Anda di halaman 1dari 21

TURUNAN KE-n HASIL KALI FUNGSI

Disusun Oleh :
H A M Z A H, S.Pd.
NIP.19841028 201101 1 007

MADRASAH ALIYAH NEGERI PURBALINGGA


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita banyak sekali kenikmatan yang kalau kita mau menghitungnya
maka tidak akan pernah bisa. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
mana sebagai suri tauladan kita.
Atas izin-Nya pula Penulis dapat menyelesaikan makalah Matematika
yang penulis beri judul “ Turunan Ke-n Hasil Kali Fungsi” . Pada kesempatan kali
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu saran,kritik, dan masukan dalam rangka
penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Ahir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam menambah pengetahuannya terutama di bidang Matematika.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Matematika tentunya tidak asing lagi dengan materi turunan
fungsi, baik definisi turunan maupun aturan pencarian turunan dari suatu fungsi.
Proses pencarian turunan suatu fungsi langsung dengan menggunakan
definisi turunan yaitu dengan menyusun hasil bagi selisih
f (x − h ) − f (x )
h
dan menghitung limitnya untuk h yang dekat ke nol, akan memakan waktu dan
membosankan. Untuk itu dikembangkan aturan-aturan pencarian turunan fungsi
yang akan memungkinkan kita untuk memperpendek proses yang berkepanjangan
sehingga kita dapat mencari turunan fungsi-fungsi yang tampak rumit dengan
cepat.
Aturan-aturan yang telah kita kenal antara lain adalah aturan fungsi
konstan, aturan pangkat, aturan jumlah dan selisih, aturan hasil kali, aturan hasil
bagi, dan aturan rantai, untuk mencari turunan pertama dari suatu fungsi. Pada
kenyataannya kita sering dihadapkan pada permasalahan pencarian turunan kedua,
ketiga, atau bahkan ke-n. Sebagai contoh dalam penyelesaian Persamaan
Diferensial dengan metode variasi parameter yang mengharuskan kita mencari
turunan ke-n untuk setiap n penyelesaian homogennya.
Selain itu kasus yang kita hadapi seringkali adalah fungsi-fungsi yang
rumit atau bahkan merupakan hasil kali beberapa fungsi, yang mana kalau kita
turunkan langkah demi langkah dari turunan pertamanya, turunan kedua sampai
turunan ke-n akan memakan waktu yang lama, dan memerlukan ketelitian kita
untuk menyederhanakan hasilnya.
Contoh :
Tentukan turunan ketiga dari : f(x) = x6Sin x
Untuk menyelesaikan permasalahan itu, mungkin kita akan menempuh beberapa
langkah berikut :
Langkah 1 : f ‘(x) = 6x5sin x + x6 cos x
Langkah 2 : f ‘’(x) = 30x4 sin x+ 6x5 cos x+ x6 (- sin x) + 6x5 cos x
= 30x4sin x + 12x5 cos x - x6 sin x
Langkah 3 : f ‘’’ (x) = 120x3sinx+30x4cosx+60x4cosx-12x5sinx-x6cosx-6x5sin x
= 120x3sin x + 90x4cos x - 18x5sin x - x6 cos x
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut diatas maka penulis mencoba membuat
makalah dengan judul “Turunan Ke-n Hasil Kali Fungsi” yang nantinya akan
dicari bentuk umumnya, sehingga pada contoh diatas kita tidak perlu lagi langkah
pertama dan kedua.

B. PEMBATASAN MASALAH
Dalam pembahasan Turunan Fungsi dapat meliputi fungsi yang bernilai
riil maupun komplek. Agar dalam pembahasan masalah tidak terlalu banyak dan
dapat terarah , maka penulis memberikan pembatasan masalah dalam makalah ini
untuk mencari turunan ke-n hasil kali dua fungsi bernilai riil dari satu peubah riil.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
“ Bagaimanakah bentuk umum turunan ke-n hasil kali fungsi?”

