Anda di halaman 1dari 64

i

PRAKATA

Bismillahir-Rahmanir-Rahim

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan
semesta alam. Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada
Nabi Muhammad Sallallahu‘Alaihi Wa Sallam, keluarga dan para sahabatnya, serta
para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Tak lupa kami bersyukur
atas tersusunnya Pedoman Umum Program MARASA Provinsi Sulawesi Barat
Tahun Anggaran 2019 dapat terselesaikan dengan baik serta dapat dijadikan
kerangka acuan keberhasilan Program Prioritas Gubernur Sulawesi Barat. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini Tim menyampaikan rasa hormat dan menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada pihak-pihak berikut.
1. Gubernur Sulawesi Barat selaku Pengarah dan Penggagas Program MARASA;
2. Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat selaku Pembina Program MARASA;
3. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi Barat
selaku Ketua Program MARASA;
4. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Barat
selaku Sekretaris Program MARASA;
5. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Barat selaku
Penanggungjawab anggaran Program Marasa;
6. Pelaku P3MD (Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa)
selaku Tenaga Ahli Program Marasa;
7. Organisasi Perangkat Daerah yang terkait dalam Pelaksanaan Program Marasa;

Harapan kami semoga Pedoman Umum ini dapat bermanfaat khususnya dalam
upaya percepatan perubahan status desa se-Sulawesi Barat

Mamuju, Januari 2019

Pemrintah Provinsi Sulawesi Barat

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… I
PRAKATA ............................................................................... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………... iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………... iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………... v

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….... 1


1.1 Latar Belakang …………………………………... 1
1.2 Dasar Pelaksanaan ……………………………….. 3
1.3 Azas Pengelolaan ……………………………….. 3
1.4 Tujuan dan Sasaran……………………………………. 4
1.5 Manfaat dan Hasil……………………………………. 5
1.6 Ruang Lingkup ……………………………………. 6
1.7 Jangka Waktu Pelaksanaan ……………………….. 7
1.8 Sumber Pembiayaan ……………………….. 7
BAB II KONSEP, INDIKATOR, PELAKU PROGRAM……………. 8
2.1 Konsep Program……………………………………....... 8
2.2 Indikator.………………………………………………. 9
2.3 Pelaku Program Martasa…………………………........... 10
2.3.1 Tim Koordinasi Provinsi………………………... 15
2.3.2 Tim Koordinasi Kabupaten……………………... 16
2.3.3 Tim Koordinasi Desa…………………………… 15
2.3.4 Tim Sekretariat Bersama……………………….. 17

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN……………………………. 20


3.1 Mekanisme Pelaksanaan BKK Desa…………………… 20
3.1.1 Tahapan Pengajuan Usulan 20
3.1.2 Tahapan Verifikasi dan Identifikasi Usulan 21
3.1.3 Tahapan Validasi Pengajuan Usulan 23
3.1.4 Pelaksanaan Penyaluran BKK 24
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Program Prioritas OPD dalam 26
Mengintervensi Program Marasa……………………….

BAB IV PENGUATAN MANAJEMEN………………………………. 29


4.1 Dukungan Penganggaran Program Marasa…………….. 29
4.2 Koordinasi Tim Program Marasa………………………. 29
4.3 Sosialisasi dan Bimbingan Teknis……………………… 29
4.4 Penyediaan Tenaga Ahli………………………………... 29
4.5 Pola Pengembangan Program Marasa………………….. 30

BAB V MONITORING DAN EVALUASI………………………….. 31


5.1 Konsep Monitoring dan Evaluasi Program Marasa…….. 31
5.2 Pokok-Pokok Monitoring dan Evaluasi Program Marasa 31

BAB VI PELAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM……………… 33


6.1 Konsep Pelaporan Program marasa ……………………. 33
6.2 Pokok-Pokok Pelaporan Pelaksanaan Program Marasa... 33

BAB VII SANKSI………………………………………………………. 36


7.1 Konsep Sanksi Dalam Pelaksanaan Program Marasa….. 36
7.2 Bentuk Sanksi Dalam Pelaksanaan Program Marasa…... 36

BAB VIII Pengamanan Sosial dan Lingkungan…………………………. 37

BAB IX PENUTUP…………………………………………………….. 38

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Indikator Program Marasa ………………………………….. 9
Tabel 2.2 Tim Koordinasi Provinsi Program Marasa …………………. 12
Tabel 2.3 Tim Koordinasi Kabupaten Program Marasa ………………. 15
Tabel 2.4 Tim Koordinasi Desa………………………………………... 16
Tabel 2.5 Tim Sekretariat Bersama……………………………………. 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Statistik Status Desa ……………………........................... 2
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Program Marasa Tingkat
Provinsi…………………………………………………... 11
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Program Marasa Tingkat
Kabupaten………………………….…………………….. 12
Gambar 4.1 Pola Pengembangan Marasa…………………………… 30

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Tentang Program
39
MARASA Tahun 2017-2022
Lampiran 2 Format surat peryataan pemerintah desa untuk memasukkan
54
dalam APBDes………………………………
Lampiran 3 Format surat peryataan pemerintah desa penerima bantuan
55
keuangan khusus……………………………………………
Lampiran 4 Format laporan penyerapan penggunaan anggaran bantuan
56
keuangan khusus tahun anggaran 2019…………………….
Lampiran 5 Format daftar surat surat perintah pencairan dana (SP2D)
Yang diterbitkan untuk kegiatan yang didanai oleh dana
58
bantuan keuangan khusus tahun anggaran 2019…………...

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Barat didominasi oleh penduduk
miskin yang berdomisili di perdesaan yang berjumlah kurang lebih 119,45 ribu
jiwa atau sekitar 79,9% sehingga upaya peningkatan derajat pendidikan, kesehatan
serta nilai tambah ekonomi masyarakat di wilayah perdesaan diharapkan mampu
menekan tingkat kemiskinan dan angka pengangguran. Indeks Pembangunan
Manusia Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 masih berada pada level menengah
yakni sebesar 64,3% dan berada pada urutan ke-31 dari 34 provinsi.
Potensi produk unggulan desa yang ada di Provinsi Sulawesi Barat sangat
besar dan mampu meningkatkan perekonomian serta memiliki nilai tambah bagi
masyarakat perdesaan jika dikelola dengan baik, yang pada akhirnya diharapkan
dapat mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat.
Merujuk pada Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun, data Indeks
Desa Membangun (IDM) pada Tahun 2018, dari 575 desa yang ada di Provinsi
Sulawesi Barat terdapat 437 desa atau 76% yang berstatus Tertinggal dan
Sangat Tertinggal. Status tersebut didasarkan pada indikator IDM yang memuat
permasalahan di bidang Pendidikan, Kesehatan, Peningkatan Perekonomian serta
Permasalahan Sosial Kemasyarakatan pada skala perdesaan.
Data IDM Provinsi Sulawesi Barat desa yang berstatus tertinggal dan sangat
tertinggal dari tahun 2015 sampai tahun 2018 mengalami kenaikan dijelaskan
pada gambar statistik IDM 1.1

1
Gambar 1.1 Statistik Status Desa

Sumber: Data IDM Tahun 2018

Sejalan dengan hal tersebut, maka seyogyanya jika kebijakan pengalokasian


dana desa yang dikucurkan oleh pemerintah pusat dari tahun 2015 seharusnya
berbanding lurus dengan penurunan jumlah desa yang berstatus Tertinggal dan
Sangat Tertinggal. Namun, jika melihat data diatas, justru jumlah desa
tertinggal/sangat tertinggal semakin meningkat dari tahun ke-tahun.
Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
menginisiasi sebuah terobosan dalam bentuk Program MARASA (Mandiri,
Cerdas, Sehat) yang termuat dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Barat Tahun
2017-2022 (Perda Nomor 8 tahun 2017).
Program MARASA merupakan upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
dalam peningkatan efektifitas penggunaan dana desa dan upaya Pemerintah
Provinsi Sulawesi Barat dalam strategi Percepatan Perubahan Status Desa dari
desa yang berstatus tertinggal dan sangat tertinggal menjadi Desa Mandiri
berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada Pasal 22 terdapat
empat penugasan dari pemerintah daerah Provinsi/ Pemerintah daerah Kabupaten
Kota yakni penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Berlakunya Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 3 Tahun tentang Program
MARASA merupakan salah satu bentuk dukungan dalam Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

2
1.2. Dasar Pelaksanaan
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495).
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Desa.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolan Keuangan Daerah.
e. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
g. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Rncana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Barat
Tahun 2017-2022.
h. Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor ?? Tahun ?? Tentang Program
MARASA.
i. Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor ?? Tahun ?? Tentang
Mekanisme Penyaluran BKK.
j. Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor ?? Tentang Pembentukan
Tim Pelaksanaan Program MARASA.

1.3. Azas Pengelolaan Program MARASA


Pengelolaan Program MARASA didasarkan pada Azas:
a. Partisipatif bahwa Program MARASA dilakukan bersama masyarakat
dengan melibatkan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah
Desa dan para pemangku kepentingan lainnya.
b. Transparan bahwa Program MARASA dilaksanakan dengan semangat
keterbukaan sehingga seluruh masyarakat dan pelaksana memiliki akses

3
yang sama terhadap informasi tentang rencana dan pelaksanaan Program
MARASA.
c. Akuntabel bahwa dalam pelaksanaan Program MARASA, pelaksana dapat
diminta tanggung jawab oleh publik atas proses dan hasil serta dampak yang
diakibatkannya.
d. Terintegrasi bahwa dalam pelaksanaan Program MARASA, seluruh
kegiatan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau
pengendalian memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian seluruh kegiatan hendaknya merupakan bagian integral dari
program pemerintah daerah dan jajarannya.
e. Berkelanjutan bahwa dalam pelaksanaan Program MARASA,
mengharuskan adanya Tim Koordinasi dan Tim Sekretariat dalam
pelaksanaan, dalam arti bahwa tugas-tugas Pelaksanaan harus berjalan terus
menerus sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dalam
RPJMD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017-2022.
f. Komprehensif bahwa dalam pelaksanaan Program MARASA, menekankan
agar pelaksanaan kegiatan baik oleh pemerintah provinsi maupun
pemerintah kabupaten serta pemerintah desa senantiasa didasari atas prinsip
konprehensif dan utuh agar hasilnya dapat dirasakan oleh warga masyarakat.

