Pemecah Gelombang Breakwater
Pemecah Gelombang Breakwater
“PEMECAH GELOMBANG”
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan izin kuasa-Nya
sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan topik
“Pemecah Gelombang” . Kami menyadari pentingnya makalah kami ini, baik kewajiban
kami sebagai mahasiswa maupun tanggung jawab kami sebagai calon engineer dalam
memperdalam wawasan kami di lingkungan proyek air, salah satunya Konstruksi
Pemecah Ombak ini.
Tugas ini merupakan salah satu syarat penilaian di dalam mata kuliah Konstruksi
Bangunan Sipil yang ditetapkan pada ajaran Semester V Program Studi Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Jakarta. Adapun tugas makalah ini berisi kumpulan informasi tentang
konstruksi pemecah gelombang yang buat dengan tujuan untuk mempelajari dan
memahami mengapa diperlukan, jenis-jenisnya, pelaksanaan, dan perawatan konstruksi
pemecah ombak tersebut saat di lapangan.
Dan sebelumnya, pada kesempatan kali ini, dengan kerendahan hati kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami, yaitu:
1. Bapak Fauzri Fahimuddin selaku dosen mata kuliah Konstruksi Bangunan Sipil,
Politeknik Negeri Jakarta
2. Teman-teman kelas 3 Sipil 2 pagi angkatan tahun ajaran 2011
3. Orang tua dan keluarga kami
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Makalah kami yang sederhana ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak, baik dosen maupun teman-teman mahasiswa sekalian, sebagai bahan-bahan
evaluasi untuk kami agar kedepannya menjadi lebih baik. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih. Sekian.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 4
1.3 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas besar ini adalah :
1) Tujuan umum adalah agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
konstruksi bangunan sipil di semester V.
2) Tujuan khusus adalah bahwa dengan selesainya tugas makalah ini, mahasiswa
diharapkan dapat memahami mengapa diperlukan, jenis-jenisnya, pelaksanaan,
dan perawatan konstruksi pemecah gelombang tersebut saat di lapangan.
BAB II, berisi tentang dasar teori yang digunakan dalam menjelaskan topik.
BAB II
DASAR TEORI
pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas
pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain
sebagainya.
Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling
umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton pada
pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi berbentuk kotak dari beton
bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada pemecah gelombang
sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang berfungsi sebagai
fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat perlindungan kaki
yang terbuat dari batu atau blok beton.
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai
bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian
rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium)
sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari
material dengan ukuran butiran sangat besar.
Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel
halus dari debu dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter
layer) yang melindungi bagian inti(core)terhadap penghanyutan material,
biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari
500 kg sampai dengan 1 ton.
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional
kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat
baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil,
berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan
konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan
sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini.
Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
BAB III
JENIS – JENIS PEMECAH GELOMBANG
Dalam pemilihan pemecah gelombang ditentukan dengan melihat hal-hal sebagai berikut
:
a. Bahan yang tersedia disekitar lokasi
b. Besar gelombang
c. Pasang surut air laut
d. Kondisi tanah dasar laut
e. Peralatan yang digunakan untuk pembuatannya
Syarat yang harus diperhatikan pada tipe pemecah gelombang sisi miring adalah:
1. Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan baik
3. Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan
yang dapat membahayakan stabilitas bangunan
Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah
dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Ada tiga
macam pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :
1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan bangunan
sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas
2. Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan
air tertinggi
3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak
pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya
dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
1. Pemecah gelombang sambung pantai (Shore-connected Breakwater)
Tipe ini banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,
seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty.
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut
oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin tersebut,
pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi
perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat menghalangi suplay sedimen
ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan baru di daerah tersebut.
Gambar 3.5 Pemecah gelombang kubus beton tumbuk untuk melindungi kapal dari
gelombang
2. Kondisi tanah
Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka type
pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya adalah
type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :
1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton
memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton
untuk 1 m3 beton
2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk kubus
memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita. Kadang
breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita dapat juga
menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja dengan bentuk
susunan berpori.
3. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang
tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg –
700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan mengurangi
biaya pengadaan dan mobilisasinya.
Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan bagian
dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah. Dengan mengatur tekanan udara
didalam kaison, maka tingkat pengapungannya dapat dikendalikan untuk memastikan
stabilitas dan mengatur aliran udaranya selama pemindahan ke lokasi
pemasangannya.
Gambar 4.1 Ilustrasi kaison yang diapungkan dengan mengontrol tekanan udara
Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan bisa dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya dengan didorong menggunakan sebuah tugboat.
