Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

TUGAS

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Jurnal Pendidikan Matematika
yang diampu oleh Dr. Puji Lestari,.M.Pd

disusun oleh:
1. Amalia Nurfadhilah (16513019)
2. Fitri Suryaningsih (16513020)

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

GARUT

2019
1. Jurnal “Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan matematis
dan motivasi belajar”.
a. Beetlestone (2012,p.3) mengatakan bahwa representasi merupakan kreatifitas yang
melibatkan pengungkapan atau pengekspresian gagasan atau perasaan serta
penggunaan berbagai macam cara untuk melakukannya.
b. Killer dan Hirsch(Venkat dan Essien, 2011, p. 150) menyatakan bahwa penggunaan
representasi dalam pembelajaran matematika memungkinkan siswa untuk
mengkongkritkan beberapa konsep yang dapat digunakan untuk mengurangi
kesulitan belajar sehingga matematika menjadi lebih interaktif dan menarik yang
memfasilitasi siswa untuk menghubungkan kognitif pada representasi.
c. Lesh, Post dan Behr (Hwang, etal, 2007,p.192) membagi representasi yang
digunakan dalam pendidikan matematika dalam lima jenis, meliputi representasi
objek nyata, representasi konkret, representasi symbol aritmatika, representasi bahasa
lisan atau verbal dan representasi gambar atau grafik.

Jurnal “Meningkatkan kemampuan representasi matematis melalui penerapan model


problem based learning”
a. Dalam Principles And Standards For School Mathematics tahun 2000 diungkapkan
bahwa representasi adalah salah satu dari lima kemampuan yang harus diacapai oleh
peserta didik disamping kemampuan pemecahan masalah, penalaran, komunikasi,
dan koneksi (NCTM, 2000)
b. Kemampuan representasi juga merupakan salah satu komponen penting dan
fundamental untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, karena pada proses
pembelajaran matematika perlu mengaitkan materi yang sedang dipelaajari serta
mempresentasikan ide atau gagasan dalam berbagi macam cara (Yuniwatika, 2011).
c. Menurut Dewanto (2007), tuntutan berpikir atau belajar matematika yang meliputi
penalaran, koneksi, dan pemecahan masalah matematis membutuhkan wahana
komunikasi (baik verbal maupun tulisan), dinyatakan dalam suatu bentuk
representasi yang merupakan bahasa dari matematika dan digunakan untuk
mengungkapkan ide-ide atau pemikiran seseorang serta mengkomunikasikannya
kepada orang lain atau diri sendiri baik secar veral maupun tulisan, melalui grafik,
tabel, gambar,persamaan atau yang lainnya.
d. Hutagaol (2013) menyatakan bahwa permasalahan pembelajaran matematika, yaitu
kurang berkembangnya kemampuan representasi siswa,karena siswa tidak diberikan
kesempatan untuk menghadirka representasi sendiri tetapi harus mengikuti apa yang
sudah dicontohkan oleh gurunya.

Jurnal “meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa melalui penerapan


model pembelajaran novick” dan

Jurnal “Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA) dengan Pendekatan


Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa”

a. Menurut Hanifah (2015) bahwa “kemampuan representasi merupakan aspek penting


yang harus dimiliki oleh siswa. Karena representasi merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh siswa dalam mengemukakan ide-idenya dalam bentuk
simbol-simbol, kata-kata atau grafik. Dengan adanya representasi akan mempermudah
siswa untuk memahami konsep dan meyelesaikan soal-soal pemecahan masalah yang
diberikan”.

b. Pendapat Wahyuni (2012: 4), pentingnya representasi matematis untuk dimiliki oleh
siswa sangat membantu dalam memahami konsep matematis berupa gambar, simbol
dan kata-kata tertulis. Penggunaan representasi yang benar oleh siswa akan
membantu siswa menjadikan gagasan-gagasan matematis lebih konkrit.
c. Alhadad (2010: 34) yang mengungkapkan bahwa representasi adalah ungkapan-
ungkapan dari ide matematis yang ditampilkan siswa sebagai model atau bentuk
pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi dari
suatu masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi pikirannya.
d. Hutagaol (2012: 91) menyebutkan representasi matematis yang dimunculkan oleh
siswa merupakan ungkapan-ungkapan dari gagasan-gagasan atau ide matematika
yang ditampilkan siswa dalam upayanya untuk memahami suatu konsep matematika
ataupun dalam upayanya untuk mencari sesuatu solusi dari masalah yang sedang
dihadapinya.
e. Kaput & Palmer (Goldin, 2002) meny atakan bahwa representasi adalah suatu kon-
figurasi dari sesuatu, yang sebagian atau seluruhnya berkorespondensi, berkaitan
dengan, mewakili, menjadi simbol, yang mewakili sesuatu yang lain.
Adapun indikator kemampuan representasi pada penelitian ini adalah:
a. Representasi simbolik, yaitu berupa manipulasi simbol, mengintegrasi makna simbol,
dan beroperasi dengan simbol.
b. Representasi grafis, yaitu menghitung dari bentuk grafik, menggambarkan fungsi
yang diberikan atau dihitung, dan beroperasi pada grafik.
c. Representasi numerik yaitu menggunakan prosedur untuk memperoleh hasil numerik,
memahami dan menerapkan proses dalam bentuk numerik, dan meninterpretasikan
tabel.
2. HASIL PEELITIAN YANG RELEVAN
Farhan dan Retnawati (2014) mengefektifkan PBL dan IBL ditinjau dari prestasi belajar,
kemampuan matematis dan motivasi belajar.
Hasilnya mengungkapkan bahwa:
a. Problem-based learning efektif ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan
representasi matematika dan motivasi belajar siswa.
b. Inquiry-based learning efektif ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan representasi
matematika dan motivasi belajar siswa.
c. Pembelajaran konvensional efektif ditinaju dari motivasi belajar siswa.
d. Problem-based learning dan Inquiry-based learning lebih efektif dibandingkan
pembelajaran konvensional ditinjau dari aspek prestasi belajar, kemampuan
representasi matematika dan motivasi belajar siswa.
e. Problem-based learning lebih efektif dibandingkan dengan Inquiry-based learning
ditinjau dari aspek prestasi belajar, kemampuan representasi matematika dan
motivasi belajar siswa.

Fitri, Munzir, dan Duskri (2017) Meningkatkan kemampuan representasi matematis


melalui penerapan model problem based learning.
Hasilnya mengungkapkan bahwa:
a. peningkatan representasi matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran
problem based learning lebih baik daripada peningkatan kemampuan representasi
matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
b. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan pengelompokan siswa
terhadap peningkatan kemampuan representasi matematis.

Rezeki (2017) meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa melalui


penerapan model pembelajaran novick bahwa peningkatan kemampuan representasi
matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui model pembelajaran Novick
lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

Hanifah (2015) Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA) dengan


Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa
bahwa pencapaian dan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran MEA dengan pendekatan saintifik lebih baik daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik; dan terdapat perbedaan
peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
MEA dengan pendekatan saintifik dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan awal matematis (tinggi, sedang,
rendah).

Anda mungkin juga menyukai