DISUSUN OLEH :
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Orientasi pada
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan yang berlangsung selama 2 bulan mulai tanggal 18
Oktober 2018.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan – bimbingan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:
1. Dra. Siti Amina, MM selaku PLH Direktur RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan,
2. Dr. Nunuk Kristiani Sp.Rad selaku Wakil Direktur Pelayanan RSUD Syarifah Ambami Rato
Ebu Bangkalan,
3. Dra Cholilah Apt selaku Kepala Bidang Pelayanan Medik,
4. Nasib Anwari., SKM, MMKES selaku Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan,
5. Eddy Syaifoel R, S.Sosselaku Kepala Bidang Penunjang Pelayanan,
6. Hj. Faizah SH selaku Kepala Bidang Penyusunan Program dan Rekam Medik,
7. Listijarum SE selaku Kepala Bidang Tata Usaha,
8. Sri Ngesti Utami S.Sos,MM selaku Kepala Bidang Keuangan,
9. Seluruh Kepala Sub Bidang atau bagian, Kepala Seksi, Kepala Unit dan Kepala Ruangan
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan,
10. Seluruh Staf dan karyawan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan yang telah membantu
dan membimbing penulis selama orientasi,
11. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik serta masukan – masukan dari semua pihak untuk menyempurnakan pembuatan
laporan selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca
maupun semua pihak. Semoga apa yang mereka berikan selama ini dapat dicatat sebagai amal
ibadah dan mendapat balasan dari Allah SWT, amien.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan................................................................................................................1
1.1 Kesmipulan..........................................................................................................................17
1.2 Saran.....................................................................................................................................17
Lampiran :
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi banyak karyawan, hari pertama memasuki dunia kerja dan memulai pekerjaaan
yang baru bukanlah hal yang mudah. Banyak karyawan yang merasa gugup ketika pertama kali
bekerja. Kegugupan pada hari pertama ini pada dasarnya bersifat alamiah namun hal itu dapat
mengurangi kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika manajer SDM
tidak mengantisipasinya lebih dini. Untuk membantu karyawan menjadi anggota yang puas dan
produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan awal tersebut menjadi sesuatu
yang menyenangkan bagi karyawan baru. Karyawan baru perlu disiapkan sejak awal agar
nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang dibebankan perusahaan kepada mereka dengan
baik. Untuk membantu karyawan baru merasa cocok, maka program orientasi dan sosialisasi
sangat penting untuk membuat mereka lebih mengenal peran- perannya, perusahaan, kebijakan
-kebijakan dan karyawan lainnya.
Disamping itu, hari-hari pertama seorang karyawan baru sangat menentukan dalam
perjalanan karirnya selanjutnya terutama meniti karir dalam organisasi yang tempatnya bekerja.
Merupakan hal yang sangat normal dan wajar bahwa pada hari-hari pertama itu, berbagai
pertanyaan timbul dari dalam diri pekerja baru tersebut, misalnya : apakah organisasi yang baru
menerimanya bekerja benar-benar cocok sebagai tempat berkarya dan meniti karir atau tidak,
dipercayakan kepadanya, apakah pegawai baru bersangkutan akan disenangi oleh orang-orang
lain dengan siapa ia akan berinteraksi seperti atasan, rekan kerja, dan bagi mereka yang
menduduki jabatan manajerial, para bawahan dan berbagai pertanyaan lainnya yang sejenis.
Dapat dipastikan bahwa berbagai pertanyaan –pertanyaan tersebut tidak akan terjawab
secara tuntas pada hari-hari pertama seseorang mulai bekerja. Memperoleh jawaban yang tuntas
tentunya merupakan sebuah proses. Akan tetapi meskipun demikian, kesan permulaan menjadi
sangat penting. Karena itu merupakan tugas penting dari berbagai pihak dalam organisasi
dengan siapa pekerja baru berinteraksi untuk menciptakan suasana akrab bagi pekerja baru
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Program orientasi pada pegawai perlu dilakukan untuk karyawan baru. Selain itu kami
juga membahas tentang penempatan kerja. Adapun beberapa rumusan masalah yang kami bahas
yaitu :
C. Tujuan Pembahsan
Adapun beberapa tujuan masalah ini adalah :
1. Mengetahui arti dari orientasi karyawan dan tujuan orientasi karyawan
2. Mengetahui arti dari penempatan kerja
3. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi penempatan kerja.
BAB 2
PEMBAHSAN
A. Pengertian Orientasi
Orientasi adalah upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para karyawan baru yang
memberikan informasi mengenai perusahaan, jabatan, dan kelompok kerja (Mondy, 2008).
Sedangkan menurut Goldthrope (1968) orientasi adalah sebuah pekerjaan terhadap seorang
individu, berdasarkan harapannya yang diwujudkan dalam pekerjaannya. Sedangkan menurut
Merly Louis (1980), orientasi berarti penyediaan informasi dasar berkenaan dengan perusahaan
bagi pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
memuaskan. Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti jam kerja, cara memperoleh kartu
pengenal, cara membayar gaji dan orang-orang yang akan bekerja sama dengannya. Orientasi
pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses sosialisasi pegawai baru, yaitu suatu
proses penanaman sikap, standar nilai, dan pola perilaku yang berkau dalam perusahaan kepada
pegawai baru.
