Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

“PEMECAH GELOMBANG”

Disusun Oleh :

AMA MUTTAHIZI AHADAN AUHAN (1111020002)


COKI ADIANTA NUGRAHA (1111020028)
GRACE DANA AYORI (1111020005)
HASAN FASTAJII BULLOH (1111020036)
TITO SUCIPTO (1111020047)

Kelas 3 Sipil 2 Pagi

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2013
Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan izin kuasa-Nya
sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan topik
“Pemecah Gelombang” . Kami menyadari pentingnya makalah kami ini, baik kewajiban
kami sebagai mahasiswa maupun tanggung jawab kami sebagai calon engineer dalam
memperdalam wawasan kami di lingkungan proyek air, salah satunya Konstruksi
Pemecah Ombak ini.
Tugas ini merupakan salah satu syarat penilaian di dalam mata kuliah Konstruksi
Bangunan Sipil yang ditetapkan pada ajaran Semester V Program Studi Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Jakarta. Adapun tugas makalah ini berisi kumpulan informasi tentang
konstruksi pemecah gelombang yang buat dengan tujuan untuk mempelajari dan
memahami mengapa diperlukan, jenis-jenisnya, pelaksanaan, dan perawatan konstruksi
pemecah ombak tersebut saat di lapangan.
Dan sebelumnya, pada kesempatan kali ini, dengan kerendahan hati kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami, yaitu:

1. Bapak Fauzri Fahimuddin selaku dosen mata kuliah Konstruksi Bangunan Sipil,
Politeknik Negeri Jakarta
2. Teman-teman kelas 3 Sipil 2 pagi angkatan tahun ajaran 2011
3. Orang tua dan keluarga kami

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Makalah kami yang sederhana ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak, baik dosen maupun teman-teman mahasiswa sekalian, sebagai bahan-bahan
evaluasi untuk kami agar kedepannya menjadi lebih baik. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih. Sekian.

Depok, Desember 2013

Penyusun

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 2


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. 2


Daftar Isi ......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 4
1.3 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 5

BAB II DASAR TEORI


2.1 Pengertian Pemecah Gelombang ......................................................................... 6
2.2 Fungsi Pemecah Gelombang ............................................................................... 7
2.3 Material Pemecah Gelombang ............................................................................. 7

BAB III JENIS-JENIS PEMECAH GELOMBANG


3.1 Berdasarkan Bentuk Model Penampang Melintangnya .................................... 12
3.2 Berdasarkan Letaknya ....................................................................................... 16

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI ............................................ 21


BAB V DAMPAK LINGKUNGAN ........................................................................... 26
BAB VI KESIMPULAN ............................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 30

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 3


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah pantai merupakan daerah yang intensif dimanfaatkan untuk kegiatan
manusia seperti kawasan pusat pemerintahan, pemukiman, industri, pelabuhan,
pertambakan, pertanian, perikanan, pariwisata dan sebagainya.
Pantai juga merupakan bagian dari lingkungan kawasan pesisir yang dinamis dan
selalu berubah. Proses perubahan yang terjadi di pantai merupakan akibat kombinasi
berbagai gaya yang bekerja di pantai meliputi angin, gelombang (Triatmodjo,1999).
Permasalahan yang sering muncul pada daerah pantai adalah abrasi pantai yang
terutama disebabkan oleh akivitas gelombang laut. Salah satu metode penanggulangi
abrasi pantai adalah penggunaan struktur penahan gelombang pada area tertentu.
Gempuran gelombang yang besar dapat diredam dengan cara mengurangi energi
gelombang datang, sehingga gelombang yang menuju pantai energinya menjadi kecil.
Untuk dapat menanggulangi kerusakan pantai akibat gempuran gelombang di
pantai maka diperlukan konstruksi pemecah gelombang yang berfungsi untuk
memecahkan, merefleksikan dan mentransmisikan energi gelombang sebelum tiba di
pantai. Struktur penahan energi gelombang ini dapat terbuat dari struktur yang
masif/kaku dan bisa juga dengan yang fleksibel (tanaman hidup, struktur apung, dan
lainnya). Salah satu struktur pantai yang dapat mereduksi energi gelombang adalah
breakwater, yang merupakan bangunan penahan gelombang yang sangat efektif untuk
digunakan sebagai pelindung pantai terhadap abrasi dengan menghancurkan energi
gelombang sebelum mencapai pantai.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas besar ini adalah :
1) Tujuan umum adalah agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
konstruksi bangunan sipil di semester V.
2) Tujuan khusus adalah bahwa dengan selesainya tugas makalah ini, mahasiswa
diharapkan dapat memahami mengapa diperlukan, jenis-jenisnya, pelaksanaan,
dan perawatan konstruksi pemecah gelombang tersebut saat di lapangan.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 4


