Anda di halaman 1dari 5

Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya Puraya (Abdul Syakur, Yuningtyastuti)

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

Abdul Syakur, Yuningtyastuti


a_syakur@elektro.ft.undip.ac.id, yuningtyastuti@elektro.ft.undip.ac.id
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstrak mengetahui kebutuhan pemasangan sistem


Makalah ini menjelaskan mengenai sistem proteksi penangkal petir pada bangunan bertingkat tersebut
penangkal petir pada Gedung Widya Puraya, kampus
UNDIP Tembalang. Sistem proteksi ini diperlukan II. Dasar Teori
mengingat gedung tersebut berada pada posisi yang Kilat merupakan peristiwa alam yaitu proses
paling tinggi diantara gedung-gedung sekitar dan pelepasan muatan listrik ( electrical discharge ) yang
berada pada lokasi dengan tingkat hari guruh yang terjadi di atmosfer. Peristiwa pelepasan muatan ini
tinggi sekitar 128 hari guruh tiap tahun. Dengan akan terjadi karena terbentuknya konsentrasi muatan
menggunakan konsep ruang proteksi menurut model – muatan positif dan negatif di dalam awan ataupun
elektrogeometri, akan dihitung dan ditentukan jarak perbedaan muatan dengan permukaan bumi.
ruang proteksi dari penangkal petir yang digunakan Kilat sebenarnya lebih sering terjadi antara
dan tingkat proteksi yang dibutuhkan. Hasil muatan satu dengan muatan lain di dalam awan
perhitungan menunjukkan bahwa penangkal petir dibandingkan dengan yang terjadi antara pusat
yang dipasang di atas gedung perpustakaan belum muatan di awan dengan permukaan bumi. Kedua
mampu melindungi secara keseluruhan gedung-gedung
jenis pelepasan muatan tersebut sebenarnya sama –
yang ada disekitarnya yang mencakup keseluruhan
sama dapat menimbulkan gangguan atau kerugian.
gedung widya puraya.
Petir yang terjadi antara awan dengan awan dapat
mengganggu di bidang penerbangan, sedangkan petir
Kata kunci : petir, ruang proteksi, elektrogeometri yang terjadi antara awan dengan permukaan bumi
dapat menimbulkan kerusakan pada gedung tinggi
I. Pendahuluan dan peralatannya.
Pembangunan gedung – gedung baru, cenderung
bertingkat sebagai solusi karena semakin sempitnya 2.1 Frekuensi Sambaran Petir
lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin 2.1.1 Sambaran Petir Langsung
banyak berdirinya bangunan bertingkat, beberapa Jumlah rata – rata frekuensi sambaran petir
permasalahan mengenai keamanan bangunan menjadi langsung pertahun (Nd) dapat dihitung dengan
penting untuk diperhatikan, karena bangunan perkalian kepadatan kilat ke bumi pertahun (Ng) dan
bertingkat lebih rawan mengalami gangguan, baik luas daerah perlindungan efektif pada gedung (Ae)
gangguan secara mekanik maupun gangguan alam. Nd = Ng . Ae (2.1)
Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah
sambaran petir. Mengingat letak geografis Indonesia Kerapatan sambaran petir ke tanah
yang dilalui garis katulistiwa menyebabkan Indonesia dipengaruhi oleh hari guruh rata – rata per tahun di
beriklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari daerah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hubungan
guruh rata – rata per tahun yang sangat tinggi. sebagai berikut :
Dengan demikian bangunan – bangunan di Indonesia Ng = 4 . 10-2 . T1.26 (2.2)
memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan
akibat terkena sambaran petir. Kerusakan yang Sedangkan besar Ae dapat dihitung sebagai berikut :
ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta Ae = ab + 6h(a+b) + 9πh2 (2.3)
manusia yang berada di dalam gedung tersebut.
Untuk melindungi dan mengurangi dampak Sehingga dari substitusi persamaan (2.2) dan (2.3) ke
kerusakan akibat sambaran petir maka dipasang persamaan (2.1), maka nilai Nd dapat dicari dengan
sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem persamaan berikut :
pengaman itu salah satunya berupa sistem penangkal
petir beserta pentanahannya. Pemasangan sistem N d = 4.10 −2.T 1.26 (ab + 6h( a + b) + 9πh 2 ) (2.4)
tersebut didasari oleh perhitungan resiko kerusakan dimana :
akibat sambaran petir terhadap gedung. Perhitungan a = Panjang atap gedung (m)
resiko ini digunakan sebagai standar untuk b = Lebar atap gedung (m)
h = Tinggi atap gedung (m)