Dengan demikian menjdai jelas bahwa kegiatan orientasi merupakan persiapan atau
pembekalan kepada seorang karyawan yang baru dengan menyediakan informasi dasar
mengenai segala sesuatu berkaitan dengan tempatnya bekerja supaya dapat memahami
pekerjaannya dan melaksanakan pekerjaannya secara memuaskan.
B. Tujuan Orientasi
Tujuan orientasi menurut Moekijat(1991:94) adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan pegawai baru dengan perusahaan.
2. Menghindarkan adanya kekacauan yang mungkin di sebabkan oleh seorang pekerja baru
ketika diserahi pekerjaan baru.
3. Memberi kesempatan kepada pegawai untuk menanyakan masalah tentang pekerjaan
mereka yang baru.
4. Menghemat waktu dan tenaga pegawai dengan memberikan kepada mereka kemana harus
meminta keterangan atau bantuan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
5. Menerangkan peratuaran dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa sehingga pegawai baru
dapat menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman yang akan terjadi karena
pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahui.
6. Memberikan pengertian kepada pegawai baru bahaw mereka adalah bagian yang penting di
dalam sebuah organisasi.
Sedangkan menurut Deden (2012), orientasi yang efektif akan mencapai beberapa
tujuan utama yaitu:
1. Membentuk kesan yang menguntungkan pada karyawan dari organisasi dan pekerjaan
2. Menyampaikan informasi mengenai organisasi dan pekerjaan
3. Meningkatkan penerimaan antar pribadi oleh rekan-rekan kerja
4. Mempercepat sosialisasi dan integrasi karyawan baru kedalam organisasi
5. Memastikan bahwa kinerja dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat
6. Usaha-usaha orientasi mengenai organisasi dan pekerjaan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dilakukannya orientasi adalah
untuk memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada karyawan sehingga karyawan baru
bisa segera beradaptasi dengan tempat kerjanya, diterima oleh rekan sekerjanya dan dapat
segera memulai kinerja dan produktivitasnya.
C. Materi Orientasi
Menurut Fahmi (2013), suatu program pengenalan mencakup 4 hal utama yaitu berbagai
aspek kehidupan organisasional, keuntungan bagi para pegawai, pengenalan dan berbagai aspek
tugas.
1. Aspek organisasional
Telah dikemukakan diatas bahwa salah satu sasaran program pengenalan adalah para
pegawai baru dalam waktu yang relative singkat memahami kultur, nilai-nilai, dan kebiasaan-
kebiasaan organisasi. Pemahaman tersebut diharapkan berakibat pada terjadinya berbagai
penyesuaian yang diperlukan oleh para pegawai baru yang bersangkutan.
a. Sejarah organisasi.
b. Struktur dan tipe organisasi.
c. Nomenklatur dan titelatur yang digunakan.
d. Pengenalan para pejabat.
e. Tata ruang dan tat letak fasilitas kerja
f. Berbagai ketentuan normative
g. Produk organisasi.
2. Kepentingan pegawai baru
Selama masa perkenalan, pegawai baru itu tentu ingin mengetahui lebih mendalam dan
lebih pasti berbagai hal yang menyangkut pemenuhan kepentingannya, yang dimaksud dengan
berbagai kepentingan para pegawai baru itu adalah :
a. Penghasilan
b. Jam kerja
c. Hak cuti
d. Fasilitas yang disediakan oleh organisasi
e. Pendidikan dan pelatihan
f. Perihal pensiun
D. Manfaat Orientasi
Manfaat orientasi menurut Werther & Davis (1996) adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi kecemasan karyawan
2. Karyawan baru bisa mempelajari tugasnya dengan lebih baik
3. Karyawan memiliki ekspetasi yang lebih realistis mengenai pekerjaannya
4. Mencegah pengaruh buruk dari rekan kerja atau atasan yang kurang mendukung
5. Karyawan baru menjadi lebih mandiri
6. Karyawan baru menjadi lebih baik
7. Mengurangi kecenderungan karyawan baru untuk mengundurkan diri dari pekerjaan
E. Tahap Orientasi
Beberapa tahap orientasi ynag penting dilakuakn
1. Perkenalan
Memperkenalkan pegawai baru, mulai dari unit kerjanya sendiri sampai unit kerja
besarnya dan sampai unit-unit kerja terkait lainnya, akan memberikan ketenangan dan
kenyamanan si pegawai, karena mereka merasa diterima dilingkungannya dan hal tersebut
akan mempermudah dia untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas, bahkan dapat
membina kerja sama dengan yang lain dalam rangka menjalakan tugasnya.
Dengan menjelaskan profil perusahaan secara lengkap seperti visi, misi, nilai-nilai,
budaya perusahaan dan struktur organisasi, akan membuat pegawai baru lebih mengenal
perusahaan tersebut, sehingga akan membangkitkan motivasi dan kemampuan dia untuk
mendukung tujuan perusahaan.