1.4. Tujuan dan Sasaran


Tujuan Program MARASA adalah mengurangi tingkat kemiskinan berbasis
kemandirian desa melalui upaya pengintegrasian sumber daya ekonomi,
pendidikan dan kesehatan serta pengembangan produk unggulan sesuai potensi
desa dengan cara mendorong sinergitas antara output program dan kegiatan
Pemerintah Daerah pada lokus desa.
Sasaran Program MARASA ditujukan kepada Desa yang berstatus
Tertinggal dan Sangat Tertinggal berdasarkan data Indeks Desa Membangun, di
70 Desa 51 Kecamatan di 6 (Enam) Kabupaten se-Sulawesi Barat, sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor ?? Tahun
2019.

4
1.5. Manfaat dan Hasil
Manfaat dan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Program MARASA
adalah meningkatnya status desa dari sangat tertinggal menjadi desa berkembang
dan selanjutnya menjadi desa mandiri, yang didasarkan beberapa aspek sebagai
berikut:
a. berkembangnya potensi desa dan usaha ekonomi masyarakat yang layak
pasar lokal, nasional, maupun internasional dalam rangka menciptakan
kemandirian desa;
b. terbukanya jaringan kelembagaan desa dalam mengakses sumber daya alam
desa dan memasarkan produk unggulan desa;
c. terbukanya akses ekonomi dan pola kemitraan dalam mengembangkan
kewirausahaan serta menumbuhkan jiwa interpreneur;
d. meningkatnya pertumbuhan infrastruktur dalam menunjang konektivitas
antar wilayah perdesaan;
e. terwujudnya sumberdaya manusia yang handal guna menunjang
pembangunan dan kesejahteraan di desa serta daya saing angkatan kerja;
f. meningkatnya pengetahuan dan/atau wawasan masyarakat desa tentang arti
penting kesehatan, keseimbangan gizi termasuk didalamnya pola/budaya
hidup sehat;
g. meningkatnya kesadaran masyarakat desa akan pentingnya pendidikan.
h. menurunnya disparitas pembangunan wilayah antara desa dan kota serta
desa dapat keluar dari status ketertinggalan.
i. Berjalannya program/kegiatan SKPD Provinsi dan Kabupaten pada desa /
penerima manfaat Program MARASA yang didukung oleh partisipasi
masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan dan pengembangan
kemandirian desa ;
j. Berjalannya kegiatan SKPD Provinsi dan Kabupaten yang berbasis pada
substansi RPJM-Des dan Renstra Kelurahan masing-masing wilayah
penerima manfaat untuk penanggulangan kemiskinan dan pengembangan
kemandirian desa;

5
k. Berjalannya program/kegiatan pemerintah pusat, swasta dan pihak lain
dalam mendukung implementasi program/kegiatan pada desa penerima
manfaat untuk penanggulangan kemiskinan dan pengembangan kemandirian
desa;
l. Berjalannya monitoring dan evaluasi kegiatan pendampingan masyarakat
oleh fasilitator komunitas dan program/kegiatan SKPD Provinsi dan
Kabupaten pada desa penerima manfaat Program MARASA.
m. Optimalisasi peran pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan
kemiskinan berbasis masyarakat di wilayahnya masing-masing.

1.6. Ruang Lingkup


Ruang lingkup yang diatur dalam pedoman umum Program MARASA
merupakan pelaksanaan kegiatan Program MARASA yang didukung melalui
Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari pemerintah Provinsi Sulawesi Barat ke
desa serta pelaksanaan Program Prioritas Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Provinsi Sulawesi Barat yang mendukung peningkatan kemandirian, kecerdasan,
dan kesehatan masyarakat desa, yang meliputi:
a. penyiapan data berbasis masyarakat;
b. penetapan indikator;
c. penetapan desa;
d. kelembagaan;
e. penguatan kapasitas sumber daya manusia;
f. mekanisme pelaksanaan dan Koordinasi Program;
g. pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
h. monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. penganggaran; dan
j. sanksi
.

6
1.7. Jangka Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Program MARASA adalah terhitung sejak Bantuan Keuangan
yang bersifat Khusus (BKK) dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat kepada
Desa Tahun Anggaran 2019, berlaku efektif sampai dengan 31 Desember 2019.

1.8. Sumber Pembiayaan


a. Pembiayaan pelaksanaan program kegiatan MARASA baik berupa Rapat
Koordinasi, Bimbingan Teknis, honorarium serta teknis administrasi
lainnya, dibebankan dalam DPA Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Sulawesi Barat yang akan diajukan pada perubahan pertama
APBD Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2019.
b. Pembiayaan pelaksanaan program kegiatan MARASA berupa Monitoring
dan Evaluasi dibebankan pada DPA masing-masing OPD yang tergabung
dalam Tim Program MARASA lingkup Provinsi Sulawesi Barat Tahun
Anggaran 2019.

7
BAB II
KONSEP, INDIKATOR, PELAKU PROGRAM MARASA

2.1. Konsep Program MARASA


Pada Program MARASA, kemajuan desa yang ditandai dengan aspek
kemandirian, kecerdasan, dan kesehatan dengan keberdayaan masyarakat sebagai
saluran sosial secara bersinergi dengan keberdayaan pemerintah sebagai saluran
publik dan pelaku usaha sebagai saluran ekonomi, diharapkan menjadi konstruksi
sosial bagi tereduksinya kemiskinan warga desa tersebut.
Program MARASA merupakan program prioritas yang termuat dalam
RPJMD provinsi sulawesi barat Tahun 2017-2022 dengan dukungan Bantuan
Keuangan Khusus (BKK) dan Program Prioritas Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) lingkup provinsi sulawesi barat yang terkait kepada desa sasaran dalam
peningkatan kemandirian, kecerdasan, dan peningkatan kesehatan yang dimana:
a. Desa Mandiri merupakan desa yang memiliki potensi yang mampu
menghasilkan produk unggulan desa yang berdaya saing ekonomi sehingga
mampu memenuhi kebutuhan pasar.
b. Desa Cerdas merupakan desa yang warganya memiliki sikap positif untuk
merespon permasalahan dalam bidang peningkatan derajat pendidikan yang
terkelola melalui sistem menejemen dan melibatkan partisipasi serta potensi
yang ada.
c. Desa Sehat merupakan desa yang memiliki Indikator keluarga sehat
sehingga dapat mengukur status kesehatan masyarakat berupa layanan
kesehatan yang berdasarkan ketersediaan tenaga kesehatan dan kemudahan
akses ke layanan kesehatan.

8
2.2. Indikator
Adapun tolak ukur keberhasilan utama Program MARASA ialah dengan
berubahnya status desa dari tertinggal/sangat tertinggal menjadi desa maju dan
mandiri dengan mengacu pada data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2018
yang memuat indikator dan perhitungan kuantitatif status desa. Indikator Program
MARASA dijelaskan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator Program MARASA

No. Aspek Indikator


1. Kemandirian - terdapat penghasilan dan peningkatan komoditi utama di desa;
- terdapat produk unggulan di desa;
- ketersediaan pertokoan di desa;
- ketersediaan pasar desa;
- ketersediaan warung/kedai makan desa;
- ketersediaan akses lembaga keuangan (Bank Pemerintah, Swasta
dan Jasa Kredit) desa;
- terdapatnya lembaga ekonomi desa Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) yang memiliki aktifitas usaha;
- meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur di desa; dan
- meningkatnya rasio elektrifikasi di desa.
2. Kecerdasan - semua anak usia sekolah wajib bersekolah;
- akses masyarakat mendapatkan pendidikan formal;
- terdapatnya Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) holistik
dan integratif yang aktif;
- terdapatnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang
aktif;
- ketersediaan sarana dan fasilitas perpustakaan desa dan/atau taman
bacaan masyarakat yang aktif;
- terdapatnya Peraturan Desa tentang Pendidikan;
- pencegahan pernikahan anak usia dini; dan
- terdapat Akses Internet.
3. Kesehatan - terdapatnya poskesdes/polindes dan posyandu yang berfungsi
dengan baik;
- jumlah keluarga yang mengikuti Program KB (Keluarga
Berencana);

9
- Ketersediaan Tenaga Kesehatan Bidan/Dokter/Tenaga kesehatan
lainnya;
- jumlah ibu yang melakukan proses persalinan di fasilitas
kesehatan;
- jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap;
- Jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan;
- tingkat pertumbuhan balita yang dipantau setiap bulan;
- Menurunnya Jumlah Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita
- jumlah keluarga yang menjadi anggota JKN (Asuransi Kesehatan);
- jumlah keluarga yang dapat mengakses air bersih;
- jumlah keluarga yang menggunakan jamban sehat;
- ketersedian tempat pembuangan sampah yang layak;
- ketersediaan kebun gizi di desa;
- terdapatnya Peraturan Desa tentang Kesehatan;
- terdapatnya upaya dalam penanganan stunting (gizi kurang);
- terdapatnya kawasan bebas rokok.
Sumber: data IDM 2018 (diolah)

2.3. Pelaku Program MARASA


Pelaku Program MARASA terdiri dari unsur Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan, serta Pemerintah Desa yang tergabung
dalam Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Sekretariat Bersama lebih lanjut diatur
dalam Keputusan Gubernur serta Tim Koordinasi Kabupaten dan Tim
Koordinasi Tingkat Desa lebih lanjut diatur dalam Keputusan Bupati.
Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Sekretariat Bersama Program MARASA
dijelaskan dalam gambar 2.1 Struktur Orgasnisasi Program MARASA Tingkat
Provinsi

10
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Program MARASA Tingkat Provinsi

Sumber: SK Gubernur Tahun 2019 Tim Koordinasi dan Tim Sekretariat Bersama

11
Tim Koordinasi Kabupaten Program MARASA dijelaskan dalam gambar
2.2 Struktur Orgasnisasi Program MARASA Tingkat Kabupaten
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Program MARASA Tingkat Kabupaten

Sumber: SK Bupati se-Sulawesi Barat Tahun 2019 Tim Koordinasi

2.3.1. Tim Koordinasi Provinsi


Tim Kordinasi Provinsi Program MARASA dijelaskan dalam tabel 2.2
Tabel 2.2 Tim Koordinasi Provinsi Program MARASA
No. Unsur Jabatan dalam Tim
1. Gubernur Sulawesi Barat
2. Wakil Gubernur Sulawesi Barat Pengarah
3. Sekretaris Daerah dan Asisten I, II, dan III Provinsi Sulawesi Pembina
Barat
4. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Ketua Tim
Sulawesi Barat
5. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Dinas Sekretaris
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi Barat
6. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Dinas Penaggungjawab
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi Barat Anggaran