D. TUJUAN PENULISAN
Mengingat latar belakang masalah pembatasan dan perumusan masalah
tersebut maka tujuan dari penulisan makalah seminar dengan judul “ Turunan
Ke-n Hasil Kali Fungsi “ adalah untuk menyajikan Bentuk umum turunan ke-n
hasil kali fungsi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Pendukung
Sebelum kita membahas turunan ke-n hasil kali fungsi akan dibahas
terlebih dahulu beberapa materi pendukung yang akan memberikan kejelasan
dalam pembahasan masalah tersebut.
1. Fungsi
Deinisi 1.1Fungsi
Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap obyek x
dalam satu himpunan yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik f(x) dari
himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah
hasil (jelajah) fungsi tersebut.
(Purcell, 48 :1999)

x f(x)
x

Daerah asal Daerah hasil


Gambar.1.
Contoh :
f(x) = x2 ; dengan daerah asal ={-1,0,1,2}
Sebuah diagram skematis untuk fungsi ini diperlihatkan dalam gambar.2.
2 4
1 2
0 1
-1 0
Gambar.2.
Deinisi.1.2. Operasi pada fungsi
f dan g dua fungsi bernilai riil maka :
i) f + g = {(x,y) : y = f(x) + g(x)}
ii) f - g = {(x,y) : y = f(x) - g(x)}
iii) f . g = {(x,y) : y = f(x) . g(x)}
iv) f / g = {(x,y) : y = f(x) / g(x)} ; g(x) ≠ 0
( Alan H, 117 : 1970)
Contoh :
f(x) = x3 + 2 dan g(x) = 2 / (x-1)
maka:
1. (f + g )(x) = f(x) + g(x) = x3 + 2 +2 / (x-1)
2. (f - g )(x) = f(x) - g(x) = x3 + 2 - 2 / (x-1)
3. (f . g )(x) = f(x) . g(x) = (x3 + 2) (2 / (x-1))
4. (f / g )(x) = f(x) / g(x) = (x3 + 2) / (2 / (x-1))
2. Limit
Definisi 1.3. Limit

Lim f ( x) = L
x →c
berarti bahwa untuk setiap ε >0, ∃δ >0 yang berpadanan,

sedemikian sehingga |f(x) – L | <ε asalkan bahwa 0 < |x – c | < δ , yakni


0 < |x – c | < δ ⇒ | f(x) – L | < ε
(Purcell,80: 1999)
Contoh :
1
Buktikan bahwa Lim x = 2
1
x→
2

Analisis pendahuluan
1 1
∀ε >0, ∃δ >0, ∋ 0< |x - | <δ ⇒| - 2 | < ε
2 x
1 1 1
Perhatikan : | -2|=| - |
x x 1
2
1
−x
=|2 |
1
x
2
1
| x− |
= 2 , batasi δ < 1 ; |x - 1 | < 1
1 4 2 4
|x|
2
1 3
x> ∨ x <
4 2
1
| x− |
≤ 2 <ε
1
8
ε
kita mensyaratkan pula δ = , maka
8
1 ε
| x− |
1 2 = 8 =ε
| -2|≤
x 1 1
8 8
Bukti formal
1 ε
Andaikan diberikan ε >0 sebarang, pilih δ = min { , } , maka
4 8
1
0 < | - 2 | < δ memberikan
x
1 1 1
| -2|=| - |
x x 1
2
1
−x
=| 2 |
1
x
2
1
| x− |
= 2
1
|x|
2
ε
< 8 =ε
1 1

2 4
Theorema 1.4

Lim [ f ( x) + g ( x)] = Lim f ( x) + Lim g ( x)


x →c x →c x→c

(Purcell,87:1999)
Bukti :
Andaikan Lim f ( x) = L
x →c
dan Lim g ( x) = M
x →c
, jika ε sebarang bilangan

positif yang diberikan, maka ε/2 adalah positif. Karena Lim f ( x) = L ,


x →c

maka terdapat suatu bilangan positif δ1 sedemikian sehingga


0 < |x – c | <δ1 ⇒ | f(x) – L | < ε / 2
Karena Lim g ( x) = M ,
x →c
terdapat suatu bilangan positif δ2 sedemikian

sehingga 0 < |x – c | < δ2 ⇒ | g(x) – M | < ε / 2


Pilih δ = min { δ1, δ2 }, maka 0 < |x – c | <δ menunjukkan
|f(x) + g(x) - (L +M) | = | [ f(x) – L] + [g(x) – M] |
≤ | f(x) – L| + |g(x) – M |
ε ε
< + =ε
2 2
Kita peroleh,
0 < |x – c | < δ ⇒ |f(x) + g(x) - (L +M) | < ε
Jadi

