Anda di halaman 1dari 4

Mengaktualisasikan Takwa dan Kebersamaan

DR H Haedar Nashir

yang tak terhingga, terlebih nikmat dan mendekatkan diri kepada Allah,
iman bagi setiap insan Muslim. sehingga setiap yang berkurban
Shalawat dan salam dihaturkan semakin taat hidupnya kepada Allah,
bagi Nabi Muhammad figur teladan yang diwujudkan dengan segala
dan Rasul akhir zaman; serta bagi ibadah dan amal shalih atasnama-Nya.
segenap keluarga, para sahabat, dan Ibadah kurban dalam sejarah
pengikutnya yang senantiasa taat paling awal dimulai oleh kedua
menjalankan ajaran Islam. putra Nabi Adam, Qabil dan Habil
Pagi hari ini kaum Muslimin di sebagaimana dikisahkan dalam Al-
seluruh tanah air dan sejumlah negeri Qur'an sebagaimana firman Allah:
menunaikan shalat ‘Idul Adha 10
Dzuhlizah 1440 Hijriyah. Segenap
hamba Allah yang beriman dengan
khyusuk mengumandangkan takbir,
tahlil, tahmid, dan tasbih sebagai
wujud penghambaan diri kepada Allah
Rabbul-‘Izzati. Marilah tunaikan
shalat Idul Adha ini dengan khusyuk Artinya: “Ceritakanlah kepada
dan penuh kepasrahan, agar hati dan mereka kisah kedua putera Adam
pikiran tercerahkan, serta setiap diri (Habil dan Qabil) menurut yang
Muslim menjadi insan-insan muhsinin. sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa diterima dari salah seorang dari
Lillahi al-Hamd mereka berdua (Habil) dan tidak
Jamaah Shalat Idul Adha diterima dari yang lain (Qabil).
Rahimakumullah! Ia berkata (Qabil): “Aku pasti
‘Idul Adha atau ‘Idul Qurban, membunuhmu!”. Berkata Habil:
artinya Hari Raya Penyembelihan. “Sesungguhnya Allah hanya
Makna “adha” dikaitkan dengan menerima (korban) dari orang-
“udhhiyah” atau “dhahiyyah” orang yang bertakwa” (Qs Al-
yakni “hewan sembelihan”. Secara Maidah [5]: 27).
lahir yang disembelih itu seekor Dalam Al-Qur'an secara khusus
hewan kurban sesuai syariat yang ibadah kurban dikaitkan dengan
dituntunkan, namun maknanya ialah kisah penuh makna dari dua figur
menyembelih hawa nafsu dan segala terkasih Allah, yakni Nabi Ibrahim
godaan syaitan, yang bermuara pada dan putranya Ismail. Allah berfirman
kepasrahan dan pengabdian diri dalam Al-Qur'an yang artinya:
Segala puji hanya milik Allah, kepada Allah Yang Maha Rahman “Maka tatkala anak itu sampai (pada
Tuhan semesta alam. Allah Yang dan Rahim. Demikian halnya, kata umur sanggup) berusaha bersama-
Maha Rahman Rahim, yang telah “qurban” artinya “sesuatu yang dekat sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
melimpahkan segala nikmat-Nya atau mendekatkan”, yakni dekat “Hai anakku sesungguhnya aku

SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 104 | 16 - 31 JULI 2019 35


