Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PENDAMPINGAN KADER PMII

MAKALAH
Dianjukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Kegiatan
Pelatihan Kader Lanjut (PKL) oleh PC. PMII Kota Samarinda

Disusun Oleh:
AHMAD ABDUR ROHMAN

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)


KOMISARIAT PERBATASAN NUNUKAN CABANG KOTA TARAKAN
2019 M/1440 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Strategi Pendampingan Kader PMII dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada sahabat-sahabat seperjuanganku dan
kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Samarinda selaku
Panitia Seminar Nasional dan pelatihan kader lanjut (PKL) yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai strategi pendampingan kader dan anggota
PMII di jaman sekarang. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Nunukan, 17 Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pendampingan Kader ......................................................... 3
B. Strategi Pendampingan Kader PMII ................................................................ 4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 9

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kaderisasi PMII pada hakekatnya adalah totalitas upaya-upaya yang
dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina dan
mengembangkan potensi dzikir, fikir dan amal soleh setiap insan pergerakan.
Secara kategoris dapat dipilih dalam tiga bentuk yakni: Perkaderan Formal,
Perkaderan Nom Formal (Pengembangan) dan Perkaderan Informal. Ketiga
bentuk ini harus diikuti oleh segenap warga pergerakan, sehingga pada saatnya
kelak akan terwujud kader yang berkualitas ulul albab.
Perkaderan formal meliputi tiga tahapan dengan masing-masing follow-up-
nya.Ketiganya itu adalah Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba), Pelatihan
Kader Dasar (PKD), Pelatihan Kader Lanjutan (PKL), dan Pelatihan Kader
Nasional (PKN). Semua tahapan dengan follw-up yang menyertai itu merupakan
satu kesatuan tak terpisahkan, karena kaderisasi PMII pada hakekatnya merupakan
proses terus menerus, baik di dalam maupun di luar forum kaderisasi (long-life-
education).
Perkaderan Formal Pengembangan adalah berbagai pelatihan dan
pendidikan yang ada di PMII.Perkaderan jenis ini dibedakan dalam dua macam,
yakni 1) yang wajib diikuti oleh segenap kader secara mutlak, dan 2) yang wajib
di ikuti sebagai pilihan. Yang sifatnya wajib mutlak, disamping sebagai
pembekalan mengenai hal-hal dasar yang harus dimiliki kader pergerakan, juga
merupakan prasyarat bagi keikutsertaan kader bersangkutan dalam PKD atau
PKL.Sedang perkaderan informal adalah keterlibatan kader pergerakan dalam
berbagai aktifitas dan peran kemasyarakatan PMII.Baik dalam posisi sebagai
penanggung jawab, menjadi bagian dari team work, atau bahkan sekedar
partisipan.Perkaderan jenis ini sangat penting dan mutlak diikuti. Disamping
sebagai tolak ukur komitmen dan militansi kader pergerakan, juga jauh lebih real
2

disbanding pelatihan-pelatihan formal lain, karena langsung bersinggungan


dengan realitas kehidupan.
Di atas semua pelatihan tersebut terdapat satu pelatihan lagi yakni pelatihan
fasilitator. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menciptakan kader-kader pergerakan
yang secara terus menerus akan membina dan menangani berbagai forum
perkaderan di PMII. Pelatihan lebih utama ditujukan bagi kader-kader potensial
yang telah mengikuti semua bentuk perkaderan sebelumnya, dan yang telah teruji
komitmennya terhadap PMII maupun aktifitas dan peran-peran sosial.
Melihat realita sekarang, hampir disetiap universitas yang ada PMII nya,
pengkaderan yang dilakukan paska MAPABA selalu menjadi kendala. Tak jarang,
setiap anggota baru selalu mengeluh akan pendampingan yang dilakukakan oleh
pengurus baik rayon ataupun komisariat. Mereka seakan dibohongi dengan iming-
iming yang diberikan oleh seniornya yang ada dikampus. Alhasil, anggota semakin
hari semakin menjauh dari PMII karena apa yang dilakukan pengurus tidak sama
dengan apa yang dilakukakan sebelum dia melaksanakan MAPABA.
Jika tidak diperbaiki, maka hal ini akan mengakar dan akan menghilangkan
hittah PMII yang selalu mengatakan dirinya sebagai organisasi kaderisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Strategi Pendampingan Kader ?
2. Bagaimana Strategi Pendampingan Kader PMII?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Strategi Pendampingan Kader
2. Untuk mengetahui Bagaimana Cara Pendampingan Kader PMII

