Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian, Jenis dan Klasifikasi Resort

1. Pengertian Resort

Resort merupakan salah satu kawasan yang di dalamnya terdapat

akomodasi dan sarana hiburan sebagai penunjang kegiatan wisata. Beberapa

definisi resort oleh beberapa sumber yaitu,

Pertama menurut Mill (2002:27) resort merupakan tempat dimana

orang pergi untuk berkreasi.

Kedua Colmant (1895:27) mengungkapkan bahwa resort yang

banyak dijumpai pada daerah tujuan yang tidak lagi diperuntukan bagi

orang-orang yang singgah untuk sementara. Resort di desain untuk para

wisatawan yang berkreasi. Resort ini juga dapat berupa resort yang

sederhana dan sampai resort mewah, dan dapat mengakomodir berbagai

kebutuhan mulai dari keluarga bahkan sampai kebutuhan bisnis. Resort

biasanya berada pada tempat-tempat yang dilator belakangi oleh keadaan

alam pantai, atau dilokasi dimana fasilitas seperti lapangan golf dan

lapangan tenis disediakan.

Ketiga menurut Dirjen Pariwisata (1988:13) adalah suatu perubahan

tempat tinggal untuk seseorang diluar tempat tinggalnya dengan tujuan

antara lain untuk medapati kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin

mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kegiatan yang berkaitan


dengan olahraga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha

lainnya.

Beberapa resort yang dikemukaan para ahli memiliki kesamaan

maksud dan arti, bahwa resort merupakan suatu tempat yang memiliki

keindahan alam yang digunakan untuk rekreasi dan di dalamnya terdapat

fasilitas penunjang kegiatan rekreasi tersebut.

2. Jenis Resort

Menurut Lowson (2015) jenis-jenis resort dibagi menjadi beberapa jenis

yaitu :

a. Mountain Resort Hotel

Resort hotel in terletak di daerah pegunungan. Pemandangan khas

daerah pegunungan yang indah menjadi komoditi utama yang di jadikan

sebagai daya Tarik. Fasilitas yang disediakan lebih ditekankan pada hal-

hal yang berkaitan dengan lingkungan alam pegunungan dan rekreasi

yang bersifat kultural dan natural seperti medaki gunung, hiking, dan

aktifitas lainnya yang berhubungan dengan aktifitas wisata yang ada

digunung.

Resort hotel ini dibangun di daerah pegunungan dan memanfaatkan

pemandangan dan iklim sejuk pegunungan sebagai daya Tarik

utamanya. Untuk menambah daya tarik pengunjung. Biasanya resort

semacam ini dilengkapi dengan fasilitas kolam renang di luar ruangan


agar pengunjung dapat sekaligus menikmati pemandangan alam yang

ada disekitar sambal berenang.

Beberapa pegunungan kadang memiliki kondisi khusus yang dijadikan

sebagai daya Tarik wisata khas yang ada di daerah tersebut. Misalnya

daerah gunung yang memiliki salju. Resort yang dibangun di daerah

semacam ini kadang hanya digunakan pada saat waktu-waktu khusus

yang telah disesuaikan oleh pengelola resort. Misalnya lokasi resort

yang digunakan untuk wisata ski hanya dibuka pada saat musim dingin

dan menyediakan fasilitas olahraga ski.

b. Health Resort and Spas

Resort jenis ini biasanya dibangun pada daerah yang memiliki potensi

alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyehatan, misalnya

melalui aktifitas spa. Rancangan bangunan resort semacam ini harus

dilengkapi dengan fasilitas untuk pemulihan kesegaran, baik jasmani

(fisik) maupun rohani (batin) dengan kegiatan yang berhubungan

dengan kebugaran dan pemandangan yang juga mendukung dalam

proses relaksasi.

Contoh resort jenis ini adalah Kamalaya Koh Samui Spa and Resort.

Resort ini berada di Negara Thailand. Resort ini menarik pengunjung

dengan fasilitas spa, yoga, dan meditasi budha sebagai sarana dalam

mencapai kesegaran jasmani dan kesegaran rohani.

c. Beach Resort Hotel


Resort jenis ini terletak di daerah pantai, mengutamakan potensi alam

dan pemandangan khas pantai dan laut sebagai daya Tarik utamanya.

