Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

Bronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa)


bronkus (saluran pernafasan dari trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru). Peradangan
ini mengakibatkan permukaan bronkus membengkak (menebal) sehingga saluran pernapasan
relatif menyempit. Bronkitis terbagi atas 2 jenis, yakni: bronkitis akut dan bronkitis kronis.
Perlu diingat bahwa istilah akut dan kronis adalah terminologi (istilah) berdasarkan durasi
berlangsungnya penyakit, bukan berat ringannya penyakit. Bronkitis akut pada umumnya
ringan. Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari.
Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa
berat, dan batuk berkepanjangan. Kebanyakan brokitis pada anak yaitu brokitis akut sedangkan
bronkitis kronis terjadi pada usia dewasa. 2

Bronkitis akut

Adalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus yang melibatkan jalan nafas yang
besar. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat(beberapa hari hingga
beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namunadakalanya sangat mengganggu,
terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.

Epidemiologi

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 1


Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lain
terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronkitis kronik dapat mengenai orang
dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun. Lebih sering terjadi di
musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (didaerah tropis). 2

Gambar. Mukus klirens pada saluran napas yang normal 3

Mekanisme klirens saluran napas.3,4,5

Pertama, mukus didorong ke proksimal saluran napas oleh gerakan silia,yang akan
membersihkan partikel-partikel inhalasi, patogen dan menghilangkan bahan-bahan kimia yang
mungkin dapat merusak paru. Musin polimerik secara terus-menerus disintesis dan
disekresikan untuk melapisi lapisan mukosa.Kecepatan normal silia 12 sampai 15x/detik,
menghasilkan kecepatan 1mm/menit untuk membersihkan lapisan mukosa. Kecepatan
mucociliary clearance meningkat dalam keadaan hidrasi tinggi. Dan kecepatan gerakan silia
Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 2
meningkat oleh aktivitas purinergik, adrenergik, kolinergik dan reseptor agonis adenosin,serta
bahan iritan kimia. Mekanisme kedua, adalah dengan mengeluarkan mukus dengan refleks
batuk. Ini mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa penyakit paru yang disebabkan
oleh kerusakan fungsi silia tidak terlalu berat dibandingkan dengan yang disebabkan dehidrasi,
yang menghalangi kedua mekanisme klirens saluran napas. Meskipun batuk berkontribusi
dalam membersikan mukus pada penyakit dengan peningkatan produksi mukus atau gangguan
fungsi silia, ini dapat menyulitkan gejala. 3

Etiologi 1

Bronkitis akut dapat disebabkan oleh :

 Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytialvirus (RSV),


adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.
 Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia
pneumonia, Legionella).
 Jamur
 Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.

Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak 90%
sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar < 10%. 4 Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa
bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Di lingkungan sosio-
ekonomi yang baik jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara
dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.

Patogenesis 2

Bronkitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membran mukosa bronkus. Pada
orang dewasa, bronkitis kronik terjadi akibat hipersekresi mukus dalam bronkus karena
hipertrofi kelenjar submukosa dan penambahan jumlah sel goblet dalam epitel saluran nafas.
Pada sebagian besar pasien, hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok. Pembersihan
mukosiliar menjadi terhambat karena produksi mukus yang berlebihan dan kehilangan silia,
menyebabkan batuk produktif. Pada anak-anak, bronkitis kronik disebabkan oleh respon
endogen, trauma akut saluran pernafasan, atau paparan alergen atau iritan secara terus-
menerus. Saluran nafas akan dengan cepat merespon dengan bronkospasme dan batuk, diikuti
inflamasi, udem, dan produksi mukus. Apabila terjadi paparan secara kronik terhadap epitel
pernafasan, seperti aspirasi yang rekuren atau infeksi virus berulang, dapat menyebabkan
terjadinya bronkitis kronik pada anak-anak. Bakteri patogen yang paling banyak menyebabkan
infeksi saluran respirasi bagian bawah pada anak-anak adalah Streptococcus pneumoniae.

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 3


Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis dapat patogen pada balita (umur <5 tahun),
sedangkan Mycoplasma pneumoniae pada anak usia sekolah (umur >5-18 tahun).