12
Penanggungjawab Program Bidang Kemandirian
7. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi Barat
8. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat
9. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, PA, PP dan KB Provinsi Sulawesi Barat
10. Kepala Dinas Perdagangan,Perindustrian, Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Barat
11. Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat
12. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat
13. Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Barat
14. Kepala Dinas Transmigrasi Provinsi Sulawesi Barat
15. Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Barat
16. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sulawesi Barat
17. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat
18. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat
19. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat
20. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Barat
21. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat
22. Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Barat
23. Kepala Badan Penaggulanagn Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Barat
24. Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Barat
Penanggungjawab Program Bidang Kecerdasan
25. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi
26.
Barat
27. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Barat
Penanggungjawab Program Bidang Kesehatan
28. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
29. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Barat
30. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Barat

31. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat

32. Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat

13
Adapun tugas Tim Koordinasi Provinsi antara lain:
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program MARASA terhadap OPD yang
mengintervensi Program MARASA;
2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan T.A
2019 OPD Provinsi yang telah mengintervensi Program MARASA;
3. Melaporkan dan mepertanggungjawabkan program dan kegiatan prioritas
dalam mengintervensi Program MARASA sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
4. Memfasilitasi proses validasi dokumen daftar rekapitulasi usul kegiatan
Program MARASA
5. Memfasilitasi Proses pencairan anggaran kegiatan Program MARASA
melalui penetapan dokumen Usulan Kegiatan Program MARASA
6. Melakukan pembinaan kepada pemerintah desa dalam rangka optimalisasi
pelaksanaan Program MARASA;
7. Melakukan penguatan kapasitas kepada pemerintah kabupaten dalam rangka
optimalisasi pelaksanaan Program MARASA di wilyahnya;
8. Melakukan pembinaan dan penguatan kapasitas kepada OPD lingkup
Provinsi Sulawesi Barat yang mengintervensi Program MARASA;
9. Melakukan monitoring dan supervisi pada pelaksanaan setiap tahapan
program di tingkat Desa untuk menjamin kualitas pelaksanaan program;
10. Melaporkan perkembangan kemajuan Program MARASA setiap triwulan
kepada Gubernur Sulawesi Barat melalui Sekretaris Daerah Provinsi
Sulawesi Barat secara berkala.
11. Melaporkan perkembangan hasil Monitoring dan Evaluasi seluruh tahapan
pelaksanaan Program MARASA kepada Gubernur Sulawesi Barat melalui
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat secara berkala.

14
2.3.2. Tim Koordinasi Kabupaten
Tim Kordinasi Kabupaten Program MARASA dijelaskan dalam tabel 2.3
Tabel 2.3 Tim Koordinasi Kabupaten Program MARASA
No. Unsur Jabatan dalam Tim Keterangan
1. Bupati Se-Sulawesi Barat
2. Pengarah
Wakil Bupati Se-Sulawesi Barat

3. Sekretaris Daerah Kabupaten Pembina


Se- Sulawesi Barat
4. Kepala Dinas Pemberdayaan Koordinator Verifikasi 6 Orang Kepala DPMD
Masyarakat dan Desa dan Identifikasi Usulan Kabupaten Se-Sulawesi
Kabupaten Se-Sulawesi Barat Barat
5. Kepala Badan Perencanaan dan 6 Orang Kepala Bappeda
Anggota Verifikasi dan
Pembangunan Daerah Kabupaten se-Sulawesi
Identifikasi Usulan
Kabupaten Se-Sulawesi Barat Barat
6. Tenaga Ahli P3MD Kabupaten Anggota Verifikasi dan 6 orang Koordinator
Se-Sulawesi Barat Identifikasi Usulan Tenaga Ahli
7. Camat Penelitian Keabsahan 51 orang camat lokus
Dokumen Program MARASA
Adapun tugas Tim Koordinasi Kabupaten antara lain:
1. Memverifikasi dan mengidentifikasi Usulan Kegiatan Program MARASA
dari Desa melalui Camat
2. Membuat dokumen daftar rekapitulasi usul kegiatan Program MARASA
dari Desa Intervensi yang telah melalui proses Identifikasi dan Verifikasi
3. Melakukan pembinaan kepada pemerintah desa dalam rangka optimalisasi
pelaksanaan Program MARASA di wilyahnya;
4. Melakukan penguatan kapasitas kepada pemerintah kabupaten dalam rangka
optimalisasi pelaksanaan Program MARASA di wilyahnya;
5. Melakukan monitoring dan supervisi pada pelaksanaan setiap tahapan
program di tingkat Desa untuk menjamin kualitas pelaksanaan program;
6. Melaporkan hasil Monitoring dan supervisi kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah Kabupaten se-Sulawesi Barat
7. Merekap laporan bulanan yang memuat perkembangan pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan Bantuan Keuangan Khusus dan

15
8. Melaporkan Laporan Bulanan tersebut kepada Tim Sekretariat Bersama

2.3.3. Tim Koordinasi Tingkat Desa


Tim Kordinasi Tingkat Desa Program MARASA dijelaskan dalam tabel
2.4
Tabel 2.4 Tim Koordinasi Tingkat Desa Program MARASA
No. Unsur Jabatan dalam Tim Keterangan
1. Kepala Desa Koordinator Fasilitasi Usulan 70 Kepala Desa Lokus Program
Desa MARASA
2. Kepala Dusun Perekapan Usulan Desa 350 orang Kepala Dusun Lokus
Program MARASA
3. Pendamping Pendampingan Usulan Desa 51 orang PD
Desa Lokus Program MARASA
(1 orang PD/kecamatan)
4. Pendamping Pendampingan Usulan Desa 64 Pendamping Lokal Desa
Lokal Desa Lokus Program MARASA

Adapun tugas Tim Koordinasi Tingkat Desa antara lain:


1. Merumuskan usulan kegiatan
2. Membentuk TPK (Tim Pelaksana Kegiatan)
3. Menyususn KAK dan RKA
4. Membuat keputusan kepala desa /merevisi dengan memasukan BKK dalam
postur APBDes
5. Membuat berita acara usulan kegiatan
6. Membuat Pakta Integritas
7. Membuat Laporan Bulanan Progres realisasi fisik dan keuangan kegiatan
8. Melaporkan Laporan Bulanan Progres realisasi fisik dan keuangan kegiatan
kepada Tim Sekretariat Bersama melalui Tim Koordinasi Kabupaten.

16
2.3.4. Tim Sekretariat Bersama
Tim Sekretariat Bersama Program MARASA dijelaskan dalam tabel 2.5
Tabel 2.5 Tim Sekretariat Bersama Program MARASA
Jabatan
Nama OPD
Dalam Tim
Koordinator Sekretariat Bersama DINAS KOMINFO
Wakil Koordinator Sekretariat Bersama BALITBANGDA
Keanggotaan Bidang Kemandirian
Keanggotaan Bidang Kecerdasan OPD Terkait
Keanggotaan Bidang Kesehatan
Koordinator Integrasi OPD Program
MARASA lingkup Provinsi Sulawesi BAPPEDA
Barat
Wakil Koordinator
Koorinator Administrasi dan BPKAD
Terlampir dalam Surat Penganggaran BKK Desa
Keputusan Gubernur Wakil Koordinator
Sulawesi Barat Koordinator Konsultan Ahli Tenaga Ahli
Wakil Koordinator Konsultan Ahli Gubernur dan KPW
V Program P3MD
Provinsi Sulawesi
Barat
Koordinator Publikasi dan Kominfo
Dokumentasi
Wakil Koordinator Publikasi dan
Dokumentasi

Adapun tugas Tim Sekretariat Bersama Program MARASA antara lain:


1. Melakukan sosialisasi tentang tujuan, sasaran, output dan kerangka Program
MARASA Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat;
2. Melakukan tugas-tugas pengadministrasian Program MARASA;
3. Merekap rencana kegiatan T.A 2019 pada OPD Provinsi yang
mengintervensi Program MARASA.;

17
4. Memfasiltasi koordinasi antara pelaksana program/kegiatan OPD Lingkup
Provinsi Sulawesi Barat dengan Tim Koordinasi Provinsi dalam
mengintervensi Program MARASA;
5. Menerima Laporan Pertanggungjawaban dari OPD Provinsi yang telah
mengintervensi Program MARASA.;
6. Mendampingi Tim koordinasi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan T.A 2019 OPD Provinsi yang telah mengintervensi
Program MARASA;
7. Memvalidasi dokumen daftar rekapitulasi usul kegiatan Program MARASA
sesuai indikator Program MARASA;
8. Menyususn penetapan dokumen Usulan Kegiatan Program MARASA
9. Menyusun rencana kerja tindak lanjut pelaksanaan Program MARASA.
10. Memfasilitasi Format Usulan Desa pada Aspek Kemandirian, Kecerdasan,
dan Kesehatan berdasarkan data IDM atas pemanfaatan bantuan keuangan
khusus (BKK);
11. Memfasilitasi Format dan Prosedur Pencairan Anggaran Kegiatan;
12. Mendampingi tim koordinasi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
seluruh tahapan Program MARASA sehingga dapat menjamin optimalisasi
pencapaian tujuan, sasaran dan keluaran Program MARASA;
13. Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dalam rangka penyelesaian
masalah dan konflik yang terjadi, penanganan pengaduan serta mendukung
kelancaran pelaksanaan Program MARASA;
14. Memfasilitasi bantuan melalui program lain dalam pengusulan kegiatan
Desa yang telah di validasi tetapi belum termuat dalam Alokasi BKK
15. Menyususun laporan pelaksanaan bulanan kegiatan Program MARASA
kepada Ketua Tim Program MARASA;.
16. Menyusun laporan hasil Monitoring dan Evaluasi Program MARASA.
17. Merumuskan hasil yang dicapai Program MARASA dan menuangkan
dalam bentuk analisis data Indkes desa Membangun (IDM) yang menjadi
acuan terbitnya data IDM Tahun 2019.
18. Melaksanakan berbagai penerbitan untuk sosialisasi Program.