3. Sosialisasi keijakan
Perlu adanya sosialisasi tentang kebijakan perusahaan yang berlaku, mulai dari
kebijakan baik yang terkai dengan SDM seperti Reward, career, training, hubungan
kepegawaian, penilaian pegawai, sampai terminaton, juga yang terkait dengan unit kerja
tempat dia bekerja, demikian kode etik dan peraturan perusahaan.
4. Jalur Komunikasi
5. Proses monitoring
Tentunya pada awal kerja, si pegawai baru sudah disosialisaikan target kerja yang
harus dicapai. Perlu adanya monitoring rutin akan hasil kerjanya, sehingga akan membantu
pegawai tersebut lebih lagi meningkatkan kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka dapat
disampaikan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut.
F. Keuntungan Orientasi
Menurut Simamora dalam Wahyudi (2012), usaha-usaha orientasi yang efektif juga
berkontribusi terhadap keberhasilan jangka pendek dan jangka panjang. Praktek SDM sebagai
berikut mengandung saran-saran mengenai bagaimana membuat orientasi karyawan lebih
efektif. Beberapa studi penilitian dan survey atas pemberi kerja melaporkan bahwa sosialisasi
dari karyawan-karyawan baru dan komitmen awal mereka pada perusahaan secara positif
dipengaruhi oleh orientasi. Sosialisasi ini meningkatkan kecocokan antara orang organisasi,
yang juga menguatkan pandangan-pandangan positif terhadap pekerjaan,rekan kerja, dan
oranisasi, para pemberi kerja telah menemukan nilai karyawan-karyawan baru menerima
orientasi yang efektif. Bentuk pelatihan ini juga berkontribusi pada kinerja organisasional
secara keseluruhan ketika para karyawan lebih cepat merasa sebagai bagian dari organisasi dan
dapat mulai berkontribusi dalam usaha-usaha organisasional.
G. Kelemahan Orientasi
I. Tujuan Penempatan
Setiap pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya mempunyai tujuan. Tujuan berfungsi
untuk mengarahkan perilaku, begitu juga dengan penempatan karyawan, manajer SDM
menempatkan seorang karyawan atau calon karyawan dengan tujuan antara lain agar karyawan
bersangkutan lebih berdaya guna dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan, serta untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai dasar kelancaran tugas.
1. Kemampuan
2. Kecakapan
3. Keahlian
J. Bentuk-Bentuk Penempatan
Menurut Fachmi (2013) terdapat tiga bentuk penempatan sebagai berikut :
1. Promosi
Telah umum diketahui bahwa yang dimaksud dengan promosi ialah apabila seorang
pegawai dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain yang tanggung jawabnya
lebih besar, tingkatannya dalam hierartki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih
besar pula. Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai penghargaan
atas keberhasilan seseorang menunjukan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan
kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai
pengakuan atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang
lebih tinggi dalam organisasi.
Banyak organisasi yang menempuh cara ini dengan tiga pertimbangan, yaitu:
a. Sebagai penghargaan atas jasa-jasa seseorang paling sedikit dilihat dari segi loyalitas
kepada organisasi
b. Penilaian biasanya bersifat obyektif karena cukup dengan membandingkan masa
kerja orang-orang tertentu yang dipertimbangkan untuk dipromosikan
c. Mendorong organisasi mengembangkan para pegawainya yang paling lama berkarya
akhirnya akan mendapat promosi.
2. Alih tugas
Dalam rangka penempatan, alih tugas dapat mengambil salah satu dari dua bentuk.
Bentuk pertama adalah penempatan seseorang pada tugas baru dengan tanggung jawabn,
hierarki jabatan dan penghasilan yang relative sama dengan statusnya yang lama.
Akan tetapi melalui alih tugas para pegawai pun memperoleh manfaat yang tidak
kecil antara lain dalam bentuk :
a. Pengalaman
b. Cakrawala pandangan yang lebih luas
c. Tidak terjadinya kebosanan atau kejenuhan
d. Peroleh pengetahuan dan keterampilan baru
e. Memperoleh perspektif baru mengenai kehidupan organisasional
f. Persiapan untuk menghadapi tugas baru,misalnya karena promosi
g. Motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru
yang dihadapi
3. Demosi
Demosi berarti bahwa seseorang,karena berbagai pertimbangan mengalami
penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan dan tanggung jawab yang semakin kecil.
Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorang pegawai pun senang mengalami hal ini.
Pada umumnya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin karena
berbagai alasan,seperti :
a. Penilaian negative oleh atasan karena prestasi kerja yang tidak/kurang memuaskan.
b. Perilaku pegawai yang difungsionalkan seperti tingkat kemangkiran yang tinggi
Situasi yang ada kalanya berakibat pada demosi karyawan ialah apabila kegiatan
organisasi menurun, baik sebagai akibat faktor-faktor internal maupun eksternal,
tetapi tidak sedemikian gawatnya sehingga terpaksa terjadi pemutusan hubungan
kerja.