Lim [ f ( x) + g ( x)] = Lim f ( x) + Lim g ( x)


x →c x →c x→c

Theorema 1.5

Lim [ f ( x).g ( x)] = Lim f ( x). Lim g ( x)


x →c x →c x→c

(Purcell,87:1999)
Analisis Pendahuluan
Andaikan Lim f ( x) = L dan Lim g ( x) = M
x →c x →c

Akan dibuktikan

Lim [ f ( x).g ( x)] = LM


x →c
Perhatikan,
|f(x) . g(x) - (LM) | = | [ f(x)g(x) – Mf(x) + Mf(x) – LM] |
= | f(x)(g(x) – M) + M(f(x) – L) |
≤ |f(x)||(g(x) – M)| + |M||(f(x) – L)|
Bukti formal
Ambil sebarang ε >0 akan dicari δ >0 ∋ 0< | x – c | < δ berlaku
|f(x) . g(x) - (LM) | < ε
Karena Lim f (x) ada, maka f(x) terbatas pada lingkungan c, sehingga
x →c

0 < |x – c | <δ1 ⇒ | f(x) – L | < ε ,


karena ε sebarang maka dapat dipilih ε =1 sehingga,
| f(x) – L | < 1
| f(x) | - | L | < 1
| f(x) | < | L | + 1
Pilih, T = sup {|f(c)|, |L| + 1}, maka |f(x)| < T, untuk tiap x ∈Vδ (c)
ε
Karena Lim f ( x) = L , maka
x →c
∃δ2>0, ∋ 0<|x–c|<δ2⇒|f(x)–L|<
2M

ε
dan Lim g ( x) = M , maka ∃δ3>0, ∋ 0<|x – c|< δ3⇒|g(x)–M|<
x →c 2T

Pilih δ = min {δ1 , δ2 , δ3 }


Sehingga, 0< | x – c | < δ berlaku :
|f(x) . g(x) - (LM) | ≤ |f(x)||(g(x) – M)| + |M||(f(x) – L)|
< |T||(g(x) – M)| + |M||(f(x) – L)|
ε ε ε ε
< |T| + |M| < + =ε
2T 2M 2 2

Kita peroleh,
0 < |x – c | < δ ⇒ |f(x) . g(x) - (LM) | < ε
Jadi

Lim [ f ( x).g ( x)] = Lim f ( x). Lim g ( x)


x →c x →c x→c
3. Turunan
Definisi 1.6
Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’ yang nilainya pada sebarang bilangan c
adalah
f (c + h ) − f (c )
f’(c) = Lim
h→ 0 h
asalkan limit ini ada.
(Purcell,115:1999)
Contoh :
f(x) = x3 + 7x
( x + h )3 + 7 ( x + h ) − ( x 3 + 7 x )
f’(x) = Lim
h→ 0 h

x3 + h 3 + 3 x 2h + 3 xh 2 + 7 x + 7 h − x 3 − 7 x
= Lim
h→ 0 h

h3 + 3 x 2 h + 3 xh 2 + 7 h
= Lim
h→ 0 h

(3 x 2 + 7)h + (3 xh + h 2 )h
= Lim
h→ 0 h

Lim (3x + 7) + (3xh + h )


2
=
h→ 0

= 3x + 7
Bentuk lain yng setara dengan turunan adalah :
f ( x) − f ( c)
f’(c) = Lim
x →c x−c
Contoh:
f(x) = x3 + 7x
x 3 + 7 x − c 3 − 7c
f’(x) = Lim
x →c x−c

x 3 − c 3 + 7( x − c )
= Lim
x →c x−c

( x − c)( x 2 + xc + c 2 ) + 7( x − c)
= Lim
x →c x−c
= Lim x
2
+ xc + c 2
x →c

= c 2 + c2 + c2 + 7
= 3c2 + 7
dy / dx merupakan lambang baku untuk turunan, yang pengertiannya sama
dengan lambing operator Dx yang membacanya “turunan terhadap x”.
Theorema 1.6
(Aturan fungsi konstanta). Jika f(x) = k dengan k suatu konstanta maka untuk
sebarang x , f’(x) = 0, yakni
D(k) = 0
(Purcell,122:1999)
Bukti :
f ( x + h) − f ( x )
f’(x) = Lim
h→ 0 h
k−k
= Lim
h →0 h