18
19. Menyiapkan alat dokumentasi sesuai dengan kebutuhan
20. Mendokumentasikan setiap kegiatan Program
21. Pengemasan, pembuatan Konten publikasi Program
22. Pengelolaan Aplikasi (website) Sistem Informasi Program
23. Melaksanakan pengumpulan bahan untuk penyusunan pedoman, standar,
norma, kriteria dan prosedur dokumentasi dan informasi publikasi.
24. Melaksanakan peningkatan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien
dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.
25. Melaksanakan penerbitan publikasi melalui media luar ruang (baliho,
spanduk, banner, billboard) dan melalui ruang dalam (in door).
26. Melaksanakan peningkatan pemanfaatan teknologi agar pelayanan infornasi
publik dapat diakses secara mudah oleh masyarakat.
27. menyebarkan informasi pelaksanaan Program, baik melalui media
elektronik maupun media cetak.

19
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN

3.1. Mekanisme Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa


Tahap pelaksanaan BKK terdiri dari beberapa tahap antara lain:
1. Tahapan pengajuan usulan kegiatan Program MARASA di Desa.
2. Tahapan verifikasi dan identifikasi usulan kegiatan Program MARASA oleh
Tim Koordinasi Kabupaten.
3. Tahapan validasi pengajuan usulan kegiatan Program MARASA Oleh Tim
Koordinasi Provinsi.
4. Tahapan pelaksanaan Penyaluran BKK Program MARASA di Desa.

3.1.1 Tahapan Pengajuan Usulan

A. Pemerintah Desa wajib membuat pakta integritas terkait penggunaan


BKK yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
B. Dalam hal Desa telah menetapkan Peraturan desa tentang APBDes tetapi
belum memasukan BKK dalam postur APBDesa sebagai sumber
pendapatan lain-lain yang sah, maka desa harus melakukan revisi APBDesa
dalam bentuk Keputusan Kepala desa;
C. Kepala Desa Merumuskan Usulan kegiatan yang diambil dari dokumen
RPJMDesa/RKPDesa yang tidak terakomodir dalam APBDesa tahun
berjalan didampingi oleh Kepala Dusun, PD dan PLD.
D. Penyusunan Perencanan Kegiatan berdasarkan:
- Standar Biaya Lokal Desa yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Desa.
- Dokumen RPJMDesa/RKPDesa yang telah ditetapkan.
- dokumen rekapitulasi kondisi berdasarkan nilai data terendah IDM
yang telah ditetapkan dalam lampiran Pedum ini.

20
E. Jika dokumen rekapitulasi kondisi berdasarkan nilai data terendah
IDM terdapat perubahan data berdasarkan kondisi desa saat ini, kepala desa
wajib menyempurnakan dokumen rekapitulasi kondisi berdasarkan nilai
data terendah IDM dengan menambahkan/mengurangi/merubah disertai
dengan bukti-bukti fisik (dokumen, gambar dll).
F. Kepala Desa didampingi oleh PLD dan PD menyusun perencanaan
kegiatan dalam bentuk KAK dan RKA yang telah terpilih untuk menjadi
usulan Kegiatan BKK Desa.
G. Usulan Kegiatan BKK Desa ditetapkan dengan Berita Acara yang di
Tandatangani bersama Oleh Kepala Desa, Ketua BPD, Kadus, PD dan PLD
H. Usulan Kegiatan BKK Desa yang telah ditetapkan dengan Berita Acara
tersebut diserahkan kepada Camat untuk diteliti keabsahan dokumen
Usulan.
I. Usulan Kegiatan BKK Desa yang telah diteliti keabsahannya oleh Camat
selanjutnya diserahkan kepada TIM Koordinasi Kabupaten Untuk
dilakukan Verifikasi dan Identifikasi.
A. Daftar usulan kegiatan BKK Desa dikirim bersama dokumen pendukung
yang meliputi:
- Pakta Integritas/Surat Pernyataan
- Dokumen RPJMDesa dan RKPDesa
- Dokumen KAK dan RKA Usulan Kegiatan Program Marasa
- Peraturan Desa Tentang Standar Biaya
- Peraturan Desa Tentang APBDes yang telah termuat BKK
- Berita Acara Usulan Kegiatan BKK Desa
- dokumen rekapitulasi kondisi berdasarkan nilai data terendah IDM (jika
terdapat penyempurnaan)

3.1.2 Tahapan Verifikasi dan Identifikasi Usulan


B. TIM Koordinasi Kabupaten menerima Usulan Kegiatan BKK Desa dari
Desa melalui Camat untuk melakukan Verifikasi dan Identifikasi;.
C. Verifikasi dan Identifikasi yang dimaksud meliputi:

21
- Melakukan Identifikasi dan Verifikasi terhadap Kesesuaian Antara Usul
Kegiatan Dengan RPJMDesa dan RKPDesa.
- Melakukan Identifikasi dan Verifikasi Kesesuaian terhadap Usulan
Kegiatan BKK Desa dengan dokumen rekapitulasi kondisi berdasarkan
nilai data terendah IDM.
- Melakukan Identifikasi dan Verifikasi berdasarkan Standar Biaya Lokal
Desa yang telah ditetapkan dengan Peraturan Desa.
- Melakukan Identifikasi dan Verifikasi terhadap kewajaran item belanja
dalam RKA usulan kegiatan.
D. Apabila Hasil Verifikasi dan Identifikasi oleh TIM Koordinasi Kabupaten
mendapatkan ketidaksesuaian dalam proses verifikasi dan identifikasi,
maka TIM Koordinasi Kabupaten mengembalikan Usulan Kegiatan BKK
Desa melalui Camat untuk disempurnakan.
E. Dokumen Usulan yang telah disempurnakan oleh Desa, diajukan kembali
kepada Tim Koordinasi Kabupaten melalui camat untuk Melakukan
Identifikasi dan Verifikasi kembali.
F. Setelah proses Verifikasi dan Identifikasi dilaksanakan, maka Tim
Koordinasi Kabupaten membuat Berita Acara Hasil proses Verifikasi dan
Identifikasi Usulan Kegiatan BKK Desa yang ditanda tangani bersama oleh
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten, Kepala
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten dan Koordinator
Tenaga Ahli P3MD.
G. Tim Koordinasi Kabupaten membuat dokumen daftar rekapitulasi usul
kegiatan BKK Desa dari Desa Intervensi yang telah melalui proses
Identifikasi dan Verifikasi dan di tandatangani oleh Bupati.
H. Tim Koordinasi Kabupaten secara kolektif menyerahkan dokumen daftar
rekapitulasi usul kegiatan Program Marasa kepada Tim Koordinasi
Provinsi.
I. Daftar Rekapitulasi usul kegiatan BKK Desa dikirim bersama dokumen
pendukung yang meliputi:
- Pakta Integritas/Surat Pernyataan

22
- Dokumen KAK dan RKA Usulan Kegiatan Program Marasa
- Peraturan Desa Tentang Standar Biaya
- Peraturan Desa Tentang APBDes yang telah termuat BKK
- Dokumen RPJMDesa dan RKPDesa
- Berita Acara Usulan Kegiatan BKK Desa
- Berita Acara Verifikasi dan Identifikasi Usulan Kegiatan BKK Desa

3.1.3 Tahapan Validasi Pengajuan Usulan


A. TIM KOORDINASI PROVINSI melalui Sekretariat Bersama Program
Marasa menerima dokumen daftar rekapitulasi usul kegiatan BKK Desa
dari Tim Koordinasi Kabupaten yang selanjutnya untuk dilakukan Validasi.
B. Validasi seperti yang dimaksud pada poin (1) adalah proses yang dilakukan
oleh Sekretariat Bersama Program Marasa dengan metode beberapa
pembuktian sebagai berikut:
C. kesesuaian antara hasil identifikasi dan verifikasi yang dilakukan oleh Tim
Koordinasi Kabupaten dengan usulan kegiatan.
D. Kesesuaian daftar usulan kegiatan dengan berdasarkan nilai terendah IDM
yang ditetapkan dalam Indikator Program Marasa
E. Apabila Hasil Validasi oleh TIM Koordinasi Provinsi mendapatkan
ketidaksesuaian berdasarkan Pedoman Umum, maka Tim Koordinasi
Provinsi mengembalikan Usulan Kegiatan BKK Desa kepada Tim
Koordinasi Kabupaten untuk melakukan koreksi atas hasil validasi Tim
Koordinasi Provinsi.
F. Dokumen usul kegiatan BKK Desa yang telah dikoreksi oleh Tim
Koordinasi Kabupaten dan Desa dan dinilai telah memenuhi ketentuan
berdasarkan Pedoman Umum BKK, maka Tim Koordinasi Provinsi
Melakukan Validasi kembali.
G. Setelah tahap Validasi selesai maka Tim Koordinasi Program Marasa
membuat Penetapan Dokumen Usulan Kegiatan BKK Desa yang
ditandatangani oleh Ketua Tim Koordinasi Program Marasa.

23
H. Dokumen Usulan Kegiatan BKK Desa yang telah ditandatangani oleh
Ketua Tim Koordinasi Program Marasa selanjutnya menyerahkan kepada
PPKD pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Provinsi Sulawesi Barat yang menjadi salah satu persyaratan penganggaran
dan pembayaran berdasarkan Pedum BKK yang dikeluarkan Oleh
BPKAD Provinsi Sulawesi Barat.

3.1.4 Pelaksanaan Penyaluran BKK Program Marasa di Desa


A. Permohonan Bantuan Keuangan dilaksanakan secara tertulis kepada
Gubernur dengan tembusan disampaikan kepada Ketua Tim Program
Marasa.
B. Pelaksanaan anggaran Bantuan Keuangan Khusus kepada kabupaten dan
desa berdasarkan DPA.
C. Kepala Desa membentuk TPK (Tim Pelaksanan Kegiatan) MARASA
Dalam Bentuk Surat Keputusan Kepala Desa terdiri dari 3 Orang yg
dipilih Oleh Kades dengan persetujuan BPD.
D. Penyaluran Bantuan Keuangan Khusus kepada Desa dilaksanakan dengan
persyaratan Pemerintah Desa telah menyampaikan Peraturan Desa tentang
APBDesa dan/atau APBDesa Perubahan.
E. Optimalisasi penggunaan bantuan keuangan khusus yang sesuai dengan
Penetapan Dokumen Usulan Kegiatan Program Marasa.
F. Pemerintah Desa penerima bantuan keuangan khusus dapat melakukan
optimalisasi penggunaan bantuan keuangan dengan merencanakan dan
menganggarkan kembali kegiatan bantuan keuangan khusus dalam
APBDesa tahun anggaran berjalan apabila akumulasi nilai kontrak pada
suatu bidang bantuan keuangan khusus lebih kecil dari pagu bidang bantuan
keuangan khusus tersebut.
G. Jika optimalisasi penggunaan bantuan keuangan tidak mampu didanai dalam
Alokasi BKK, maka dokumen usulan kegiatan yang telah divalidasi dapat
difasilitasi dari program bantuan lainnya.

