noduler dengan warna yang
bervariasi.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

c. Evaluasi
a. Anamnesis
histologis
b. Pemeriksaan
d. Biopsi.
fisik.
KOMPLIKASI

1. Akibat pembedahan dan


terapi radiasi:
– Jaringan yang di buat
tergores/ terluka.
– Perubahan warna kulit.
– Timbulnya perubahan
pada kulit dari alat-
alat kosmetik.
– Luka kulit yang kronis.
– Keterbatasan anggota
badan jika
pengobatan luas.
KOMPLIKASI

2. Akibat kemoterapi dan 3. Umum:


bioterapi: – Timbulnya perubahan
– mual dan muntah. pada kulit dari alat-alat
– syndrome flulike. kosmetik dan citra
– mielosupresi. tubuh.
– paresthesia – Kehilangan fungsi pada
– fibrosis pulmonary. ekstremitas.
– hipersensivitas. – Perlukaan dan perubahan
– alopesia. warna kulit.
– reaksi alergi. – Proses hasil metastase
penyakit pada
paengobatan invasif
dan potensial kematian
terakhir.
2.Keperawatan
PENATALAKSANAAN
– Lindungi kulit dari cahaya
matahari.
– Hindari sinar matahari pada
1.Medis : tengah hari.
a. Kuretase dan – Gunakan tabir surya
Elektrodesikasi berkualitas tinggi,
minimal dengan SPF ( Solar
b. Bedah Eksisi Protection Factor)15,
yang menghambat sinar
UV( Ultra Violet) A dan UV
c. Radioterapi ( Ultra Violet) B.
– Oleskan tabir surya minimal
d. Bedah beku setengah jam sebelum
bepergian dan oleskan
e. Bedah mikrografik sesering mungkin.
– Periksalah kulit secara teratur
Mohs
KONSEP DASAR
ASKEP
1.PENGKAJIAN
a)Identitas
Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin,
agama, suku, pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar
matahari.
b). Riwayat penyakit dahulu
Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang
berhubungan dengan keluhan sekarang.
c). Riwayat penyakit sekarang
Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan
mulai tanda dan gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah
ada upaya-upaya yang dilakukan.
e.Riwayat kesehatan keluarga : apakah ada anggota keluarga
yang mengalami spina bifida atau tidak

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. B1 (Breathing) : normal
b.B2 (Blood) : takikardi/bradikardi, letargi, fatigue
c.B3 (Brain) : #.Peningkatan lingkar kepala
#.Adanya myelomeningocele sejak lahir
#.Pusing
d. B4 (Bladder) : Inkontinensia urin
e. B5 (Bowel) : Inkontinensia feses
f. B6 (Bone) : Kontraktur/ dislokasi sendi, hipoplasi ekstremitas
bagian bawah
DIAGNOSA

a.Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan spinal


malformation dan luka operasi
b.Berduka berhubungan dengan kelahiran anak dengan
spinal malformation
c.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan kebutuhan positioning, defisit stimulasi dan
perpisahan
d.Risiko tinggi trauma berhubungan dengan lesi spinal
e.Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan
intra kranial (TIK)
INTERVENSI

Dx I
Risiko tinggi infeksi b/d spinal malformation dan luka operasi
Tujuan :#.Anak bebas dari infeksi
#.Anak menunjukan respon neurologik yang normal
Kriteria hasil :
Suhu dan TTV normal, Luka operasi, insisi bersih.
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor tanda-tanda vital. Observasi - Untuk melihat tanda-tanda terjadinya
tanda infeksi : perubahan suhu, warna kulit, resiko infeksi
malas minum , irritability, perubahan warna
pada myelomeingocel.
2. Ukur lingkar kepala setiap 1 minggu
sekali, observasi fontanel dari cembung dan - Untuk melihat dan mencegah terjadinya
palpasi sutura kranial TIK dan hidrosepalus

3. Ubah posisi kepala setiap 3 jam untuk - Untuk mencegah terjadinya luka infeksi
mencegah dekubitus pada kepala (dekubitus)