35
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 35 - 39

T = hari guruh pertahun keliling pada atp datar. Sedang untuk atap runcing
Ng = Kerapatan sambaran petir ke tanah atau selisih tinggi bumbungan dan lisplang lebih dari
( sambaran/Km2/tahun ) 1 meter, maka sistem yang sesuai adalah metode
Ae = Luas daerah yang masih memiliki angka franklin yaitu sistem penangkal petir dengan
sambaran petir sebesar Nd (Km2) elektroda batang (fiial).

2.1.2 Sambaran Petir Tidak Langsung 2.3.1. Ruang Proteksi Konvensional


Rata – rata frekuensi tahunan Nn dari kilat
Pada masa awal diketemukannya penangkal
yang mengenai tanah dekat gedung dapat dihitung
petir dan beberapa tahun setelah itu, ruang proteksi dari
dengan perkalian kerapatan kilat ke tanah pertahun
suatu penangkal petir berbentuk ruang kerucut dengan
Ng dengan cakupan daerah di sekitar gedung yang
sudut puncak kerucut berkisar antara 30o hingga 35o
disambar Ag
(Gambar 1.a). Pemilihan besarnya sudut proteksi ini
Nn = Ng . Ag (2.5)
menyatakan tingkat proteksi yang diinginkan. Semakin
kecil sudut proteksi maka semakin tinggi tingkat
Daerah di sekitar sambaran petir (Ag), adalah
proteksi yang diperoleh (semakin baik), namun semakin
daerah disekitar gedung dimana suatu sambaran ke
mahal biaya pembangunannya.
tanah menyebabkan suatu tambahan lokasi potensial
tanah yang dapat mempengaruhi gedung.
2.2 Resiko Kerusakan Akibat Sambaran Petir
Sambaran petir dapat mengakibatkan beberapa
kerusakan, yaitu :
a. Kematian atau korban jiwa
b. Kerusakan mekanis.
c. Kerusakan Thermal
d. Kerusakan Elektrik Gambar 1. Ruang proteksi konvensional