= Lim 0
h →0

=0
Theorema 1.7
(Aturan Hasil Kali). Andaikan f dan g fungsi-fungsi yang dapat didiferensialkan,
maka (f.g)’(x) = f’(x)g(x) + f(x)g’(x) yakni
D[f(x)g(x)] = f(x)Dg(x) + g(x)Df(x)
(Purcell,126:1999)
Bukti :
( fg )( x + h) − ( fg )( x)
(fg)’(x) = Lim
h →0 h
f ( x + h ) g ( x + h ) − f ( x) g ( x)
= Lim
h →0 h
f ( x + h) g ( x + h) − f ( x + h) g ( x ) + f ( x + h) g ( x ) − f ( x ) g ( x )
= Lim
h→ 0 h
f ( x + h)[ g ( x + h) − g ( x)] + g ( x)[ f ( x + h) − f ( x)]
= Lim
h→ 0 h
f ( x + h)[ g ( x + h) − g ( x)] g ( x)[ f ( x + h) − f ( x)]
= Lim
h→ 0 h
+ Lim
h→ 0 h
[ g ( x + h) − g ( x)]
= Lim f ( x + h) Lim +
h→0 h →0 h
[ f ( x + h) − f ( x)]
Lim g ( x + h) Lim
h→0 h →0 h
= f(x)g’(x) + g(x)f’(x)
= f(x)Dg(x) + g(x)Df(x)
Contoh :
Gunakan aturan hasil kali untuk mencari turunan y = (x4–1) (x2+1)
Jawab :
Misal f(x) = (x4–1), g(x) = (x2+1)
f’(x) = 4x3
g’(x) = 2x
y’ = f’(x)g(x)+f(x)g’(x)
= 4x3 (x2+1) + (x4–1)2x
= 4x5 +4x3 +2x5 – 2x
= 6x5 + 4x3 – 2x
4. Koefisien Binomial
Definisi 1.8 Notasi Faktorial
n! dibaca n faktorial, merupakan hasil kali bilangan bulat positif dari 1 sampai n.
n! = 1 . 2 . 3 . ………(n-2) . (n-1) . n
Kita juga dapat mendefinisikan n! sebagai berikut:
1! = 1 dan n! = n . (n-1)!
Didefinisikan pula 0! =1
(Lipschutz,145:1988)
Contoh :
n!
Sederhanakanlah
(n − r )!
Jawab
n! n.(n − 1).(n − 2).......(n − (r − 1)(n − r ).(n − (r + 1))......3.2.1
=
(n − r )! (n − r )(n − (r + 1)).....3.2.1
= n . (n-1) . (n-2)….. (n-(r-1))
= n . (n-1) . (n-2)….. (n-r+1).
Definisi 1.9
n
(Koefisien Binomial) Lambang   , n,r Є Z+ , r ≤ n, didefinisikan sebagai
r 
berikut :
n n.(n − 1).(n − 2).......(n − (r − 1)
  =
r  r.(r − 1).....3.2.1
disebut sebagai koefisien binomial.
(Lipschutz,145:1988)
Contoh :
 8  8.7
1.   = = 28
 2  2.1
10  10.9.8
2.   = = 120
 3  3.2.1
Theorema 1.10.
 n + 1 n  n
  =   +  
r   r − 1  r 
(Lipschutz,148:1988)
Bukti:

n  n n! n!
  +   = +
 r − 1  r  (r − 1)!(n − r + 1)! r!(n − r )!

=
r.n!
+
(n − r + 1).n!
r.(r − 1)!(n − r + 1)! r!(n − r + 1)(
. n − r )!

=
r.n!
+
(n − r + 1).n!
r!(n − r + 1)! r!(n − r + 1)!
r.n!+(n − r + 1).n!
=
r!(n − r + 1)!