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pendampingan Kader


Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai
"The Art Of The General" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan
dalam peperangan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Strategi ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa(-bangsa) untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai;
Sedangkan menurut Glueck dan Jauch, 1989 bahwa: “Strategi adalah
Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”.
Dalam KBBI Pendampingan adalah proses, cara, perbuatan mendampingi
atau mendampingkan; pendampingan merupakan istilah baru yang muncul sekitar
90-an, sebelum itu istilah yang banyak dipakai adalah pembinaan.
Sedangkan kader dalam KBBI diartikan sebagai orang yang diharapkan
akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya;
Dari pengertian di ats dapat disimpulkan bahwa Strategi Pendampingan
Kader adalah cara atau proses yang dilakukan oleh atasan dalam hal ini pengurus
PMII dalam mengarahkan, menuntun dan mengajak anggota dan kader demi
tercapainya tujuan PMII yang termaktub dalam Anggaran Dasar Bab IV Pasal 4
yaitu : “Terbentuknya pribadi muslim Indonesia berilmu yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berbudi luhur, Berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam
mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan
Indonesia.
B. Strategi Pendampingan Kader PMII
Pembinaan dan pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal,
informal maupun Nonformal yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah,
terpadu, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,
menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan suatu kepribadian yang
seimbang dan utuh, baik jasmaniah maupun rohaniah.
Pembinaan dan pengembangan diarahkan untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan keahlian serta membentuk sikap mental spiritual berakhlakul-
karimah sesuai dengan bakat dan minat serta kemamuan sebagai bekal untuk
selanjutnya, atas parakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangan
dirinya, sesamanya maupun lingkungan ke arah tercapainya tingkat letaqwaan
yang tinggi serta harkat, martabat dan kualitas pribadi yang optimal. Dari bekal
yang dicapai melalui pembinaan dan pengembangan tersebut merupakan jaminan
gerak sistem perjuangan PMII dalm mencapai cita-citanya.
Renstra pengembangan dan perjuangan PMII, baik secara individu maupun
secara organisatoris memerlukan kondisi dan suasana lingkungan yang sehat.
Kondisi dan suasana lingkungan yang sehat tersebut dimaksudkan untuk
menumbukan kreatifitas mahasiswa dalam kemajuan dan kemodernan bangsa
sekaligus mata rantai persambungan kepemimpinan bangsa.
Kondisi dan suasana yang sehat dalam mencapai sasaran tersebut, mutlak
bermuatan kesetaraan atau egaliter, saling percaya, menghargai, jujur dan adil,
terbuka, bebas dan bertanggung jawab, menjamin pemberlanjutan ekologis serta
terbangunnya hubungan pergaulan budaya yang dewasa dalam konteks
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Penerimaan menjadi anggota PMII dimulai dari tingkat rayon yang


notabene merupakan struktur organisasi yang paling bawah dan bersentuhan
langsung dengan kader. Rayon secara langsung bertanggungjawab terhadap
rekrutmen massa serta pelaksanaan pengaderan awal PMII.

4
Secara normatif, dalam Anggaran Rumah Tangga PMII bab III bagian II
pasal 4 disebutkan bahwa penerimaan anggota didahului dengan mengajukan
permintaan secara tertulis atau mengisi formulir untuk menjadi calon anggota
PMII kepada Pengurus Cabang. Dan telah sah menjadi anggota PMII setelah
mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) dan mengucapkan baiat
persetujuan dalam suatu upacara pelantikan yang diadakan oleh Pengurus
cabang.

Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) merupakan sistem


pengkaderan formal tahap awal yang dilaksanakan oleh Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) dimana didalamnya terdapat proses kaderisasi yang
sangat vital salah satunya adalah pendampingan MAPABA. Pendampingan
sendiri adalah proses handling yang didalamnya tercakup perencanaaan,
controling, dan evaluasi untuk tercapainya suatu target.

Namun demi tercapainya ekspektasi dari pendampingan itu sendiri


diperlukan pengetahuan agar pendampingan yang dilakukan sesuai dengan upaya
kita dalam mewujudkan misi, peran, dan fungsi baik dalam kehidupan organisasi,
bermasyarakat, maupun bernegara.Seperti yang kita ketahui mahasiswa yang
mengikuti MAPABA merupakan calon anggota dan kader PMII.

Kader sendiri merupakan orang yang mampu menjalankan amanat,


memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian, pemegang tongkat estafet
sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan organisasi. Kader adalah
ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi.

Sedangkan pengkaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai


tingkatan, capaian, situasi, dan kebutuhan tertentu, yang memungkinkan seorang
kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, moral, dan
sosialnya. Sehingga kader dapat membantu orang lain dan dirinya sendiri untuk

5
memperbaiki keadaan sekarang demi mewujudkan masa depan yang lebih baik
sesuai dengan cita – cita yang diidealkan, nilai – nilai yang diyakini serta misi
perjuangan yang diemban.

Sistem pengkaderan PMII sendiri adalah totalitas pembelajaran yang


dilakukan secara terarah, terencana, sistematik, terpadu, berjenjang, dan
berkelanjutan untuk mengembangkan potensi, mengasahkepakaan, melatih
sikap, memperkuat karakter, mempertinggi harkat dan martabat, memperluas
wawasan, dan meningkatkan kecakapan insan – insan pergerakan agar menjadi
manusia yang muttaqin, beradap, berani,santun, cendik – cendikia, berkarakter,
terampil, loyal, peka, dan gigih menjalankan roda organisasi dalam upaya
pencapaian cita – cita dan perjuangannya (Multi Level Strategi Gerakan PMII,
PB PMII; 2006).