K. Prinsip-Prinsip Penempatan
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penempatan karyawan adalah :
1. Prinsip kemanusiaan
Prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai persamaan
harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita, dan kemampuan harus di hargai posisinya
sebagai manusia yang layak tidak dianggap mesin.
2. Prinsip demokrasi
Prinsip ini menunjukkan adanya saling menghormati, saling menghargai, dan saling
mengisi dalam melaksanakn pekerjaan.
3. Prinsip the right man on the right place
Prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam setiap
organisasi perlu didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan
yang dimiliki oleh seorang yang bersangkutan.
4. Prinsip equal pay for equal work
Pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi kerja yang i
dapat oleh pegawai yang bersangkutan.
5. Prinsip kesatuan arah
Prinsip ini diterapkan perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar dapat
melaksanakan tugas-tugas, dibutuhkan kesatuan arah, kesatuan pelaksanaan, tugas
sejalan dengan program dan rencana digariskan.
6. Prinsip kesatuan
Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah artinya arah yang dilaksanakan
karyawan harus difokuskan pada tujuan yang dicapai.
7. Prinsip kesatuan komandan
Karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi adanya komando yang harus diberikan
sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu orang atsan.
8. Prinsip efesiensi dan produktifitas kerja
Prinsip ini merupakan kunci kearah tujan perusahaan karena efesiensi dan produktifitas
kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Banyak orang yang berpendapat bahwa penempatan merupakan akhir dari proses
seleksi. Menurut pandangan ini, jika seluruh proses seleksi telah ditempuh dan lamaran
seseorsng diterima, akhirnya seseorang memperoleh status sebagai pegawai dan
ditempatkan pada posisi tertentu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan pula. Pandangan
demikian memang tidak salah sepanjang menyangkut pegawai baru. Hanya saja teori
menejemen SDM yang mutakhir menekankan bahwa penempatan tidak hanya berlaku bagi
para pegawai baru, akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih
tugas dan mutasi, berarti konsep penempatan mencakup promosi, tansfer dan bahkan
demosi sekalipun.
2. Kelemahan Penempatan
Terdapat sejumlah kelemahan dalam penempatan. Misalnya dalam promosi staf
dengan mempertimbangkan senioritas. Cara ini mengandung kelemahan, terutama pada
kenyataan bahwa pegawai yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang paling
produktif. Juga belum tentu paling mampu bekerja. Kelemahan tersebut memang dapat
diatasi dengan adanya program pendidikan dan pelatihan, baik pelatihan, baik yang
diperuntukan bagi sekelompok pegawai yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu
maupun yang secara khusus diperuntukan bagi pegawai senior tertentu yang akan
dipertimbangkan untuk dipromosikan.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesmipulan
Dari pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Orientasi dan penempatan mempunyai peran yang sangat penting dalam memastikan
karyawan baru maupun karyawan lama yang ditempatkan pada bidang yang baru untuk
dapat menunjukkan kinerja-nya dengan maksimal dan produktifitas kerja yang
diharapkan.
2. Meskipun dalam promosi, transfer, maupun demosi yang ditempatkan adalah para
karyawan yang telah bekerja diperusahaan (bukan karyawan baru ), namun mereka tetap
perlu menjalani orientasi terkait dengan jabatannya yang baru.
3. Memang para karyawan tersebut bisa jadi sudah memahami dengan baik mengenai
aspek-aspek umum perusahaan, seperti strategi, kompensasi, peraturan dan sebagainya.
Namun mereka sedikit banyak pasti mengalami kecemasan terksit masalah interpesonal
dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan barunya. Untuk itulah, orientasi masih
harus terus dilakukan ketika ditempatkan dibidang yang baru.
B. Saran
1. Agar orientasi dan penempatan dan dilakukan dengan baik maka sebuah organisasi perlu
mempunyai peraturan yang baku yang mengatur tentang orientasi dan penempatan.
2. Karena begitu pentingnya orientasi, maka untuk memastikan agar karyawan yang baru
mendapat orientasi yang baik, maka orientasi perlu dipersiapkan dengan baik. Maka
orientasi perlu dipersiapkan dengan baik, semua pihak yang terlibat dalam organisasi
agar mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan dan melaksanakn orientasi secara
menyeluruh sehingga dapat mengurangi kecemasan karyawan dan karyawan baru
merasa diterima ditempatnya bekerja.
3. Karena orientasi merupakan proses yang terus berkelanjutan maka, perlu perusahaan
menyediakan informasi-informasi terkait organisasi baik dalam bentuk cetakan maupun
elektronik yang dapat diakses dengan mudah oleh karyawan.
4. Untuk memastikan bahwa orientasi penempatan telah efektif maka perlu secara reguler
terus dilakukan proses umpan balik antara karyawan baru dan penyediannya.
5. Agar orientasi dan penempatan bermanfaat maksimal dan efektif maka proses
pelaksanaannya perlu memperhatikan sejumlah hal –hal yang perlu dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Schuler, R.S & Jackson, S.E., 2006, Human Resource management, International perspective, Mason:
Thomson South-Western
Struktur Organisasi :
- Perda Kab. Bangkalan. No. 4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Lembaran Derah Kab. Bangkalan tahun 2008 no. 03/D.
- Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 43 tahun 2008 tentang rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja USD Syarifa Ambami Rato Ebu Bangkalan.
B. Visi, Misi dan Motto :
Visi : “ Terwujudnya Rumah Sakit SYARAMBU Bangkalan menjadi Rumah
Sakit Sentra Rujukan se- pulau Madura
Misi : - Meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan profesional
pada seluruh lapisan masyarakat
: - Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan \
: - Meningkatkan pelayanan administrasi dan manajemen rumah sakit
Motto : Kesembuhan Anda Komitmen Kami
Slogan : Bertasbih ( Bersih, Ramah, Tanggap, Siaga, Bekerja, Ikhlas )
Janji Pelayanan : Mendahulukan Kepentingan Pasien
C. Fasilitas Pelayanan
Fasilitas pelayanan yang tersedia dari :
1. Pelayanan Rawat Jalan ( Poli)
Poli Rehab Medik - Poli Bedah Plastik
Poli Kandungan - Poli Anestesi
Poli Anak - Poli Jantunng
Poli Gizi - Poli VCT
Poli Orthopeda - Polin Jiwa
Poli Bedah umu - Poli Psikologi
Poli Gigi - Poli THT
Poli Dalam - Poli Mata
Poli Paru - Poli Kulit dan Kelamin
Poli Urologi - Poli Syaraf
Poli Umum
2. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
3. - Instalasi Rawat inap A ( IRNA A)
- Instalasi Rawat Inap B ( IRNA B)
- Instalasi Rawat Inap B Kelas I ( IRNA B Kelas I )
- Instalasi Rawat Inap C ( IRNA C)
- Pavilium Kartini
- Instalasi Rawat Inap E ( IRNA E)
- Instalasi Rawat Inap G ( IRNA G)
- Intensive Care Unit (ICU)
- Istalasi Bedah Sentral (IBS)
- Ruang HD
4. Pelayanan Penunjang
- Medik : Radiologi, Gizi, Laboratorium, Farmasi, Bedah Sentral, Bank
Daerah
- Non Medik : Laundry, Pemeliharaan Sarana (IPS), Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Pemulasaraan jenazah
5. Pelayanan Terintegrasi – Ambulance- Caraka- Humas
D. SDM RSUD SYARAMBU BANGKALAN
Jumlah SDM : 1007 orang
Dokter Spesialis 4 dasar :
- Dokter Penyakit Dalam : 3 orang
- Dokter kandungan : 3 orang
- Dokter spesialis anak : 3 orang
- Dokter spesialis bedah umum : 2 orang
Jumlah : 11 orang
Dokter Penunjang :
Jumlah : 67 orang
Tenaga lainnya :
Kebijakan strategi :
1. Pemberdayaan SDM
2. Peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana
3. Profesional transparan dan akuntabel
4. Prioritas pengembangan I 4 N ( IGD, ICU, IBS, IRNA A, dan NEONATUS )
5. Menjadikan Rumah Sakit PENDIDIKAN SATELIT sebagai JEJARING / AFILIASI
Viii
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah salah satu institusi pelayanan kesehatan yang sangat komplek,
biasanya rumah sakit dianggap sebagai contoh dari kemampuan pelayanan kesehatan
masyarakat. Dalam dekade terakhir ini telah terjadi pergeseran mengenai arti pelayanan
kesehatan rumah sakit pelayanan yang bersifat publik menjadi suatu pelayanan yang bersifat
individualitas.
Program orientasi merupakan salah satu upaya dalam rangka pemberian pengarahan
dan bimbingan kepada individu baru yang akan dipersiapkan sebagai anggota baru dalam
wilayah kerja rumah sakit agar dapat mengetahui perang dan fungsinya dengan baik sehingga
dapat bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing tanpa harus melupakan peraturan
kebijakan yang ada di RSUD Syarambu Bangkalan.
1.2. Tujuan
1.3. Tujuan umum :
Setelah mengikuti orientasi diharapkan pegawai baru mempunyai pengalaman, pengetahuan
dan etika yang baik serta mampu menerapkan kedalam pelayanan kesehatan.
1.3.1 Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti orientasi diaharap dapat :
- Mengetahui struktur organisasi RSUD Syarambu Bangkalan dalam bidang atau bagian
akuntansi dan keuangan.
- Mengetahui kebijakan dan peraturan di RSUD Syarambu Bangkalan.
1.4 Manfaat
1.5 Bagi Tenaga Baru :
- Mendapat banyak wawasan baik dibidang keuangan, kepergawaian , umum maupun administrasi.
- Mengetahui tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unit kerja
- Saling mengenal dengan semua staf pegawai di RSUD Syarambu Bangkalan
1.4. 1 Bagi Unit Kerja :
- Saling mengenal dengan pegawai senior dan pegawai baru
- Dapat memberikan informasi dan penjelasan dengan tugas pokok dan fungsinya serta
keterkaitannya dengan semua urusan rumah sakit dan ketenagaan baik dibidang keuangan,
kepegawaian, umum maupun administrasi.
