DISUSUN OLEH :
PUTRI FINKA NOVIA
ISTIATI CICI ANTIKA
MASRUROTUL ULYANA ISNA SETIAWATI
SITI SAODAH
LISTYA MAYA SARI
FICTOR YUSMAN AGUNG
DANDY PUTRA SURYA
HELEN YOSRANTIKA
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan “Laporan Analisa Situasi Manajemen Keperawatan Di Ruang
Penyakit Dalam A, Rsud Ahmad Yani Metro”
Dalam penyusunan laporan ini penyusun telah banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu penyusun tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada orang yang telah memberikan bantuan dan bimbingan
kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penyusun juga menyadari dalam mengerjakan laporan ini banyak
kekurangan baik dari segi bahasa maupun isi karena keterbatasan pengetahuan
yang dimiliki. Penyusun akan sangat berterima kasih dan menerima dengan
senang hati masukan dan kritikan serta saran untuk menyempurnakan laporan
kegiatan ini.
Akhir kata penyusun berharap laporan kegiatan ini dapat berguna dan
menjadi acuan agar kegiatan yang akan datang dapat menjadi lebih baik.
A. Latar Belakang
Sesuai dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Dalam pengembangan keperawatan
dimasa depan yang menjadi prioritas utama adalah manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata
yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya.
Dari hasil pengamatan serta wawacara kepada karu, katim, dan perawat
pelaksana di ruang Bougenvile yang dilakukan oleh kelompok praktek klinik
manajemen keperawatan tanggal 18 Febuary 2019 – 3 Maret 2019 di Rumah sakit
Abdul Moeloek di temukan masalah bahwa peralatan yang siap digunakan kepada
pasien belum begitu lengkap, dan beberapa bentuk actuating juga belum dimiliki
ruangan.
Untuk memecahkan masalah tersebut kelompok merasa perlu mengadakan
pertemuan dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang Kepala ruangan, ketua
tim, pembimbing klinik, dan pembimbing lahan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Memberikan pembaharuan melalui pengelolaan menejemen keperawatan yang
profesional dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien di Ruang Bogenvile
Rumah Sakit Abdul Moeloek.
Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di Ruang Bogenvile Rumah Sakit
Abdul Moeloek Secara individu / kelompok mahasiswa dapat menunjukan
kemampuan:
C. Manfaat Penulisan
1. Ruangan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan melalui pengelolaan menejemen
keperawatan termasuk peran dan fungsi menejemen diruang rawat.
2. Perawat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
dan asuhan keperawatan.
3. Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan konsep konsep manajemen keperawatan terutama di
Ruang Bogenvile Rumah Sakit Abdul Moeloek.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu pendidikan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalani suatu kegiatan di organisasi sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan Asuhan
Keperawatan secara profesional (Nursalam, 2002).
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain ( Hersey dan
Blanchard, 2002 ).
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber-sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Fungsi-
fungsi manajemen menurut George R.Terry yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Penggerakan (Actuating)
d. Pengawasan (Controlling)
B. Fungsi Manajemen
Dalam keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing),
kepemimpinan (leading), pengendalian (controling) aktifitas-aktifitas keperawatan
(Swanburg, 2000).
Pada dasarnya manajemen keperawatan adalah proses dimana seorang perawat
menjalankan profesi keperawatannya. Segala bentuk dari organisasi perawatan
kesehatan memerlukan manajemen keperawatan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Berikut ini adalah pembahasan fungsi-fungsi manajemen secara lebih mendalam.
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
Sedangkan menurut Fayol didalam Swansburg (2000) mendefinisikan
bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah membuat suatu rencana
untuk memberikan pandangan kedepan. Perencanaan merupakan fungsi
manajemen yang penting karena mengurangi risiko pembuatan keputusan
yang kurang tepat atau membantu mengantisipasi jika suatu proses tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Perencanaan juga dapat menolong pekerja
mencapai kepuasan dalam bekerja.selain itu perencanaan juga membantu
penggunaan waktu yang efektif.
Dalam suatu perencanaan dibutuhkan suatu pengetahuan yang
mengacu kepada proses, unsur, dan standar dari suatu perencanaan. Selain hal
tersebut juga perlu didalami ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang
pelaksanaan perencanaan sehingga perencanaan yang akan dilakukan dapat
berjalan sesuai dengan tujuan awal. Suatu perencanaan yang baik harus
berdasarkan pada sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar dan bersifat
fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia lebih
dahulu (Swansburg, 2000).