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

1.3 Sistematika Penulisan


BAB I, berisi tentang pendahuluan dan gambaran tentang isi dari penulisan.

BAB II, berisi tentang dasar teori yang digunakan dalam menjelaskan topik.

BAB III, berisi tentang jenis-jenis pemecah gelombang.

BAB IV, berisi tentang metode pelaksanaan pemecah gelombang.

BAB V, berisi tentang dampak lingkungan dari pemecah gelombang.

BAB VI, berisi tentang kesimpulan.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 5


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Pemecah Gelombang


Pemecah gelombang atau dikenal sebagai juga sebagai Pemecah ombak atau
bahasa Inggris breakwater adalah prasanana yang dibangun untuk memecahkan
ombak/ gelombang, dengan menyerap sebagian energi gelombang. Pemecah
gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang menggerus garis pantai dan
untuk menenangkan gelombang dipelabuhan sehingga kapal dapat merapat
dipelabuhan dengan lebih mudah dan cepat.
Pemecah gelombang harus didesain sedemikian sehingga arus laut tidak
menyebabkan pendangkalan karena pasir yang ikut dalam arus mengendap di kolam
pelabuhan. Bila hal ini terjadi maka pelabuhan perlu dikeruk secara reguler.
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama
banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua
untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua
tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di
beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan
groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai
lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai
terhadap erosi. Selanjutnya dalam tinjauan lebih difokuskan pada pemecah
gelombang lepas pantai.
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan
yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi
dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga
terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport
sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar
pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang
pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 6


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas
pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.

2.2 Fungsi Pemecah Gelombang


Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya
dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan
oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi
gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah
gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona
gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang
memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang
dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan
sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida,
gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang
dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang
datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang
(permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan
peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai
yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan.
Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment
tersebut.

2.3 Material Pemecah Gelombang


Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri. Seperti
halnya bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas pantai dilihat dari
bentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan sisi miring.
Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material -
material seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu,

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 7


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain
sebagainya.
Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling
umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton pada
pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi berbentuk kotak dari beton
bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada pemecah gelombang
sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang berfungsi sebagai
fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat perlindungan kaki
yang terbuat dari batu atau blok beton.
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai
bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian
rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium)
sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari
material dengan ukuran butiran sangat besar.

Gambar 2.1 Lapisan-lapisan material pemecah gelombang

Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel
halus dari debu dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter
layer) yang melindungi bagian inti(core)terhadap penghanyutan material,
biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari
500 kg sampai dengan 1 ton.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 8


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) sepertinamanya, merupakan


pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada
lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau
bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran
yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan
lain-lain

Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional
kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat
baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil,
berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan
konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan
sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini.
Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 9


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 2.2 Beberapa macam material batu buatan

Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas


pantai juga mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah
gelombang komposit. Yaitu dengan menggabungkan bangunan sisi tegak dan
bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun dikombinasikan misalnya
antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai pondasinya.
Selain itu pula terdapat bangunan pemecah gelombang dari potongan bambu
yang dianyam, dan dari ban-ban bekas yang biayanya lebih murah namun
masih dipertanyakan mengenai keramahan lingkungannya.
Untuk melindungi daerah pantai dari serangan gelombang, suatu pantai
memerlukan bangunan peredam gelombang. Peredam gelombang adalah suatu
bangunan yang bertujuan untuk mereduksi atau menghancurkan energi gelombang.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian
energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian
dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan
dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan,
dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode,
tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan
kasar).