- Adanya hubungan komunikatif antara pegawai RS yang akan dapat menyatukan pengetahuan
dan kemampuan semua tenaga yang ada di lingkungan rumah sakit yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kwalitas pelayanan rumah sakit itu sendiri.
BAB II
1. Hari : Kamis
Tanggal : 18 Oktober 2018
Unit Kerja : WAKIL DIREKTUR UMUM BANGKALAN
Uraian Tugas
2
A. Wakil Direktur Umum dan Keuangan
Tugas :
a) Penyiapan bahan koordinasi dan penusunan program kerja
b) Penyiapan bahan dan penyusunan petunjuk teknis dibidang umum dan keuangan
c) Penyiapan bahan pengawasan evaluasi dan pelaporan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh direktur rumah sakit.
1. Hari : Jum’at
Tanggal : 19 Oktober 2018
Unit kerja : WAKIL DIREKTUR PELAYANAN
Uraian tugas
Mendapatkan pengarahan Dari Wakil Direktur Pelayanan, yaitu :
- Menjelaskan tentang bidang-bidang dibawah Wakil direktur Pelayanan yang berupa :
a. Bidang pelayanan medik
b. bidang pelayanan keperawatan
c. bidang penunjang pelayanan
- Penjelasan tentang tugas-tugas wakil direktur pelayanan dan tugas-tugas dari bagian
pelayanan medik, bidang pelayanan keperawatan, bidang penunjang pelayanan.
- Memberi sedikit masukan agar nantinya bisa bekerja dengan baik dan makasimal
seperti selalu mau belajar, bekerja keras, selalu mengikuti aturan yang telah ditetapkan,
saling menghormati dan lain-lain. Beliau juga mengingatkan akan transparannya laporan
keuangan, karena itu adalah salah satu syarat dari laporan keuangan yang baik.
Nursakka, S.IP.
Dalam melaksanakan tugas wakil direktur pelayanan mempunyai fungsi :
2. Hari : Sabtu
Tanggal : 20 Oktober 2018
Unit Kerja : Ka. Bag. Keuangan
Uraian Tugas :
Mendapat pengarahan dari Ka. Bag Keuangan, yaitu :
Penjelasan tentang struktur organisasi dibawah Ka. Bag. Keuangan
Penjelasan tentang tugas masing-masing tugas Sub Bagian Keuangan, yang
terdiri dari Sub Bagian Mobilisasi Dana, Sub Bagian Verivikasi dan
perbendaharaan, Sub Bagian Akuntansi
Menjelaskan tentang pelaksanaan pembukaan dan perhitungan anggaran di
RSUD Syarambu.
Menghitung tentang pemasukan dan pengeluaran di RSUD Syarambu
Menjelaskan tentang proses pelaporan akuntansi
Memberi sedikit masukan agar nantinya bisa bekerja dengan baik dan maksimal
seperti selalu mengikuti aturan yang telah ditetapkan, saling tegur sapa , saling
menghormati, selalu kompak dll. Serta menjelaskan tentang kontrak dan syistem
penggajian yang nantinya akan didapatkan.
Wahyu Widarti,MM.
A. Sub Bagian Keuangan
Tugas :
a. Penyiaoan bahan, pengolahan data dan penyusunan rencana kegiatan bagian keuangan.
b. Penyiapan bahan dan penyusunan petunjuk teknis di bidang keuangan.
c. Penyiapan bahan surat dan permintaan pembayaran dan surat perintah membayar.
d. Penyiapan bahan pelaksanaan, pengawasan, verifikasi, evaluasi, dan pelaporan keuangan di
lingkungan RSUD.
e. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga di
bidang keuangan.
B. Sub Bagian Mobilisasi Dana
Tugas :
a. Pengumpulan bahan, pengolahan data dan penyusunan rencana kegiatan sub bagian mobilisasi dana
b. Pengumpulan bahan dan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga
lainnya di bidang mobilisasi dana
c. Pengumpulan bahan dan penyusunan petunjuk teknis di bidang mobilisasi dana di lingkungan RSUD
d. Pengumpulan bahan pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan di bidang mobilisasi dana.
e. Pengumpulan bahan pelaksanaan pembinaan di bidang mobilisasi dana
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan.
5
3. Hari : Selasa
Tanggal : 23 Oktober 2018
Unit Kerja : Ka. Bid. PENUNJANG PELAYANAN
Uraian Tugas :
Mendapat pengarahan dari Ka. Bid Penunjang Pelayanan, yaitu :
Menjelaskan tentang struktur organisasi dibawah Ka. Bid Penunjang Pelayanan
Menjelaskan tentang tugas masing-masing tugas Sub Bidang Penunjang Medik yaitu
Seksi Penunjang Medik dan Seksi Penunjang Non Medik
Menjelaskan bahwa bidang penunjang medik memegang tugas yang penting, karena
tanpa bagian penunjang medik maka tugas dari rumah sakit tidak dapat
bejalan(timpang).
Memberikan sedikit masukan agar nantinya bisa bekerja dengan baik dan maksimal
seperti harus siapnya pikiran, fisik dan mental karena nantinya akan mengahadapi atau
berada dilingkungan pelayanan yang notabene melayani seluruh lapisan masyarakat.
