Ninik Setyowati
Heni Purwanti
Dr. Silvi
Bagus Kurniawan Aprianto
M. Nuh
KATA PENGANTAR
BAB I, PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Pengertian
5. Landasan Hukum
III.2 Penanggung jawab proses pembangunan atau renovasi dan uraian tugas
III.2.1 Uraian tugas pelaksanan renovasi/pembangunan
III.2.2 Uraian tugas penanggung jawab pelaksanan
renovasi/pembangunan
III.2.3 Uraian tugas vendor pada saat pelaksanaan
renovasi/pembangunan
III.3 Identifikasi area yang akan dilakukan pembangunan dan renovasi
III.3.1 Fasilitas
III.3.2 Area
III.3.3 Material
III.3.4 Waktu/lama pekerjaan
III.3.5 Ijin – ijin
III.3.6 Hasil koordinasi
III.3.7 Potensi kecelakaan
a. LATAR BELAKANG
Proses pembangunan dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dari
operasional rumah sakit.
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan renovasi adalah pekerjaan yang melibatkan berbagai
unsur keilmuan di antaranya, sumber daya manusia (tenaga kerja), teknologi yang mencakup
peralatan dengan metode kerja, dan disiplin ilmu sosial serta sistem pengelolaan yang
mendukung terlaksananya pekerjaan pembangunan dan renovasi. Upaya pengendalian
kecelakaan pembangunan dan renovasi harus memperhatikan semua unsur tersebut di atas.
Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di jasa pembangunan dan renovasi adalah :
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Pemerintah No. 29/2000 Pasal 30 ayat (1), demikian juga
dengan Pedoman Teknis K3 Konstruksi Bangunan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1
Tahun 1980 dan Pedoman Pelaksanaan K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi dalam SKB
Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. 174/ MEN/1986 dan 104/KPTS/1986.
Walaupun keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kegiatan pembangunan dan renovasi telah
didukung, oleh peraturan dan perundang-undangan, standar nasional maupun internasional
lainnya, namun kecelakaan di bidang konstruksi tetap tinggi
b. TUJUAN
a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan maupun renovasi di lingkungan
RSM, sehingga keselamatan pasien, karyawan dan masyarakat disekitar RSM.
b. Mencegah dan pengendalian infeksi selama berlangsungnya pengerjaan proyek.
c. Sebagai acuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi
d. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit meliputi kualitas pelayanan, manajemen
risik, clinical governance.
e. SASARAN
Seluruh petugas dapat mengerti dan mampu melaksanakan pembangunan maupun
renovasi dilingkungan RSM sesuai panduan pembangunan atau renovasi RSM dengan
mengutamakan keselamatan pasien, karyawan dan masyarakat disekitar RSM
f. PENGERTIAN
a. Pembangunan
Proses membuat struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya tidak ada
dalam bangunan RSM menjadi ada
b. Renovasi
Proses perbaikan suatu struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya sudah
ada, dalam bangunan RSM
d. Kelembaban nisbi
Adalah parameter untuk menyatakan banyaknya uap air didalam udara berupa nisbah
antara tekanan uap yang ada saat itu dan tekanan uap maksimum yang mungkin
dicapai pada suhu dan tekanan udara saat itu
e. Kelembaban udara
Adalah banyaknya kandungan uap diatmosfer
g. Konstruksi
Adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil,
4. LANDASAN HUKUM
a. Undang – undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
a.1 Pasal 7 tentang persyaratan
a.2 Pasal 8 tentang lokasi
a.3 Pasal 9 tentang bangunan
a.4 Pasal 10 tentang sarana
a.5 Pasal 11 tentang prasarana
b. Undang – undang no 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
persyaratan teknis bangunan gedung.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya.
