TUGAS KEWIRAUSAHAAN
BEHAVIORAL SEGMENTATION
1. OCCASIONS
Occupancy rate hotel akan meningkat meskipun bukan weekend ketika hari
libur merupakan salah satu contoh occasions segment. Occasions terjadi pada
waktu dan momen tertentu, marketer akan berusaha meningkatkan
pendapatannya dengan memanfaat waktu dan momen tersebut.
2. BENEFIT
Membagi pasar berdasarkan benefit (keuntungan) yang mereka cari. Ada pasar
yang mengutamakan kenyamanan, ada yang mengutamakan kecepatan, harga
murah, dan lain-lain
3. USER STATUS
Membagi pasar berdasarkan status maupun tingkat penggunaan. Status
pengguna misalnya: potential user, Ex user, First time user, dan lain-lain.
Contoh: suatu brand minuman teh dengan nama teh pucuk memiliki pelanggan
setia yang selalu membeli teh pucuk pelanggan setia tersebut adalah Regular
user, namun teh pucuk merupakan brand besar dan sanggup untuk bersaing
dengan brand lain mencoba mencari pelanggan baru yaitu First time user yang
belum pernah mencoba produk brand teh pucuk dan Potential user yang
merupakan pencinta teh yang sesuai dengan strategi diffrensiasi produk the
pucuk
Demi menjaga pangsa pasar, strategy competitive tetap dijalankan dengan
mentargetkan Non user dan Ex user, Non user adalah pelanggan regular
produk lain sedangkan Ex user adalah pelanggan yang pernah mencoba
produk brand teh pucuk namun beralih ke produk pesaing.
4. USAGE RATE
Membagi pasar berdasarkan jumlah pemakain suatu produk. Usage rate terbagi
menjadi heavy, medium dan light. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
heavy dan light jika diasumsikan memiliki daya beli yang sama.
Heavy Usage adalah pelanggan yang paling sering menggunakan solusi Anda
dan / atau paling sering membeli. Ini cenderung menjadi pelanggan Anda yang
paling rajin dan bersemangat, yang juga sering bergantung pada produk.
Medium Usage adalah pelanggan yang menggunakan atau membeli secara
semi-teratur, tetapi tidak terlalu sering. Seringkali ini bisa berbasis waktu atau
peristiwa.
Light Usage adalah pelanggan yang menggunakan atau membeli lebih sedikit
proporsinya dengan pelanggan lain. Tergantung pada bisnis Anda, ini bahkan
bisa berarti pengguna satu kali, tetapi sekali lagi, itu tergantung pada
penggunaan relatif ke seluruh basis pelanggan Anda
Contohnya : orang yang terbiasa dengan meminum susu di pagi hari akan lebih
sering membeli susu, karena susu sudah menjadi kebutuhannya, orang tersebut
merupakan Heavy Usage.
Mahasiswa Teknik Kimia yang hanya meminum susu ketika telah bekerja di
laboratorium / menangani bahan kimia. Akan membeli susu apabila praktikum
saja merupakan Medium Usage
Orang yang hanya sesekali meminum susu, dan tidak menjadikan susu sebagai
kebutuhannya merupakan Light Usage
5. LOYALTY STATUE
Pemasar biasanya membagi empat kelompok berdasarkan status loyalitas
merek yaitu Loyals hard-core konsumen yang hanya membeli satu merek
setiap saat, Split loyals adalah konsumen yang loyal pada dua atau tiga merek
Shifting loyal konsumen yang menggeser kesetiaan dari satu merek ke merek
lain, Switchers konsumen yang tidak menunjukkan loyalitas pada merek apa
pun.
Contoh : Loyals hard-core yaitu wanita yang selalu membeli make up dengan
brand wardah karena cocok dengan kulitnya sehinnga apabila ganti
menyebabkan kulit rusak dan menyukai setiap produknya.
Split Loyals yaitu wanita yang menyukai makeup dengan 3 merek saja
(Wardah, Nivea, dan Make over)
Shifting loyal : yaitu wanita yang awalnya membeli make up dari wardah
namun setelah mencoba makeup dari brand make over lebih bagus hasilnya
maka beralih menggunakan produk dari brand make over
Switchers: yaitu wanita yang tidak mempermasalahkan brand make up, dan
menggunakan merek apapun karena senang mencoba
6. READINESS STAGE
Buyer-Readiness Stage mengklasifikan calon pelanggan menjadi beberapa
tahapan sampai dengan calon customer tersebut memutuskan untuk membeli.
Beberapa orang tidak menyadari produk suatu brand (Unaware), ada yang
sadar (Aware), ada yang tahu (Informed), ada yang tertarik (Interest), ada
yang menginginkan produk (Desire), dan ada yang berniat membeli (Intend to
buy).
Contohnya suatu badan kesehatan ingin mendorong wanita untuk melakukan
tes Pap Smears tahunan untuk mendeteksi kanker serviks. Pada awalnya,
sebagian besar wanita mungkin tidak menyadari tes Pap Smears. Upaya
pemasaran harus masuk ke iklan pembangunan kesadaran menggunakan pesan
sederhana. Kemudian, iklan harus mendramatisir manfaat dari tes Pap Smears
dan risiko tidak mendapatkannya. Tawaran khusus pemeriksaan kesehatan
gratis dapat memotivasi wanita untuk benar-benar mendaftar untuk tes Pap
Smears.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P., Keller, K. L., Armstrong, G., Armstrong, G., & Keller, K. (2016).
Marketing Management, 15th global edition. England: Pearson Educationn
Limited.