2.3 Sistem Pengaman Pada Gedung Untuk mempermudah perhitungan analitik,


Sistem pengaman gedung dibuat untuk ruang proteksi tiga dimensi dapat dilukiskan secara
melindungi gedung tersebut dari berbagai macam dua dimensi dan karena bentuknya simetri, maka
gangguan. Salah satu sistem pengaman gedung analisis dapat dilakukan hanya pada separo bagian
adalah sistem penangkal petir beserta (Gambar 1.b). Semua benda-benda yang berada di
pembumiannya. Instalasi bangunan yang menurut dalam ruang kerucut proteksi (atau bidang segi-tiga
letak, bentuk, penggunaanya dianggap mudah terkena proteksi) akan terhindar dari sambaran petir. Sedangkan
sambaran petir dan perlu dipasang penangkal petir benda-benda yang berada di luar ruang kerucut
adalah : proteksi (atau di luar bidang segi-tiga proteksi) tidak
a. Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, akan terlindungi.
menara, dan cerobong pabrik.
b. Bangunan – banguna tempat penyimpanan bahan 2.3.2 Ruang Proteksi Non Konvensional
yang mudah terbakar atau meledak seperti pabrik
amunisi, atau gudang penyimpan bahan peledak. Ruang proteksi menurut model elektro
c. Bangunan – banguna sarana umum seperti geometri hampir sama dengan ruang proteksi
gedung bertingkat pusat perbelanjaan, instansi berdasarkan konsep lama, yaitu berbentuk ruang
pemerintahan, sekolah dan sebagainya. kerucut juga, hanya saja bidang miring dari kerucut
d. Bangunan yang berdasar fungsi khusus perlu tersebut melengkung dengan jari-jari tertentu
dilindungi seperti gedung arsip negara. (Gambar 2).
Jenis penangkal petir juga dipengaruhi oleh Besar jari-jari ini sama dengan besarnya jarak
keadaan atap dari gedung yang akan diamankan. sambar dari lidah petir. Jarak sambar (kemampuan
Untuk bangunan dengan atap datar, yaitu bangunan menyambar atau menjangkau suatu benda) dari
yang memiliki selisih tinggi antara bumbungan dan lidah petir ini ditentukan oleh besarnya arus petir
lisplang kurang dari 1 meter maka sistem yang sesuai yang terjadi. Dengan demikian, derajat
adalah sistem faraday yaitu sistem penangkal petir kelengkungan dari bidang miring kerucut dipengaruhi
oleh besarnya arus petir yang terjadi.

36
Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya Puraya (Abdul Syakur, Yuningtyastuti)

diperlukan untuk memicu lidah petir melakukan


loncatan terakhir juga lebih besar, sehingga
iangkauan sambaran berjarak lebih jauh.
Sesungguhnya hubungan antara I dan rs
sangat rumit dengan beberapa versi persamaan telah
dikemukakan oleh para ahli dan tetap terus akan
berkembang lagi.
Besar arus puncak peluahan petir dapat dicari dengan
Gambar 2 Konsep ruang proteksi menurut elektrogeometri persamaan sebagai berikut
model I = 10.6Q 0,7 (2.6)
dimana :
2.3.3 Bidang Sambar dan Garis Sambar I = Arus puncak petir (kA)
Q = Muatan lidah petir (Coulombs)
Jangkauan proteksi suatu penangkal petir
Sedang hubungan besar arus dengan jarak sambaran
dapat dijelaskan dengan bidang sambar atau garis
ditunjukkan persamaan berikut
sambar. Bidang sambar adalah tempat kedudukan
titik-titik sambar, yaitu titik-titik dimana lidah petir S = 8I 0, 65 (2.7)
telah mencapai suatu jarak terhadap suatu benda Jarak sambar S adalah jarak jari – jari yang
sama dengan jarak sambar. Bidang sambar dipakai pada ruang proteksi non konvensional. Dan
merupakan bentuk tiga dimensi dalam kondisi nyata. persamaan yang sering digunakan untuk menentukan
Untuk keperluan penyederhanaan analisis dapat jarak sambar adalah persamaan Whitehead, karena
dipergunakan bentuk dua dimensi , yaitu garis hingga saat ini merupakan persamaan yang banyak
sambar seperti ditunjukkan pada gambar 3.. diakui kebenarannya.
Titik A dan B merupakan titik kritis, artinya
semua petir dengan arus I yang melewati titik-titik 2.4.2 Sistem Penangkal Petir Gedung Beratap
ini akan menyambar ke penangkal petir atau menuju Kerucut
ke tanah dengan probabilitas 50%. Untuk mengetahui Sistem penangkal petir untuk gedung beratap
apakah suatu benda terlindungi, maka perlu dibuat kerucut lebih cocok menggunakan metode Franklin.
garis sambar untuk arus yang sama I untuk benda Metode ini merupakan metode yang paling tua.
tersebut. Bila garis sambar untuk benda berada di Tetapi metode ini masih cukup handal untuk
bawah dari garis sambar untuk penangkal petir, benda melindungi gedung dari sambaran petir. Sehingga
terlindungi. Sebaiknya, jika garis sambar untuk benda sistem ini masih banyak digunakan orang terutama
berada di atas garis sambar untuk penangkal petir, maka untuk gedung yang beratap kerucut / kubah. Gambar
benda tidak terlindungi. 4 penampang sistem tersebut dapat dilihat sebagai
berikut.