e. Pedoman teknis Sarana dan Prasarana rumah sakit kelas C
BAB II
RUANG LINGKUP
II. Penanggung jawab proses pembangunan atau renovasi dan uraian tugas
a. Pelaksanan pembangunan atau renovasi : Swakelola/pihak ketiga
b. Penanggung jawab pekerjaan : RS/ pihak ke tiga (vendor)
c. Uraian tugas penanggung jawab pembangunan atau renovasi
Approval
Inspeksi oleh
Jajaran Direksi RS/PT
Ka. Unit
(penentuan pelaksana
PSRS, K3RS,
pekerjaan RS/pihak ke-
KPPI& RA,
3)
KKP
Pengajuan
pembangunan Kepala Bagian Analisa Dampak
& Renovasi Umum : terhadap pelayanan
oleh user : (Melibatkan K3RS,
Usulan tertulis 1. Melakukan KPPI, Tiim
lengkap penggambaran Keselamatan Pasien, )
dengan detail 2. Menyusun
yang RAB (budget)
diharapkan.
Serah Terima Unit Pembersihan sisa Pengerjaan Proyek
ke user Proyek pembangunan /
Renovasi
2. Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh RS MULYA
2.1 Kepala unit PSRS, KPPI dan resistensi antimikroba, dan Tim Patient Safety
melakukan pengecekan lokasi yang akan diusulkan pembangunan kemudian
melakukan identifikasi dan melaporkan hasil identifikasi ke kepala bagian
umum
2.2 kepala bagian umum berkoordinasi dengan K3RS, KPPI dan resistensi
antimikroba serta Tim Keselamatan Pasien untuk membahas dampak risiko dan
pengendalian terjadinya infeksi akibat pembangunan terhadap pelayanan.
2.3 Kepala bagian umum membuat usulan RAB renovasi / pembangunan.
2.4 Kepala bagian umum membuat usulan tertulis kepada direktur ditembuskan ke
direktur PT untuk meminta arahan dan permohonan persetujuan atas rencana
pembangunan atau renovasi.
2.4 Setelah mendapat persetujuan dari direktur RS dan direktur PT.
2.5 Kepala bagian umum berkoordinasi dengan Ka.Unit PSRS sebagai penanggung
jawab harian pelaksanaan pembangunan, KPPI dan Resistensi Antimikroba, Tim
Keselamatan Pasien dan Tim K3RS .
2.6 Selesai pembanguanan Ka. Unit PSRS berkoordinasi dengan KPPI dan
Resistensi Antimikroba, Tim Keselamatan Pasien dan Tim K3RS .
2.7 Kepala bagian umum melakukan serah terima hasil pembangunan atau renovasi
kepada user.
Inspeksi oleh
Ka. Unit PSRS
3. Pihak Kontraktor
a. Penanggung Jawab :
Pimpinan proyek /perwakilan perusahaan kontraktor yang bertanggung jawab atas
proses pengerjaan.
b. Tugas :
Berkoordinasi dengan pihak RSM dalam hal perencanaan pengerjaan
sehubungan dengan hasil analisa dampak serta melakukan antisipasi
terhadap kemungkinan dampak tersebut.
Berkoordinasi dengan pihak RSM sehubungan dengan pengadaan dan
penempatan material yang diperlukan untuk proses konstruksi dan renovasi
yang akan dilakukan
Memastikan bahwa seluruh pekerja dan proses pengerjaan yang terjadi
mengikuti standar keselamatan dan pencegahan serta pengendalian infeksi
yang berlaku di RSM
Mengawasi pengerjaan proyek dari hari ke hari.