Pemandangan lepas menuju kea rah lautan, keindahan pantai, dan

fasilitas olahraga air yang lengkap dan terbaru, serigkali dimanfaatkan

sebagai pertimbangan utama perancangan bangunan.

d. Marina Resort Hotel

Resort hotel jenis ini terletak di kawasan marina (pelabuhan laut).

Karena terletak di kawasan marina, rancangan resort ini memanfaatkan

potensi utama kawasan tersebut sebagai kawasan perairan. Biasanya

respon dari rancangan resort berupa dermaga serta mengutamakan

penyediaan fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan air,

pemandangan tepi pantai dan fasilitas untuk menikmati sinar matahari

yang berlimpah.

e. Rural Resort and Country Hotels

Trend pergeseran pariwisata saat ini yang mengarah kepada aktifitas

wisata yang dilakukan di daerah-daerah yang masih alami dengan

potensi alam yang menarik membuka peluang dibangunnya resort

berjenis ini. Rural resort and country hotels adalah resort hotel yang

dibangun di daerah pedesaan jauh dari area bisnis dan keramaian. Daya

tarik utama dari resort ini adalah lokasinya yang masih alami, diperkuat

dengan fasilitas olahraga dan rekreasi yang jarang ada di kota-kota

seperti berburu, bermain golf, tenis, berkuda, panjat tebing, memanah,

atau aktifitas khusus lainnya.


3. Klasifikasi Resort

Berdasarkan kutipan dalam Direktorat Jendral Pariwisata,Pos, dan

Telekomunikasi No-22/U/VI/1978 menyatakan bahwa resort berdasarkan

tingkatannya dibedakan menjadi :

a. Hotel Resort Bintang 1

1. Jumlah kamar standar minimal 15

2. Luas kamar standar minimal 20 m2

3. Kamar mandi berada di dalam kamar

b. Hotel Bintang 2

1. Jumlah minimum kamar standar 20 kamar dengan luasan 22 m2

2. Terdapat 1 kamar suite dengan luasan 44 m2

3. Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai

4. Kamar mandi berada di dalam kamar

c. Hotel Bintang 3

1. Terdapat minimum 30 kamar standar dengan luas 24 m2

2. Terdapat minimum 2 kamar suite dengan luas 48 m2

3. Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai

4. Kamar mandi berada di dalam kamar

d. Hotel Bintang 4

1. Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2


2. Mempunyai minimum 3 kamar suite dengan luasan minimum 48 m2

3. Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai

4. Kamar mandi berada di dalam kamar

e. Hotel Bintang 5

1. Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m2

2. Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2

3. Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai

4. Kamar mandi berada di dalam kamar

B. Departemen Sales And Marketing

Departemen Sales and Marketing di hotel diperlukan untuk

memberikan strategi yang tepat untuk pemasukan hotel. Departemen Sales

and Marketing dalam suatu organisasi memegang peranan penting untuk

menunjang kelancaran bisnis dalam sebuah pasar yang besar dan sangat

berperan penting untuk meningkatkan revenue atau pendapatan hotel.

Dalam industri perhotelan bidang pemasaran ini boleh dikatakan

masih merupakan suatu hal yang relatif muda usianya bila dibandingkan

dengan industri lainnya. Bagian yang melaksanakan pejualan dan

pemasaran kemudian disebut Departemen Sales and Marketing. Definisi

yang lengkap dari manajemen yang terdapat dalam Departemen Sales and

Marketing menurut Sihite (1996:2) adalah, merupakan suatu fungsi yang

melaksanakan segala perencanaan, penugasan dan pengawasan terhadap

kegiatan penjualan daripada suatu perusahaan, dalam hal penerimaan tenaga


penjual (salesman), seleksi (recruiting), pengaturan latihan (training),

pengarahan (supervise), pengawasan (control), pembiayaan (cost), dan

motivasi para salesman.

C. Pengertian Contract Rate

Pada dasarnya, contrak rate berasal dari dua kata yaitu kata contract

atau kontrak dan rate yang berarti harga. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia (1989) disebutkan bahwa kontrak berarti perjanjian (secara

tertulis) antara dua pihak atau lebih dalam hal perdagangan, sewa menyewa,

dan lain-lain. Sedangkan kata rate atau harga, mengandung pengertian

sejumlah uang (harga) yang dijadikan ukuran nilai suatu barang/jasa.

