Spesifikasi Teknis
BAB I PERSYARATAN TEKNIS ................................................
Pasal 01 Peraturan Teknis ...........................................................
Pasal 02 Pemakaian Ukuran .....................................................
Pasal 03 Informasi Site ...............................................................
Pasal 04 Kebersihan dan Ketertiban ...........................................
Pasal 05 Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang ........
Pasal 06 Perbedaan Dalam Dokumen Lampiran Kontrak ............
Pasal 07 Gambar Kerja ( Shop Drawing ) ....................................
Pasal 08 Gambar Sesuai Pelaksanaan Pekerjaan (AsbuiltDrawing )
Spesifikasi Teknis
BABIV PEKERJAAN BAJA /BESI ......................................................
Spesifikasi Teknis
BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN
Spesifikasi Teknis
dinyatakan dalam ayat (1) di atas, maka rencana kerja dan syarat-
syarat ini yang mengikat.
Spesifikasi Teknis
4. Para pekerja Penyedia Jasa tidak diperkenankan untuk :
a Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin
pengawas/Pengguna Jasa.
b. Memasak di tempat bekerja kecuali dengan ijin pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, minuman, rokok dan
sebagainya di tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk lokasi pekerjaan dengan bebas.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh
pengawas atau Pengguna Jasa pada waktu pelaksanaan.
1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan
dan barang, maka dalam hal ini dimaksud untuk menunjukan
tingkat mutu bahan dan barang yang digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan
barang harus disetujui oleh perencanaan/Pengguna Jasa dan bila
tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja maka bahan dan
barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Penyedia Jasa
yang harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas atau
Pengguna Jasa.
3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan
harus segera disediakan atas biaya Penyedia Jasa, setelah disetujui
oleh pengawas atau Pengguna Jasa, harus dianggap bahwa bahan
dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau
Pengguna Jasa untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan
dan barang yang dipakai tidak sesuai tidak sesuai kualitas maupun
sifatnya.
5. Dalam mengajukan harga penawaran, Penyedia Jasa harus sudah
memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai
bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut , Penyedia
Jasa tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan
barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah pengawas atau
Pengguna Jasa.
Spesifikasi Teknis
3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau
dokumen, yang berlainan atau bertentangan, maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap lainnya. Tetapi
untuk menegaskan msalahnya. Kalau terjadi hal ini maka diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau yang
mempunyai bobot biaya yang tinggi.
4. Apabila terdapat perbedaan antara :
a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar
arsitektur, sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan dan barang
adalah gambar struktur.
b. Gambar struktur dengan gambar mekanikal, maka yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran kualitas dan jenis bahan adalah
gambar mekanikal.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar
arsitektur, sedangkan untuk ukuran dan kualitas bahan adalah
gambar elektrikal.
Spesifikasi Teknis
BAB II
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN
Spesifikasi Teknis
bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Bach Mark atau Line
offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
2. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air
tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
keperluan direksi keet, kantor Penyedia Jasa, kamar mandi/WC atau
tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3. Penyedia Jasa juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan
penerangan kegiatan pada malam hari sebagai keamanan selama
kegiatan berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau
dengan pengadaan Generator Set, dan semua perijinan untuk
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan
pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
1. Penyedia Jasa harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk
istirahat dan tempat sholat bagi pekerja Penyedia Jasa.
2. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk
tempat bekerja bagi tukang/pekerja Penyedia Jasa dan mempunyai
kondisi yang cukup baik, terlindung dari pengaruh cuaca yang
dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
Spesifikasi Teknis
- Meja rapat untuk kapasitas 20 orang
- 1 (satu) unit Personal Computer 486DX, memori 4 MB, lengkap
dengan hard disk dan printer (Kertas A3)
- Calculator sebanyak 2 Buah (Minimal 12 digit)
- 1 (satu) lemari arsip metal terkunci
- 1 (satu) set meja gambar
2. Penyedia Jasa juga harus menyediakan alat-alat kerja pengelola
kegiatan di lapangan, sebagai berikut :
- Sepatu lapangan yang tahan terhadap paku, helm pengaman dan
jas hujan masing-masing 5 set
- 2 (Dua) buah roll meter tape ukuran 5 meter
- Caliper/schuifmaat dan penyiku besi
3. Direksi keet/kantor pengelola kegiatan, kantor dan gudang
Penyedia Jasa, pompa air kerja adalah merupakan sarana
penunjang dalam pelaksanaan kegiatan dan merupakan yang
dipakai habis pada saat selesai pekerjaan.