Seperti disebutkan sebelumnya penyebab dari bronkitis akut adalah virus,namun


organisme pasti penyebab bronkitis akut sampai saat ini belum dapat diketahui, oleh karena
kultur virus dan pemeriksaan serologis jarang dilakukan. Adapun beberapa virus yang telah
diidentifikasi sebagai penyebab bronkitis akut adalah virus – virus yang banyak terdapat di
saluran pernapasan bawah yakni influenza B, influenza A, parainfluenza dan respiratory
syncytial virus (RSV). Influenza sendiri merupakan virus yang timbul sekali dalam setahun dan
menyebar secara cepat dalam suatu populasi. Gejala yang paling sering akibat infeksi virus
influenza diantaranya adalah lemah, nyeri otot, batuk dan hidung tersumbat. Apabila penyakit
influenza sudah mengenai hampir seluruh populasi disuatu daerah, maka gejala batuk serta
demam dalam 48 jam pertama merupakan prediktor kuat seseorang terinfeksi virus influenza.
RSV biasanya menyerangorang – orang tua yang terutama mendiami panti jompo, pada anak
kecil yangmendiami rumah yang sempit bersama keluarganya dan pada tempat penitipananak.
Gejala batuk biasanya lebih berat pada pasien dengan bronkitis akut akibatinfeksi RSV. 5
Virus yang biasanya mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas seperti rhinovirus,
adenovirus dapat juga mengakibatkan bronkitis akut. Gejala yang dominan timbul akibat
infeksi virus ini adalah hidung tersumbat, keluar sekret encer dari telinga (rhinorrhea) dan
faringitis 4 Bakteri juga memerankan perannya dalam pada bronkitis akut, antara
lain,Bordatella pertusis, Bordatella parapertusis, Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma
pneumoniae. Infeksi bakteri ini biasanya paling banyak terjadi dilingkungan kampus dan di
lingkungan militer. Namun sampai saat ini, peranan infeksi bakteri dalam terjadinya bronkitis
akut tanpa komplikasi masih belum pasti, karena biasanya ditemukan pula infeksi virus atau
terjadi infeksi campuran(Sidney S. Braman, 2006).Pada kasus eksaserbasi akut dari bronkitis
kronik, terdapat bukti klinis bahwa bakteri – bakteri seperti Streptococcus pneumoniae,
Moraxella catarrhalis dan Haemophilus influenzae mempunyai peranan dalam timbulnya
gejala batuk dan produksi sputum. Namun begitu, kasus eksaserbasi akut bronkitis
kronik merupakan suatu kasus yang berbeda dengan bronkitis akut, karena ketiga
bakteritersebut dapat mendiami saluran pernapasan atas dan keberadaan mereka dalamsputum
dapat berupa suatu koloni bakteri dan ini bukan merupakan tanda infeksi akut. 4

Penyebab batuk pada bronkitis akut tanpa komplikasi bisa dari berbagai penyebab dan
biasanya bermula akibat cedera pada mukosa bronkus. Pada keadaan normal, paru-paru
memiliki kemampuan yang disebut mucocilliary defence, yaitu sistem penjagaan paru-paru
yang dilakukan oleh mukus dan siliari. Pada pasien dengan bronkhitis akut, sistem mukosiliar
defence paru-paru mengalami kerusakan sehingga lebih mudah terserang infeksi. Ketika
infeksi timbul, akan terjadi pengeluaran mediator inflamasi yang mengakibatkan
kelenjar mukus menjadi hipertropi dan hiperplasia (ukuran membesar dan jumlah bertambah)
sehingga produksi mukus akan meningkat. Infeksi juga menyebabkan dinding bronkhial
meradang, menebal (sering kali sampai dua kali ketebalan normal), dan mengeluarkan mukus

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 4


kental. Adanya mukus kental dari dinding bronkhial dan mukus yang dihasilkan kelenjar
mukus dalam jumlah banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit
saluran udara besar.Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan
napasterutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolapsdan udara
terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Pasien mengalamikekurangan 02, iaringan dan
ratio ventilasi perfusi abnormal timbul, di manaterjadi penurunan PO2 Kerusakan ventilasi
juga dapat meningkatkan nilai PCO,sehingga pasien terlihat sianosis. 6 Pada bronkitis akut
akibat infeksi virus, pasien dapat mengalami reduksinilai volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
(FEV1) yang reversibel. Sedangkan pada infeksi akibat bakteri M. pneumoniae atau C.
Pneumoniae biasanyamempunyai nilai reduksi FEV1yang lebih rendah serta nilai reversibilitas
yang rendah pula 6

Virus dan bakteri biasa masuk melalui port d’entre mulut dan hidung “droppletinfection” yang
selanjutnya akan menimbulkan viremia/bakterimia dan gejala ataureaksi tubuh untuk
melakukan perlawanan.