21
Gambar 4.2 Ilustrasi pemindahan kaison dengan cara didorong tugboat
Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison dikeluarkan dan
kaison ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan beratnya sendiri.
Kemudian setelah kaison ditenggelamkan dan berada pada posisi yang telah
direncanakan, maka kaison diisi dengan material pengisi untuk meningkatkan
kekuatan strukturnya.
Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya hanya mempunyai
luasan permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan area yang dicakup oleh
kaison itu sendiri. Luas permukaan ujung yang kecil ini digabungkan dengan berat
kaison yang besar mengakibatkan kaison lebih mudah ditenggelamkan hinga
menancap ke dasar laut dengan dengan kedalaman yang cukup. Ini untuk memastikan
kaison dapat menahan pergerakan horisontal dari struktur setelah dipasang.
Disamping itu juga dimaksudkan agar material dasar laut yang berada dalam cakupan
kaison dapat dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu
solusi menghemat pemakaian material pengisi.
Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung kaison selama
pengisian dan setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar laut sampai
kedalaman yang diinginkan, penurunan selanjutnya dapat dicegah dengan
memelihara udara bertekanan yang ada di dalam kaison.
Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material kerukan melalui
suatu lubang masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur dan/atau pasir dipompa
masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu dikurangi
seperti yang dilakukan pada air yang mengisi kaison, sehingga struktur itu berada
dibawah dukungan hidrolik sementara.
22
Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka lubang-
lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.
Gambar 4.3 Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi
dengan material pengisi
Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh
berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti yang juga
menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan material
dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai maka untuk pemidahan material dan alat
berat ke lokasi pemasangan menggunakan alat transportasi air misalnya kapal atau
tongkang pengangkut material.
Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan dump
truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian inti(core) idealnya
mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5 meter di atas
level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang surut yang besar,
sebaiknya berada diatas level tertinggi air pasang.
23
Gambar 4.4 Pengurugan lapisan inti dengan dump truk
24
Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan penempatan batu
maupun batu bauatan dapat menggunakan crawler crane (crane penggerak roda
kelabang) atau tracked crane (crane dengan rel). Crane jenis tersebut adalah alat berat
yang paling cocok untuk pekerjaan menempatkan batuan berukuran besar. Batu-batu
yang besar harus diangkat satu demi satu menggunakan sling atau pencengkram dan
harus ditempatkan didalam air dengan pengawasan dari seorang penyelam. Ia harus
ditempatkan satu demi satu berdasar urutannya untuk memastikan ia saling
berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa ombak tidak bisa menarik satu
batu ke luar, yang menyebabkan batu-batu pada bagian atas longsor, menerobos
lapisan pelindung dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah yang batuannya lebih
kecil.
Gambar 4.6 Ilustrasi penempatan batu lapisan pelindung utama menggunakan crane
25
BAB V
DAMPAK LINGKUNGAN
Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya di bab 3 tentang jenis- jenis pemecah
ombak dilihat dari sisi letaknya, bahwa berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung oleh pemecah gelombang akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah
tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di
sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan
terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis
pantai, maka akan terbentuk tombolo.
26
Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi
difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang
membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi
tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan
di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan
terbentuknya cuspate dibelakang bangunan. Proses tersebut akan berlanjut sampai garis
pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan
tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol.
Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju transport
sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan pengendapan sedimen dan
terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga pembentukan cuspate terus
berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan
merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai. Sehingga suplai sedimen
kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.
27
- energi gelombang dibelakang PEGAR banyak berkurang sehingga perairan
dibelakangnya relatif aman untuk masyarakat yang gemar berenang di pantai.
Teknologi ini telah mulai diterapkan pada beberapa daerah pantai, antara lain
:
28
BAB VI
KESIMPULAN
Salah satu fungsi dari breakwater yaitu jika berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman
sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya
endapan sediment tersebut
Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna
mencegah akibat yang berkelanjutan dan jika mungkin “mengembalikan”
(merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasarana
social-religius masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni
dalam usaha membangun pengaman pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah
erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat limpasan gelombang (overtopping).
29
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17492-4306100097-Paper.pdf
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pemecah-gelombang-air-atau-breakwater.html
http://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/breakwater-pemecah-gelombang-lepas-
lantai
http://sda.pu.go.id/index.php/berita-sda/pu-net/item
http://dhamadharma.wordpress.com/2010/04/19/analisis-proses-sedimentasi-yang-
terjadi-akibat-adanya-breakwater-di-pantai-balongan-indramayu/
30