=
(r + (n − r + 1))n!
r!(n − r + 1)!

=
(n + 1)n!
r!(n − r + 1)!

=
(n + 1)!
r!((n + 1) − r )!

 n + 1
=  
r 
Theorema 1.11
n  n n n
  =   atau, dengan lain perkataan, jika a + b = n maka   =  
n − r r  a  b 
(Lipschutz,146:1988)
Bukti :
n  n!
  =
n − r  (n − (n − r ))!(n − r )!
n!
=
r!(n − r )!
n!
=
(n − r )!r!

n
=  
r 

B. PEMBAHASAN MASALAH
1. Turunan Tingkat Tinggi
Operasi pendiferensialan mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan
fungsi baru f’. jika f’ didierensialkan lagi kita akan peroleh fungsi f’’ yang kita
sebut sebagai turunan kedua fungsi f. Dan jika kita turunkan lagi maka kita akan
peroleh fungsi f’’’ yang kita sebut sebagai turunan ketiga dari fungsi f, dan
seterusnya.
Contoh :
1. f(x) = x3 – 1
f’(x) = 3x2
f’’(x) = 6x
f’’’(x) = 6
f’’’’(x) = 0
Karena turunan dari fungsi nol adalah nol maka semua turunan tingkat yang
lebih tinggi akan nol.
2. f(x) = ex
f’(x) = ex
f’’’(x) = ex
.

f(n) = ex
Seringkali kita menyebutkan sebagai turunan tingkat tinggi dari fungsi f.
2. Turunan tingkat tinggi untuk hasil kali fungsi.
Kita telah mengenal beberapa aturan pencarian turunan termasuk juga
aturan hasil kali fungsi.
Jika kita mempunyai fungsi f dan g dengan f dan g fungsi yang dapat
didiferensialkan,
Misal F(x) = f(x)g(x)
F’(x) = f’(x)g(x) + f(x)g’(x)
Jika F’(x) kita diferensialkan lagi kita peroleh fungsi F’’(x), dan jika
F’’(x) kita diferensialkan lagi kita peroleh F’’’(x) dan seterusnya. Sehingga kita
peroleh :
F’’(x) = f’’(x)g(x) + f’(x)g’(x) + f’(x)g’(x) + f(x)g’’(x)
= f’’(x)g(x) + 2f’(x)g’(x) + f(x)g’’(x)
F’’’(x) =f’’’(x)g(x)+f’’(x)g’(x)+2f’’(x)g’(x)+2f’(x)g’’(x)+f’(x)g’’(x)+
f(x)g’’’(x)
= f’’’(x)g(x) + 3f’’(x)g’(x) + 3f’(x)g’’(x) + f(x)g’’’(x)
.
.
.
.
1
F(n)(x) =f(n)(x)g(x)+nf(n-1)(x)g’(x)+ n(n-1)f(n-2)(x)g’’(x)+……+ nf’(x)g(n-
2
1)
(x)+f(x)g(n)(x)
n n n
F(n) =   f(n)(x)g(x)+   f(n-1)(x)g’(x)+   f(n-2)(x)g’’(x)+………….+
0 1  2
n  n
  f’(x)g(n-1) (x) +   fg(n) (x)
 n −1 n
Bukti :
Dengan Prinsip Induksi Matematika
Misal F(x) = f(x)g(x)
• n=1
1  1
F’(x) =   f(1)(x)g(x)+   f(x)g(1)(x)
0 1
= f’(x)g(x) + f(x)g’(x), Benar.
• Misal untuk n =k benar, maka :
k  k  k 
F(k) =   f(k)(x)g(x)+   f(k-1)(x)g’(x)+   f(k-2)(x)g’’(x)+………….+
0 1  2
k  k 
  f’(x)g(k-1) (x)+   f(x)g(k) (x)
 k −1 k 
Akan ditunjukkan untuk n=k+1 juga benar,
 k  ( k )  k  (k -1) 
  f (x)g(x) +  f (x)g' (x) + 
(
D Dxk (F ))  0 
= D
1  