24
H. Penyaluran Bantuan Keuangan khusus dilakukan dengan cara pemindah
bukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas Umum desa
penerima.
I. Penyaluran Bantuan Keuangan khusus dibagi 2 jenis:
- kegiatan bersifat fisik, dilaksanakan secara bertahap dengan rincian
sebagai berikut, Tahap I sebesar 50 % dari alokasi Bantuan Keuangan
khusus dari Provinsi Desa, disalurkan kerekening Pemerintah Desa.
- Tahap II sebesar 50 %, dilaksanakan selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari kerja setelah laporan penyerapan penggunaan Tahap I, diterima oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
- kegiatan bersifat non fisik dilaksanakan sekaligus pada saat mendekati
kegiatan pelaksanaannya.
I. Permohonan pencairan disertai dengan surat pernyataan Pemerintah Desa
penerima.
J. Surat Pernyataan menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran
Pedoman Umum BKK.
K. Mekanisme penyaluran dana dilakukan oleh Kuasa BUD setelah diverifikasi
melalui mekanisme SP2D dari rekening kas umum Daerah Provinsi ke
rekening kas umum Pemerintah Desa penerima Bantuan Keuangan Khusus.
L. Untuk penyaluran Bantuan Keuangan khusus ke Pemerintah Desa yang
bersumber dari APBD Provinsi, Pemerintah Desa wajib menyampaikan
nomor rekening, nama rekening dan nama bank kepada PPKD yang
dilampiri dengan: copy rekening koran dari rekening Kas Umum Desa.
M. copy Keputusan Kepala Desa mengenai penunjukan/penetapan pejabat
bendaharawan umum yang disahkan oleh Kepala Desa.
N. copy Keputusan Bupati mengenai penempatan Kas umum Desa.
O. Rekening adalah rekening khusus milik Pemerintah Desa yang digunakan
untuk menampung penerima transfer dana.
P. Penyaluran/penyerahan bantuan keuangan khusus Tahap I kepada
Pemerintah Desa dilakukan setelah ditandatanganinya surat pernyataan.

25
Q. Penyaluran/penyerahan bantuan keuangan khusus Tahap II kepada
pemerintah Desa dilakukan setelah menyampaikan laporan penyerapan
Tahap I setelah penggunaannya mencapai 90 % (sembilan puluh persen)
dari dana yang telah ditransfer ke rekening kas daerah yang dilampiri
dengan SP2D sebagaimana tercantum dalam Lampiran Pedoman Umum
BKK.
R. Penyaluran/Penyerahan bantuan keuangan khusus secara 2 (dua) Tahap
masing-masing dilakukan sebesar 50% (lima puluh persen) dari alokasi
bantuan keuangan khusus.

3.2. Mekanisme Pelaksanaan Program Prioritas Organisasi Perangkat


Daerah (OPD) Lingkup Provinsi Sulawesi Barat dalam Mengintervensi
Program MARASA

Pada Mekanisme Pelaksanaan Program Prioritas Organisasi Perangkat


Daerah (OPD) Lingkup Provinsi Sulawesi Barat dalam Mengintervensi Program
MARASA terdiri dari proses:
1. Sosialisasi
2. Perencanaan dan perekapan
3. Koordinasi
4. Bentuk dukungan dan Pelaksanaan
5. Pelaporan dan Pengawasan
Adapun penjelasnan dari proses Pelaksanaan Program Prioritas Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Lingkup Provinsi Sulawesi Barat dalam Mengintervensi
Program MARASA yang telah dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Barat
melakukan sosialisasi Program MARASA kepada seluruh pemangku
kepentingan di tingkat provinsi termasuk DPRD Propinsi Sulawesi Barat
dan Pemerintah Kabupaten se-Sulawesi Barat.

26
2. DPMD bertanggung jawab atas operasionalisasi pelaksanaan dan
penganggaran, sedangkan BAPPEDA selaku Koordinator Integrasi OPD
merekap rencana kegiatan T.A 2019 pada OPD Provinsi yang
mengintervensi Program MARASA dan bertanggung jawab atas koordinasi
perencanaan Program MARASA.
3. OPD yang tergabung dalam penanggungjawab Program MARASA
menyusun program dan kegiatan prioritas Tahun Anggaran 2019 dalam
mengintervensi Program MARASA sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
4. Melakukan koordinasi lintas sektor OPD Lingkup Provinsi Sulawesi Barat
dalam mengintervensi Program MARASA yang terintegrasi.
5. Mendukung Program Pembangunan berbasis kawasan perdesaan oleh
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi sesuai dengan tupoksinya (PP
47 Tahun 2015 Pasal 21 dan pasal 23).
6. Untuk efektitifitas pelaksanaan Program MARASA, OPD Provinsi wajib
membangun koordinasi secara intensif dengan Pemerintah Kabupaten.
7. Pada awal hingga akhir pelaksanaan Program MARASA (2019), OPD
Provinsi yang tergabung dalam penanggungjawab Program MARASA
wajib:
a. mengalokasikan Program/kegiatan dan pendanaan sesuai tupoksinya
pada desa sasaran Program MARASA berbasis pada aspirasi
masyarakat dalam RPJM-Des

b. memberikan dukungan berupa, Pembinaan dan pengawasan serta


penguatan kapasitas, berbasis pada RPJM-Des atas kegiatan yang
diprakarsai masyarakat sesuai tupoksi OPD bersangkutan
(Permendagri 20 Tahun 2018 pasal 74).
8. OPD yang tergabung dalam penanggungjawab Program MARASA
melaksanaan program dan kegiatan prioritas Tahun Anggaran 2019 dalam
mengintervensi Program MARASA sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

27
9. OPD yang tergabung dalam penanggungjawab Program MARASA
melaporkan dan mepertanggungjawabkan program dan kegiatan prioritas
dalam mengintervensi Program MARASA sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya kepada Koordinator Integrasi OPD Program MARASA.
10. Untuk dapat memahami masalah dan kendala dalam pelaksanaan
PROGRAM MARASA, OPD berdasarkan tupoksinya wajib melakukan
monitoring dan evaluasi pada lokasi desa sasaran (Permendagri 20 Tahun
2018 pasal 1).

28
BAB IV
PENGUATAN MANAJEMEN

Penguatan manajemen Program MARASA dimaksudkan agar pengelolaan


Program MARASA secara terintegrasi dengan Perencanaan Pembangunan Desa.
Selain itu, penguatan manajemen juga dimaksudkan untuk mendorong
terwujudnya integrasi seluruh lini dan unit kerja sehingga pelaksanaan
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
Kebutuhan dan isu-isu di atas direspon Program MARASA melalui
rangkaian kegiatan program yang dikelompokkan sesuai komponen kegiatan yang
diuraikan dibawah ini.
4.1. Dukungan Penganggaran Program MARASA
Segala bentuk pelaksanaan Program MARASA didukung dalam penganggaran
yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah
Kabupaten se-Sulawesi Barat, dimana penganggaran Program MARASA berupa
koordinasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
4.2. Koordinasi Tim Program MARASA
Tim koordinasi Program MARASA yang telah ditetapkan sangatlah penting
dalam keberhasilan program, karena di dalamnya terdapat banyak kegiatan
yang berlainan dilakukan oleh banyak orang dalam banyak bagian.
4.3. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis
- Sosialisasi: desa-desa yang telah ditetapkan dalam Program MARASA akan
disosialisasikan sehingga diharapkan mampu mendorong partisipasi masyarakat
desa.
- Bimbingan Teknis: Para Pelaku pelaksanaan Program MARASA di Tingkat
Kabupaten dan Kecamatan serta di tingkat Desa akan dibekali kemampuan
penyusunan usulan kegiatan, mengidentifikasi dan memverifikasi usulan
kegiatan serta memvalidasi usulan kegiatan dalam bentuk Bimbingan Teknis.
4.4. Penyediaan Tenaga Ahli
Penyediaan Tenaga Ahli pada Program MARASA terdiri dari Tenaga Ahli
Gubernur Sulawesi Barat dan Kordinator Pendamping Wilayah V Program P3MD

29
(Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) yang akan
mendampingi pelaksanaan Program MARASA.
4.5. Pola Pengembangan Program MARASA
Pola Pengembangan Program MARASA yang akan dijadikan dasar pola
pengembangan keberhasilan program dijelaskan dalam gambar 4.1
Gambar 4.1 Pola Pengembangan MARASA

30
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

5.1. Konsep Monitoring dan Evaluasi Program MARASA


Monitoring dilaksanakan secara berjenjang untuk menjamin pengelolaan
program sesuai dengan tujuan dan sasaran. Pengembangan sistem dan proses
monitoring dilakukan sesuai tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Monitoring
dilakukan secara periodik melalui pengawasan secara melekat, fungsional dan
eksternal dilakukan melalui pendekatan partisipatif, dan studi berkelanjutan
selama pelaksanaan program. Pemantauan atas pengumpulan data dilaksanakan
tiap bulan dan dibuat tampilan pemantauan terhadap data.
Evaluasi dilakukan setiap kuartal oleh pengelola Tim Koordinasi. Evaluasi
akan dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak khususnya dalam mendukung
proses pengembangan dan keberhasilan Perogram. Hasil evaluasi dibahas di
tingkat Provinsi oleh Tim Koordinasi Provinsi Program MARASA. Evaluasi
dilakukan secara menyeluruh baik itu kinerja pelaku program, operasional
kegiatan dan subtansi Program yang didasarkan atas Indikator Kunci Keberhasilan
Program.
5.2. Pokok-Pokok Monitoring dan Evaluasi Program MARASA
Adapun Pokok-pokok Monitoring dan Evaluasi dalam Pelaksanaan Program
MARASA adalah sebagai berikut:
1. Tim Koordinasi Provinsi Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan T.A 2019 OPD Provinsi yang telah mengintervensi
Program MARASA.
2. Tim koordinasi provinsi bersama Tim Koordinasi Kabupaten melakukan
pemantauan dan evaluasi atas kinerja pelaksanaan kegiatan dan
penggunaannya dalam rangka pencapaian target dan sasaran program yang
telah ditetapkan.