Dengan menjalankan prinsip-prinsip yang ada dalam perencanaan ini,
maka diharapkan tujuan dapat tercapai dengan efektif baik dalam penggunaan
sumber daya manusia maupun sumber daya material. Dalam manajemen
keperawatan, perencanaan dimulai dengan kegiatan menentukan tujuan,
mengumpulkan data, menganalisis dan mengorganisasiukan data-data yang
akan digunakan untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dan
menentukan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu
perencanaan juga membantu untuk menjamin bahwa klien dapat menerima
pelayanan yang mereka inginkan serta mereka butuhkan. Selain itu sumber
daya yang digunakan dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin.
2. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk
tujuan mencapai objektif, menentukan cara untuk pengorganisasian aktivitas
yang tepat dengan unit lainnya baik secara vertikal maupun horisontal yang
bertanggungjawab untuk mencapai objektif organisasi (Swansburg, 2000).
Prinsip-prinsip pengorganisasian diantaranya adalah prinsip rantai
komando, kesatuan komando, rentang kontrol, dan spesialisasi. Prinsip rantai
komando menggunakan hubungan dalam alur yang hirarkis dalam alur
autokratis dari atas kebawah. Komunikasi terjadi sepanjang rantai komando
dan cenderung satu arah. Sedangkan dalam prinsip kesatuan komando
memiliki satu pengawas, satu pemimpin, dan satu rencana untuk kelompok
aktifitas dengan objektif yang sama. Prinsip rentang kontrol menyatakan
bahwa individu harus menjadi pengawas yang mengawasi secara efektif dalam
hal jumlah, fungsi maupun geografi. Prinsip spesialisasi menampilkan satu
fungsi kepemimpinan tunggal.
3. Fungsi Pengarahan
Menurut Douglas didalam Swansburg (2000), pengarahan adalah
pengeluaran penugasan, pesanan dan instruksi yang memungkinkan pekerja
memahami apa yang diharapkan darinya dan pedoman serta pandangan
pekerja sehingga ia dapat bekerja dan berperan secara efektif dan efisien untuk
mencapai objektif organisasi. Pada pengarahan yang harus dipertimbangkan
adalah komunikasi dalam hubungan interpersonal.
Pengarahan itu dapat terjadi apabila seorang pemimpin mendapatkan
masukan yang optimum dari bawahannya untuk kepentingan semua masalah
oleh karena itu seorang pemimpin harus benar-benar mengerti keterbatasan
bawahannya.
Di dalam manajemen keperawatan, yang dimaksud dengan pengarahan
adalah tindakan fisik dari manajemen keperawatan, proses interpersonal
dimana personil keperawatan mencapai objektif keperawatan (Swansburg,
2000).
Sebagai seorang pemimpin dalam manajemen keperawatan, ia harus
mempunyai kemampuan untuk membujuk bawahan bersama-sama bekerja
keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam pelayanan
keperawatan.untuk mencapai hal tersebut pimpinan keperawatan seharusnya
telah dibekali ilmu dasar yang kuat tentang kebijaksanaan organisasi, tujuan,
program-program baru dan rencana untuk perubahan. Selain itu pimpinan
keperawatan juga harus mempunyai perilaku yang dapat diterima secara
sosial, kualitas personal yang dapat diterima bawahan, keterampilan dalam
memimpin, serta kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Jika semua
ini ada pada seorang pimpinan keperawatan maka pengarahan yang efektif
dapat dilaksanakan sehingga dukungan bawahan untuk mencapai tujuan
manajemen keperawatan optimal. Secara operasional keefektifan pengarahan
dapat dilihat dari kesamaan komando dan terciptanya tanggung jawab
bawahan secara penuh kepada satu pimpinan.
4. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah pemeriksaan untuk melihat apakah segala
sesuatunya terjadi sesuai rencana yang telah disepakati, instruksi yang telah
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak
terjadi lagi (Fayol dalam Swansburg, 2000).
Pengontrolan dilakukan sesuai fakta yang ada. Bila isu muncul
sebaiknya satu sama lain bertemu dan menenangkan mereka melalui kontak
langsung. Untuk merangsang kerja sama, perlu peran serta sejak semula.