* HGXQJ

Gambar 4. Sistem penangkal petir metode Franklin


Gambar 3 Garis sambar suatu lidah petir untuk arus petir
tertentu Elektroda batang pada metode Franklin
Hubungan antara besarnya arus petir dengan mempunyai daerah perlindungan yang berbentuk
jarak sambar dapat dijelaskan sebagai berikut. Bila kerucut dengan elektroda batang sebagai porosnya.
arus petir yang terjadi bernilai kecil, artinya Setengah dari sudut puncak disebut sebagai sudut
mengandung jumlah muatan kecil, maka energi perlindungan. Biasanya diambil sudut 56o, khusus
yang diperlukan untuk memicu lidah petir melakukan untuk gedung yang mudah terbakar biasanya sudut
loncatan-terakhir juga kecil, sehingga jangkauan perlindungan diambil dari 45o.
sambaran berjarak pendek. Jika arus petir yang
terjadi bernilai lebih besar, artinya mengandung III. Gedung Widya Puraya
jumlah muatan lebih banyak, maka energi yang

37
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 35 - 39

Gedung Widya Puraya Universitas Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai


Diponegoro terletak di sebelah barat daya gedung resiko kerusakan dan effisiensi pada gedung
rektorat Universitas Diponegoro Semarang. Data – Perpustakaan sebelum diproteksi dengan resistansi
data dari gedung tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. tanah 0,0314 Ώ / Km seperti pada Tabel 2. Dari hasil
Gedung ini terdiri dari tiga lantai dengan bentuk perhitungan pada tabel 2 dapat diketahui gedung
bangunan memanjang dengan lahan di sekitar membutuhkan sistem proteksi dengan effisiensi
bangunan yang luas. Gedung Widya Puraya terletak 0,872 atau level proteksi 4 pada resistansi tanah
di daerah dengan karakteristik perbukitan sehingga 0,0314 Ώ / km sehingga relatif bahaya atau nilai
memiliki potensi mengalami gangguan sambaran resiko kerusakan tidak terlalu besar
petir. Tabel 2 Nilai resiko kerusakan gedung sebelum diproteksi
dengan resistansi tanah 0,0314Ώ/Km
Tabel 1 Data karakteristik gedung Widya Puraya
Karakteristik Ukuran Nilai resiko Hasil perhitungan
Tinggi gedung 24 m
Fi -0,000000179
Panjang gedung 108 m
Fd 0,00778
Lebar gedung 47 m
Jumlah orang 200 orang F 0,00778
Waktu hadir 1820 jam / th / orang Fa 0,00100
Kerapatan petir 123 kilat / th
E 0,87100
Resistifitas tanah depan = 2,273 Ώ Km
belakang = 0.578 Ώ Km
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
Permukaan luar gedung Tanah metode Whitehead, maka akan dapat dicari besar arus
Jenis bangunan Biasa sambaran yang dapat ditangkap ditangkap oleh sistem
penangkal petir tersebut. Bila kita menggunakan
Karakteristik material Beton
sistem penangkal petir dengan besar resistansi tanah
Jarak atap dan lisplang 9m 0,0314 Ώ / km, kita akan mendapat suatu sistem
proteksi dengan level proteksi tingkat 4, maka nilai
jari – jari ruang proteksi yang diperoleh sebesar 60
m. Dengan persamaan Whitehead, maka dapat dicari
besar arus sambaran yang dapat ditangkap oleh
sistem penangkal petir tersebut.
Diketahui S = 8I 0, 65 , dimana S besarnya 60
SHUSXVW
DNDDQ
m, merupakan jarak sambar atau jari – jari ruang
proteksi. Sehingga besar arus sambaran petir ( I )
5 DGLXVSURW
HNVL
P HW
HU / 36 ( )
P HW
HU
adalah :
P HW
HU
S = 8I 0,65
P HW
HU 0 , 65
S
I=
* HGXQJ : LG\ D 3XUD\ D
P HW
HU
8
0, 65
60
P HW
HU P HW
HU I=
8
0 , 65
I= 7,5
Gambar 5 Ruang proteksi LPS EF pada gedung Widya I = 18,6 kA
Puraya dan Perpustakaan Berarti dengan tambahan penangkal petir,
bangunan bisa menahan sambaran petir sampai
IV. Sistem Proteksi Penangkal Petir sebesar 18,6 kA. Bila sambaran petir besarnya lebih
dari 18,6 kA maka akan ditangkap oleh sistem