31
3. Hasil pemantauan dan evaluasi disampaikan kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat dengan tembusan kepada
Inspektur Inspektorat Provinsi Sulawesi Barat.
4. Pembebanan anggaran Monitoring dan Evaluasi bagi OPD yang
tergabung dalam Tim Koordinasi Provinsi dan Kabupaten dibebankan pada
DPA OPD masing-masing.
5. membuat laporan perkembangan hasil Monitoring dan Evaluasi dan
dilaporkan kepada Gubernur Sulawesi Barat secara berkala.
6. Pengawasan atas Pelaksanaan Bantuan Keuangan khusus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Dalam hal hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
bagian pertama terdapat penggunaan dana bantuan keuangan khusus yang
tidak sesuai dengan peruntukannya, penerima bantuan keuangan dapat
dikenakan sanksi untuk diproses hukum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

32
BAB VI
PELAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM

6.1. Konsep Pelaporan Pelaksanaan Program MARASA


Pelaporan program dilakukan secara berkala dan berjenjang melalui jalur
struktural (organisasi pemerintahan) dan jalur fungsional sesuai struktur pelaku
Program guna menjamin aliran informasi secara cepat, tepat dan akurat kepada
setiap pemangku kepentingan.
Pelaporan berkala adalah pelaporan yang dilakukan setiap periode waktu
tertentu, sedangkan pelaporan berjenjang adalah pelaporan yang dilakukan dari
satuan unit kerja tingkat masyarakat sampai tingkat Tim Koordinasi.
Pelaporan Program mencakup (i) Laporan Bulanan, (ii) Laporan Semester,
dan (iii) Laporan Akhir Tahun. Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
dimungkinkan untuk menyajikan laporan khusus terkait dengan hal-hal dan/atau
kebutuhan khusus program.

6.2. Pokok-Pokok Pelaporan Pelaksanaan Program MARASA


Adapun Pokok-pokok tahap pelaporan dalam Pelaksanaan Program
MARASA adalah sebagai berikut:
1. Koordinator Integrasi OPD Program MARASA Menerima Laporan
Pertanggungjawaban dari OPD Provinsi yang telah mengintervensi Program
MARASA selanjutnya akan menjadi salah satu bahan analisis keberhasilan
program.
2. Koordinator Integrasi OPD Program MARASA menyerahkan Laporan
Pertanggungjawaban dari OPD Provinsi kepada Gubernur Sulawesi Barat
melalui ketua Tim Koordinasi Provinsi. Laporan tersebut meliputi:
- Gambaran Umum
- rencana kegiatan/program kerja dalam rangka pelaksanaan
- sasaran yang ditetapkan
- hasil yang telah dicapai
- hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan

33
3. Setiap Desa wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkan bantuan
keuangan khusus.
4. Pemerintah Desa di bantu oleh TPK, PD dan PLD menyampaikan Progres
kegiatan dalam bentuk laporan bulanan yang memuat perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan Bantuan Keuangan Khusus kepada
Sekretariat Bersama program MARASA tingkat Provinsi melalui Tim
Koordinasi Kabupaten dan diteruskan kepada Badan Pengelola Keuangan
dan asset Daerah dengan tembusan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Laporan tersebut meliputi:
- Gambaran Umum
- rencana kegiatan/program kerja dalam rangka pelaksanaan
- sasaran yang ditetapkan
- hasil yang telah dicapai
- hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan
- Laporan penggunaan Anggaran
- Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan
perundang-undangan.
5. Penerima bantuan keuangan bertanggung jawab secara formal dan material
atas penggunaan bantuan keuangan yang diterima.
6. Tim Koordinasi Kabupaten merekap laporan bulanan yang memuat
perkembangan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan Bantuan Keuangan
Khusus dan melaporkan Laporan Bulanan tersebut kepada Tim Sekretariat
Bersama
7. Tim Koordinasi Program MARASA tingkat Provinsi menyampaikan
laporan pelaksanaan kegiatan Bantuan Keuangan Khusus setiap Triwulan
Anggaran Kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi
Barat.
8. Pelaksanaan kegiatan yang didanai Bantuan Keuangan Khusus harus selesai
paling lambat tanggal 31 Desember 2019.
9. Seluruh dokumen laporan baik laporan Laporan Pertanggungjawaban dari
OPD Provinsi yang telah mengintervensi Program MARASA maupun

34
laporan hasil penyaluran BKK desa akan direkap oleh Tim Sekretariat
Bersama yang selanjutnya menjadi dasar rumusan hasil yang dicapai
Program MARASA dan menuangkan dalam bentuk analisis data Indkes
desa Membangun (IDM) yang menjadi acuan terbitnya data IDM Tahun
2019.

35
BAB VII
SANKSI

7.1. Konsep Sanksi Dalam Pelaksanaan Program MARASA

Sanksi adalah salah satu bentuk pemberlakuan kondisi dikarenakan adanya


pelanggaran atas peraturan dan tata cara yang telah ditetapkan di dalam Program
MARASA. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab berbagai
pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan Program MARASA.

7.2. Bentuk Sanksi Dalam Pelaksanaan Program MARASA

Bentuk sanksi dalam pelaksanaan Program MARASA berupa:

1. Sanksi masyarakat, yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan


dalam musyawarah masyarakat yang dituangkan secara tertulis dan
dicantumkan dalam berita acara usulan kegiatan.
2. Sanksi hukum, yaitu sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Sanksi program, adalah pemberhentian bantuan apabila desa yang
bersangkutan tidak dapat mengelola kegiatan Program MARASA dengan
baik, seperti:
- menyalahi prinsip-prinsip
- menyalahgunakan dana atau wewenang
- penyimpangan prosedur
- hasil kegiatan tidak terpelihara dan tidak dapat dimanfaatkan.
Desa tersebut akan dimasukkan sebagai Desa bermasalah sehingga dapat
dihentikan pencairan dana yang sedang berlangsung dan mengembalikan sisa
anggaran yang tidak terealisasi serta tidak dialokasikan untuk tahun berikutnya.

36
BAB VIII
PENGAMANAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN (DAFTAR LARANGAN)

Pelaksanaan Program MARASA dirancang dengan serangkaian


pengamanan untuk mencegah dampak negatif, baik secara sosial maupun terhadap
lingkungan. Program menyediakan tenaga ahli yang bertanggung jawab
mengelola permasalahan mengenai Pengamanan Sosial dan Lingkungan (Social
and Environmental Safeguards).
Program akan menyediakan Panduan Pengamanan Sosial dan Lingkungan
sebagai acuan para pelaksana kegiatan untuk menjamin keterlibatan para
pemangku kepentingan, khususnya kaum marjinal dan masyarakat adat, kelompok
masyarakat dengan kebutuhan khusus dan rumah tangga miskin.
Program juga akan menyediakan program peningkatan kapasitas terkait
Pengamanan Sosial dan Lingkungan (misal tentang pelibatan sosial, pelibatan
warga, hibah tanah, konstruksi yang aman, konsultasi publik, dan sebagainya).
Kepatuhan terhadap pengamanan sosial dan lingkungan akan menjadi salah satu
syarat bagi Bantuan Keuangan Khusus.

37
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Umum Program MARASA telah mencakup semua aspek
penyelenggaraan dan memuat pokok-pokok ketentuan yang selanjutnya diuraikan
lebih rinci dalam pedoman-pedoman teknis seperti Petunjuk Teknis Operasional,
Standar Operasional Prosedur, kerangka acuan dan lain-lain.
Pedoman Umum ini menjadi dasar dan rujukan bagi pengelola dan pihak-
pihak terkait dalam pelaksanaan program, guna menyusun dokumen-dokumen
teknis yang dipersyaratkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
Program MARASA.

GUBERNUR SULAWESI BARAT

TTD

H.ANDI ALI BAAL MASDAR

38
Lampiran 1

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT

NOMOR 42 TAHUN 2018

TENTANG

PROGRAM MANDIRI, CERDAS DAN SEHAT


PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2017-2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Menimbang : a. bahwa Provinsi Sulawesi Barat sebagai


salah satu Provinsi termuda, yang
masih terdapat banyak desa dalam
kategori tertinggal dan sebagian
masyarakatnya berada di bawah garis
kemiskinan terutama di wilayah
perdesaan, maka untuk percepatan
penanggulangan kemiskinan khususnya
di wilayah perdesaan, diperlukan suatu
cara penanggulangan yang komprehensif
dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan;
b. bahwa program Desa Mandiri, Cerdas dan
Sehat (MARASA) sebagai salah satu program
prioritas dalam RPJMD Provinsi Sulawesi
Barat Tahun 2017-2022 merupakan program
yang dirancang untuk mengefektifkan upaya
penanggulangan kemiskinan melalui
penanganan yang strategis dan terintegrasi
lintas sektor untuk mencapai masyarakat
yang mandiri, cerdas dan sehat;

39
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Program Mandiri, Cerdas
dan Sehat Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017-2022;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003


tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 105, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019(Lembaran Negara Republik Indonesia

40
Tahun 2015 Nomor 3);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016
tentang Indeks Desa Membangun;
10. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 5 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Barat
Tahun 2010 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Barat Nomor 5);
11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 8 Tahun
2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017–2022
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Nomor 8 Tahun 2017);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR TENTANG


PROGRAM MANDIRI, CERDAS DAN SEHAT
PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN
2018-2022.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Barat.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.
3. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Barat.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan/atau Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari dinas daerah,
lembaga teknis daerah dan lembaga lainnya.
5. Kabupaten adalah Kabupaten se-Provinsi Sulawesi Barat.
6. Kecamatan adalah kecamatan yang berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi
Barat.
7. Desa adalah desa-desa yang berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa
dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
9. Pembangunan Daerah adalah rangkaian penyelenggaraan pemerintahan dan

41
pembangunan di Sulawesi Barat.
10. Program Mandiri, Cerdas dan Sehat (MARASA) merupakan sebuah upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di wilayah perdesaan dengan
berlandaskan 3 (tiga) pilar utama yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Kemandirian
Ekonomi Masyarakat melalui peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
sinergi program dan kegiatan lintas sektor yang berbasis pada desa.
11. Desa Mandiri Merupakan pola pengembangan perdesaan berbasis konsep
terintegrasi mulai dari sub sistem input, sub sistem produksi, sub sistem
pengolahan hasil, sub sistem pemasaran dan sub sistem layanan dukungan
(supporting system).
12. Desa Cerdas merupakan desa yang masyarakatnya memiliki sikap positif untuk
merespon permasalahan peningkatan derajat pendidikan melalui upaya peningkatan
pengetahuan dan pengembangan kompentensi melalui pendidikan dan
keterampilan.
13. Desa Sehat merupakan sebuah desa dengan kondisi masyarakat yang memiliki
pengetahun tentang kesehatan termasuk gizi, mampu menerapkan pola atau budaya
hidup sehat dan bersih baik jasmani maupun rohani serta mewujudkan lingkungan
yang sehat.