Proses pengontrolan dapat digambarkan dengan salah satunya membuat
standar bagi semua dasar-dasar manajemen dalam istilah-istilah yang diterima
serta hasil yang dapat diukur yang ukuran ini harus dapat mengukur
pencapaian dan tujuan yang ditentukan.
Kontrol termasuk koordinasi sejumlah kegiatan, pembuatan keputusan
yang berhubungan dengan perencanaan dan kegiatan organisasi, serta
informasi dari pengarahan dan pengevaluasian setiap kinerja petugas. Kron
dan Gray dalam Swansburg (2000) menunjukkan bahwa kontrol menggunakan
pengevaluasian dan keteraturan. Karakteristik suatu sistem kontrol yang baik
adalah harus menunjukkan sifat dari aktivitas, melaporkan kesalahan-
kesalahan dengan segera, memandang ke depan, menunjukkan penerimaan
pada titik-titik kritis, objektif, fleksibel, menunjukkan pola organisasi,
ekonomis, dapat dimengerti, dan menunjukkan tindakan perbaikan.
C. Fungsi Manajerial
1. Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah petugas atau perawat yang diberikan tanggung jawab
dan wewenang dalam memimpin pelaksanaan pelayanan keperawatan serta
tata laksana personalia pada suatu ruangan atau bangsal Rumah Sakit.
1) Tanggung jawab Kepala Ruangan:
a) Perencanaan
Menunjukan ketua tim akan bertugas diruangan masing-masing
Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien, gawat, transisi
dan persiapan pulang bersama ketua tim
Mengidentifikasi strategi pelaksanaan keperawatan
Mengikuti visite dokter, untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis, yang dilakukan. Program
pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien
Mengatur dan mengendalikan Asuhan Keperawatan
o Membimbing pelaksanaan Asuhan Keperawatan
o Membimbing penerapan proses keperawatan dan
menilai Asuhan Keperawatan
o Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
o Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
yang baru masuk
Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
Membantu membimbing terhadap pesrta didik keperawatan
Menjaga terwujudnya visi dan misi Keperawatan dan rumah
sakit
b) Pengorganisasian
Merumuskan metode penugasan yang digunakan
Merumuskan tujuan metode penugasan
Membuat rincian ketua tim Anggota tim secara jelas
Membuat rentang kendali Kepala Ruangan dan membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 Perawat
Mengatur dan mengendalikan tenaga Keperawatan membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada
ditempat kepada ketua tim
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
Identifikasi masalah dan cara penanganan
c) Pengarahan
Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan Askep Pasien
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
d) Pengawasan
Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai Asuhan
Keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Melalui supervisi
e) Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang sudah disusun bersama ketua tim
Audit Keperawatan
2. Ketua Tim
Ketua Tim merupakan perawat yang memiliki tanggung jawab dalam
perencenaan, kelancaran dan evaluasi dari askep untuk semua pasien yang di
lakukan oleh Tim di bawah tanggung jawabnya (Nursalam 2003). Tanggung
Jawab ketua Tim:
Membuat perencanaan
Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
Mengenal / mengetahui kondisi pasien dan pendapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
Mengembangkan kemampuan anggota
Menyelenggarakan conference.
3. Perawat Pelaksana
Perawat pelaksanaan adalah merupakan seorang tenaga keperawatan yang
diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan/Asuhan keperawatan di
ruang rawat. Tanggung jawab perawat pelaksana. Dalam melaksanakan
tugasanya perawat pelaksan diruang rawat bertanggung jawab kepada kepala
ruangan / kepala instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan Asuhan
keperawatan/kegiatan lainnya yang dilakukan
Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan atau kegiatan lain yang dilakukan.
a) Wewenang Perawat Pelaksana
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pelaksana diruang rawat
mempunyai wewenang sebagai berikut
Meminta informasi dan petunjuk kepada Ka tim mengenai Asuhan
keperawatan
Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien/ keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batasan dan kewenangan
b) Uraian tugas perawat pelaksana
Memelihara keberhasilan ruang rawat dan lingkungan
Memelihara keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa
sesuai batas kewenangan
Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan
dan batas kemampuanya antara lain :
o Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program
pengobatan
o Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakitnya
Melaksanakan evaluasi tindakan, keperawatan sesuai batas
kemampuannya
Mengobservasi kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi sesuai batas kemampuannya
Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan
Melaksanakan kasus dan upaya meningkatkan mutu Asuhan
keperawatan
D. Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional
A. Model fungsional
Model fungsional bedasarkan orientasi tugas dari filosofi Keperawatan,
dimana perawat melaksakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada. Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat pengelolaan
dalam Asuhan Keperawatan sebagai pilihan utama. Penanggung jawab Model
fungsional adalah perawat yang bertugas pada tindakan tertentu, misalnya
dalam pemasangan infus, pemberian obat, dan lain-lain.
