Plumbago zeylanica L.
Nama umum
Indonesia: Daun encok, ki encok (Sunda), bama (Bali), paksor (Jawa)
Daun Encok
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Plumbaginales
Famili: Plumbaginaceae
Genus: Plumbago
Spesies: Plumbago zeylanica L.
Nama Asing : White leadwort,celaka bukit-celaka(Melayu),sandikit (Philipina),bai hua teng (Cina)
Deskripsi
Perdu berumur panjang, tinggi sampai 2 m. Batang berbatang panjang, bulat, bercabang-cabang. Daun
tunggal, bulat telur, panjang 5 - 10 cm, warna hijau, letak berseling, mengelilingi batang. Bunga
majemuk, bentuk tandan, berambut kasar, dari ujung tangkai, berwarna putih. Buah kecil, berbiji warna
cokelat. Perbanyaan biji atau stek
Deskripsi
Tanaman Tinggi ± 2 m Herba menjalat atau perdu
memanjat
PERSEBARAN
Plumbago zeylanica atau daun encok tumbuh subur di daerah
beriklim kering atau panas, di atas ketinggian 1000 m dpl,
Plumbago zeylanica banyak di temukan di habitat antopogen
terbuka di padang savanna, pinggiran hutan dan ladang yang
belum di tanami
Persebaran di daerah tropis Afrika, tropis Asia dan wiliyah
Pasifik biasannya di seluruh Asia Tenggara
KANDUNGAN KIMIA
Daum mengandung plumbagin,3-3 biplumbagin,3 chloroplum-
bagin,chitranone(3-6 biplumbagin) dan droserone(2-hydroxy
plumbagin).Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin
sangat beracun dan pada pemakaian local dapa
menyebabkann kerusakan kulit berupa lepuh luka bakar
Daun Encok Mengobati Penyakit Rematik
Posted on 12 April 2012 by OBAT TRADISIONAL INDONESIA
Sinonim :
Familia :
Plumbaginaceae
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik,
termasuk Indonesia dan kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran
air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup dan tempat-tempat lainnya sampai
setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, tinggi 0,6 – 2 m.
Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai
yang panjangnya 1,5 – 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun
bulat telur sampai jorong, panjang 5 – 11 cm, lebar 2 – 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul,
tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang
keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah kecil, bulat panjang,
masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.
Nama Lokal :
Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa).
kareka (Madura); Bama (Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),;
Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun encok bersifat pahit, tonik, dan
beracun.
Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.
INDIKASI :
CARA PEMAKAIAN :
Pemakaian luar, daun encok diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik,
sakit pinggang, memar, kurap, kusta, skabies, sakit ke ala atau diletakkan di perut bagian
bawah bila kencing kurang lancar. Saat menggunakan remasan daun ini jangan lebih dari 1/2
jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Rematik
2. Sakit kepala
belakang telinga.
4. Kanker darah
(rumput lidah ular) dan Verbena officinalis (verbenae berbalma bian cao), masing-
masing 30 g, dan Spica prunellae (xia ku caol dari
CATATAN :
- Bila timbul keracunan pada kulit, cuci dengan asam borat (boric acid).