14. Konsep Program Prioritas Mandiri, Cerdas dan Sehat (MARASA) Provinsi
Sulawesi Baratmerupakan Pedoman Perencanaan Program dan Kegiatan Lintas
Sektor untuk periode 4 (Empat) tahun terhitung sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2022.

15. Pembentukan Tim Koordinasi dan Tim Sekretariat Bersama adalah penyusunan
keanggotaan dalam pelaksannaa program MARASA mulai dari pelaku
administrasi dan pelaku teknis program.
16. Perumusan indikator dan parameter program adalah penetapan indikator
program berdasarkan nilai Indeks Desa Membangun (IDM).
17. penetapan lokus desa adalah penetapan lokasi program berdasarkan nilai
Indeks Desa Membangun.
18. Verifikasi program kegiatanadalah suatu proses pembentukan kebenaran
konsep program dan teruji berdasarkan fakta lapangan.
19. Identifikasiprogram kegiatan adalah kegiatan yang mencari, menemukan,
mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari
kebutuhan lapangan.
20. validasi program kegiatanadalah suatu kegiatan pembuktian dengan
menggunakan metode yang sesuai.
21. polakoordinasi program adalah alur koordinasi pelaku program dari tingkat
desa sampai pada tingkat Provinsi.
22. pengawasan dan pengendalian adalah tahap akhir dari fungsi manajemen
suatu program dengan proses pengawasan dan peninjauan terhadap kegiatan
yang berjalan guna sebagai bahan evaluasi program.
23. monitoring, evaluasi dan pelaporan adalah proses pelaksanaan kegiatan

42
program sebagai bentuk kesesuaian proses dan capaian sesuai rencana
program.

BAB II
RUANG LINGKUP, AZAS, TUJUAN DAN SASARAN

Bagian Kesatu
Ruang Lingkup
Pasal 2
Ruang Lingkup Program MARASA meliputi :
k. penyiapan data berbasis masyarakat;
l. penetapan indikator;
m. penetapan desa;
n. kelembagaan;
o. penguatan kapasitas sumber daya manusia;
p. mekanisme pelaksanaan dan Koordinasi Program;
q. pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
r. monitoring, evaluasi dan pelaporan;
s. penganggaran; dan
t. sanksi.

Bagian Kedua
Azas
Pasal 3
Program MARASA dilakukan berdasarkan azas-azas sebagai
berikut :
a. partisipatif;
b. transparan;
c. akuntabel;
d. terintegrasi;
e. berkelanjutan; dan
f. komprehensif.

43
Pasal 4
(1) Partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a bahwa
Program MARASA dilakukan bersama masyarakat dengan melibatkan
Pemerintah Provinsi,Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Desadan para
pemangku kepentingan lainnya
(2) Transparan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b bahwa
Program MARASA dilaksanakan dengan semangat keterbukaan
sehingga seluruh masyarakat dan pelaksana memiliki akses yang sama
terhadap informasi tentang rencana dan pelaksanaan Program
MARASA.
(3) Akuntabel sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c bahwa dalam
pelaksanaanProgramMARASA,pelaksanadapatdimintatanggung jawab
oleh publik atas proses dan hasil serta dampak yangdiakibatkannya.
(4) Terintegrasi sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d bahwa dalam
pelaksanaan Program MARASA, seluruh kegiatan yang menyangkut
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pengendalian memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian seluruh kegiatan
hendaknya merupakan bagian integral dari program pemerintah daerah
danjajarannya.
(5) Berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e bahwa
dalam pelaksanaan Program MARASA, mengharuskan adanya Tim
Koordinasi dan Tim Sekretariat dalam pelaksanaan, dalam arti bahwa
tugas-tugas Pelaksanaan harus berjalan terus menerus sesuai dengan
kebijakan dan program yang telahditetapkan dalam RPJMD Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2017-2022.
(6) Komprehensif sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f bahwa dalam
pelaksanaan Program MARASA, menekankan agar pelaksanaan
kegiatan baik oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten
serta pemerintah desa senantiasa didasari atas prinsip konprehensif dan
utuh agar hasilnya dapat dirasakan oleh warga masyarakat.

Bagian Ketiga
Tujuan
Pasal 5
Tujuan dari MARASA adalah mengurangi tingkat
kemiskinan berbasis kemandirian desa melalui upaya
pengintegrasian sumber daya ekonomi, pendidikan dan
kesehatan serta pengembangan produk unggulan sesuai
potensi desa dengan cara mendorong sinergitas antara
output program dan kegiatan Pemerintah Daerah pada
lokus desa.

44
Bagian Keempat
Sasaran
Pasal 6

Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, maka Sasaran


Program MARASA adalah sebagai berikut:
a. berkembangnya potensi desa dan usaha ekonomi masyarakat yang layak pasar lokal,
nasional, maupun internasional dalam rangka menciptakan kemandirian desa;
b. terbukanya jaringan kelembagaan desa dalam mengakses sumber daya alam desa dan
memasarkan produk unggulan keluar desa;
c. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan dan
kesejahteraan di desa;
d. meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat desa; dan
e. menurunnya disparitas pembangunan wilayah antara desa dan kota serta desa dapat
keluar dari status ketertinggalan.
BAB III
PENYIAPAN DATA BERBASIS
MASYARAKAT

Pasal 7

(1) Untuk mendukung Program Marasa, maka dilakukan


penyiapan data berbasis masyarakat.
(2) Penyiapan data berbasis masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersumber dari data Indeks Desa
Membangun (IDM).
(3) Selain data IDM sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
penyiapan data dapat bersumber dari:
a. data Indeks Pembangunan Manusia (IPM);
b. data Sistem Informasi Pembangunan Berbasis
Masyarakat; dan
c. data lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah,
Kementerian dan/atau Lembaga terkait.

BAB IV
PENETAPAN INDIKATOR
Pasal 8
(1) Untuk mengukur capaian Program MARASA maka ditetapkan Indikator
sebagai berikut:
a. indikator desa mandiri;

45
b. indikator desa cerdas; dan
c. indikator desa sehat.
(2) Desa Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diukur dengan
indikator sebagai berikut:
a. terdapat penghasilan dan peningkatan komoditi utama di desa;
b. terdapat produk unggulan di desa;
c. ketersediaan pertokoan di desa;
d. ketersediaan pasar desa;
e. ketersediaan warung/kedai makan desa;
f. ketersediaan akses lembaga keuangan (Bank Pemerintah, Swasta dan Jasa
Kredit) desa;
g. terdapatnya lembaga ekonomi desa Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang
memiliki aktifitas usaha;
h. meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur di desa; dan
i. meningkatnya rasio elektrifikasi di desa.
(3) Desa Cerdas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diukur dengan
indikator sebagai berikut:
a. semua anak usia sekolah wajib bersekolah;
b. akses masyarakat mendapatkan pendidikan formal;
c. terdapatnya Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) holistik dan integratif
yang aktif;
d. terdapatnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang aktif;
e. ketersediaan sarana dan fasilitas perpustakaan desa dan/atau taman bacaan
masyarakat yang aktif;
f. terdapatnya Peraturan Desa tentang Pendidikan;
g. pencegahan pernikahan anak usia dini; dan
h. terdapat Akses Internet.
(4) Desa Sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diukur dengan
indikator sebagai berikut:

a. terdapatnya poskesdes/polindes dan posyandu yang berfungsi dengan baik;


b. jumlah keluarga yang mengikuti Program KB (Keluarga Berencana);
c. jumlah ibu yang melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan;
d. jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap;
e. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Bidan/Dokter/Tenaga kesehatan lainnya;
f. Jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan;

46
g. tingkat pertumbuhan balita yang dipantau setiap bulan;
h. jumlah keluarga yang menjadi anggota JKN (Asuransi Kesehatan);
i. jumlah keluarga yang dapat mengakses air bersih;

j. jumlah keluarga yang menggunakan jamban sehat;

k. ketersedian tempat pembuangan sampah yang layak;


l. ketersediaan kebun gizi di desa;

m. terdapatnya Peraturan Desa tentang Kesehatan;


n. terdapatnya upaya dalam penanganan stunting (gizi kurang);
o. terdapatnya kawasan bebas rokok.

BAB V
PENETAPAN DESA SASARAN
Pasal 9
(1) Untuk penetapan Desa Sasaran Program MARASA dilakukan kegiatan
identifikasi.
(2) Kegiatan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
a. status desa berdasarkan data Indeks Desa Membangun;
b. memiliki potensi unggulan desa yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat;
c. angka kemiskinan yang tinggi serta terdapat prioritas permasalahan bidang
pendidikan dan kesehatan di desa; dan

d. adanya dukungan dokumen perencanaan pemerintah desa yang termuat dalam


RPJMDes dan RKPDes serta APBDes.
(3) Hasil identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan sebagai
bahan penetapan desa sasaran Program MARASA.
(4) Selain pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pemerintah Kabupaten
dapat mengusulkan desa sasaran Program MARASA dengan tetap mengacu pada
kegiatan identifikasi.
(5) Pelaksanaan identifikasi diatur lebih lanjut dalam Pedoman Umum Program
MARASA.
(6) Desa Sasaran Program MARASA ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

47
BAB VI
KELEMBAGAAN
Pasal 10

(1) Kelembagaan Program MARASA, meliputi:


a. pemerintah provinsi;
b. pemerintah kabupaten;
c. pemerintah kecamatan;
d. pemerintah desa; dan
e. Pendamping Profesional Program Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (P3MD).
(2) Pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari
perangkat daerah terkait yang tergabung dalam Tim Koordinasi dan Tim
Sekretariat Bersama Provinsi yang dikoordinir oleh Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa.
(3) Pemerintah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
perangkat daerah terkait yang tergabung dalam Tim Koordinasi Kabupaten yang
dikoordinir oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
(4) Pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Tim
Koordinasi Provinsi yang diatur dalam keputusan gubernur.
(5) Pemerintah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
Tim Koordinasi Kabupaten yang diatur dalam keputusan Bupati.
(6) Pemerintah Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah unsur
pemerintah kecamatan yang melakukan pemnbinaan dan pengawasan serta
monitoring dan supervisi baik secara administrasi maupun teknis pelaksanaan
program MARASA yang dikoordinir oleh Camat lokus Program MARASA.
(7) Pemerintah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari Kepala
Desa dan Perangkat Desa yang ditetapkan sebagai desa intervensi lokus Program
MARASA.
(8) Pendamping Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e untuk
mendukung keberhasilan pelaksanaan Program MARASA terdiri
Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD), Tenaga Ahli (TA) dan
Koordinator Pendamping Wilayah V Provinsi Sulawesi Barat (KPW V).
(9) Dalam rangka mendukung pelaksanaan Program MARASA, dibentuk Tim
Koordinasi dan dan Tim Sekretariat Bersama yang ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur.
(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai penunjukan tenaga pendamping
profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (8) diatur melaui Pedoman
Umum Program MARASA.