B. Model Kasus
Model Kasus berdasrakan pendekatan holistik dari filosofi Keperawatan,
dimana perawat bertanggung jawab terhadap Asuhan observasi pada pasien
tertentu dan ratio Pasien : Perawat adalah 1:1
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani semua
kebutuhannya pada saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya
ditetapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
private untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Penanggung
jawab pada Model Kasus adalah Manajer Keperawatan.
Kelebihan dari metode kasus yaitu:
1. Perawat lebih memahami kasus per kasus
2. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kelemahan dari metode kasus yaitu:
1. Belum dapat di identifikasi perawat penanggung jawab
2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama
C. Model Tim
Model Tim berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan. Enam – tujuh
perawat profesional dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim,
disupervisi oleh tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan Asuhan Keperawatan terhadap
sekelompok pasien, perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri
dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang
saling membantu. Penanggung jawab dalam Model Tim ini adalah Ketua Tim.
Kelebihan dari metode ini adalah:
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di atasi
dan memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan dari metode ini adalah:
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
D. Model Primer
Model primer berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari
filosofi Keperwatan. Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek
Asuhan Keperawatan dari hasil pengkajian, kondisi pasien untuk
mengkoordinir Asuhan Keperwatan, dimana ratio Perawat: Pasien 1: 4 / 1:5
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap Asuhan Keperawanan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit. Model primer mendorong praktek
kemandirian perawat dan terdapat kejelasan antara si pembuat rencana Asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan koordinasi Asuhan Keperawatan selama pasien
dirawat. Penanggung jawab pada model primer ini adalah Perawat primer.
Kelebihan dan sistem model primer adalah:
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
3. Keuntungan terhadap pasien, perawat, dokter dan Rumah Sakit
misalnya pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu.
Kelemahan dan sistem model primer adalah
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kemampuan self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat menguasai
keperawatan klinik dan mampu bekolaborasi dengan berbagai disiplin.
b. Pengarahan
Kekuatan mengarahkan orang lain harus menyesuaikan kondisi
dan situasi kebutuhan staf. Hal ini memerlukan kemampuan
memimpin seorang manajer keperawatan, sehingga
menghasilkan kenyamanan dalam bekerja. Pengarahan kepela
ruangan melalui kegiatan operan. Pre dan post conference dapat
meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana.
c. Memotivasi
Memberikan doronngan kepada staf atau bawahan agar
dapat bekerja dengan baik untuk meningkatkan kinerjanya.
Mekanisme kerja yang baik ini akan mendorong dari dalam diri
dan diharapkan kerja akan muncul pada diri karyawannya,
bahkan lebih jauh menumbuhkan komitmen dari karyawan
secara mendalam ( Sudarmanto,2009).
Memotivasi secara positif dan keadilan yang konsisten
adalah tanda-tanda dari kepemimpinan yang baik
(Swansburg,2000). Kualitas dan proses supervisi yang baik
akan meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja perawat.
d. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan salah satu tahapan
manajemen kinerja. Tahapan ini merupakan rangkaian dari
penilaian kinerja individu yaitu, mengetahui sejauh mana
kontribusi individu terhadap organisasi (Sudarmanto,2009).
Oleh karena itu, hal ini sangat penting bagi perawat manajer
untuk mempercayai staf melakukan pekerjaan dengan benar,
namum tetap melakukan verifikasi secara periodic bahwa tugas
terseebut sudah dilakukan dengan baik. Hasil kerja yang
dicapai oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
dan mendokumentasikannya perlu dinilai oleh supervisor.
Penilaian dilakukan secara terus menerus untuk melihat aspek
positif dan negative yang ditemui pada pelaksanaan kerja
perawat
BAB III
ANALISA SITUASI
A. MANAJEMEN PELAYANAN
1.) PLANNING
a. Visi Rumah Sakit/Ruangan
Ceklist
Uraian Ya Tidak
Apakah terdapat visi
dalam Rumah Sakit /
Ruangan?