Spesifikasi Teknis
2. Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti
peraturan dan semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Penyedia Jasa harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan
masuk yang ada dengan mengatur trayek kendaraan yang
digunakan serta membatasi/membagi beban muatan.
4. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh
pekerjaan Penyedia Jasa, mobilisasi peralatan serta pemasukan
bahan akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
segera diperbaiki.
Spesifikasi Teknis
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
BANGUNAN
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
BAB III
PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG
1. Semen Portland
a. Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standard
International atau NI – 8 untuk butir pengikat awal, kekekalan
bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kemia. Semen yang
cepat mengeras hanya boleh digunakan jika atas petunjuk
Pengawas. Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan
pondasi dan beton harus dari satu merk saja yang disetujui
Pengawas.
b. Penyedia Jasa harus mengirim surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan.
c. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat
penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai
terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan
terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras atau tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam
zak-zak yang utuh dan terlindung baik dari pengaruh cuaca,
dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan
urutan pengiriman.
2. Agregat Halus (Pasir) dan Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah)
a. Agregat Halus (Pasir)
- Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-
syarat dalam PBI – 1971, Bab 3.
- Mutu Pasir
Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur dan
bahan-bahan organis.
- Ukuran
Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat ; Sisa di
atas ayakan 2 mm harus minimal 10 % berat ; Sisa di atas
ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% -90% berat.
b. Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah)
- Mutu
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir
pipih maksimal 20% berat ; tidak pecah atau hancur serta tidak
mengandung zat-zat reaktif alkali.
Spesifikasi Teknis
- Ukuran
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat ; Sisa di atas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % - 98 % berat, selisir
antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimal 60 % dan minimal 10 % berat.
- Penyimpan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian
rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan
lain.
3. Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis
atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan
atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
b. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian
contoh air di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui
apabila terdapat keragu-raguan mengenai mutu air tersebut.
Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan pelaksanaan
kegiatan ini adalah sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia
Jasa.
4. Pembesian/Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2 1971,
dengan tegangan leleh (= 3200kg/cm2 ) atau Baja U – 32.
b. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara- cara
sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan
tanah lembab ataupun basah. Juga besi penulangan harus
disimpan rata (Round Bars) harus sesuai dengan persyaratan
dalam NI – 2 pasal 3.7.
c. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
Apabila terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi
harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa
mengurangi diameter penampang besi, atau menggunakan
bahan cairan sejenis “Vikaoxy off” produksi yang telah
memenuhi SII atau yang setaraf dan disetujui Pengawas.
d. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian
terhadap beton cor di tempat yang akan digunakan ; dan bahan
yang diakui serta yang disetujui Pengawas. Semua biaya
sehubungan dengan pengujian tersebut di atas sepenuhnya
menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
e. Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan
perlu penyambungan yang berbeda antara penulangan lantai
dasar dengan ketentuan dari pabrik pembuat dan atas
persetujuan Pengawas.
5. Plat Bondek
Plat Bondek yang dipasang harus sesuai dangan type pada gambar
rencana/gambar kerja.
6. Wire Mesh
Spesifikasi Teknis
Diameter serta type Wire Mesh yang di pasang juga harus sesuai
dengan gambar rencana/gambar kerja.
7. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti
yang disyaratkan dalam PBI NI – 2 pasal 3.7.