48
BAB VII
PENGUATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 11
(1) Untuk meningkatkan kualitas kompetensi pelaku Program MARASA dapat
dilakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam mengawal program
MARASA.
(2) Penguatan kapasitas sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
a. supervisi dan pendampingan;
b. bimbingan Teknis berbasis tematik Program; dan
c. kegiatan lain sesuai kebutuhan Program.

BAB VIII
MEKANISME PELAKSANAAN DAN KOORDINASI

Bagian Kesatu
Mekanisme Pelaksanaan
Pasal 12

Mekanisme Pelaksanaan Program MARASA dilakukan


tahapan sebagai berikut:
a. singkronisasi program pioritas dengan pembangunan
desa;
b. sosialisasi program;
c. pendampingan;
d. langkah-langkah Pelaksanaan;
e. pengawasan dan pengendalian; dan
f. monitoring evaluasi dan pelaporan.

Pasal 13
(1) Pelaksanaan Program MARASA, dilakukan melalui:
a. kegiatan penyaluran Bantuan Keuangan Khusus (BKK);
b. program prioritas Perangkat Daerah; dan
c. program bantuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Mekanisme Pelaksanaan Program MARASA yang dilakukan melalui

49
kegiatan penyaluran BKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
wajib melalui tahapan sebagai berikut:
a. Tahap pengajuan usulan kegiatan;
b. Tahap verifikasi dan identifikasi usulan kegiatan oleh Tim Koordinasi
Kabupaten;
c. Tahap validasi pengajuan usulan kegiatan oleh Tim Koordinasi Provinsi; dan
d. Tahap pelaksanaan penyaluran BKK.
(3) Penyaluran BKK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
(4) Mekanisme Pelaksanaan Program MARASA yang dilakukan melalui
Program Prioritas Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilaksanakan berdasarkan mekanisme dan tahapan perencanaan
pembangunan sesuai kewenangan Perangkat Daerah.
(5) Program Prioritas Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatur lebih lanjut dalam pedoman umum Program MARASA.
(6) Mekanisme Pelaksanaan Program MARASA yang dilakukan melalui
program bantuan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat
dilaksanakan melalui program dan kegiatan pihak lain.

Bagian Kedua
Mekanisme Koordinasi

Pasal 14
Mekanisme Koordinasi Program MARASA dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. tim koordinasi Program MARASA Tingkat Provinsi merumuskan
kebijakan dan strategi program;
b. perangkat daerah yang tergabung dalam tim koordinasi Provinsi
mengintegrasikan Program MARASA kedalam Rencana Kerja (Renja)
sesuai dengan Kebijakan dan Strategi program yang telah ditetapkan.
c. Renja yang diintegrasikan sebagaimana dimaksud pada huruf b,
selanjutnya direkapitulasi oleh Tim Sekretariat Program MARASA untuk
selanjutnya dikoordinasikan kepada Tim Koordinasi Kabupaten;
d. tim koordinasi Kabupaten melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada
Pemerintah Kecamatan dan Desa atas rencana program dan kegiatan
Perangkat Daerah berdasarkan Renja yang akan dilakukan untuk tahun
anggaran berjalan; dan
e. Kepala Desa dan Pendamping Profesional Desa bekerjasama dengan para
pihak untuk melakukan persiapan-persiapan pelaksanaan kegiatan.

50
BAB X
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 15
(1) Tim Koordinasi Program MARASA melakukan pengawasan dan
pengendalian atas pelaksanaan Program MARASA.
(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. pengawasan dan pengendalian terhadap perencanaan program dan
kegiatan tahunan Program MARASA; dan
b. pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan fisik dan
non fisik Program MARASA.

BAB XI
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 16
(1) Pelaksanaan monitoring Program MARASA dilakukan oleh Tim Koordinasi
Program MARASA dengan memberikan penilaian dan rekomendasi.
(2) Hasil monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi
Barat selaku Ketua Tim Program MARASA untuk selanjutnya
diteruskan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 17

(1) Evaluasi Program MARASA dilakukan oleh Tim Koordinasi


dengan maksud untuk:
a. mengukur tingkat pencapaian tujuan Program MARASA;
dan
b. mengukur dampak langsung yang terjadi pada desa
sasaran.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi
Barat selaku Ketua Tim Program MARASA untuk selanjutnya diteruskan
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
BAB XII

51
SUMBER DANA
Pasal 18
(1) Sumber dana pelaksanaan Program MARASA berasal dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi.
(2) Selain sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Program
MARASA dapat dibiayai dari:
a. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten; dan
b. Bantuan pihak lain yang sah dan tidak mengikat.
(3) Pelaksanaan pengelolaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah.
(4) Pelaksanaan bantuan pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIII
SANKSI
Pasal 19
4. Pelaksanaan kegiatan Program MARASA yang bertentangan dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (2) dan Pasal 17 ayat (2) diberikan sanksi
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
5. Selain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sanksi administratif dapat
diberikan kepada desa sasaran yang melakukan penyimpangan terhadap
pelaksanaan program MARASA.
6. Penyimpangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. menyalahgunakan dana atau wewenang;
b. dokumen perencanaan yang tidak sesuai dengan tujuan Program MARASA;
c. penyimpangan prosedur; dan
d. hasil kegiatan tidak terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan.
7. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa
pemberhentian bantuan dan tidak dimasukkan dalam daftar Desa Sasaran Program
MARASA.

BAB XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 20
Pelaksanaan Program MARASA pada desa sasaran terhitung sejak

52
ditandatanganinya nota kesepakatan antara Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten.
Pasal 21
Pelaksanaan Program MARASA pada Desa Sasaran berlangsung
paling lama 3 (tiga) tahun dengan memperhatikan ketercapaian
indikator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Pedoman Umum Program MARASA disusun oleh Tim
Koordinasi Provinsi Sulawesi Barat yang ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 22
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah Provinsi Sulawesi Barat.
Ditetapkan di Mamuju
Pada tanggal
GUBERNUR SULAWESI BARAT,

TTD

H. M. ALI BAAL MASDAR


Diundangkan di Mamuju
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT,


BERITA DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2018 NOMOR

MUHAMMAD IDRIS

53
Lampiran 2

FORMAT SURAT PERYATAAN PEMERINTAH DESA


UNTUK MEMASUKKAN DALAM APBDes

DESA.…………….

SURAT PERYATAAN PEMERINTAH DESA UNTUK MEMASUKKAN DALAM


APBDes
Nomor : ………………………………………..
Yang bertanda tangan dibawah ini :

I. Nama :………………………
Jabatan :………………………

Bertindak atas nama Pemerintah Desa……………………………………………...


Menyatakan akan memasukkan Dana Transfer berupa Uang Bantuan Keuangan Khusus dari
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk dimasukkan dalam Peraturan Desa………… tentang
APBD Desa/ Perubahan APBD Desa …………… tentang Penjabaran APBD Desa/ Perubahan
APBD Desa Tahun 2019.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Mamuju, ………….……2019

Desa……………………………….
Nama ………………..……………

54
Lampiran 3
FORMAT SURAT PERYATAAN PEMERINTAH DESA
PENERIMA BANTUAN KEUANGAN KHUSUS

DESA……………..

SURAT PERYATAAN PEMERINTAH DESA PENERIMA


BANTUAN KEUANGAN KHUSUS

Nomor : ……………

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Desa ……………………………………


Menyatakan bahwa Pemeintah Desa……………………akan mempergunakan dana Transfer
bantuan keuangan khusus sesuai Peruntukannya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Mamuju……….……………2019

Desa…………………………………
Nama………………………………..

55
Lampiran 4
FORMAT LAPORAN
PENYERAPAN PENGGUNAAN ANGGARAN BANTUAN KEUANGAN
KHUSUS
TAHUN ANGGARAN 2019

DESA………………….

LAPORAN
PENYERAPAN PENGGUNAAN ANGGARAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS
TAHUN ANGGARAN 2019

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Desa.………………………………….


Menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas kebenaran Laporan Realisasi Penyerapan Dana
Khusus Tahun Anggaran 2019 sebagai berikut :
Penerima dari Kas Umum Daerah :
Tahap I : ……………………………
Tahap II : ……………………………
Realisasi Pembayaran kepihak Ketiga melalui SP2D Daerah :
Tahap I : ……………………………
Tahap II : ……………………………
Sisa Bantuan Keuangan di Kas Umum Desa :………………
Persentase Sisa Bantuan Keuangan :………………

Realisasi Pembayaran dari Rekening Kas Umum


Desa Sisa
No KEGIATAN PAGU (Melalui SP2D Desa) Pagu
Tahap Tahap ini Kumulatif s/d
Sebelumnya Tahp ini
1 2 3 4 5 6 7

1.
2.
3.

56
Bukti-bukti realisasi pembayaran kepada pihak ketiga yang tercantum dalam laporan ini,
disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan aparat pengawas
fungsional.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Mamuju,…….……………2019

Desa ….……………………………..
Nama ……………………………….

57
Lampiran 5
FORMAT DAFTAR SURAT SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)
YANG DITERBITKAN UNTUK KEGIATAN
YANG DIDANAI OLEH DANA BANTUAN KEUANGAN KHUSUS
TAHUN ANGGARAN 2019

DESA…………………

DAFTAR SURAT SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)


YANG DITERBITKAN UNTUK KEGIATAN
YANG DIDANAI OLEH DANA BANTUAN KEUANGAN KHUSUS
TAHUN ANGGARAN 2019

SP2D
NO NILAI KET
NOMOR TANGGAL

TOTAL

Mamuju, .…….……………2019

Desa…..……………………………..
Nama ………………………………..

58

Anda mungkin juga menyukai