Jika jawaban “ ya “ Visi Ruangan Bougenfile:
Menjadi unit pelayanan kesehatan yang mampu
uraikan Visi tersebut :
memberikan pelayanan kesehatan holistic, berkualitas
dalam bidang penyakit syaraf untuk menurunkan
angka kematian, kecacatan dan memperpendek hari
rawat.
b. MisiRumah Sakit/Ruangan:
Misi Ruangan Bougenfile
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi.
c. Motto Ruangan
Ceklist
Uraian
Ya Tidak
Apakah terdapat Motto
dalam Rumah Sakit /
Ruangan?
Jika jawaban “Ya”, Moto :
“CEKATAN – BERSIH – SIMPATIK – TERAMPIL”
uraikan Motto tersebut
:
Apakah Motto sudah
sesuai dengan
kegiatan?
d. Program kerja
Ceklist
Uraian Ya Tidak
Apakah terdapat
program kerja dalam
Rumah Sakit /
Ruangan?
Jika jawaban “Ya” Program Kerja :
1. Program kerja dinas pagi
uraikan Program Kerja
a. Mengisi daftar hadir
tersebut : b. Membaca laporan sore dan malam
c. Menertibkan dan membatasi penunggu pasien
d. Visite keperawatan
e. Menyiapkan obat injeksi
f. Melaksanakan kerja keperawatan
g. Mengkaji ulang pada pasien yang dalam
perhatian sebagai bahan acuan
h. Memberikan makan pasien dan minum obat
i. Menyiapkan obat-obatan dan alat kesehatan
untuk dioverkan ke dinas sore
2. Program kerja dinas sore
a. Mengisi daftar hadir
b. Timbang terima dengan dinas pagi
c. Mengerjakan keperawatan : lanjutan
d. Menerima konsultasi keluarga pasien sesuai
dengan dietnya
e. Memberikan makan pasien sesuai dengan
dietnya
f. Menertibkan pengunjung pasien
g. Istirahat petugas
h. Mengkaji ulang pada list pasien untuk persiapan
membuat laporan sore terutama bagi pasien
yang dalam perhatian
i. Membuat laporan sore
j. Timbang terima dengan yang dinas malam
3. Program kerja dinas malam
a. Mengisi daftar hadir
b. Timbang terima dengan dinas sore
c. Menertibkan penunggu pasien ( pintu bangsal
ditutup)
d. Melaksanakan injeksi berkala
e. Menulis rencana kerja perawatan dan
pengobatan
f. Melaksanakan perawatan lanjutan
g. Istirahat petugas
h. Merekap kerja perawat pada MR 85%
i. Memberikan makan pasien sesuai dengan
dietnya
j. Menyiapkan alat kesehatan dan obat-obatan
untuk di timbang terima dengan petugas dinas
pagi
k. Timbang terima dengan dinas pagi berserta
kepala ruangan dan katim.
Apakah program kerja
Karena belum tersosialisasi
sesuai dengan kegiatan
dengan baik dan belum
pelayanan?
tertibnya pengunjung saat
jam besuk.
Ceklist
Uraian
Ya Tidak
Apakah terdapat
Standar Operasional
Prosedur/SAK dalam
Rumah Sakit /
Ruangan?
Jika jawaban “Ya”, - Standar Prosedur Operasional Perawat Klinik 1
- Standar Prosedur Operasional Perawat Klinik 2
uraikan SOP/SAK
- Standar Prosedur Operasional Perawat Klinik 3
tersebut :
Apakah SOP/SAK
sudah sesuai dengan
kegiatan?
a. Kebijakan
Ceklist
Uraian
Ya Tidak
Apakah terdapat
kebijakan dalam
ruangan?
Uraian Ceklist
Ya Tidak
Apakah terdapat
Struktur
Organisasidalam
Rumah Sakit /
Ruangan?
Gambarkan Struktur Organisasi :
Direktur Utama
Dr. Hery Djoko Subandrio, M.KM
Direktur Pelayanan
Dr. Pad Dirlangga, Sp. P
Koordinator
Endah Tri Rahayu, S. Kep
Ruang EEG
1. Hermawati, Amd. Kep
2. Ns. Aisyah, S. Kep
Pekarya
1. Suparti
2. Noventari
3. Gunadi
4. Setianingsih
5. Sri partini
6. Fijar Edlin
Ceklist
Uraian Ya Tidak
Apakah terdapat
pembentukkan kelompok
kerja dalamRumah
Sakit / Ruangan?