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 10


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

Peredam gelombang bentuk kubus adalah merupakan peredam gelombang


yang mempunyai permukaan lebih kecil/sempit dikarenakan cara pemasangannya
disesuaikan dengan sifat dan arah datangnya gelombang, sehingga menyebabkan
gelombang akan kehilangan energi lebih besar karena gesekan dengan
permukaanperedam gelombang datar (kubus).
Breakwater berbentuk kubus sangat efektif untuk meredam energi
gelombang, dengan cara pemasangan sudut menghadap arah datangnya gelombang.
Gelombang akan dipecah oleh sudut kubus sehingga energi yang dibawa oleh
gelombang berkurang, seterusnya energi yang sudah tereduksi diterima kembali oleh
kubus dibelakangnya, demikian seterusnya sampai gelombang laut benar-benar
berkurang energinya.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 11


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

BAB III
JENIS – JENIS PEMECAH GELOMBANG

Dalam pemilihan pemecah gelombang ditentukan dengan melihat hal-hal sebagai berikut
:
a. Bahan yang tersedia disekitar lokasi
b. Besar gelombang
c. Pasang surut air laut
d. Kondisi tanah dasar laut
e. Peralatan yang digunakan untuk pembuatannya

Untuk perencanaan bentuk dan kestabilan pemecah gelombang perlu diketahui :


a. Tinggi muka air laut akibat adanya pasang surut
b. Tinggi puncak gelombang dari permukaan air tenang
c. Perkiraan tinggi dan panjang gelombang
d. Run up gelombang

3.1 Berdasarkan Bentuk Model Penampang Melintangnya (Triatmodjo, 1999):


1. Pemecah gelombang dengan sisi miring
Pemecah gelombang dengan sisi miring dibuat dari beberapa lapisan material
yang ditumpuk dan dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti sebuah
gundukan besar batu alam dengan lapisan terluar dari material dengan butiran sangat
besar yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau beton dengan
ukuran tertentu. Pemecah gelombang tipe ini bersifat fleksibel. Kerusakan yang
terjadi karena serangan gelombang tidak secara tiba-tiba. Jenis lapis pelindung
pemecah gelombang tipe ini adalah Quadripod, Tetrapod, Dolos. Pemecah gelombang
dengan sisi miring dibuat untuk kedalaman kolam labuh yang relative dangkal.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 12


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.1 Breakwater sisi miring

2. Pemecah gelombang dengan sisi tegak


Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang dibuat dari material-material seperti
pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya diisi tanah atau batu, tumpukan buis
beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.
Pemecah gelombang tipe ini ditempatkan di laut dengan kedalaman kolam labuh
yang lebih besar dari tinggi gelombang. Dimaksudkan untuk mengurangi jumlah
material penyusunnya. Pemecah ini dibuat apabila tanah dasar mempunyai daya
dukung besar dan tahan terhadap erosi. Bisa dibuat dari blok-blok beton massa yang
disusun secara vertikal, kaison beton, turap beton atau baja.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 13


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

Syarat yang harus diperhatikan pada tipe pemecah gelombang sisi miring adalah:
1. Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan baik

2. Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan

3. Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan
yang dapat membahayakan stabilitas bangunan

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 14


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.2 Berbagai jenis breakwater sisi tegak

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 15


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

3. Pemecah gelombang bertipe campuran.


Ketiga model breakwater seperti ini, dicontohkan dengan tipe cellular cofferdam
yaitu suatu konstruksi yang menggunakan sheet pile secara langsung, dimana pile
tersebut saling menutup atau mengunci (interlocking ) satu dengan yang lain sehingga
membentuk suatu rangkaian elemen (cell) dimana cell tersebut berisikan material
yang tak kohesif seperti pasir untuk pemberat struktur di bagian bawahnya sedangkan
bagian atasnya terdiri dari batu lindung yang dapat berfungsi menjaga stabilitas
struktur akibat pengaruh gelombang.
Konstruksi breakwater tipe cellular cofferdam seperti halnya beberapa jenis
Offshore Breakwater yang lain dibangun dengan puncak elevasi struktur yang
mendekati Mean Sea Level (MSL), sehingga hal tersebut memungkinkan energi yang
menyertai terjadinya gelombang dapat diteruskan melalui breakwater. Kondisi
tersebut dinamakan dengan istilah keadaan overtopping atau kondisi gelombang dapat
melimpas. Alasan struktur dibangun dengan kondisi overtopping adalah untuk
pertimbangan disain secara ekonomis, dan juga karena pertimbangan kondisi
gelombang rata-rata yang terjadi cukup kecil.

Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah
dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Ada tiga
macam pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :
1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan bangunan
sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas

2. Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan
air tertinggi

3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak

3.2 Berdasarkan Letaknya


Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah
gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada
perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai
terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada
tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 16


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya
dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
1. Pemecah gelombang sambung pantai (Shore-connected Breakwater)
Tipe ini banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,
seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty.

Gambar 3.3 Pemecah gelombang sambung pantai

2. Pemecah gelombang lepas pantai (Offshore Breakwater)


Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan
berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk
melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan serangan gelombang. Tergantung
pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat
dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas
pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman
sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari
daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut
menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap
jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 17


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis


pantai dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak gelombang pecah
sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang
bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur
lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan
sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang
bangunan.
Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment). Pantai berpasir
mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan arus.
Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang
menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya dihancurkan
selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf zone. Dalam proses pecahnya
gelombang tersebut sering terbentuk offshore bar di ujung luar surf zone yang dapat
berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang (menyebabkan gelombang
pecah).
Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangan
suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasir ke
daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi secara terus menerus, maka
penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara berkala, dengan laju sama dengan
kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.

Gambar 3.4 Pemecah gelombang lepas pantai

Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut
oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin tersebut,

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 18


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi
perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat menghalangi suplay sedimen
ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan baru di daerah tersebut.

1. Memasang karang Buatan


Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun 1996,
energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di pantai.
Pembangunan konstruksi di bawah laut itu juga memungkinkan tumbuhnya terumbu
karang baru.

2. Kubus Beton Tumpuk


Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi
secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya. Terdapat
banyak metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok
penanggulangannya adalah memecah gelombang atau meredam energi gelombang
yang terjadi.

Gambar 3.5 Pemecah gelombang kubus beton tumbuk untuk melindungi kapal dari
gelombang

Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu


dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 19


Teknik Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang

2. Kondisi tanah

3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai

Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka type
pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya adalah
type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :
1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton
memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton
untuk 1 m3 beton

2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk kubus
memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita. Kadang
breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita dapat juga
menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja dengan bentuk
susunan berpori.

3. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang
tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg –
700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan mengurangi
biaya pengadaan dan mobilisasinya.

Konstruksi Bangunan Sipil, Pemecah Gelombang – 3 Sipil 2 Pagi 2013 20


BAB IV
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Ada berbagai macam metode dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi pemecah


gelombang lepas pantai baik itu sisi tegak maupun sisi miring. Untuk sisi tegak ada
sebuah metode pelaksanaan yang cukup unik pada sebuah konstruksi pemecah
gelombang kaison. Metode ini agak berbeda dan sempat mejadi pertentangan pada saat
ditemukan.

Adapun gambaran umum metode pelaksanannya adalah sebagai berikut:

 Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan bagian
dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah. Dengan mengatur tekanan udara
didalam kaison, maka tingkat pengapungannya dapat dikendalikan untuk memastikan
stabilitas dan mengatur aliran udaranya selama pemindahan ke lokasi
pemasangannya.

Gambar 4.1 Ilustrasi kaison yang diapungkan dengan mengontrol tekanan udara

 Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan bisa dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya dengan didorong menggunakan sebuah tugboat.