Invasi kuman ke jalan nafas


ALERGEN

infeksi
Aktivasi IgE

iritasi mukosa bronkus


Peningkatan
pelepasan histamin
Penyebaran bakteri/virus
Edema mukosa  sel keseluruh tubuh.
goblet di produksi

hitertermi Peningkatan
Bersihan jalan Peningkatan
laju
nafas tdk efektif akumulasi sekret
metabolisme

Batuk produktif Penyempitan


jalan napas Demam melaise

nyeri
Penggunaan otot-otot
pernapasan

gambar: patogenesis bronkitis

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 5


Manifestasi klinis 2

Gejala utama bronkitis akut adalah batuk-batuk yang dapat berlangsung 2-3 minggu. Batuk
bisa atau tanpa disertai dahak. Dahak dapat berwarna jernih, putih, kuning kehijauan,atau
hijau. Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai gejala berikut ini :

 Demam (biasanya ringan)


 Batuk (berdahak ataupun tidak berdahak).
 Sesak napas, rasa berat bernapas,
 Bunyi napas mengi atau ± ngik
 Rasa tidak nyaman di dada atau sakit dada
 Kadang batuk darah

Gejala bronkitis akut tidaklah spesifik dan menyerupai gejala infeksi saluran pernafasan
lainnya. Bronkitis akut akibat virus biasanya mengikuti gejala – gejala infeksi saluran
respiratori seperti rhinitis dan faringitis. Batuk biasanya muncul 3 – 4 hari setelah rhinitis.
Batuk pada mulanya keras dan kering, kemudian seringkali berkembang menjadi batuk lepas
yang ringan dan produktif. Karena anak – anak biasanya tidak membuang lendir tapi
menelannya, maka dapat terjadi gejala muntah pada saat batuk keras dan memuncak. Pada
anak yang lebih besar,keluhan utama dapat berupa produksi sputum dengan batuk serta nyeri
dada padakeadaaan yang lebih berat.
Karena bronchitis akut biasanya merupakan kondisi yang tidak berat dan dapat membaik
sendiri, maka proses patologis yang terjadi masih belum diketahui secara jelasa karena
kurangnya ketersediaan jaringan untuk pemeriksaan. Yangdiketahui adalah adanya
peningkatan aktivitas kelenjar mucus dan terjadinya deskuamasi sel – sel epitel bersilia.
Adanya infiltrasi leukosit PMN ke dalam dinding serta lumen saluran respiratori menyebabkan
sekresi tampak purulen. Akan tetapi karena migrasi leukosit ini merupakan reaksi nonspesifik
terhadap kerusakan jalan napas, maka sputum yang purulen tidak harus menunjukkan adanya
superinfeksi bakteri. Pemeriksaan auskultasi dada biasanya tidak khas pada stadium
awal.Seiring perkembangan dan progresivitas batuk, dapat terdengar berbagai macam ronki,
suara napas yang berat dan kasar, wheezing ataupun suara kombinasi. Hasil pemeriksaan
radiologis biasanya normal atau didapatkan corakan bronkial. Pada umumnya gejala akan
menghilang dalam 10 -14 hari. Bila tanda – tanda klinis menetap hingga 2 – 3 minggu, perlu
dicurigai adanya infeksi kronis. Selain itu dapat pula terjadi infeksi sekunder.

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 6


Diagnosis 5

Diagnosis dari bronkitis akut dapat ditegakkan bila; pada anamnesa pasien mempunyai
gejala batuk yang timbul tiba – tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya bukti pasien
menderita pneumonia,common cold , asma akut,eksaserbasi akut bronkitis kronik dan penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK).Pada pemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya tidak khas.
Dapat ditemukanadanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring, atau faring
hiperemis.Sejalan dengan perkembangan serta progresivitas batuk, pada auskultasi didadapat
terdengar ronki,wheezing , ekspirium diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir
banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah. 5Dalam suatu penelitian terdapat
metode untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia pada pasien dengan batuk disertai
dengan produksi sputum yang dicurigai menderita bronkitis akut, yang antara lain bila
tidak ditemukan keadaan sebagai berikut:

 Denyut jantung > 100 kali per menit


 Frekuensi napas > 24 kali per menit
 Suhu > 38°C
 Pada pemeriksaan fisik paru tidak terdapat focal konsolidasi dan peningkatan suara
napas.
Keadaan tersebut tidak ditemukan, kemungkinan pneumonia dapat disingkirkan dan dapat
mengurangi kebutuhan untuk foto thorax 5).
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang memberikan hasil definitif untuk diagnosis
bronkitis. Pemeriksaan kultur dahak diperlukan bila etiologi bronkitis harus ditemukan untuk
kepentingan terapi. Hal ini biasanya diperlukan pada bronkitis kronis. Pada bronkitis akut
pemeriksaan ini tidak berarti banyak karena sebagian besar penyebabnya adalah virus.
Pemeriksaan radiologis biasanya normal atau tampak corakan bronkial meningkat. Pada
beberapa penderita menunjukkanadanya penurunan ringan uji fungsi paru. Akan tetapi uji ini
tidak perlu dilakukan pada penderita yang sebelumnya sehat. 5

Pemeriksaan fisik 3

 Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea. Mungkin ada
nasofaringitis
 Paru:ronki basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah
batuk),wheezing dan krepitasi

Pemeriksaan laboratorium 3,4,5

Pemeriksaan dahak dan rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa dan
untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri, sputumnya akan
seperti nanah. Untuk pasien anak yang diopname, dilakukan tes C-reactive protein, kultur

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 7


pernafasan, kultur darah, kultur sputum, dan tes serum aglutinin untuk membantu
mengklasifikasikan penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus. Untuk anak yang
diopname dengan kemungkinan infeksi Chlamydia, mycoplasma,atau infeksi virus saluran
pernafasan bawah, lakukan pemeriksaan sekresi nasofaringeal untuk membantu pemilihan
antimikroba yang cocok. Serum IgM mungkin dapat membantu.Untuk anak yang diduga
mengalami imunodefisiensi, pengukuran serum immunoglobulin total, subkelas IgG, dan
produksi antibodi spesifik direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis.

Diagnosi banding 3,4,5

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum dapat dijumpai pada commoncold. Common
cold sendiri merupakan istilah konvensional dari infeksi saluran pernapasan atas yang ringan,
gejalanya terdiri dari adanya sekret dari hidung, bersin, sakit tenggorok dan batuk serta bias
juga dijumpai demam, nyeri otot danlemas. Seringkali common cold dan bronkitis akut
memiliki gejala yang sama dan sulit dibedakan. Batuk pada common cold merupakan akibat
dari infeksi saluran pernapasan atas yang disertai post nasal drip dan pasien biasanya sering
berdeham.

Batuk pada bronkitis akut disebabkan infeksi pada saluran pernapasan bawah yang dapat
didahului oleh infeksi pada saluran pernapasan atas dan oleh sebab itu mempersulit
penegakkan diagnosis penyakit ini. 5 Bronkitis akut juga sulit dibedakan dengan eksaserbasi
akut bronkitis kronik dan asma akut dengan gejala batuk. Dalam suatu penelitian
mengenai bronkitis akut, asma akut seringkali didiagnosa sebagai suatu bronkitis akut pada1/3
pasien yang datang dengan gejala batuk. Oleh karena kedua penyakit ini memiliki gejala yang
serupa, maka satu – satunya alat diagnostik adalah dengan mengevaluasi bronkitis akut
tersebut, apakah merupakan suatu penyakit tersendiri atau merupakan awal dari penyakit
kronik seperti asma. 5 Bronkitis akut merupakan penyakit saluran pernapasan yang dapat
sembuh sendiri dan bila batuk lebih dari 3 minggu maka diagnosis diferensial lainnya harus
dipikirkan. Pasien dengan riwayat penyakit paru kronik sebelumnya seperti bronkitis kronik,
PPOK dan bronkiektasis, pasien dengan gagal jantung dan dengan gangguan sistem imun
seperti AIDS atau sedang dalam kemoterapi, merupakan kelompok yang beresiko tinggi
terkena bronkitis akut dan dalam halini kelompok tersebut merupakan pengecualian. 5

Penatalaksanaan 3,4,5

Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan).


Obat-obat yang lazim digunakan, yakni:

 Antitusif (penekan batuk):

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 8


DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3
kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja dengan
menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada
kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli
berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke
bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif
hendaknya dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita
merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan.