……+  k  f' (x)g (k -1) (x) +  k f(x)g (k ) (x)
  k - 1 k 
     
 k  (k +1) k
  (f (x)g(x) + f (k ) (x)g' (x)) +  (f (k ) (x)g' (x) +
0  1 
k 
= f (k -1) (x)g' ' (x)) + ……+   (f' ' (x)g (k -1) (x) + f' (x)g (k ) (x)) +
 k - 1 
k
 (f' (x)g (k ) (x) + f(x)g ( k +1) ( x))
k
 k  ( k +1) k   k 
  f (x)g(x) +    +   (f (k ) (x)g' (x) +
0    0  1  
  k   k   (k -1)  k  k 
=    +   f (x)g' ' (x) + ……+  
 1    +   f' (x)g (k ) (x) +
   2   k - 1  k  
k
 f(x)g (k +1)
k
 k + 1 (k +1)  k + 1 ( k )  k + 1 (k -1)
  f (x)g(x) +  (f (x)g' (x) +  f (x)g' ' (x) +
0  1  2 
=
 k + 1  k + 1
……+  f' (x)g (k ) (x) +  f(x)g (k +1)
 k   k + 1 
Jadi karena p(1) benar dan bila p(k0 benar, maka pasti dapat ditunjukkan p(k+1)
juga benar.
Dengan kata lain P(n) berlaku untuk setiap bilangan asli n.
Contoh :
1. Carilah turunan ketiga dari fungsi, F(x) = x5(x+1)4
Jawab :
Misal, f(x) = x5 dan g(x) = (x+1)4
f’(x) = 5x4 g’(x) = 4(x+1)3
f’’(x) = 20x3 g’’(x) = 12(x+1)2
f’’’(x) = 60x2 g’’’(x) = 24(x+1)
3  3 3  3
F’’’(x) =   f’’’(x)g(x)+   f’’(x)g’(x)+   f’(x)g’’(x)+   f(x)g’’’(x)
 0 1   2  3
= 60x2(x+1)4 +3 . 20x3 . 4(x+1)3 + 3 . 5x4 . 12(x+1)2 + x5 . 24(x+1)
= 60x2(x+1)4 +240x3(x+1)3 +180x4(x+1)2 + x5(x+1)
2. F(x) = ex Cosx, tentukanlah F(4)(x)!
Jawab :
Misal f(x) = ex dan g(x) = Cos x
f’(x) = f’’(x) = f’’’(x) = f(4)(x) = ex
g’(x) = -Sin x ; g’’(x)= -Cos x ; g’’’(x)= Sin x ; g(4)(x)=Cos x
4 4 4 4
F(4)(x) =   f(4)(x)g(x)+   f’’’(x)g’(x)+   f’’(x)g’’(x)+   f’(x)g’’’(x)
0 1  2 3 
 4
+   f(x)g(4)(x)
 4
= ex Cos x +4 ex (-Sin x)+6 ex (-Cos x)+4 ex Sin x + exCos x
= ex Cos x - 4exSin x - 6exCos x + 4ex Sinx + exCosx
3. Tentukan turunan kelima dari fungsi, F(x) = sin2x Cos 2x
Jawab :
Misal, f(x) = Sin 2x dan g(x) = Cos 2x
f’(x) = 2 Cos 2x g’(x) = -2 Sin 2x
f’’(x) = -4 Sin 2x g’’(x) = -4 Cos 2x
f’’’(x)= -8 Cos 2x g’’’(x) = 8 Sin 2x
f(4)(x)= 16 Sin 2x g(4)(x) = 16 Cos 2x
f(5)(x)= 32 Cos 2x g(5)(x)= -32 Sin 2x
5  5 5   5
F(5)(x) =   f(5)(x)g(x)+   f(4)(x)g’(x)+   f’’’(x)g’’(x)+   f’’(x)g’’’(x)
 0 1  2  3
5   5  (5)
+   f’g(4) (x) +   fg (x)
4  5
= 32Cos2x Cos2x +5.16Sin2x(-2 Sin2x) +10(-8Cos2x)(-4Cos2x) +
10(-4Sin2x) 8Sin2x + 5.2Cos2x (16Cos2x) +Sin2x (-32Sin2x)
= 32Cos22x -160Sin22x +320Cos22x -320Sin22x +160Cos22x –
32 Sin2 2x
= 512 Cos22x – 512 Sin22x
4. Tentukan turunan ketujuh dari fungsi, F(x) = x8 ex
Jawab :
Misal, f(x) = x8 dan g(x) = ex
f’(x) = 8x7 f’’(x) = 56x6