Jika jawaban “ya”, Bentuk kelompok kerja:
Kelompok kerja yang digunakan dalam ruangan
tuliskan pembentukan
bougenfile adalah metode tim, yaitu tim kanan
kelompok kerja tersebut:
(perempuan) dan kiri (laki-laki). Masing masing tim
diketuai oleh perawat primer (Ketua Tim)
d. Rincian tugas Kepala Ruangan, Perawat Primer dan perawat Asosiat secara
jelas
Ceklist
Uraian Ya Tidak
Apakah terdapat evaluasi
kerja dalamRumah
Sakit / Ruangan?
Jika jawaban “ya”, Bentuk evaluasi kerja:
tuliskan bentuk evaluasi Setiap akhir tahun, pegawai diharuskan membuat
tersebut: Evaluasi Kinerja, supervisi, dan pengawasan dalam
tindak.
2.) ACTUATING
Bila ada masalah dari kegiatan-kegiatan diatas ( baik belum ada atau belum
berjalan) maka kelompok menentukan proyek kegiatan yang perlu dibantu
diruangan yang akan diselesaikan daalam masa dinas. kegiatan ini menjadi
tanggung jawab kelompok.
B. PERHITUNGAN KETENAGAAN
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
a. Ketenagaan
Mekanisme perekrutan tenaga diruang Bugenfile
Kepala ruangan mengajukan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
sesuai dengan kebutuhan ruangan ke managemen melalui kabid
keperawatan
Kabid keperawatan akan menindaklanjuti kekurangan tenaga diruang
bougenfile secara bertahap
Hambatannya terkadang tenaga yang diminta dengan tenaga yang
diberikan oleh managemen ke ruangan bougenfile tidak sesuai dengan
kompetensi yang diminta, dan pada akhirnya ruangan hanya menerima
droppan tenaga yang sudah diberikan managemen walaupun tidak sesuai
dengan permintaan ruangan.
b. Jumlah tenaga yang ada ruang rawat
Keperawatan
Non Keperawatan
1. Self care 5 2 10
2. Partial care 12 3 36
3. Total care 4 4 16
Jumlah 21 62
Dalam pelaksanaannya apa yang dapat anda observasi dari fokus dibawah ini:
4. Dokumentasi keperawatan
Ceklist
Uraian Ya Tidak
Apakah terdapat metode
pendokumentasian dalam
Rumah Sakit / Ruangan?
Jika jawaban “ ya “ Format pendokumentasian yang digunakan di
tuliskan bentuk format Ruangan Bougenfile:
1. Format pengkajian
pendokumentasian yang
2. Format rencana keperawatan
digunakan : 3. Format tindakan keperawatan
4. Format CPPT
Machines :
- Perawat ruangan memiliki APD lengkap.
- Tersedianya nurse station
- Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan
Weakness :
Man :
- Belum adanya pemberian reward untuk pegawai terbaik
- Masih kekurangan tenaga kesehatan ruang bougenvile kurang sebanyak 5
orang.
Money :
- Alur persyaratan yang panjang.
- Sistem administrasi berpusat.
Methods :
- Pada saat observasi, tampak penamaan yang sulit terbaca pada etalase yang
terdapat beberapa blangko medis
- Dalam pendokumentasian kualitas sudah baik tetapi dalam kualitas asuhan
perlu ditingkatkan lagi
- Belum terlaksana dengan baik manajemen keperawatan mengenai ROM aktif
dan pasif terhadap pasien yang mengelami kelemahan otot.
- Belum terlaksana dengan baik tentang pengendalian resiko jatuh di ruang
bougenvile.
Materials:
- Tidak terdapat pembagian alat tindakan yang lengkap setiap tim
- Belum adanya kotak saran
Machines :
- Ada beberapa keluarga pasien saat mengurus persyaratan atau berkas yang
merasa kesulitan karena keberadaan admin yang berpindah tempat.
b. Eksternal faktor
Opportunity :
Man :
- Rumah Sakit Abdul Moeloek merupakan satu-satunya rumah sakit paripurna
yang ada di kota Bandar Lampung.
- Ruangan memiliki kebijakan dalam memberikan pelatihan perawatan luka,
PPGD, BTCLS terhadap tenaga kesehatan.
- Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
- Tempat praktik dan belajar mahasiswa ners, S1 keperawatan, DIV
Keperawatan, dan DIII Keperawatan, juga mahasiswa kedokteran.