Penggunaan codein atau dekstrometorphan untuk mengurangi frekuensi batuk dan


perburukannya pada pasien bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti secara
sistematis. Dikarenakan pada penelitian sebelumnya, penggunaan kedua obat tersebut
terbukti efektif untuk mengurangi gejala batuk untuk pasien dengan bronkitis kronik,
maka penggunaan pada bronkitis akut diperkirakan memiliki nilai kegunaan. Suatu
penelitian mengenai penggunaan kedua obat tersebut untuk mengurangi gejala batuk
pada common cold dan penyakit saluran napas akibat virus, menunjukkan hasil yang
beragam dan tidak direkomendasikan untuk sering digunakan dalam praktek keseharian
(Lee P, Jawad M, Eccles R, 2008) Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa kedua
obat ini juga efektif dalam menurunkan frekuensi batuk per harinya. Dalam suatu
penelitian, sebanyak 710 orang dewasa dengan infeksi saluran pernapasan atas dan
gejala batuk, secara acak diberikan dosis tunggal 30 mg Dekstromethorpan
hydrobromide atau placebo dan gejala batuk kemudian di analisa secara objektif
menggunakan rekaman batuk secara berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa
batuk berkurang dalam periode 4 jam pengamatan (Pavesi L, Subburaj S, Porter –
ShawK, 2009).

 Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan
sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG
(glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.
 Antipiretik : parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya, digunakan jika penderita
demam.
 Bronkodilator ,

diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat


ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas.
Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma, tapi
dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Selain itu, penderita
hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh
penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata mengalami
efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih
berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain.

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 9


Dalam suatu studi penelitian dari Cochrane, penggunaan bronkodilator tidak
direkomendasikan sebagai terapi untuk bronkitis akut tanpa komplikasi.Ringkasan
statistik dari penelitian Cochrane tidak menegaskan adanya keuntungan dari
penggunaan β-agonists oral maupun dalam mengurangi gejala batuk pada pasien
dengan bronkhitis akut (Hueston WJ, 2008). Namun, pada kelompok subgrup dari
penelitian ini yakni pasien bronkhitis akutdengan gejala obstruksi saluran napas dan
terdapat wheezing , penggunaan bronkodilator justru mempunyai nilai kegunaan.Efek
samping dari penggunaan β-agonists antara lain, tremor, gelisah dan tangan gemetar
(Smucny J, Flynn C,Becker L,et al , 2007). Penggunaan antikolinergik oral untuk
meringankan gejala batuk pada bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti dan oleh
karena itu tidak dianjurkan (Sidney S. Braman, 2006).

Dikarenakan pada penelitian ini disebutkan bahwa gejala batuk lebih banyak berasal
dari bronkitis akut, maka penggunaan antitusif sebagai terapiempiris untuk batuk pada
bronkitis akut dapat digunakan (Sidney S. Braman,2006).

 Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh bakteri.

Pemeriksaan penunjang 6

a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia


b. Laboratorium : Leukosit > 17.500.

Prognosisi 6

Perjalanan dan prognosis penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang tepat atau
mengatasi setiap penyakit yang mendasari.

Komplikasi 6

a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik


b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat
terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia
c. Pleuritis
d. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi
e. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 10


Ringkasan

Bronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang-cabangnya, yang
disebabkan sebagian besar oleh virus dan mengakibatkanterjadinya edema dan pembentukan
mukus. Gejala yang paling menonjol adalah batuk dengan atau tanpa sputum, berlangsung
tidak lebih dari 2 minggu. Untuk menegakkan diagnosis dari penyakit ini harus disingkirkan
kemungkinan adanya penyakit pernapasan lainnya seperti pneumonia, common cold, asma
akut,eksaserbasi akut bronkitis kronik dan PPOK.
Pada penatalaksanaan bronkitis akut, antibiotik diperbolehkan biladicurigai penyebabnya
adalah bakteri. Pemberian bronkodilator diperbolehkan bila gejala batuk berbarengan dengan
asma. Pemberian agen mukolitik tidak direkomendasikan dan pemberian antitusif dengan
Dekstrometorphan terbukti dapat menekan gejala batuk.

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 11


DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta . 2010.hal.330-332

2. Ed. Nelson, waldo E. dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.2 Ed 15. Jakarta: EGC.
Hal. 1483

3. Fahy JV,Dickey BF. Review Artikel Airway Mucus Function andDysfunction. New
England of Jurnal Medicine. Vol 363. No.23. Dec 2, 2010.

4. Gonzales R, Sande M. Uncomplicated acute bronchitis.Ann Intern Med 2008;133: 981–


991

5. Sidney S. Braman. Chronic Cough Due to Acute Bronchitis :ACCP Evidence-Based


Clinical Practice Guidelines. Chest Journal. 2006;129;95S-103S.

6. Melbye H, Kongerud J, Vorland L. Reversible airflow limitation in adultswith respiratory


infection. Eur Respir J 2009 7:1239–1245

7. http://ww.medicastore.com/med

Referat bronkitis –kepaniteraan bagian anak Page 12

Anda mungkin juga menyukai