8. Bahan Additive
a. Penggunaan Additive tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
pengawas perencana.
b. Bila diperlukan untuk mempercepat pengerasan beton atau bila
slump yang disyaratkan tinggi, beton dapat digunakan bahan
additive yang disetujui Pengawas. Bahan additive yang
digunakan produksi CEMENT – AIDS atau yang setaraf. Semua
perubahan design mix atau penambahan bahan additive,
sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa dan tidak ada
biaya tambahan untuk hal tersebut.
1. Proporsi
Kecuali disebut lain, maka campuran dari beton harus sedemikian
sehingga mencapai kekuatan kubus 28 hari sebesar yang
disyaratkan pada PBI – 1971 yaitu untuk Beton K-225.
2. Slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal
adalah 7,5 –10 cm dan disesuaikan terhadap mutu beton yang
disyaratkan. Slump yang terjadi diluar batas tersebut harus
mendapatkan persetujuan Pengawas.
3. Penyambungan Beton dan Grouting
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, maka
permukaannya harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu.
Cetakan harus dikencangkan kembali dan permukaan sambungan
disiram dengan bahan “Bonding Agent” untuk maksud tersebut
dengan persetujuan Pengawas.
4. Peralatan Pengadukan
Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunakan alat pengaduk
“Beton Molen”.
1. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5
cm.
2. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal
penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan
jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor.
3. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau
gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat)
buah setiap meter persegi cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebar merata.
Spesifikasi Teknis
Pasal 09. PENGANGKUTAN ADUKAN DAN PENGECORAN
Spesifikasi Teknis
penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton
harus merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang
segresi atau keropos.
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan
dengan alat penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk
menjamin pengisian beton dan pemadatan beton yang baik. Alat
penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan yang telah masuk
pada beton yang telah mulai mengeras.
Spesifikasi Teknis
5. Hasil pengujian dikeluarkan pada :
- saat benda uji berumur 3 – 7 hari
- saat benda uji berumur 14 hari
- saat benda uji berumur 28 hari
6. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap biaya
pengujian beton dan biaya yang ditimbulkan akibat tidak dapat
diterimanya mutu beton tersebut.
7. Pemeriksaan Lanjutan
Pengawas dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan
dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core
drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang
sudah ada.Biaya pekerjaan serupa ini sepenuhnya menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
Spesifikasi Teknis
BAB IV
PEKERJAAN ATAP / RANGKA ATAP
5.1.1 Kap konstruksi baja, jurai, ikatan angin lengkap, plat kopel, plat buhul,
baut-baut dan tupe-tupe untuk bangunan gedung utama.
5.1.3 Gording dari baja kanal C (Lip channel) lengkap dengan ikatan angin
pada bangunan.
Spesifikasi Teknis
sebelum didatangkan kelapangan, harus memberikan contoh terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
5.3.1 Baja:
b. Baut, mur dan ring dari jenis black bolt dan sesuai dengan ASTM A
– 307.
a. Pabrikasi.
- Sebelum pabrikasi kontraktor harus menyerahkan gambar-
gambar : 2 (dua) set shop drawing dan detail daftar baut-baut
sambungan untuk diteliti Direksi Lapangan. Jika ada revisi satu
set akan dikembalikan untuk dikoreksi, setelah koreksi akhir
kontraktor harus menyerahkan kembali dua set gambar lengkap
dengan material bill yang mencakup semua perubahan yang ada.
Spesifikasi Teknis
- Gambar pabrikasi harus secara jelas menyatakan hal-hal sebagai
berikut dibawah ini :
- Semua Dimensi Lay out dalam sistem matrik.
- Unit ukuran yang dipakai untuk bentuk struktur dan berat
per unit.
- Type dan lokasi sambungan-sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi, berat dan detail
konstruksi, semua penggantian dan perubahan-perubahan
detail hanya dilakukan seizin Direksi Lapangan.
b. Shop Painting :
- Semua permukaan konstruksi baja harus dilindungi terhadap
pengaruh bahan yang menyebabkan kotoran karat dan
sebagainya.
- Permukaan-permukaan yang kasar dan pengelasan yang
berlebih harus di grenda sampai radius minimum 1 / 8 “.