21
Gambar 4.2 Ilustrasi pemindahan kaison dengan cara didorong tugboat

 Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison dikeluarkan dan
kaison ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan beratnya sendiri.
Kemudian setelah kaison ditenggelamkan dan berada pada posisi yang telah
direncanakan, maka kaison diisi dengan material pengisi untuk meningkatkan
kekuatan strukturnya.
 Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya hanya mempunyai
luasan permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan area yang dicakup oleh
kaison itu sendiri. Luas permukaan ujung yang kecil ini digabungkan dengan berat
kaison yang besar mengakibatkan kaison lebih mudah ditenggelamkan hinga
menancap ke dasar laut dengan dengan kedalaman yang cukup. Ini untuk memastikan
kaison dapat menahan pergerakan horisontal dari struktur setelah dipasang.
Disamping itu juga dimaksudkan agar material dasar laut yang berada dalam cakupan
kaison dapat dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu
solusi menghemat pemakaian material pengisi.
 Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung kaison selama
pengisian dan setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar laut sampai
kedalaman yang diinginkan, penurunan selanjutnya dapat dicegah dengan
memelihara udara bertekanan yang ada di dalam kaison.
 Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material kerukan melalui
suatu lubang masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur dan/atau pasir dipompa
masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu dikurangi
seperti yang dilakukan pada air yang mengisi kaison, sehingga struktur itu berada
dibawah dukungan hidrolik sementara.

22
 Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka lubang-
lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.

Gambar 4.3 Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi
dengan material pengisi

Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh
berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti yang juga
menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan material
dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai maka untuk pemidahan material dan alat
berat ke lokasi pemasangan menggunakan alat transportasi air misalnya kapal atau
tongkang pengangkut material.

Adapun metode pelaksanaannya dapat dipilah per lapisan sebagai berikut:

 Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan dump
truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian inti(core) idealnya
mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5 meter di atas
level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang surut yang besar,
sebaiknya berada diatas level tertinggi air pasang.

23
Gambar 4.4 Pengurugan lapisan inti dengan dump truk

 Lapisan bawah pertama(under layer) yang terdiri dari potongan-potongan tunggal


batu. Penempatan batu-batu lapisan ini dapat dilakukan menggunakan ekskavator
hidrolis, selain itu juga bisa dengan menggunakan sebuah mobile crane normal jika
tersedia ruang yang cukup untuk landasannya. Jangan pernah menggunakan crane
dengan ban karet pada lokasi yang tidak rata tanpa landasan yang cukup luas.
Ekskavator harus menempatkan batuan yang lebih berat secepat mungkin sehingga
bagian inti(core) tidak mengalami hempasan ombak. Jika suatu ombak badai
mengenai lokasi dimana terlalu banyak bagian inti(core) yang mengalaminya, maka
ada suatu bahaya yang serius pada bagian inti(core) yaitu penggerusan material.
Gambar 9 menunjukkan susunan lapisan bawah. Dalam hal ini kemiringan lerengnya
adalah 2,5/1 dan jarak H, adalah ketinggian dari puncak lapisan bawah ke dasar laut.
Suatu tiang dari kayu harus ditempatkan pada bagian atas inti (core) dan disemen
untuk meperkokohnya. Pada jarak sama dengan 2,5 x H, sebuah batu ladung yang
berat dengan sebuah pelampung penanda harus ditempatkan di dasar laut. Sebuah
senar nilon berwarna terang akan direntangkan dari batu ladung ke ketinggian yang
diperlukan (H) pada tiang. Prosedur ini harus diulangi setiap 5 m untuk membantu
operator crane atau ekskavator untuk menempatkan puncak lapisan di tingkatan yang
benar. Seorang perenang dapat memastikan bahwa masing-masing batu batuan yang
terpisah ditempatkan di dalam profil yang dibatasi oleh senar nilon.

Gambar 4.5 Penempatan batuan lapisan bawah menggunakan ekskavator

24
 Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan penempatan batu
maupun batu bauatan dapat menggunakan crawler crane (crane penggerak roda
kelabang) atau tracked crane (crane dengan rel). Crane jenis tersebut adalah alat berat
yang paling cocok untuk pekerjaan menempatkan batuan berukuran besar. Batu-batu
yang besar harus diangkat satu demi satu menggunakan sling atau pencengkram dan
harus ditempatkan didalam air dengan pengawasan dari seorang penyelam. Ia harus
ditempatkan satu demi satu berdasar urutannya untuk memastikan ia saling
berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa ombak tidak bisa menarik satu
batu ke luar, yang menyebabkan batu-batu pada bagian atas longsor, menerobos
lapisan pelindung dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah yang batuannya lebih
kecil.