38
Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya Puraya (Abdul Syakur, Yuningtyastuti)

proteksi petir. Karena memiliki level proteksi tingkat


4, maka sudut proteksi yang didapat sebesar 45o.
Sehingga jarak terjauh yang dapat ikut terlindungi
oleh penangkal petir ini adalah 31 meter. Didapat dari
perhitungan
x = tan 45 o . h meter
x = 1 . 31 meter
x = 31 meter.
Sehingga penangkal petir di gedung
Perpustakaan UNDIP belum dapat melindungi
gedung Widya Puraya yang berjarak puncak
tertingginya 50,5 meter (Lebar jalan 8 meter) dari
gedung perpustakaan.
Berikut penggambaran sudut proteksi dari gedung
perpustakaan UNDIP Semarang.

Daftar Pustaka
3HUSXVW
DNDDQ
1 A. Arismunandar, Dr, S. Kawahara, Dr, Buku
: LG\ D3 XUD\ D
Pegangan Teknik Tenaga Listrik, Jilid II,
Pradnya Paramita, 1 Juni 1973.
P
2 Hutauruk TS, Ir, M.E.E, Gelombang Berjalan
Gambar 6 Sudut Proteksi penangkal petir perpustakaan
dan Proteksi Surja. Erlangga. Jakarta. 1991.
UNDIP
3 Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Untuk
Bangunan di Indonesia. Direktorat penyelidikan
V. Kesimpulan
masalah bangunan. Jakarta. 1983.
Sistem proteksi petir pada gedung bertingkat
4 Golde, R.H Lightning. Volume 2. London :
memiliki peranan yang sangat penting karena
Academic Press Inc. 1981.
berfungsi untuk melindungi peralatan dan manusia
yang berada di dalamnya. Gedung Widya Puraya 5 Petrov N.I, Alessandro F.D. Lightning to earthed
berada pada daerah dengan hari guruh tinggi sangat structure : comparison of models with lightning
rawan terhadap sambaran petir, oleh karena itu perlu strike data. 1996.
dipasang proteksi petir. 6 IEC, Assement of The Risk of Damage Due to
Sistem proteksi terhadap sambaran petir pada gedung Lightning, Internasional Standard, CEI IEC
widya puraya telah dilakukan dengan memasang 1662 First Edition, 1995.
penangkal petir di atas gedung perpustakaan. 7 Hutauruk TS, Ir, M.E.E, Pengetanahan Netral
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan,
penangkal petir yang dipasang di atas gedung Erlangga. Jakarta. 1991.
Perpustakaan UNDIP belum dapat melindungi 8 Hovart Tibor, Computation of Lightning
gedung Widya Puraya yang berjarak puncak Protection, Tecnical University of Budapest,
tertingginya 50,5 meter (Lebar jalan 8 meter) dari Hungary, 1986.
gedung perpustakaan

39

Anda mungkin juga menyukai