f’’’ (x) = 336x5 f(4)(x) = 1680x4
f(5)(x) = 6720x3 f(6)(x) = 20160x2
f(7)(x) = 40320x
g’(x)= g’’(x) = g’’’(x) = g(4)(x)= g(5)(x)= g(6)(x) = g(7)(x)= ex
7 7 7 7
F(7) (x) =   f(7)(x)g(x)+   f(6)(x)g’(x)+   f(5)(x)g’’(x)+   f(4)(x)g’’’(x)
0 1  2 3 
7 7  7  (6)  7  (7)
+   f’’’g(4) (x) +   f’’g(5) (x) +   f’g (x) +   fg (x)
4 5  6 7
= 40320xex +7.20160x2ex +21.6720x3ex +35.1680x4ex +35.336x5 ex
+21. 56x6 ex +7. 8x7 ex + x8ex
= 40320xex +141120x2ex +141120x3ex +58800x4ex +11760x5ex
+1176x6 ex +56x7ex + x8ex
5. Tentukan turunan kedelapan dari fungsi F(x) = ex Sin x
Jawab :
Misal, f(x)= ex dan g(x) = Sin x
f’(x)=f’’(x)=f’’’(x)=f(4)(x)=f(5)(x)=f(6)(x)=f(7)(x)=f(8)(x) = ex
g’(x)=g(5)(x)=Cos x g’’(x)= g(6)(x)= -Sin x
g’’’(x)=g(7)(x) =-Cos x g(4)(x)=g(8)(x) = Sin x
8  8 8  8
F(8) (x) =   f(8)(x)g(x)+   f(7)(x)g’(x)+   f(6)(x)g’’(x)+   f(5)(x)g’’’(x)
 0 1  2  3
8  8 8  8 
+   f(4)g(4)(x)+   f’’’g(5)(x)+   f’’g(6)(x)+   f’g(7)(x)+
4  5  6 7
 8  (8)
  fg (x)
8
=exSinx +8exCosx+28ex(-Sinx)+56ex(-Cosx)+70exSinx +56exCosx
+28ex(-Sinx) +8ex(-Cosx )+ exSinx
= exSinx +8exCosx -28exSinx -56exCosx + 70ex Sinx +56exCosx -
28exSinx -8exCosx + exSinx
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dalam makalah ini yang dapat penulis peroleh,
yaitu :
1. Aturan hasil kali turunan pertama dapat digeneralisir untuk
turunan ke-n ( Turunan tingkat tinggi), nЄN.
2. Bentuk umum turunan ke-n hasil kali fungsi adalah :
Misal, F(x) = f(x)g(x) dengan f(x) dan g(x) adalah fungsi-fungsi
yang terdiferensialkan.
n n
F(n) =   f(n)(x)g(x)+   f(n-1)(x)g’(x)+
0 1 
 n  (n-2) n 
  f (x)g’’(x)+……….+   f’(x)g(n-1)(x)+
2  n −1
 n  (n)
  fg (x)
n
3. Aturan ini memungkinkan kita lebih cepat dalam mencari
turunan tingkat tinggi hasil kali fungsi, terutama untuk fungsi
eksponen asli dan trigonometri.

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis adalah :
1. Pembahasan aturan hasilkali ini masih terlalu sempit, sehingga pembaca
dapat mengembangkan untuk turunan implisit, untuk fungsi bernilai
komplek, atau juga aturan hasil bagi turunan tingkat tinggi.
2. Bentuk umum turunan ini dapat digunakan untuk mencari turunan tingkat
tinggi untuk hasil kali beberapa fungsi yang lebih dari dua.
DAFTAR PUSTAKA

Purcell,, Edwin dan Dale Varberg . 1999 . Kalkulus dan Geometri Analitik Jilid I .
Erlangga : Jakarta
Lipscutz, Seymour . 1988 . Matematika Hingga.
Alan H . 1970 .

Anda mungkin juga menyukai