Gambar 4.6 Ilustrasi penempatan batu lapisan pelindung utama menggunakan crane

Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik, penyelam tadi


perlu mengarahkan operator crane setiap kali suatu batu ditempatkan sampai lapisan
pelindung ini menerobos permukaan air. Sama seperti lapisan bawah, diperlukan dua
lapisan pelindung untuk menyelesaikan lapisan pelindung utama. Profil kemiringan
dapat diatur pada interval tetap 5 m menggunakan prosedur yang sama.

25
BAB V
DAMPAK LINGKUNGAN

Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya di bab 3 tentang jenis- jenis pemecah
ombak dilihat dari sisi letaknya, bahwa berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung oleh pemecah gelombang akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah
tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di
sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan
terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis
pantai, maka akan terbentuk tombolo.

Gambar 5.1 Contoh Tombolo Paximadhi Eboea, Yunani

Sedangkan pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk


garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut.

26
Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi
difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang
membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi
tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan
di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan
terbentuknya cuspate dibelakang bangunan. Proses tersebut akan berlanjut sampai garis
pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan
tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol.

Dengan demikian pembentukan tombolo tergantung pada panjang pemecah


gelombang lepas pantai dan jarak antara bangunan dengan garis pantai.
Biasanya tombolo tidak terbentuk apabila panjang pemecah gelombang lebih kecil dari
jaraknya terhadap garis pantai. Jika bangunan menjadi lebih panjang dari pada jaraknya
terhadap garis pantai maka kemungkinan terjadinya tombolo semakin tinggi.

Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju transport
sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan pengendapan sedimen dan
terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga pembentukan cuspate terus
berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan
merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai. Sehingga suplai sedimen
kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.

Pemecah gelombang lepas pantai dapat direncanakan sedimikian sehingga terjadi


limpasan gelombang yang dapat membantu mencegah terbentuknya tombolo. Manfaat
lain dari cara ini adalah membuat garis pantai dari cuspate menjadi lebih rata dan
menyebar ke arah samping sepanjang pantai.

Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) hasil dari pengembangan


Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Air. Keunggulan teknologi ini

- lebih ramah lingkungan karena tidak mengganggu pemandangan ke arah laut.


- gelombang laut diatur, sehingga respon pantai relatif seragam pada arah
memanjang.

27
- energi gelombang dibelakang PEGAR banyak berkurang sehingga perairan
dibelakangnya relatif aman untuk masyarakat yang gemar berenang di pantai.

Teknologi ini telah mulai diterapkan pada beberapa daerah pantai, antara lain
:

- Konservasi Pulau Nipah di perbatasan Singapura


- Proyek pengaman Pantai Rembang
- Sea Wall pada penelitian DAM Lepas Pantai Semarang
- Skenario pulau buatan dan rencana tol Tanjung Benoa

28
BAB VI
KESIMPULAN

Breakwater sangat berpengaruh guna menghambat proses sedimentasi serta abrasi


oleh ombak dari lautan oleh karena itu pembuatan breakwater di daerah pinggiran laut
telah dilaksanakan karena dampaknya sangat positif sekali jika dibuat serta ditangani oleh
para ahlinya.

Salah satu fungsi dari breakwater yaitu jika berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman
sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya
endapan sediment tersebut

Dalam pembuatan breakwater di pantai dilakukan guna mengurangi dampak dari


abrasi yang terjadi, disamping itu pula pembangunan breakwater ini dapat dijadikan
tempat sebagai tempat wisata dan tempat area memancing, tempat ini wisata ini dikelola
oleh warga setempat.

Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna
mencegah akibat yang berkelanjutan dan jika mungkin “mengembalikan”
(merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasarana
social-religius masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni
dalam usaha membangun pengaman pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah
erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat limpasan gelombang (overtopping).

29
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17492-4306100097-Paper.pdf

http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pemecah-gelombang-air-atau-breakwater.html

http://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/breakwater-pemecah-gelombang-lepas-
lantai

http://sda.pu.go.id/index.php/berita-sda/pu-net/item

http://dhamadharma.wordpress.com/2010/04/19/analisis-proses-sedimentasi-yang-
terjadi-akibat-adanya-breakwater-di-pantai-balongan-indramayu/

30

Anda mungkin juga menyukai