Memastikan bahwa proses pengerjaan berlangsung sesuai dengan
perencanaan
Melakukan pembersihan berkala sesuai perencanaan
Melakukan koordinasi harian dengan pihak RSM
Melakukan penyerahan hasil proyek kepada pihak RSM
TIPE KRITERIA
A Inspeksi dan aktivitas non-invasif/pengawasan tanpa melakukan kegiatan
yang besar :
1. Menyingkirkan bagian plafond untuk inspeksi, dengan ukuran tidak lebih
besar dari 1 m2
2. Mengecat (tidak termasuk mengamplas)
3. Mamasang wallpaper, saluran pipa dan kabel listrik , melubangi tembok atau
plafon dalam ruang lingkup kecil dan aktivitas yang dilakukan tidak
menghasilkan debu yang banyak
B Aktivitas skala kecil, durasi pendek/waktu yang dibutuhkan tidak lama, dan
hanya menghasilkan sedikit debu/minimal :
1. Pemasangan kabel telepon dan komputer
2. akses ke chase spaces/membuat ruang antara
3. melubangi tembok atau plafond di mana debu dapat dikendalikan
C Pengerjaan yang menghasilkan debu derajat sedang – berat, atau
memerlukan perobohan atau penghilangan struktur bangunan :
1. Mengamplas dinding /permukaan lain untuk mengecat /pemasangan wallpaper
2. Melepaskan ubin atau keramik, plafond
3. Pemasangan dinding baru
4. Pengerjaan saluran / ducting di atas plafond
5. Aaktivitas perkabelan berat
6. Semua aktivitas yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja
TIPE D Penghancuran besar maupun pembangunan / konstruksi
1. Kegiatan yang memerlukan beberapa shift
2. Mengharuskan penghancuran berat atau membongkar sistem kabel lengkap
3. Konstruksi/bangunan baru
Catatan :
Intervensi/masukkan dari KPPI diperlukan ketika kegiatan
pembangunan /renovasi mendekati kelas III atau IV dan prosedur
pengendalian harus dilakukan.
Langkah 4 Tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi
Gambaran pencegahan yang diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi berdasarkan kelas.
SETELAH SELESAI
KELAS SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN
RENOVASI/PEMBANGUNAN
I 1. Melakukan pengerjaan dengan metode- Membersihkan area kerja setelah selesai
metode untuk meminimalisir debu bekerja
2. Segera mengganti plafond yang
disingkirkan untuk inspeksi
II 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di 1. Jangan pindahkan pembatas dari area
area di mana pekerjaan sedang dilakukan kerja sebelum proyek yang telah
2. Pasang seluruh pembatas untuk membatasi
selesai diinspeksi oleh Tim K3RS dan
area kerja dari area non proyek, dengan
KPPI, serta telah dibersihkan
metode pembatasan dengan plastik dengan
seluruhnya oleh housekeeping.
HEPA vacuum 2. Singkirkan pembatas secara hati-hati
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek
untuk meminimalisir penyebaran debu
dengan menggunakan unit filter udara
dan kotoran terkati dengan konstruksi
dengan HEPA. 3. Vaccum area kerja dengan vaccum
4. Tempatkan limbah konstruksi di tempat
dengan HEPA filter.
yang tertutup rapat. 4. Pel dengan pembersih/desifektan
Tutup kereta transport, tutup dengan penutup 5. Kembalikan HVAC system ke
padat, isolasikan dengan plester. tempatnya
SETELAH
KELAS SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN
RENOVASI/PEMBANGUNAN
III 1. Upaya aktif untuk mencegah penyebaran 1. Mengelap permukaan kerja dengan
debu pembersih / desinfektan
2. Membasahi permukaan kerja untuk 2. Tempatkan limbah konstruksi di
mengurangi debu selama proses pemotongan tempat yang tertutup rapat.
3. Tutup pintu yang tidak terpakai dengan 3. Pel dan sedot debu dengan HEPA
4. Kembalikan HVAC system ke
plester tempatnya
4. Tutup semua saluran udara
5. Pasang keset untuk mencegah debu di tempat
keluar masuk area proyek
6. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area
di mana pekerjaan sedang dilakukan
IV 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area 1. Jangan pindahkan pembatas dari
di mana pekerjaan sedang dilakukan area kerja sebelum proyek yang
2. Pasang seluruh pembatas area kerja dari area
telah selesai diinspeksi oleh Tim
non proyek, dengan metode pembatasan
K3RS, serta telah dibersihkan
dengan plastik dengan HEPA vacum
seluruhnya oleh housekeeping
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek
2. Singkirkan pembatas secara hati-
dengan menggunakan unit filter udara dengan
hati untuk meminimalisir
HEPA
penyebaran debu dan kotoran
4. Tutup lubang-lubang dan pipa-pipa dengan
terkati dengan konstruksi.
benar.