melihat dalam mimpi bahwa aku terbesar kita ialah kecintaan berlebih (Qs Al-Hajj [22]: 37).
menyembelihmu. Maka fikirkanlah pada harta dan segala hiasan dunia, Orang yang bertakwa ialah
apa pendapatmu!” Ia menjawab: sehingga tidak jarang untuk berkurban Muslim yang taat menjalankan
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang seekor hewan pun terasa berat. Di perintah-perintah Allah, menjauhi
diperintahkan kepadamu; insya Allah sinilah pentingnya memaknai Idul segala larangan-Nya, serta
kamu akan mendapatiku termasuk Adha saat ini untuk membangkitkan menjalankan amal kebaikan dalam
orang-orang yang sabar”. Tatkala jiwa ikhlas dalam pengabdian diri segala aspek kehidupan. Dengan
keduanya telah berserah diri dan kepada Allah yang dibuktikan dengan demikian, melalui Idul Adha dan
Ibrahim membaringkan anaknya atas menjalankan perintah-perintah-Nya Ibadah Kurban hendaknya setiap
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran dan menjauhi larangan-larangan-Nya. insan Muslim semakin bertakwa
keduanya ), dan Kami panggillah Terrmasuk kerelaan untuk berkurban baik dalam hubungan dengan Allah
dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya hewan dan segala bentuk amal jariyah (habluminallah) maupun hubungan
kamu telah membenarkan mimpi itu yang membawa kebaikan hidup di dengan sesama (habluminannas)
sesungguhnya demikianlah Kami dunia dan akhirat. yang membuahkan segala kebaikan
memberi balasan kepada orang-orang Jika ditarik makna hakikinya hidup di dunia menuju kebahagiaan
yang berbuat baik. Sesungguhnya ini bahwa penyembelihan hewan kurban hakiki di akhirat kelak. Wujudkan
benar-benar suatu ujian yang nyata, itu bersifat simbolik. Sembelihlah segala sifat takwa dalam kehidupan
dan Kami tebus anak itu dengan segala hawa nafsu yang tumbuh pribadi, keluarga, bermasyarakat,
seekor sembelihan yang besar.” (Qs di jiwa untuk dibersihkan dengan berbangsa, bernegara, dan relasi
Ash-Shaaffaat: 102-107). jiwa takwa, sehingga setiap diri kita kemanusiaan universal yang berbuah
Kisah teladan Ibrahim dan selaku Muslim yang berkemampuan rahmat bagi semesta alam.
Ismail dalam praktik ibadah kurban ikhlas berkurban yang muara Muslim yang beridul-adha dan
menunjukkan jiwa tauhid yang utamanya menjadi orang-orang yang berkurban dengan khusyuk harus
murni dari keluarga Nabi kekasih benar-benar bertakwa. Berkurban menjadi insan yang shalih, zuhud,
Allah tersebut. Betapa tinggi seekor hewan selain kemanfaatan dan berjiwa muraqabah atau merasa
dan mendalam jiwa kepasrahan daging untuk dikonsumsi dan selalu diawasi Allah. Jadilah Muslim
diri untuk berkurban kepada dibagikan, tidak kalah pentingnya yang senantiasa ikhlas, syukur,
Allah. Bahwa hanya lewat suatu ialah menjadikan diri setiap Muslim sabar, jujur, amanah, adil, ihsan, dan
mimpi Ibrahim diikuti Ismail dan agar menjadi insan bertakwa taat kepada Allah serta menjalankan
kerelaan ibundanya Siti Hajar sebagaimana firman Allah: Sunnah Rasulullah. Jadilah insan
berani mengurbankan nyawa demi yang sidiq, amanah, tabligh,
kebaktian tertinggi kepada Dzat fatanah, dan segala kebajikan hidup
Rabbul Izzati. Meski perintah sebagaimana uswah hasanah Nabi
berkurban itu akhirnya diganti utusan Allah. Sebaliknya, jadilah
dengan seekor hewan, tetapi hamba-hamba Allah yang menjauhi
ketiganya berhasil membuktikan segala larangan-Nya seperti
keimanan tingkat tertinggi selaku berbuat keburukan, dusta, hianat,
hamba-hamba Allah yang imannya Artinya: “Daging-daging dan dosa, amarah, permusuhan, dan
kokoh dan jiwa ihsannya melintasi. darahnya itu sekali-kali tidak dapat kemunkaran yang dimurkai Allah
Karenanya kita selaku insan mencapai (keridhaan) Allah, tetapi serta merugikan diri dan lingkungan.
beriman patut meneladaninya ketakwaan dari kamulah yang dapat
melalui ibadah qurban dengan seekor mencapainya. Demikianlah Allah Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa
hewan yang dituntunkan syariat telah menundukkannya untuk kamu Lillahi al-Hamd
Islam. Hanya mengorbankan seekor supaya kamu mengagungkan Allah Jamaah Shalat Idul Adha
hewan tentu bukanlah hal berat terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Rahimakumullah!
jika dibandingkan dengan nyawa Dan berilah kabar gembira kepada Segenap insan Muslim penting
seorang Ismail. Namun sering godaan orang-orang yang berbuat baik.“ menjadikan Idul Adha dan Berkurban

