BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok
diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat
lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif.
Panti bakti luhur surabaya mempunyai 4 wisma lansia yang terdiri dari
wisma kartini, wisma maria, wisma martha dan wisma theresa . Lansia yang
berada di Wisma tersebut pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem
pernapasan, kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, endokrin, muskoleskletal,
integumen, dan penglihatan. Sebagian besar lansia di panti, aktivitasnya terbatas
dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia
dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti bakti luhur surabaya
dan ada sebagian yang hanya didalam kama saja. Di panti sarana hiburannya
terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan oleh Panti Bhakti
luhur sehingga lansia bisa mela kukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia.
Terapi musik ini bermanfaat untuk relaksasi, mengistirahatkan diri,
kemampuan mengingat, mengurangi rasa sakit, menyeimbangkan tubuh,
kesehatan jiwa dan lain-lain. Sehingga penyakit yang diderita atau stress yang
dialami oleh lansia di Panti Bakti Luhur Tropodo, mahasiswa STIKES Eka Harap
Palangka Raya melaksanakan senam lansia yang dilaksanakan di aula Panti Bakti
Luhur.
Maka dengan data yang ada kami mahasiswa program profesi ners STIKES
Eka Harap Palangka Raya akan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK)
yaitu terapi musik dan eksplorasi perasaan.
1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak pertumbuhan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, y aitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikilogis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran dimana salah satunya seperti pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk. (Padila, 2013)
Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang mana salah
satunya bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan sensori
persepsi seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas, dan persepsi
mereka dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanya mereka akan
beranggapan merasa tidak berguna dan gampang putus asa, sampai m enyebutkan
kata mati. Sebaliknya dengan mereka yang mempunyai penglihatan kurang jelas
dan pendengaran kurang jelas juga memicu klien untuk depresi, yang mana
mereka merasa dengan kondisi mereka yang seperti sekarang selalu merepotkan
orang lain dan tidak berguna dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3
4
2001 dikutip dari Cyber Nurse 2009). Tujuan kelompok adalah membantu
anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang
obstruktif dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi
pengalaman dan saling membantu sa tu sama lainnya untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus dari terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar diri, peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan.
Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah pasien
dengan waktu yang sama , manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar lansia
dapat kembali belajar bagaimana cara bersosi alisasi karena kelompok ini
berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu sama lain untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus
kepadanya.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
1.1 Sasaran
Semua OBK yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria yaitu OBK yang
bersekolah dan aktif serta kooperatif dalam penyelenggaraan kegiatan dan yang
ada di Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo Surabaya.
1.2 Jumlah Peserta
Jumlah OBK ada 30 orang yang sudah dipilih berdasarkan kriteria dari
beberapa wisma didampingi oleh pengasuh/guru yang ada di Panti Bakti Luhur
Wisma Tropodo Surabaya.
3.3 Metode dan Media
1. Metode
1) Diskusi
2) Sharing persepsi
3) Mengekspresikan perasaan
4) Mendengarkan musik
2. Media
1) Laptop sound
2) LCD
3) Layar LCD
4) Lagu Khusus
5) Ruangan
6) Kursi
3.4 Pengorganisasian
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok tentang terapi musik pada lansia
dilaksanakan selama 45 menit yaitu pada:
Hari, tanggal : Rabu, 27 maret 2019
Jam : 09.00-10.00 Wib
14
8
2. Tempat
Kegiatan dilakukan di ruang Aula Panti Bakti Luhur Surabaya
3. Tim terapi
1) Ketua : Ariyoga
2) Sekretaris : Nurbaiti
3) Bendahara : Helen Angelena
4) Leader : Dody Firmanda
5) Co Leader : Fransiska Noviana
6) Observer : Sarah Kartika
7) Fasilitator : 7 Orang dengan dokumentasi conditional
- Andre Setiawan
- Dede Rianto
- Delfianto
- Jumielsa
- Priska Riansi
- Rikka Angraeinie
8) Konsumsi dan Perlengkapan:
- Apriani
- Monica
- Nova Iriyanti
9) Dokumentasi :
- I Putu Widyana S
- Memet Hendry S
9
Observer
Media
P1 Co Leader
K1 K13
P7
K2
LEADER K12
P2 K3
K11
P6
K4 K10
K5 K6 K7 K8 K9
P4 P5
P3
Keterangan:
= Fasilitator
= Klien
Tugasnya:
a. Leader
1. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
2. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
3. Menetapkan jalannya tata tertib
4. Menjelaskan tujuan diskusi
5. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada
kelompok terapi diskusi tersebut .