- Sebelum pekerjaan perlindungan baja dengan cat (Protektive
Painting) dilaksanakan, semua permukaan baja harus bersih.
- Sistem pengecatan :
- Semua pengecatan harus mengikuti prosudure tertulis yang
dikeluarkan oleh pabrik cat.
- Kecuali disebut lain dalam spesifikasi pengecatan tidak boleh
dilakukan dalam keadaan suhu udara dibawah 15 0C atau
lebih dari 38 0C.
- Bagian-bagian baja yang baru di cat harus terhindar dari
hujan, pengotoran-pengotoran melalui udara sebelum cat
menjadi kering.
c. Pemasangan
- Pemasangan bagian-bagian konstruksi harus sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk pemasangan.
Spesifikasi Teknis
- Setelah pemasangan span satu ke dua dan ketiga, segara
dipasang ikatan angin supaya tidak mengakibatkan miring. Baut-
baut dan angker segera dikencangkan.
Spesifikasi Teknis
BAB V
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Spesifikasi Teknis
6. Pada bagian/daerah sekitar toilet dan lain-lain yang membutuhkan
penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka
di dalam dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan
yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan horizontal, yang
dihubungkan/disambung dengan las.
7. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
11. Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam
dinding dengan angkur.
12. Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan
dinding bata dan perletakannya sesuai dengan gambar pelaksanaan
atau atas petunjuk Pengawas, sedangkan untuk morifnya akan
ditentukan kemudian.
B. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
2. Semen Portland
Semen Portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian
yang membantu dan dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan
dalam NI – 8.Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh
dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui Pengawas.
Spesifikasi Teknis
3. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
a. Persiapan Plesteran
1. Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap untuk
dilakukan pekerjaan plesteran.
2. Untuk daerah yang luas, dibuat pola dasar plesteran (kepala
plesteran) dengan jarak 1 meter arah vertikal sebagai dasar
plesteran untuk menjamin adanya ketebalan yang sama,
permukaan yang datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
3. Basahi seluruh permukaan bidang yang akan diplester untuk
peresapan. Plesteran dapat dimulai setelah bidang tersebut kering.
4. Pelaksanakan plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya
pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
b. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
1. Bersihkan permukaan dinding batu bata atau permukaan beton dari
noda debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
daya ikat plesteran.
2. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan
plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala plesteran”.
3. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan ( + 20 mm)
dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus terserut
dan rata permukaannya ataupun dengan profil aluminium dengan
panjang minimal 1,5 m. Kemudian basahkan terus selama 3 (tiga)
hari untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang
mendadak.
4. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan
beton harus dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan
daya ikat yang kuat antara permukaan beton dengan plesteran.
Bilamana perlu permukaan beton yang telah dikasarkan diberi
bahan additive, misalnya “Calbon”.
Spesifikasi Teknis
5. Basahi permukaan beton untuk air hingga jenuh, tunggu sampai
aliran air berhenti.
6. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan
minimal 2 cm, tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus,
tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara
menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mengering, lakukan plesteran berikutnya dengan
adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang dikehendaki.
7. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan
ketebalan lebih dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada
waktu pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran tersebut
harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada
permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat
ayam tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
8. Hindarkan benda-benda ataupun bahan-bahan lain yang dapat
merusak permukaan acian.
9. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau
diperbaiki, maka hasil akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus
dapat menyamai pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas.
Spesifikasi Teknis
BAB VI
PENUTUP ATAP METAL
A. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, pekerjaan alat–alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar rencana dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan
penutup atap Genteng Metal yang dinyatakan dalam gambar.
B. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan penutup atap Genteng metal dengan lapisan penutup cat
khusus super metallak, sebelum pemasangan contoh material agar
diberikan ke Pengawas untuk mendapat persetujuan.
b. Gording yang digunakan sesuai struktur yang ada dengan jarak yang
terdapat dalam gambar perencanaan, menggunakan metal ringan.
c. Papan Tepi Atap / Lisplank
Untuk Lisplank menggunakan papan kalsiboard dengan ketebalan 6
mm, atau disesuaikan dengan gambar rencana.
c.Paku
Paku yang dipakai adalah paku galvanisze yang memenuhi
persyaratan SII No. 0194/78.
d. Pelat Baja Lapis
Pelat baja lapis seng yang dipakai adalah 40L dipergunakan untuk
pekerjaan talang jurai dan talang tepi atap. Pemasangan talang tidak
boleh terdapat sambungan, untuk itu Kontraktor harus menggunakan
pelat baja lapis seng yang berbentuk lembaran panjang.
e.Flinklote
Flinklote adalah dari produk shell atau produk lain yang setara yang
disetujui.
f. Aluminium Foil
Aluminium foil tebal 1mm dari produk / merk Insfoil Sisalation,
Thermo Foil. Menggunakan lembaran dengan lebar 100cm dalam
kemasan gulungan (rol).
C. MATERIAL
Persyaratan Bahan :
Spesifikasi Teknis
- Kualitas : Terbaik.
D. SYARATPELAKSANAAN
a.Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa
gambar-gambar pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan isolasi seperti
yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-
pengukuran setempat.
b. Berdasarkan gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
menyediakan shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara
bahan yang satu dengan yang lain, pengakihiran-pengakhiran dan
lain-lainnya yang belum / tidak tercakup dalam gambar namun
memenuhi persyaratan dari pabrik.
c.Sebelum dimulai pemasangan penutup atap, maka permukaan semua
gording atau rangka diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada
satu bidang yang rata (tidak bergelombang), jika perlu dengan
mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka
penumpunya.
d. Pemasangan Nok Atap Bubungan / Karpus terdiri dari metal yang
sama dengan atap metal yang digunakan dan pemasangannya
dipaku dengan paku khusus.
e.Pemasangan tepi atap (listplank), papan Kalsiboard yang akan
dipasang untuk tepi atap harus lurus dan ditimbang dengan
waterpas /slang timbang. Lalu disekrup dengan sekrup khusus dan
masuk kedalam kalsiboard dan dapat ditutu dengan plamur.
f. Pemasangan Talang Jurai atau Talang Tepi Atap
g. Plat Baja Lapis. Disambung dengan teknis lipatan dan disolder timah
sepanjang sambungan. Sebelum dipasang pada jurai atau tepi atap
pelat ini dibentuk dan dicat dengan plinklote hingga merata pada
seluruh permukaan kayu baik permukaan bawah maupun
permukaan atas yang akan dilalui air hujan.
h. Aluminium foil dipasang di bawah Gording dengan bantuan kawat
ayam / wiremesh 100 x 100 mm Aluminium dipasang sedikit lendut
(tidak tegang) agar air dari atas dapat mengalir ke bawah.
i. Pasangan atap metal harus rata dan rapat satu dengan lainnya serta
tidak berakibat bocor bila terjadi hujan. Ketentuan pasangan
tersebut di atas antara lain meliputi jarak reng yang disyaratkan.
Spesifikasi Teknis
BAB VII
PEKERJAAN PLAFOND PVC DAN GYPSUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
1.2. Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan papan gypsum
yang tidak menahan beban.
1.3. Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangka metal
furring.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi
tidak kurang dari yang diperlukan agar sesuai dengan
standard ASTM C 754.
2.2. Semua rangka baja harus dianti korosi, dicat anti karat atau
digalvanize hot deep sesuai dengan ASTM A 525 kecuali
ditentukan lain oleh Perencana/Pengawas/MK.
2.3. Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar atau
jika tidak ditunjuk, dengan ketebalan 9 mm sesuai dengan
ASTM C 80. Untuk aplikasi dan jarak rangka sesuai dengan
gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh
Perencana/Pengawas/MK.
2.4. Gypsum yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan ASTM
C 36. Gypsum tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai
berikut :
Spesifikasi Teknis
Jaya Board., Thai Board, / Setara
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dengan kondisi
dilapangan (ukuran dan lubang), termasuki mempelajari
bentuk, pola layout/penempelan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail.