3. Tempatkan limbah konstruksi di
5. Buat jalan masuk, semua personil untuk
tempat yang tertutup rapat.
melewati jalan masuk ini, sehingga mereka
4. Tutup kereta transport, tutup dengan
dapat di vaccum dengan HEPA vaccum cleaner
penutup padat, isolasikan dengan
sebelum meninggalkan lokasi proyek, atau
plester.
mereka memakai coverall yang dilepaskan 6. Vaccum area kerja dengan vaccum
saat akan meninggalkan lokasi proyek dengan HEPA filter.
6. Seluruh personil yang akan memasuki lokasi 7. Pel dengan pembersih/desifektan
8. Kembalikan HVAC system ke
proyek diwajibkan menggunakan penutup
tempatnya.
sepatu, yang dilepaskan setiap kali pekerja
meninggalkan lokasi proyek
Penilaian dampak
No Identifikasi penilaian dampak Keterangan/uraian
1 Area dengan aktifitas khusus
2 Berkaitan dengan ventilasi, pipa air,
pemadaman listrik akibat pekerjaan
renovasi/pembangunan
3 Pembatasan menggunakan : dinding,
pembatas solid bahan fiber glas, partisi
4 Penggunaan HEPA Filter (jika
diperlukan)
Area renovasi dan
konstruksi/pembangunan harus
dipisahkan dari area yang dihuni selama
proses konstruksi, dan harus bertekanan
negatif dibanding area sekitarnya.
5 Pertimbangkan resiko kerusakan akibat
air. Apakah ada resiko yang mengancam
integritas struktur
6 Jam kerja : Dapatkah pekerjaan
dilakukan di luar jam pelayanan pasien?
7 Apakah perencanaan memerlukan
sejumlah / jenis tertentu wastafel?
VII. LAPORAN
InstalasimembuatlaporantertulisadanyaruanganyangakandirenovasikebagianRu
mga
RumgamembuatprogramkerjarenovasitersebutdanmelaporkanketimPPIuntukm
endapatkanrekomendasi
TentukantipekontruksiAsampaiDyangakandirenovasi
Tentukangruppasienyangberesiko;lowrisk,mediumrisk,highriskdanserikotertin
ggi.
GunakanICMatrix-KelasKewaspadaan:ProyekKonstruksiMenurutRisikoPasien
Tentukantindakanyangdiperlukanuntukpencegahaninfeksi
Buatanalisadansosialisasikan
Lama > 3 bulan 1 - 3 bulan < 1 bulan 1 minggu < 1 minggu
(30)
pengerjaan (25) (15) (5) (0)
Dampak Area pasien Area pasien Area staf dan Area staf Area kosong
(10) (0)
terhadap resiko tinggi resiko rendah pengunjung
(50) (40) (20)
pelayanan
pasien
Jenis Penghancuran Penghancuran Konstruksi Perbaikan Pemeliharaan
(40)
Pengerjaan basah umum Minor / rutin
(50) (20) (0)
Dekoratif
(10)
Metode Merobohkan Membuka Membobok/ Memaku, Metode
Pengerjaan dinding ubin/ langit- melubangi membor bahaya-rendah
(0)
beton / papan langit dinding dinding
(40) (20) (10)
(50)
Pemisahan Tidak ada Ada pemisah, Pembatas Pemisahan Ruangan
pembatas namun ada plastik ruangan dengan terpisah
(50)
celah besar hingga pintu dengan isolasi
(30) (5)
langit2 udara
(10) (0)
Kondisi Area positive Area positive Pressure Area negative Area Negative
ruangan pressure pressure, di netral ada pressure,di luar pressure &
(50)
tempat luarnya ada HEPA ada exhaust HEPA
(20) (10) (0)
pengerjaan exhaust
(30)
Pengendalian Tidak ada Keset lengket Keset, HEPA Keset, HEPA Keset, HEPA
(50)
lain di area masuk vaccuum, pel vaccuum, pel vaccuum, pel
(30)
tiap hari tiap hari, tidak tiap hari, tidak
(20)
ada sampah ada sampah &
(10)
seluruh
ventilasi
tertutup
(0)