Anda di halaman 1dari 5

NGGUAN PSIKOSOSIAL

Pembagian peran
Pasien :
Dokter :
Perawat :
Ibu :
Ayah :
Kakek :
Nenek ;

Syahril anak laki-laki berusia 11 tahun yang masih duduk di bangku SD. Ia berencana
mengadakan liburan sekolah bersama keluarganya ke Aceh sambil mengunjungi nenek dan
kakeknya disana.
( pulang dari usai pembagian raport di sekolah)
Syahril :” Assalammualaikum..
„Ayah … Ibu.. syahril pulang..”
Ayah dan ibu : “waalaikumussalam Wr. Wb..
Ibu ; “Ehh anak kita sudah pulang yah..”
Bagaimana nak hasil pembagian raport hari ini ??”
Syahril :”Alhamdulillah bu Syahril masih bisa mempertahankan peringkat satu di kelas..”
Syahril :..” Ibu , Ayah.. Syahril boleh minta sesuatu gk ?”
Ayah : “Mmm.. boleh .. memangnya kamu mau minta apa nak ?”
Syahril :” Syahril mau liburan ke rumah nenek dan kakek yah.. bu/
Syahril mau ajak mereka jalan-jalan disana. Gimana yah ,, bu,, ?”
Ibu :” ooh itu permintaanny,jelas boleh dong.
Ayah :” Iya bu.. tentu boleh..”
Syahril :” Terima Kasih Ayah,, Ibu..”
(Esok harinya keluarga bapak ovan tengah bersiap- siap untuk pergi berlibur ke Aceh)
( Setibanya di Aceh )
Ayah, Ibu dan Syahril :” Assalammualaikum…”
Nenek dan kakek :” walaalaikummussalam ..
Ehh ada cucu nenek..
(keesokan harinya mereka pergi ke pantai dan berpiknik di sana , mereka bersantai dan sambil
melihat pemandangan sekitar. Tidak lama kemudian tiba- tiba ombak besar datang. Peristiwa itu
membuat perubahan besar dalam hidup Syahril. Ia harus kehilangan kedua orang tuanya, dan
kakeknya.Dia hanya hidup berdua dengan neneknya.)
( di rumah Syahril )
Syahril :” (hanya duduk termenung, melamun menatapi foto kedua orang tuanya)”
Nenek ;”( mncoba membujuk syahril)
Syahril, cucu nenek makan dulu ya, Sudah hampir 3 hari kamu tidak makan..”
Syahril : “hanya menggelengkan kepala..”
Nenek benar- benar prihatin melihat keadaan cucunya, Nenek berencana memanggil dokter ke
rumahnya.
(dokter tiba di rumah, nenek menceritakan kronologi peristiwanya Dokter telah memahami
penjelasan nenek setelah itu dokter menuju kamar syahril)
Dokter :” Selamat pagi adek..”
Syahril ;” (Syahril hanya menatap wajah dokter) Anda siapa, saya tidak kenal kamu..”
Dokter : “Perkenalkan saya dokter Tresia, dokter teman adek.. panggil saja saya kakak ”
Syahril : “(berkata dengan kasar) Saya tidak punya teman seperti kamu. Pergi kamu..”
( Dokter keluar dan berkompromi dengan nenek . dia menyarankan kepada nenek
kalau Syahril sebaiknya di rawat di RSJ )
Dokter : “Nek, setelah saya mengajak syahril ngobrol. Ternyata dia tidak begitu merespon
apa yang saya katakan bahkan ia cenderung melakukan penolakan terhadap perkataan
saya.”
Nenek : “Tingkah cucu saya akhir-akhir ini berubah .Nenek benar-benar khawatir melihat
keadaannya ditambah lagi usia nenek sudah tua . Nenek takut tidak bisa merawatnya karena
keterbatasan nenek.”
Dokter :” Nenek, saya punya saran. Bagaimana kalu syahril dirawat di RSJ., ”
Nenek :” (terkejut) apa ?? tapi cucu saya tidak gila dok..”
Dokter ;” Iya nek, saya mengerti . syahril tampaknya mengalami depresan yang begitu berat,,”
kalau hanya dirumah mungkin dia akan tambah depresi belum lagi begitu banyak
kenangan-kenangan ia bersama keluarganya di rumah ini.Di sana saya akan bekerja
sama juga dengan perawat dan psikiater. Insyaallah syahril akan baik-baik saja dan
cepat pulihnya.”
Nenek ; “Baiklah dok, jika itu yang terbaik bagi cucu saya”.
Dokter : “Besok kita bujuk Syahril untuk kesana ya. “