Menurut Sudiarta (2013:34) “contract rate adalah contoh paket perjanjian

kredit yang dibuat secara tertulis dan formal”. Dengan demikian dapat

dikatakan contract rate adalah perjanjian secara tertulis dantara dua pihak

atau lebih dimana penentuan harga terkait dengan perjanjian itu.

Dalam contract rates yang dibuat antara hotel dengan perusahaan,

baik yang berupa corporate, travel agent maupun segmen pasar government,

embassy atau organisasi profesi terdapat batas waktu yang disepakati

bersama. Jika masa berlakunya telah habis, kedua belah pihak akan

bernegosiai kembali untuk perpanjangan.

Kontrak kerjasama antar hotel dengan biro perjalanan wisata (BPW)

sudah diberlakukan hampir pada sebagian besar hotel di pulau Bali. Kontrak

kerjasama seperti ini merupakan suatu kerjasama yang dilakukan secara


terus menerus dan diatur melalui periode masa kontrak. Akan tetapi

beberapa item yang tercantum dalam kontrak disesuaikan dengan kondisi

kedua belah pihak ketika menandatangani kontrak tersebut. Beberapa

komponen-komponen yang umum dalam kontrak kerjasama hotel yaitu

(Sudiarta, 2013:35)

1. Nama hotel yang melakukan kontrak kerjasama dan nama bisnis partner

nya

2. Alamat yang jelas dan lengkap hingga nomer telepon, fax, E-mail

3. Nama pemimpin/orang yang bertaggung jawab atas kontrak tersebut

beserta jabatannya

4. Room rate : misalnya untuk single, double termasuk extra bed, dan

termasuk atau tidak termasuk breakfast

5. Allotment ( jatah kamar )

6. Beberapa kesepakatan tambahan seperti :

a. Transfer, apakah transfer dari bandara ke hotel atau sebaliknya dan

ditanggung oleh hotel atau tidak

b. Meals, kemungkinan memberikan harga khusus bagi tamu yang

membooking dengan sistem plan

c. Children police, kebijakan harga untuk tamu yang masih dalam

kategori anak-anak

d. Group police, kebijakan emberian complimentary room untuk

jumlah tamu rombongan dalam jumlah tertentu


e. Payment, kesepakatan tata cara pembayaran serta jangka waktu yang

telah ditentukan

f. Cancelation, ketentuan yang mengatur jika terjadi cancel terhadap

tamu yang sudah dinyatakan confirmed booking

g. Special offer, jika terjadi kesepakatan antar kedua belah pihak untuk

memberikan special offer seperti free dinner, fruit basket, birthday

cake, dll bagi tamu yang kategori tertentu

h. Tanda tangan dan cap dari kedua belah pihak, sebagai bukti

penguatan atau legalisasi

Adapun hal yang sangat penting dicantumkan dalam contract rates antara

lain :

a. Judul

Dalam kontrak kerjasama, elemen judul ditampilkan secara jelas

misalnya “Contract Rates Applicable for Worldwide Market”. Judul

dalam kontrak dibuat sejelas mungkin untuk memastikan kedua

perusahaan yang bekerja sama dan terikat dalam kontrak

b. Tanggal Kontrak

Tanggal kontrak yang tercantum dalam kontrak adalah tanggal

penandatanganan kontrak. Tanggal tersebut adalah tanggal pada saat

pertemuan negosiasi kedua belah pihak. Dalam formulir kontrak,

tanggal ditulis tiga kali. Pertama tanggal pada bagian kiri atas, yaitu

tanggal penulisan/negosiasi kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan


dua tanggal dibawah baik pada kiri bawah maupun kanan bawah adalah

tanggal saat menandatangani kontrak tetapi penulisan tanggal yang

memiliki tujuan yang berbeda-beda. Selain ketiga jenis penulisan

tanggal diatas, dalam kontrak juga ada penulisan tanggal-tanggal yang

berfungsi lain yaitu :

1. Tanggal berlakunya kontrak (contract validity ) yaitu mulai

berlakunya kontrak misalnya tanggal 1 Apri 2011 hingga 31 Maret

2012

2. Tanggal pemberlakuan check out time yang khusus

3. Tanggal pemberlakuan release date terutama membedakan release

date untuk low, high dan peak season yang berkenaan dengan

pemberian room allotment

c. Pertimbangan

Dari aspek pertimbangan, dalam kontrak ini juga tidak memberikan

perincian secara tertulis. Tetapi segala yang diputuskan secara tertulis

dalam kontrak ini sesungguhnya sudah melalui suatu tahapan dan

proses, sudah pasti didasari oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Sebagai contoh : kesepakatan dalam pemberian harga untuk room rate

berupa single US$ 18.00 double US$ 18.00 dan triple US$ 21.00 sudah

melalui suatu pertimbangan yang cukup matang.beberapa item pokok

contract rate yang sering menjadi pertimbangan yaitu :