Money :
- Adanya pemasukan dari rumah sakit.
- Menjadi rumah sakit yang berkualitas.
Material :
- Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat yang tidak layak pakai
- Adanya pembaharuan nama/plakat ruangan
Methode :
- Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan SDM)
- Pendokumentasian untuk bukti apabila ada sesuatu yang tidak di inginkan
- Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat pelaksana
Machines :
- Mahasiswa praktik manajemen pelayanan.
- Kerja sama yang baik antar perawat dan mahasiswa.
Threatness :
Man :
- Banyaknya rumah sakit yang memiliki alat-alat yang lebih lengkap dan
memiliki tenaga kesehatan yang lebih tinggi
- Adanya persaingan antara Rumah Sakit Negeri dan Rumah Sakit Swasta yang
semakin ketat
- Semakin kritis masyarakat sehingga menuntut untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang prima dan profesional.
- Semakin maju dan berkembangnya pemikiran serta pendidikan masyarakat
sehingga mampu membandingkan atau memilih pelayanan yang lebih baik.
Money :
- Adanya tuntutan dari masyarakat untu pelayanan yang lebih proesional.
Material :
- Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan
prasarana
Methode :
- Adanya tanggung gugat keluarga pasien apabila pendokumentasian yang
belum di catat
- Makin tinggi kesadaran masyarakat tentang hukum
Machines :
- Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi.
IDENTIFIKASI MASALAH
No IdentifikasiMasalah Penyebab
1. Belum adanya pemberian reward Kurangnya kesadaran bahwa
untuk pegawai terbaik pemberian reward juga penting
selain adanya punisment
2. Belum adanya pembagian satu set Ketidak disiplinan staff dalam
alat tindakan untuk masing-masing tanggung jawab alat setelah
tim menggunakan.
3. Belum adanya sosialisasi perawat Masalah pasien diruangan sebagian
mengenai ROM terhadap pasien total besar memiliki kekuatan otot yang
care dengan kelemahan otot lemah terutama pasien total care
serta kurangnya tenaga kesehatan
yang ada di ruangan khususnya tim
laki-laki sehingga pengaplikasian
ROM belum terlaksana dengan
baik.
4 Belum adanya sosialisasi perawat Ketidak efektifan penggunaan
terhadap pasien total care dengan waktu jam kerja dalam pemberian
resiko jatuh asuhan keperawatan
5 Ketidaktertiban pengunjung dan Kurangnya kesadaran pengunjung
penunggu pasien terhadap peraturan ruangan
PRIORITAS MASALAH
NO MASALAH INTERVENSI
1 Belum adanya sosialisasi perawat Memberi penyuluhan tentang ROM
mengenai ROM terhadap pasien menggunakan media leaflet dan lembar
total care dengan kelemahan otot balik untuk semua pasien di ruangan.
Mendemonstrasikan ROM. Membuat
banner gerakan-gerakan untuk latihan
ROM.
(POA)
2. Belum adanya 1. Meningkatkan 1. Memberitahu keluarga apa 1. Keluarga mampu menyebutkan Mahasiswa 1 Maret
sosialisasi pengetahuan maksud dan tujuan gelang maksud dan tujuan gelang 2019
perawat terhadap keluaga pasien yang berwana pasien sesuai dengan warna.
pasien total care kuning, merah, pink, biru
dengan resiko dan ungu.
jatuh
3. Belum adanya 1. Agar tim kanan 1. Membagi troli yang berisi 1. Kedua tim dapat bertanggung Mahasiswa 1 Maret
pembagian satu dan kiri dapat set alat tindakan untuk jawab terhadap alat masing- 2019
set alat tindakan bekerja dengan masing-masing tim dan masing.
2. Tidak saling menunggu set alat
untuk masing- efisien. memberi label nama tim tindakan apabilah salah satu
masing tim tim sedang melakukan
tindakan
4. Ketidaktertiban 1. Menciptakan 1. Memberi tanda peringatan 1. Keluarga menjenguk saat jam Mahasiswa 1 Maret
pengunjung dan kenyamanan jam besuk di ruang jenguk 2018
2. Keluarga dapat tertib saat
penunggu pasien ruangan. bougenvile menggunakan
2. Mengoptimalkan berkunjung
tulisan cetak yg
waktu istrahat
delaminating sebanyak 18
pasien
lembar.