Nenek : “Iya dok..”
Esok harinya Dokter dan nenek berhasil membujuk syahril untuk di rawat di RSJ.
Ners Dyah ternyata sudah siap di kamar kamboja, tempat syahril akan di rawat.
Ners dyah ; “(tersenyum) selamat pagi dok, nek ..”
Dokter ; “Pagi juga ners Dyah, perkenalkan nek ini ners Dyah yang nantinya akan
membantu dalam perawatan Syahril. Nanti juga akan ada seorang psikiater
namanya Kak Erin . Beliau juga akan ikut membantu kita. Baiklah saya tinggal
dulu ya nek ”
(Dokter keluar )
Ners Dyah ; “Adek Syahril, perkenalkan saya Ners Dyah yang akan jadi teman Syahril di
sini.”
Syahril : ( hanya diam )
Ners Dyah ; “Dek, adek biasanya seneng maen apa?”
Syahril : (Tetap diam)
Ners Dyah : “Ya sudah kalau begitu adek istirahat dulu saja ya..”
Syahril : “( tiba-tiba menjerit histeris ) Ibu.. Ayah…”
Aku mau ikut ibu dan ayah!!!! Aku mau mati saja.. Aku mau ikut mereka..
Nenek : “Syahril, tenanglah, tenanglah
Syahril : (menangis ) Ibu, ayah …Jangan tinggalkan syahril”
( Psikiater datang )
Kak Erin : “permisi nek..”
Nenek : “Iya nak”
Kak Erin :”Syahril, tenang ya dek ..”
Syahril :”Pergi…. Pergi dari sini !! Aku mau sendirian
Kak Erin :” Biarkan dia menenangkan dirinya dulu disini.
Nenek tetap di sini ya nek, kasih dukungan cucu nenek.”
Nenek : “Iya bu..”
Kak Erin ; “Ners dyah , kita keluar dulu ya..”
Syahril masih menangis dan memanggil- manggil kedua orang tuanya. Akhirnya dengan
berbagai usaha akhirnya syahril bisa tenang dan tertidur . dokter Tresia pun datang.
Dokter :‟ permisi nek, saya boleh masuk.”.
Nenek : “Ya silahkan dokter”
Dokter ;”Syukurlah Syahril sudah bisa istirahat sekarang”
”Nek saya akan memberikan obat, diantaranya obat penenang dan obat anti depresan.
Obat ini akan membantu menenangkan syahril akibat depresi berat yang di alaminya.
Obat ini diminum secara teratur ya nek, sesuai dosis supaya kondisi SYahril bisa pulih
lebih cepat .”
Nenek :”Iya dokter, terima kasih”
Dokter :”sama-sama nek, kalau begitu saya permisi dulu”.
Setelah keadaan Syahril lebih tenang, Ibu Erin dan Ners Dyah pun mencoba mendekati Syahril
kembali.
Syahril :” Aku anak pembawa sial nek.. Ayah , Ibu dan kakek meninggal.. Itu semua gara-gara
aku. Untuk apa lagi aku hidup. “
Nenek :” Jangan berkata seperti itu cu, semua itu sudah ditakdirkan oleh yang Maha Kuasa.
Syahril tidak kasihan dengan nenek. Kalau kamu ikut pergi dengan ayah, ibu dan kakek
Nenek dengan siapa disini. Nenek tidak punya siapa-siapa lagi..”
Kak Ein : “Iya dek betul kata neneknya, adek tidak boleh menyalahkan diri sendiri. Semua itu
sudah menjadi takdir .”
Syahril : “(Marah ) Kalau aku tidak mengajak mereka liburan ke sana . ini semua tidak akan
Terjadi. Ayah , Ibu dan Kakek pasti masih ada sekarang. Ini semua gara-gara aku kak.”
Nenek : “(menangis) Masyaallah cu, jangan berkata seperti itu nak..”
Setelah beberapa minggu dirawat, berbagai usaha, motivasi telah diberikan kepada
Syahril agar dia kembali pulih. Akhirnya cara itu mampu membuatnya pulih
kembali.
Ners Dyah ; “Dek , sudah waktunya makan siang. Sekarang makan dulu ya, setelah itu minum
Obatnya..”
Kak Erin : “Iya, Syahril mau cepet-cepet pulang ke rumah kan. Kembali sekolah lagi bertemu
teman- teman lagi.”
Nenek ; “(tersenyum) makan dulu ya cu, biar nenek yang suapin.”
Lingkungan yang tenang, dan motivasi- motivasi yang di berikan oleh orang disekelilingnya
ternyata
mampu membuat Syahril bangkit dari kesedihannya.

Anda mungkin juga menyukai