Karena yang namanya keluhan masyarakat akan menjadi makanan sehari-hari dan harus
dibenahi segera agar lebih baik kedepannya.
Lelijanto,SH.
Nursakka, S.IP.M.M
Salim, SH.
6
B. Seksi Penunjang Medik
Tugas :
a. Pegumpulan bahan dan penyusunan petunjuk teknis di bidang penunjang medik.
b. Pegumpulan bahan, pengolahan data dan penyusunan rencana kegiatan seksi penunjang medik
c. Pegumpulan bahan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga
lainnya di bidang penunjang medik.
d. Pegumpulan bahan pelaksanaan pembinaan di bidang penunjang medik.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang penunjang pelayanan.
6. Hari : Rabu
Tanggal : 24 Oktober 2018
Unit Kerja : Ka. Bid PELAYANAN MEDIK
Uraian Tugas
Mendapatkan pengarahan dari Ka. Bid Pelayanan Medik, yaitu :
Menjelaskan struktur organisasi dibawah Ka. Bid. Pelayanan Medik
Menjelaskan tentang seksi-seksi di bidang pelayanan medik yaitu Seksi Pengawasan dan
Pengendalian Medik, Seksi Perencanaan dan Pengembangan Medik
Menjelaskan tentang tugas masing-masing seksi di bidang pelayanan medik.
Nanik Trimurjanti,SKM.,MM
7
A. Bidang Pelayanan Medik
Tugas :
a. Peyiapan bahan koordinasi penyusunan program kerja Bidang Pelayanan Medik.
b. Peyiapan bahan dan penyusunan petunjuk teknis di bidang pelayanan medik.
c. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga lainnya
di bidang penunjang pelayanan medik dan non medik.
d. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan di bidang pelayanan medik.
e. Penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan medik.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan.
B. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan Medik
Tugas :
a. Pengumpulan bahan, pengolahan data dan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengawasan dan
pengendalian pelayanan medik.
b. Pengumpulan bahan dan penyusunan petunjuk teknis di bidang pengawasan dan pengendalian
pelayanan medik.
c. Pengumpulan bahan dan pelaksanaan koordinasi di bidang pengawasan dan pengendalian pelayanan
medik.
d. Pengumpulan bahan pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan dan
pengendalian pelayanan medik.
e. Pengumpulan bahan pelaksanaan pembinaan di bidang pengawasan dan pengendalian pelayanan
medik.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan medik.
8
7. Hari : Kamis
Tanggal : 25 Oktober 2018
Unit Kerja : Ka. Bid. PELAYANAN KEPERAWATAN
Uraian Tugas :
Mendapatkan pengarahan dari Ka. Bid. Pelayanan Keperawatan, yaitu :
Menjelaskan tentang struktur organisasi dibawah Ka. Bid. Pelayanan Keperawatan
Menjelaskan tugas masing-masing seksi di bidang pelayanan keperawatan
Menjelaskan bahwa RSUD Syarambu sudah mengikuti dan mendukung JCI (Joint
Cominisiont Internasional) yang didukung dengan standar ISO (bersertifikat 2011 )
untuk IRD dan rawat inap, serta akreditasi 5 pelayanan yaitu manajemen, rekam medik,
pelayanan keperawatan, pelayanan medik, dan IGD.
Memaparkan beberapa yang menjadi prioritas ditahun berikutnya seperti perbandingan
perawat dan pasien yaitu 1 banding 3 yang artinya 1 perawat melayani 3 pasien (pasien
yang sudah mandiri), kebutuhan pelatihan agar meningkatkan kualifikasi dari setiap
perawat, evaluasi kerja sama, dan bidang pelayanan.
Memberikan sedikit masukan agar nantinya bisa bekerja dengan baik dan maksimal
seperti bekerja itu harus ikhlas harus karena Allah, harus selalu belajar dan menambah
wawasan, tegur sapa (ramah), saling menghormati dan lain-lain.
Nasib Anwari
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil laporan orientasi yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui
struktur organisasi RSUD Syarambu Bangkalan diseluruh bidang terutama di bagian Keuangan,
dapat mempermudah proses kerja yang nantinya akan dilaksanakan karena sudah mengetahui
siapa yang mengepalai setiap bidang beserta tugas atau tupoksi disetiap bidang. Selain itu
dengan adanya orientasi ini dapat mempererat tali silaturahmi antar bagian, menambah wawasan
dan nantinya dapat bekerja sama dengan baik.
3.2 Saran
Berdasarkan orientasi yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan atau dimulainya orientasi sering tidak tepat waktu atau tidak sesuai dengan jadwal
yang telah diberikan kepada peserta, sehingga pelaksanaan orientasi sedikit terlambat.
Sebaiknya orientasi yang dilakukan bukan hanya distruktur bagian atas tapi juga harus dilakukan
orientasi distruktur bagian bawah (ex. Poli, ruangan, dll.)
Memberikan wawasan tentang tataletak ruang dan fungsinya.