Meskipun setiap orang memiliki model pendampingan yang berbeda –


beda namun harus tetap terarah pada upaya pengkaderan PMII yang bersumber
pada nilai – nilai dan prinsip – prinsip yang digali serta dikembangkan dari tiga
pilar pengkaderan PMII yakni:

Pertama semangat gerakan ketrampilan dan daya intelektualitasnya


sebagai mahasiswa; keyakinan, pemahaman, pelaksanaan, dan penghayatannya
atas ajaran islam; serta pengetahuan, wawasan, komitmen dan pembelaannya atas
kelangsungan negara-bangsa Indonesia. Wacana, nilai – nilai dan model gerakan
apapun yang diperjuangkan oleh PMII selalu merujuk sekaligus bermuara pada
penegasan tiga pilar, yakni Kemahasiswaan, Keislaman, dan Keindonesiaan.

Oleh karena itu dalam pendampingan MAPABA baiknya diarahkan


sesuai dengan kapasitas dan karakter calon anggota tanpa menafikkan tiga pilar
pengkaderan PMII tersebut diatas.

6
Ketiga, out put MAPABA. Terkait dengan hal ini, contoh yang baik
mungkin kampus agama. Di kampus agama, PMII rata-rata dominan, Tetapi
setelah MAPABA, yang aktif hanya puluhan orang. Pasti ada yang salah di
MAPABA nya. Kenapa ? Karena orientasinya hanya melaksanakan “Agenda
Seremonial”. Banyak hal yang perlu dievaluasi, tetapi dalam konteks ini, harus
dipastikan bahwa yang berhak dinyatakan lulus dan dibait sebagai anggota PMII
adalah yang hafal Mars PMII. Tentu hal ini sangat wajar dan tidak berlebihan.
Bagaimana caranya ? Pastikan disetiap sesi (awal dan akhir serta jeda dalam
proses MAPABA) peserta menyanyikan Mars.

Dan diakhir sebelum pembaitan dites, yang tidak hafal, diperbolehkan


menjadi partisipan PMII dan tidak mengikuti prosesi pembaitan. Sehingga
menjadi anggota PMII disetiap kampus (tidk hanya di kampus agama), adalah
prestige, tidak mudah. Gagal, mengulang MAPABA selanjutnya. Lulus, dijamin
bisa menjadi “panitia ospek” tahun depan.

Keempat, strategi Follow Up. Untuk pelatihan non formal paska


MAPABA yang pasti harus dibangun sistem monitoring anggota baru perjurusan,
perfakultas dan perjenis kelamin. Kenapa ? Agar anggota baru dapat terfasilitasi
urusan perkuliahannya, kalau ada tugas kuliah bisa bertanya dan dibantu oleh
mentor. Kalau perlu menginap di rumahnya pun bisa diterima oleh orang tuanya.
Semangat kekeluargaan dalam proses mentoring harus terjalin. Jika diperlukan,
buat kegiatan bersama anggot baru. Futsal, Renang, dst. Sesuai dengan minat
hobby mereka.

7
8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkaderan PMII merupakan upaya untuk membentuk kesadaran
mahasiswa sebagai Agent of change,Agent of control, dan agent of social, serta
terbentuknya pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya serta komitmen atas perwujudan cita-cita kemerdekaan
Indonesia.
Melalui proses pengkaderan tersebut kesadaran mahasiswa sebagai
generasi pembawa tongkat estafet akan tumbuh. Sehingga kader dapat membantu
orang lain dan dirinya sendiri untuk memperbaiki keadaan sekarang demi
mewujudkan masa depan yang lebih baik sesuai dengan cita – cita yang
diidealkan, nilai – nilai yang diyakini serta misi perjuangan yang diemban.
Menyangkut SDM sebagai basis utama berkembangnya PMII. Dalam
perspektif sosiologis gambaran warga PMII bisa dilihat dari dua hal. Warga PMII
yang secara tradisi, kultur dan ritual kental dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama
dan warga PMII yang secara tradisi, kultur dan ritual kurang atau malah sama
sekali tidak bersentuhan dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama. Dalam perspektif
pendidikan terbelah dalam dua hal. Warga PMII yang dari pendidikan dasar
sampai perguruan tinggi berada di dalam sekolah agama, dan warga PMII yang
dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi berada di dalam sekolah umum.
Kekuatan disiplin ilmu akademis warga PMII yang dominan adalah disiplin
ilmu-ilmu sosial. Sedangkan disiplin ilmu-ilmu eksakta masih sangat kurang.
DAFTAR PUSTAKA

AD/ ART PMII ..., hlm 72.


Pendidikan Kritis Transformatif, PB PMII; 2002
https://kiagengpetung.wordpress.com/2017/02/11/strategi-dan-pengembangan-
kaderisasi/
http://pmiistitpsw.blogspot.co.id/2014/04/strategi-pengembangan-pmii_25.html
http://www.bintan-s.web.id/2010/12/pengertian-pendampingan.html

Anda mungkin juga menyukai