4. Observasi tanda-tanda infeksi dan - Menghindari terjadinya luka infeksi


obstruksi
Dx 2
Berduka b/d kelahiran anak dengan spinal
malformation
Tujuan : #.Orangtua dapat menerima anaknya
sebagai bagian dari keluarga
Kriteria hasil :
1.Orangtua mendemonstrasikan menerima anaknya
dengan menggendong, memberi minum, dan ada
kontak mata dengan anaknya
2.Orangtua membuat keputusan tentang
pengobatan
3.Orangtua dapat beradaptasi dengan perawatan
dan pengobatan anaknya
INTERVENSI RASIONAL

1.Dorong orangtua mengekspresikan - Untuk meminimalkan rasa bersalah


perasaannya dan perhatiannya dan saling menyalahkan
terhadap bayinya, diskusikan
perasaan yang berhubungan dengan
pengobatan anaknya

2.Bantu orangtua mengidentifikasi -Memberikan stimulasi terhadap


aspek normal dari bayinya terhadap orangtua untuk mendapatkan keadaan
pengobatan bayinya yang lebih baik

3.Berikan support orangtua untuk - Memberikan arahan/suport terhadap


membuat keputusan tentang orangtua untuk lebih mengetahui
pengobatan pada anaknya
keadaan selanjutnya yang lebih baik
terhadap bayi
Dx 3
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan kebutuhan positioning,
defisit stimulasi dan perpisahan
Tujuan : #.Anak mendapat stimulasi
perkembangan
Kriteria hasil :
1.Bayi/anak berespon terhadap stimulasi yang
diberikan
2.Bayi/anak tidak menangis berlebihan
3.Orangtua dapat melakukan stimulasi
perkembangan yang tepat untuk bayi/anaknya
INTERVENSI RASIONAL
1.Ajarkan orangtua cara merawat - Agar orangtua dapat mandiri dan
bayinya dengan memberikan terapi menerima segala sesuatu yang sudah
pemijatan bayi terjadi
2.Posisikan bayi prone atau miring ke -Untuk mencegah terjadinya luka
salah satu sisi infeksi dan tekanan terhadap luka
3.Lakukan stimulasi taktil/pemijatan - mencegah terjadinya luka memar
saat melakukan perawatan diri atau infeksi yang melebar disekitar
luka
Dx 4
Risiko tinggi trauma berhubungan
dengan lesi spinal
Tujuan :#.Pasien tidak mengalami
trauma pada sisi
bedah/lesi spinal
Kriteria Hasil:
1.Kantung meningeal tetap utuh
2.Sisi pembedahan sembuh tanpa
trauma
INTERVENSI RASIONAL
1.Rawat bayi dengan cermat -Untuk mencegah kerusakan pada
kantung meningeal atau sisi

2.Tempatkan bayi pada - Untuk meminimalkan tegangan


posisi telungkup atau miring pada kantong meningeal atau sisi
pembedahan

3.Gunakan alat pelindung di sekitar Untuk memberi lapisan pelindung


kantung ( mis : selimut plastik bedah) agar tidak terjadi iritasi serta infeksi

4.Modifikasi aktifitas keperawatan Mencegah terjadinya trauma


rutin (mis : memberi makan,
memberikan kenyamanan)
Dx 5
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan
peningkatan intra kranial (TIK)
Tujuan : #.pasien tidak mengalami peningkatan
tekanan intrakranial
Kriteria Hasil :
anak tidak menunjukan tanda-tanda
peningkatan TIK
INTERVENSI RASIONAL
1.Observasi dengan cermat adanya tanda- - Untuk mencegah keterlambatan
tanda peningkatan TIK tindakan

2.Lakukan pengkajian Neurologis dasar - Sebagai pedoman untuk pengkajian


pada praoperasi pascaoperasi dan evaluasi fungsi firau

3.Hindari sedasi -Karena tingat kesadaran adalah pirau


penting dari peningkatan TIK

4.Ajari keluarga tentang tanda-tanda - Praktisi kesehataketerlambatan


peningkatan TIK dan kapan harus tindakann untuk mencegah
memberitahu
IMPLEMENTASI

Sesuai intervensi

EVALUASI

Sesuai kriteria hasil

Anda mungkin juga menyukai