Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS STRUKTURALISME CERITA ANAK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu:
Tyasmiarni Citrawati, M.Pd

Oleh:
Achmad Burhanidan Arief
NIM: 180611100160
Kelas 2 E

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2019
A. Tujuan Analisis
Untuk mengetahui kajian struktural dari cerita anak yang berjudul “Ikan
dan burung”.
B. Analisis Cerita Anak
IKAN DAN BURUNG

Oleh: Yunarvian

Cerita anak Analisis cerita


Di sebuah hutan hiduplah dua binatang 1. Tema
yang saling bersahabatan. Binatang itu adalah Menurut saya tema yang
burung dan ikan. Keduanya sangat dekat dan pantas untuk cerita tersebut
selalu saling membantu. Kedekatan keduanya adalah “saling membantu
tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui antara makhluk hidup”.
suatu kejadian yang mengubah mereka. Bahwasanya didunia tidak
Waktu itu Ikan sedang beristirahat dipinggir mungkin hidup sendiri pasti
sungai. Ia memandangi biji-bijian di pohon ada unsur tolong menolong
tepat diatasnya. anatar mahkluk hidup.
“kelihatannya biji-bijian itu enak dimakan” 2. Judul
kata Ikan dalam hati. Judul dari cerpen tersebut
Ia selalu berusaha meloncat setingi- adalah “ Ikan dan Burung”.
tingginya untuk mendapatkannya. Berkali- 3. Tokoh
kali ia meloncat, namun tidak berhasil Tokoh yang terdapat pada
mencapai biji-bijian itu. Ia hanya bisa cerita adalah seekor ikan dan
memandangii biji-bijian itu. Saat seekor burung. Hal ini
memandangi biji-bijian itu, perhatiannya terlihat dari kalimat “Di
teralihkaan oleh seekor burung yang sebuah hutan hiduplah dua
berterbang kesana kemari. binatang yang saling
“Tuhan, kenapa engkau tidak memberiku bersahabatan. Binatang itu
sayap untuk terbang agar aku bisa meraih adalah burung dan ikan”.
untuk terbang agar aku bisa meraih biji-bijian 4. Alur
itu?” kata si ikan dalam hati. Cerita di samping
Setelah berterbangan burung lalu hinggap menggunakan alur maju.
disalah satu dahan pohon di pinggir sungai - Tahap eksposisi
untuk beristirahat. Saat itu ia melihat ke air. Peristiwa binatang ikan dan
Di dasar air sungai itu ia melihat banyak burung yang sedang istirahat
sekali cacing bergelitan. dipinggir sungai di dalam
“kelihatannya cacing-cacing itu enak hutan.
dimakan.” Kata burung dalam hati. - Tahap awal konflik:
Ia lalu berusaha masuk ke dalam air untuk Peristiwa dimana seekor ikan
menyelam dan mengangkap cacing-cacing yang melihat biji-bijian
itu. Namun, ia tidak berhasil karena ia tidak diatasnya dan seekor burung
bisa berenang. Ia lalu hanya bisa yang melihat cacing didalam
memandangi cacing itu dari atas pohon. Saat sungai.
sedang memandangi cacing-cacing di dalam - Tahap klimaks:
air, perhatiannya teralihkan pada ikan yang Peristiwa dimana para
sedang berenang didalam air binatang tersebut tidak bisa
“Tuhan, kenapa engkau tidak memberiku mengambil apa yang dilihat
ekor dan sirip untuk berenang agar aku bisa dan diinginkan.
meraih cacing-cacing dalam air itu?” kata si - Tahap antiklimaks:
burung dalam hati. Akhirnya ikan dan burung
Akhirnya ikan dan burung saling tahu tersebut saling membantu
kesulitan masing-masing. Berkali-kali ikan untuk mendapatkan apa yang
lihat si burung menyelam ke air untuk diinginkan mereka berdua.
mendapatkan cacing. Demikian pun si burung Terlihat pada percakapan
berkali-kali melihat ukan meloncat-loncat “Gimana jika kau
untuk mendapatkan biji-bijian. Lalu mereka membantuku mengambil
berkenalan. biji-bijian itu dan aku akan
“Hei ikan, apakah kau menginginkan biji- membantumu mendapatkan
bijian itu?” kata burung. cacing-cacing di dasar
“Benar, tapi aku tidak punya sayap sepertimu sungai.” Ajak si ikan.“Wow
sehingga tidak bisa terbang mendapatkan biji- ide bagus, aku setuju.” Sahut
bijian itu.” Jawab si ikan. si burung.
“Aku juga menginginkan cacing di dasar - Tahap denounmen:
sungai, tapi aku tidak punya sirip sepertimu Tahap ini terdapat pada
sehingga aku tidak bisa mendapatkan cacing- kalimat “Akhirnya ikan dan
cacing itu.” Balas si burung. burung menjadi sahabat dan
“Gimana jika kau membantuku mengambil saling membantu”.
biji-bijian itu dan aku akan membantumu 5. Latar
mendapatkan cacing-cacing di dasar sungai.” Latar dalam cerita di
Ajak si ikan. samping bertempat disuatu
“Wow ide bagus, aku setuju.” Sahut si hutan disebuah sungai. “Di
burung. sebuah hutan hiduplah dua
Akhirnya ikan dan burung menjadi sahabat binatang yang saling
dan saling membantu. bersahabat”. “Waktu itu Ikan
sedang beristirahat dipinggir
sungai”. “Saat memandangi
biji-bijian itu, perhatiannya
teralihkaan oleh seekor
burung yang berterbang
kesana kemari”.
6. Sudut pandang
Sudut pandang dalam cerita
diatas adalah ia sebagai
pencerita yang serba tahu.

Anda mungkin juga menyukai