36 SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 104 | 13 - 28 DZULKA’DAH 1440 H


sebagai jalan perubahan menebar dengan riang hati sebagaimana bersifat adil dan ihsan dengan sesama
kebaikan hidup bagi sesama. Selain terkandung dalam spirit Al-Ma’un. umat manusia. Pada frasa sebelumnya
menjadikan diri semakin dekat Bersama dengan itu Islam juga dari Surat Al-Maidah ayat ke-2 itu,
dengan Allah (taqarrub ila Allah) mengajarkan agar sesama insan ciptaan disebutkan “wa laa yajrimannakum
yang membentuk keshalihan diri, Allah mesti bersedia saling membantu syanaanu qaumin an shodduukum
dengan Idul Adha dan Berkurban dan bekerjasama yang dikenal dengan ‘anil masjidil haraam an ta’taduu”,
setiap Muslim semakin tergerak “ta’awun” sebagaimana firman Allah artinya “Jangan sampai kebencian
berbuat keshalihan bagi sesama. Mari dalam Al-Qur'an: (mu) kepada suatu kaum karena
sebarluaskan semangat altruisme mereka menghalang-halangimu dari
yakni kerelaan berkorban bagi Masjidilharam mendorongmu berbuat
kehidupan bersama untuk membangun aniaya atau melampaui batas (kepada
kebersamaan dalam kehidupan di mereka)” (Qs Al-Maidah: 2). Frasa
masyarakat, sesama umat Islam, dan ini mengajarkan sikap adil meskipun
seluruh keluarga bangsa. kepada pihak yang memusuhi kita,
Pada suatu hadits disebutkan bahwa Artinya “Dan tolong- itulah suatu ajaran “ta’awun” yang
Zaid Ibn Arqam, ia berkata atau mereka menolonglah kamu dalam sangat luhur sebagai landasan ruhani
berkata: “Wahai Rasulullah saw, apakah (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan moral dalam berhabluminannas
kurban itu?” Rasulullah menjawab: dan jangan tolong-menolong dalam dengan sesama.
“Kurban adalah sunahnya bapak kalian, berbuat dosa dan permusuhan. Dan Jiwa ta’awun dalam Islam
Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya: “Apa bertakwalah kamu kepada Allah, paralel dengan ajaran ihsan, yakni
keutamaan yang kami akan peroleh sesungguhnya Allah sangat berat kebaikan yang utama. Bahwa karena
dengan kurban itu?” Rasulullah siksa-Nya.” (Qs Al-Maidah: 2). dekatnya seorang Muslim dengan
menjawab: “Setiap satu helai rambutnya Ibnu Katsir mengaitkan ayat Allah Yang Maha Rahman dan
adalah satu kebaikan.” Mereka bertanya Al-Qur'an tersebut dengan hadits Rahim maka dirinya menjadi sosok
lagi: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah Nabi: “unshur akhaka dhaliman aw yang shalih dan welas asih secara
menjawab: “Setiap satu helai bulunya madhluman”, artinya “Tolonglah melintasi untuk berbuat segala
juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan sadaramu yang menganiaya dan yang kebaikan kepada siapapun tanpa
Ibn Majah). dianiaya” [HR Imam Ahmad (11538) pandang bulu. Salah satu sifat ihsan
Pasca Idul Adha setiap Muslim dari Anas bin Malik]. Ketika Nabi ialah menghubungkan silaturahim
perlu merayakan solidaritas sosial ditanya kenapa harus menolong orang dan tidak memutuskannya. Dalam
sebagai budaya dan praksis sosial untuk yang menganiaya? Rasul menjawab, salah satu hadits Nabi bersabda
memberdayakan saudara-saudara yang yang artinya “Engkau larang dia yang artinya, “Tidak halal bagi
lemah, mendorong kaum berpunya agar tidak berbuat aniaya, begitulah seorang Muslim untuk memboikot
untuk mau berbagi, dan menebar cara kamu menolongnya”. Betapa saudaranya lebih dari tiga hari.
segala kebajikan dengan sesama yang tegas tapi moderat cara Rasulullah Mereka berdua bertemu namun yang
bersifat melintasi. Budaya dan praksis mengajarkan Islam, bahwa dalam satu berpaling dan yang lainnya
solidaritas sosial juga disebarluaskan menghadapi pihak musuh sekalipun juga berpaling. Dan yang terbaik
guna menciptakan harmonisasi sosial harus senantiasa dimiliki jiwa dan di antara mereka berdua yaitu yang
yang memupuk benih-benih kepeduliaan, sikap dasar kebajikan. Perbedaan memulai dengan memberi salam.”
keberbagian, toleransi, welas asih, agama, ras, suku bangsa, golongan, (HR Al-Bukhari dan Muslim).
damai, dan saling memajukan yang pilihan politik, dan keragaman apapun Melalui ajaran “ta’awun”
membawa pada kebajikan hidup kolektif tidak semestinya membuat hubungan sebagaimana juga ibadah kurban,
yang luhur dan utama. antar sesama saling bermusuhan dan hendaknya semakin menanamkan
Jika di antara muslim ikhlas dan terputus silaturahmi. kepedulian terhadap sesama. Mereka
gembira membagikan daging kurban Dalam hal “ta’awun” dapat yang memiliki rizki dan segala
bagi sesama, maka sama artinya gemar dikembangkan sikap lebih positif yaitu kelebihan dapat membantu dan
membantu sesama yang kekurangan membangun kehidupan bersama yang berbagi terhadap sesama, tidak rakus

SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 104 | 16 - 31 JULI 2019 37


dan memupuk kekayaan berlebih Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa
yang menimbulkan kesenjangan, Lillahi al-Hamd
serta mau memberdayakan mereka Jamaah Shalat Idul Adha
yang nasibnya tidak beruntung. Rahimakumullah!
Bahwa bumi dan seluruh alam raya Bersamaan dengan ibadah
ini diperuntukkan untuk seluruh Idul Adha saat ini kaum Muslimin
umat manusia dan makhluk ciptaan- dari berbagai negara termasuk
Nya secara merata, tidak untuk dari Indonesia tengah menunaikan
satu orang atau golongan saja yang ibadah haji. Kita do’akan agar
menyebabkan hilangnya keadilan saudara-saudara seiman itu dapat
dan kemakmuran bersama. menyelesaikan prosesi haji dengan
Islam juga mengajarkan “ta’aruf” paripurna, diberi kemudahan dan
yakni saling mengenal antar keberkahan, serta kembali ke tanah
anak cucu Adam dalam suasana air dengan selamat dan meraih haji
kemajemukan. Bahwa diciptakannya mabrur. Kita mendambakan semakin
manusia baik laki-laki maupun banyak yang telah menunaikan haji,
perempuan, bersuku-suku bangsa, shalat, puasa, dan ibadah-ibadah
dan bergolongan semuanya untuk lainnya yang dituntunkan Islam kian
saling mengenal satu sama lain, terwujud keshalihan dan kebaikan
dan mereka yang bertakwalah yang dalam kehidupan umat Islam,
paling mulia di sisi Allah (Qs Al- sehingga umat Islam menjadi umat
Hujarat: 13). Esensi ta’awun dan terbaik atau khaira ummah serta
ta’aruf ialah merajut persaudaraan mewujudkan rahmatan lil-‘alamin.
dan kebersamaan dalam suasana Kita juga mendo’akan agar
damai, toleran, kasih sayang, dan saudara-saudara di tempat manapun
saling memajukan meskipun dalam yang kini tengah sakit dan musibah
suasana perbedaan. Sebaliknya diberi kesembuhan dan jalan
menjauhkan diri dari pertikaian, kemudahan oleh Allah Yang Maha
kebencian, permusuhan, serta segala Rahman dan Maha Rahim. Semoga
hal yang merusak dan merugikan kita yang menunaikan shalat Idul
dalam hubungan antarsesama. Adha hari ini menjadi insan Muslim
Pasca Idul Adha dan berkurban yang semakin istiqamah dalam
setiap Muslim secara individu menjalani kehidupan dengan fondasi
dan kolektif niscaya menjadi suri iman yang kokoh, ibadah yang
teladan dalam merekat persaudaraan, khusyuk dan bermakna, ilmu yang
saling membantu, tolong menolong, luas dan mencerahkan, serta amal
kebersamaan, dan keutuhan hidup shalih yang yang menebar kebajikan
bersama sesama umat manusia di dan rahmat bagi semesta alam.
manapun berada. Perbedaan agama, Marilah di akhir khutbah Idul
golongan, suku bangsa, kedaerahan, Adha ini kita bermunajat kepada
pilihan politik, dan keragaman Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan
latarbelakang lainnya jangan merusak khusyuk dan penuh pengharapan,
jalinan solidaritas sosial yang menjadi agar ibadah kita diterima Allah
kekuatan bangsa Indonesia yang Subhanahu wa Ta’ala, serta hidup
mayoritas Muslim. Inilah bentuk uswah kita meraih kebaikan hakiki di dunia
hasanah Muslim dan umat Islam hasil dan akhirat dalam rengkuhan ridha DR H Haedar Nashir, Ketua Umum
dari Idul Adha dan ibadah kurban. dan karunia-Nya.• Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

38 SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 104 | 13 - 28 DZULKA’DAH 1440 H

Anda mungkin juga menyukai