6. Kontrak waktu
7. Menyimpulkan hasil kegiatan
8. Menutup acara
10
b. Co-Leader
1. Mendampingi leader jika terjadi bloking
2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
c. Fasilitator
1) membantu leader memfasilitasi untuk berperan aktif dan memotivasi
2) Mempertahankan kehadiran anggota
d. Observer
1) Mengobservasi respon pasien
2) Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
prilaku pasien (jumlah anggota yang hadir, yang terlambat, daftar hadir,
yang memberi ide, dan pendapat, topik diskusi, respon verbal dan non
verbal
3) Memberi umpan balik pada kelompok
4) Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
5) Memprediksi respon anggota kelompok
6) Menilai secara keseluruhan
3.6 Proses Pelaksanaan
1) Orientasi
Pada saat ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan
nama dan panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di Panti Bakti
Luhur merasakan penurunan daya ingat dan fungsi pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta
ijin kepada fasilitator
Lama kegiatan 45 menit
Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
11
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1.3 Hambatan
Hambatan yang didapat selama pelaksanaan kegiatan antara lain ada
beberapa OBK kurang kooperatif, tidak bisa mengekspresikan perasaannya sesuai
dengan yang diminta, serta tidak fokus.
13
14
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada kegiatan pembentukkan kreativitas ini didapatkan bahwa musik dapat
merangsang pemikiran seseorang, dibuktikan dengan OBK yang dapat
mengepresikan perasaannya,menceritakan pengalaman hidup mereka hingga
menangis. Hal ini terbukti dengan banyaknya OBK yang ikut serta dalam kegiatan
yang diadakan. Dukungan dari Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo Surabaya
sangat diharapkan, agar kegiatan pembentukkan kreativitas dapat terlaksana
secara berkelanjutan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas diharapkan pelaksanaan kegiatan TAK ini
dapat menjadi informasi dan ilmu bagi petugas kesehatan maupun pengasuh yang
berada di panti. Apabila ada kekurangan dalam pembuatan laporan ini, kami
menerima masukan, kritikan dan saran yang membangun penulisan laporan ini
sehingga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita khususnya pihak
yang memerlukan.
14
15
Keterangan:
Tanda (X) jika tidak ditemukan kemampuan lansia yang sudah di tentukan.
16
Evaluasi Struktur
Dalam pelaksanaan kegiatan TAK, jumlah lansia yang mengikuti berjumlah
30 orang, alat yang digunakan dengan semestinya seperti laptop, LCD, dan
penjelasan dari leader co-leader maupun anggota lainnya. Metode dilakukan
dengan baik sesuai dengan perencanaan oleh tim.
Evaluasi Proses
Suasana kegiatan selama TAK berlangsung dengan aman, menyenangkan,
nyaman dan kooperatif. Ada beberapa oma yang kurang bersemangat dan oma
yang kembali kewismanya karena ingin minum obat. TAK berlangsung dari pukul
08.00 WIB-11.00 WIB, peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan sampai selesai.
Evaluasi Hasil
Leader, Co-Leader, fasilitator, observer telah berperan dan melaksanakan
kegiatan dengan baik, leader Co-Leader telah membangun suasana dengan baik di
bantu juga oleh tim lainnya. Kegiatan tambahan yaitu pendidikan kesehatan
tentang senam otak disampaikan dengan baik dan oma-oma yang mempraktekkan
ada yang bisa dan ada yang masih perlu dampingan dari fasilitator lainnya.