11
KOMITE KEPERAWATAN
RSUD SYARAMBU
KO
BANGKALAN
KEPERAWATAN RSUD
SYARAMBU BANGKALAN
PLH DIREKTUR
KETUA
WAKIL KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
SUB KOMITE UMM SUB KOMITE KREDENTIAL SUB ETIKA & DISIPLIN
Ruang IRNA A terbagi menjadi dua ruang yaitu Ruang Orthopedi yang terdiri dari 6 kamar tidur
(Kamar 5A-10A) dan Ruang Bedah yang terdiri dari 4 kamar tidur ( Kamar 1A-4A).
Setiap kamar terisi 4-7 tempat tidur yang terbagi dalam kelas yaitu 1 sebanyak 2 kamar setiap
kamar memiliki 4 tempat tidur, kelas 2 sebanyak 1 kamar dengan 5 tempat tidur sedangkan kelas 3
sebanyak 7 kamar setiap kamar memiliki 6 tempat tidur, jadi total jumlah tempat tidur di Ruang IRNA A
adalah 55 tempat tidur.
Berdasarkan perhitungan dari buku regristrasi di Ruang IRNA A pada bulan Oktober 2018
diperoleh 10 Diagnosa Penyakit yang sering terjadi antara lain :
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA A
pada tanggal 1 November 2018- 3 November 2018.
KepalaRuangan
IRNA A
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telash mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA B Laki-laki
pada tanggal 8 November – 10 November 2018.
Kepala Ruangan
IRNA B Laki – laki
Ruang IRNA B Perempuan terdiri dari 7 ruang perawatan. Lima ruang perawatan yang pertama
terbagi dalam kelas yaitu kelas 2 dan kelas 3, sedangkan 2 ruang perawatan lainnya yaitu ruang isolasi.
Ruang perawatan kelas 2 terdiri dari 1 ruangan yang berisi 5 tempat tidur, sedangkan ruang
perawatan kelas 3 terdapat 4 ruangan, yang masing – masing berisi 6 – 7 tempat tidur, sedangkan 2
ruang perawatan isolasi masing – masing berisi 1 tempat tidur.
Jadi total seluruh tempat tidur yang berada di Ruang IRNA B Perempuan 36 tempat tidur .
C. Diagnosa Penyakit Di Ruang IRNA B Perempuan
Berdasarkan perhitungan dari buku registrasi di Ruang IRNA B Perempuan pada bulan Oktober
2018 diperoleh 10 Diagnosa Penyakit yang sering terjadi antara lain :
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA B
Perempuan pada tanggal 5 November – 7 November 2018.
Kepala Ruangan
IRNA B Perempuan
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA B
Kelas 1 pada tanggal 12 – 14 November 2018.
Kepala Ruangan
IRNA B Kelas 1
Homsiyah, S.Kep.Ns.
NIP :
LAPORAN ORIENTASI BIDAN BARU
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA C pada
tanggal 17 – 18 November 2018.
Kepala Ruangan
IRNA C
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA E
pada tanggal 19 November 2018 – 22 November 2018 .
Kepala Ruangan
IRNA E
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA F
pada tanggal 23 November 2018 – 26 November 2018 .
Kepala Ruangan
IRNA F
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IRNA G pada
tanggal 27 November 2018 – 29 November 2018.
Kepala Ruangan
IRNA G
Amrina, S.Kep.Ns.
NIP : 196708141989032009
DATA PARAMEDIK KEPERAWATAN DAN TENAGA KESEHATAN
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Instalasi Rawat
Jalan pada tanggal 14 Desember 2018 – 17 Desember 2018.
Kepala Ruangan
Instalasi Rawat Jalan
Moh.SyaifulBahri,SKM.,M.Kes.
NIP : 197508262001121002
LAPORAN ORIENTASI BIDAN BARU
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IBS pada
tanggal 4 Desember 2018 – 6 Desember 2018.
Kepala Ruangan
IBS
R.Iklimawati. S.Kep.Ns.
NIP : 196805251969030010
LAPORAN ORIENTASI BIDAN BARU
Berdasarkan perhitungan dari buku registrasi di Ruang IGD pada bulan Oktober 2018 diperoleh
10 Diagnosa Penyakit yang sering terjadi antara lain :
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan orientasi di Ruang IGD pada
tanggal 30 November 2018 – 3 Desember 2018.
Kepala Ruangan
IGD
No Status Jumlah
1 PNS 349
2 THL 237
3 Kontrak 432
Total Keseluruhan SDM 1046
No Status Jumlah
1 Dokter Umum 27
2 Dokter Gigi 5
3 Dokter Spesialis 42
Total Keseluruhan SDM 74
No Status Jumlah
1 Perawat 248
2 Bidan 141
Total Keseluruhan SDM 494
c. Tenaga Kesehatan Lainnya
No Status Jumlah
1 PNS 7
2 THL 29
3 Gizi 10
4 Analis 15
5 Radiologi 8
6 Lainnya 36
Total Keseluruhan SDM 105
Laporan orientasi ini dibuat sebagai bukti mengikuti kegiatan orientasi di Bidang Kepegawaian
pada bulan Desember 2018.
Kepala
Bidang Kepegawaian