1. Contract Validity
Secara umum, contract rate validity berlaku untuk satu tahun

operational. Tahun operational perusahaan umumnya mulai dari

tanggal 1 April hingga 31 Maret tahun berikutnya. Perpanjangan

contract rate biasanya dilakukan minimal 3 bulan sebelum masa

berlaku kontrak berakhir. Apabila aka n ada perpanjangan maka di

dahului dengan mengadakan proses negosiasi ulang antara kedua

belah pihak. Hasil dari negosiasi ulang tersebut digunakan sebagai

dasar untuk membuat perpanjangan masa kontrak tahun depannya.

2. Currency

Kesepakatan tentang penggunaan currency adalah hal yang cukup

penting dalam pembahasan kontrak. Adanya penetapan tentang

penggunaan currency (mata uang) yang akan digunakan dalam

transaksi dari realisasi kontrak pada tahun operasional. Bali

umumnya menggunakan US Dollar, dengan adanya kesepakatan

tersebut, maka pembayaran yang dilakukan oleh pihak travel agent

kepada hotel tidak akan mengalami masalah. Biasanya dari pihak

hotel setiap bulan mengirim standard rate yang dipergunakan untuk

klaim kepada travel agent, karena fluktuasi nilai dollar terhadap

rupiah tidak selalu sama untuk periode tertentu.

3. Free Night Offer

Free night offer biasanya berisikan tentang kesepatakan bagi pihak

hotel untuk memberikan harga kamar gratis bagi tamu tertentu,

misalnya bagi tamu yang menginap 10 malam, maka pada malam


terakhir diberikan gratis (tidak bayar kamar). Apabila sebagian besar

tamu yang cukup lama, umumnya pihak hotel akan memberikan free

night ini.

D. Travel Agent Konvensional (Offline Travel Agent)

Frost (2004:10) mengemukakan bahwa travel agent merupakan

bisnis yang menjual layanan pariwisata dan perjalanan yang disediakan oleh

bisnis-bisnis lain. Dalam hal ini, travel agent yang akan diteliti dipandang

sebagai agen tiket atau penjual tiket.

Sementara Pamela Lam (2009:85) mengemukakan bahwa travel

agent didefinisikan juga sebagai ‘kepala’ yang melakukan suatu pekerjaan

untuk orang lain. Hal tersebut hubungannya tidak hanya menetapkan tujuan

pekerjaan, seperti menjual tiket, tetapi juga dapat mengontrol tujuan dan

cara melakukan pekerjaan. Istilah travel agent konvensional disini

merupakan travel agent yang standarisasinya bersifat umum. Menurut I

Gusti Bagus Arjana (2016:115) travel agent atau agen perjalanan,

merupakan usaha jasa perantara untuk menjual atau mengurus jasa untuk

perjalanan wisata. Usaha agen perjalanan ini berfokus sebagai perantara

untuk menjual jasa pemesanan tiket, hotel, restoran, dan lainnya yang

dibutuhkan wisatawan saat melakukan perjalanan.

Sehingga berdasarkan pengertian diatas, dalam hal ini peneliti

menjadikan variabel travel agent sebagai perusahaan agen perjalanan

wisata.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ri Nomer 4

Tahun 2014 Tentang Standar Usaha Perjalanan Wisata mengemukakan

bahwa definisi usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang

dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan

pariwisata. Tercantum dalam pasal 1 mengenai Usaha Jasa Perjalanan

Wisata merupakan dari usaha pariwisata, diantaranya biro perjalanan wisata

dan usaha agen perjalanan wisata. Berikut perbedaan biro perjalanan wisata

dengan agen perjalanan wisata.

1. Usaha Biro Perjalanan Wisata meliputi :

a. Usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan

b. Usaha jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata termasuk

perjalanan ibadah

2. Usaha Agen Perjalanan Wisata meliputi :

a. Jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan

akomodasi

b. Pengurusan dokumen perjalanan

Anda mungkin juga menyukai