3.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing secar lengkap
dengan memperlihatkan layout, type dari gypsum panel detail
angkur, perkuat juga sambungan-sambungan, bukaan dan
kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian
pemasangan ceiling gypsum.
3.3. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material
system dan pola yang telah disetujui oleh Perencana untuk
dipakai.
3.4. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
3.5. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan
klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-
bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas penyetelan.
3.6. Desain dan produk dari system langit-langit harus mendapat
persetujuan dari Perencana/Pengawas/MK.
3.7. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari
ketentuan gambar rencana untuk itu.
3.8. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan,
rekomendasi dari produsen dan ketentuan
Perencana/Pengawas/MK.
3.9. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil
dalam gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi
kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan).
3.10. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-
sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak da
kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini
kepada Perencana/MK.
3.11. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain
dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat
Spesifikasi Teknis
maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktor
untuk memperbaiki sampai disetujui oleh Perencana dengan
seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
3.12. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari
ketentuan gambar rencana untuk itu.
3.13. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan
ketentuan Produsen.
3.14. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil
dalam dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan
yang diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
3.15. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-
sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada
kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini
kepada Perencana/MK.
3.16. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain
dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan
yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai
pekerjaan selesai dan diterima dengan baik.
4. Plafond PVC
Spesifikasi Teknis
BAB VIII
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Spesifikasi Teknis
2. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
02/P/M/Pertamben/1983, tanggal 3 Nopember 1983; tentang
Standard Listrik Indonesia.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.
023/PRT/1978; tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
4. Juga dijadikan Standard pegangan antara lain adalah:
- AVE Belanda
- VDE Jerman
- British Standard Associates
- USA Standard
- JIS
A. LAMPU
B. KABEL
1. Panel jenis outdoor dan outbow yang dilengkapi dengan kunci serta
papan nama.
2. Breaker jenis 1 phasa 1 pole dan 3 phasa 3 pole setara GAE, AEG,
BBC, Mitsubishi.
Spesifikasi Teknis
3. Material consumable lainnya disesuaikan dengan standard dalam
spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis
Kontraktor harus berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan
guna menghindari terjadinya kecelakaan baik terhadap orang,
peralatan maupun material. Jika pada suatu saat peralatan atau
material ditempatkan pada suatu tempat yang bersifat sementara,
maka tempatnya harus jauh dari lalu lintas, jauh dari sumber-
sumber yang dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan dan cacat
pada peralatan maupun material tersebut.
Spesifikasi Teknis
BAB IX
PEKERJAAN PENGECATAN
A. KETENTUAN UMUM
Spesifikasi Teknis
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat
dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat
harus benar-benar kering, bersih dari debu, lemak/minyak dan
noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang,
harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum
memulai pengecatan, Penyedia Jasa wajib melakukan
percobaan untuk disetujui Pengawas.
f. Penyedia Jasa tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan
suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-
lainnya, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkannya
kepada Pengawas.
h. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas beban biaya Penyedia Jasa, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pengguna Jasa.
2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum
dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan,
penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus
rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, semprotan dan roller.
b. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas,
penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui
Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau
cat akhir yang kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan
pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh
Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi
yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan,
pekerjaan termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan
air, maupun pembersihan dengan kain kering.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak
mengotori dan mengganggu pekerjaan finishing lain, atau
pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak
sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Penyedia
Jasa.
Spesifikasi Teknis
- Profil yang diminta sesuai dengan gambar yang sudah
dilakukan, berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
- Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai
dengan pola yang telah ditentukan.
- Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil
yang rata dan halus.
- Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda
atau kotoran/debu.
2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak
diplester, maka Penyedia Jasa harus memeriksa apakah
permukaan dinding sudah bersih dari noda, seperti yang
disyaratkan.
3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan
pengecatan menurut petunjuk dari pabrik cat.
4. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan
terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
5. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit
selama 2 (dua) jam kemudian.
Spesifikasi Teknis
BAB XIV
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Spesifikasi Teknis