MAKALAH
Dianjukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Kegiatan
Pelatihan Kader Lanjut (PKL) oleh PC. PMII Kota Samarinda
Disusun Oleh:
AHMAD ABDUR ROHMAN
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pendampingan Kader ......................................................... 3
B. Strategi Pendampingan Kader PMII ................................................................ 4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 9
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Strategi Pendampingan Kader ?
2. Bagaimana Strategi Pendampingan Kader PMII?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Strategi Pendampingan Kader
2. Untuk mengetahui Bagaimana Cara Pendampingan Kader PMII
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Secara normatif, dalam Anggaran Rumah Tangga PMII bab III bagian II
pasal 4 disebutkan bahwa penerimaan anggota didahului dengan mengajukan
permintaan secara tertulis atau mengisi formulir untuk menjadi calon anggota
PMII kepada Pengurus Cabang. Dan telah sah menjadi anggota PMII setelah
mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) dan mengucapkan baiat
persetujuan dalam suatu upacara pelantikan yang diadakan oleh Pengurus
cabang.
5
memperbaiki keadaan sekarang demi mewujudkan masa depan yang lebih baik
sesuai dengan cita – cita yang diidealkan, nilai – nilai yang diyakini serta misi
perjuangan yang diemban.
6
Ketiga, out put MAPABA. Terkait dengan hal ini, contoh yang baik
mungkin kampus agama. Di kampus agama, PMII rata-rata dominan, Tetapi
setelah MAPABA, yang aktif hanya puluhan orang. Pasti ada yang salah di
MAPABA nya. Kenapa ? Karena orientasinya hanya melaksanakan “Agenda
Seremonial”. Banyak hal yang perlu dievaluasi, tetapi dalam konteks ini, harus
dipastikan bahwa yang berhak dinyatakan lulus dan dibait sebagai anggota PMII
adalah yang hafal Mars PMII. Tentu hal ini sangat wajar dan tidak berlebihan.
Bagaimana caranya ? Pastikan disetiap sesi (awal dan akhir serta jeda dalam
proses MAPABA) peserta menyanyikan Mars.
7
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkaderan PMII merupakan upaya untuk membentuk kesadaran
mahasiswa sebagai Agent of change,Agent of control, dan agent of social, serta
terbentuknya pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya serta komitmen atas perwujudan cita-cita kemerdekaan
Indonesia.
Melalui proses pengkaderan tersebut kesadaran mahasiswa sebagai
generasi pembawa tongkat estafet akan tumbuh. Sehingga kader dapat membantu
orang lain dan dirinya sendiri untuk memperbaiki keadaan sekarang demi
mewujudkan masa depan yang lebih baik sesuai dengan cita – cita yang
diidealkan, nilai – nilai yang diyakini serta misi perjuangan yang diemban.
Menyangkut SDM sebagai basis utama berkembangnya PMII. Dalam
perspektif sosiologis gambaran warga PMII bisa dilihat dari dua hal. Warga PMII
yang secara tradisi, kultur dan ritual kental dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama
dan warga PMII yang secara tradisi, kultur dan ritual kurang atau malah sama
sekali tidak bersentuhan dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama. Dalam perspektif
pendidikan terbelah dalam dua hal. Warga PMII yang dari pendidikan dasar
sampai perguruan tinggi berada di dalam sekolah agama, dan warga PMII yang
dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi berada di dalam sekolah umum.
Kekuatan disiplin ilmu akademis warga PMII yang dominan adalah disiplin
ilmu-ilmu sosial. Sedangkan disiplin ilmu-ilmu eksakta masih sangat kurang.
DAFTAR PUSTAKA