2. Memberikan peringatan
kepada keluarga yang
berkunjung melebihi jam
besuk.
5. Belum adanya 1. Untuk memotivasi 1. Memotivasi staf dalam 1. Perawat ruangan dapat Mahasiswa 1 Maret
pemberian reward pegawai ruangan melakukan asuhan melakukan asuhan 2019
untuk pegawai keperawatan sesuai dengan keperawatan sesuai visi yang
terbaik visi yang ada diruangan dan ada
kolaborasi dengan kepala
ruangan untuk memberikan
reward kepada staf terbaik
yang memenuhi kriteria
yang ditentukan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesenjangan teori dan pembahasan
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa DIV
Keperawatan Poltekkes pada 18 Febuari 2019 s/d 3 Maret 2019 di ruangan
Bougenvile RSUD Abdul Moeloek, terdapat beberapa masalah. Setelah
dianalisa dan dengan mempertimbangkan kemampuan kelompok, maka
kelompok memutuskan untuk mengatasi beberapa masalah ruangan
Bougenvile seperti tersebut dibawah ini yang terkait dengan sistem
manajemen yang dapat di intervensi oleh mahasiswa. Setelah di intervensi
kelompok mengevaluasi kinerja dan membandingkan kembali dengan
konsep teoritis yang ada dan bagaimana pencapaian kelompok.
A. Kesimpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Ruangan Bougenvile RSUD
Abdul Moeloek dimulai pada tanggal 18 Febuary – 3 Maret 2019.
Kelompok melakukan pengkajian selama 3 hari dari tanggal 19 Febuary
s/d 21 Febuaryr 2019 kemudian data diolah/analisa dan merumuskan
masalah dimana kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu
diintervensi. Dari masalah – masalah tersebut kelompok sudah melakukan
intervensi yaitu :
1. Melakukan pembuatan media pendidikan kesehatan sesuai dengan
kasus terbanyak yang ditemukan di ruangan Bougenvile kemudian
membuat media yang dapat digunakan untuk melakukan pendidikan
kesehatan dimana media tersebut dapat digunakan oleh semua profesi
kesehatan baik perawat, dokter maupun mahasiswa yang sedang
praktek belajar di Ruang Bougenvile, mensosialisasikan kepada
perawat ruangan mengenai manfaat dan kegunaan dari media
pendidikan kesehatan yang telah disediakan oleh kelompok setelah itu
memberikan pendidikan kesehatan (penyuluhan) kepada pasien dan
keluarga pasien.
B. Saran
1. Pihak Rumah Sakit
Menindak lanjuti rekomendasi untuk kelengkapan bahan logistik fisik
dan material yang dibutuhkan di Ruangan Bougenvile.
2. Pihak perawat ruangan
a. Perawat Bougenvile melaksanakan pendokumentasian dengan baik
dan benar demi terpenuhinya kebutuhan pasien
b. Perawat dapat mengadakan penyuluhan kesehatan secara berkala
dengan memanfaatkan leaflet pendidikan kesehatan yang telah
disediakan oleh kelompok untuk ruangan Bougenvile.
c. Diharapkan adanya penambahan alat logistik untuk mempermudah
kerja perawat di Bougenvile RSUD Abdul Moeloek.
d. Mengusulkan kepada KARU Bougenvile untuk membuat riward
untuk perawat terbaik agar dapat memotivasi perawat.
e. Mengadakan pendidikan kesehatan secara rutin dan terjadwal
terhadap klien dan anggota keluarga dalam rangka
mengoptimalkan mutu asuhan keperawatan yang di berikan.
f. Tetap mensosialisasikan slogan anjuran yang telah ditempelkan dan
mempertegas peraturan rumah sakit pada klien dan anggota
keluarga.
C. Kesan
1. Kelompok mendapatkan pengalaman yang berharga selama dinas di
ruangan Bougenvile, dimana kelompok mendapat pengetahuan
bagaimana memanajemen suatu ruangan rawat inap serta proses-proses
yang berjalan dalam sebuah ruangan.
2. Perawat di Bougenvile, dapat menerima kehadiran tim manajemen
dari Mahasiswa DIV Keperawatan Poltekkes Tjk dengan terbuka,
perawat juga banyak memberikan masukan dan bimbingan yang
berharga bagi kelompok baik kepada Karu, CI, Katim dan perawat
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi
Pengukuran dan Implementasi Dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar