A. Dasar Teori
Kehidupan setiap organisme tidak terlepas dari adanya interaksi. Interaksi merupakan
hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan lainnya ( Elfidasari 2007). Setiap
organisme tidak dapat hidup sendiri, karena setiap organisme tersebut membutuhkan
bantuan dari organisme lainnya. Setiap interaksi yang terjadi akan memberikan manfaat
atau kerugian yang berdampak bagi setiap organisme yang saling berinteraksi. Salah satu
dampak dari interaksi yaitu pada pengaruh kehidupan dan kecepatan pertumbuhan suatu
populasi. Makhluk hidup dan lingkungannya saling berinteraksi satu sama lain dalam
suatu sistem yang kompleks. Sistem yang terbentuk karena interaksi makhluk hidup
dengan lingkungnya disebut ekosistem, Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi
antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik. Hal tersebut menjadi
alasan adanya interaksi makhluk hidup. Interaksi ini juga dilakukan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup yang
meliputi kebutuhan food (pakan), cover (sarang atau pelindung), water (air : kubangan/air
mengalir/menggenang) dan space (ruang). Hal ini membuat suatu individu menggunakan
komponen-komponen habitatnya.
Penggunaan habitat merupakan cara satwa dalam menggunakan suatu kumpulan
komponen fisik dan biologi (sumber daya) dalam suatu habitat. Hutto (1985),
menyatakan bahwa penggunaan habitat merupakan sebuah proses yang secara hierarkhi
melibatkan suatu rangkaian perilaku alami dan belajar suatu satwa dalam membuat
keputusan habitat seperti apa yang akan digunakan dalam skala lingkungan yang
berbeda. Terkait hal tersebut Johnson (1980), menyatakan bahwa seleksi merupakan
proses satwa memilih komponen habitat yang digunakan. Kesukaan habitat merupakan
konsekuensi proses yang menghasilkan adanya penggunaan yang tidak proporsional
terhadap beberapa sumber daya, yang mana beberapa sumber daya digunakan melebihi
yang lain.
Pada aktivitas penggunaan habitat akan terlihat pola interaksi organisme
dihabitatnya. Pola interaksi organisme terbagi atas: interaksi netralitas yaitu hubungan
antara dua jenis organisme yang berbeda yang tidak saling mempengaruhi, interaksi
predasi yaitu hubungan antara dua jenis organisme berbeda dimana yang satu sebagai
pemangsa (predator) dan yang lain sebagai mangsanya, interaksi kompetisi yaitu
hubungan antara dua jenis organisme yang saling bersaing dalam mencari makan,
tempat bernaung, mencari pasangan dll, dan interaksi simbiosis meliputi simbiosis
parasitisme dan mutualisme, serta interaksi antibiosis yaitu hubungan antara dua jenis
organisme, dimana yang satu menekan pertumbuhan yang lainnya. contohnya
pertumbuhan jamur penisilium yang tumbuh pada roti dan menekan pertumbuhan
bakteri atau jamur lainnya.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi penggunaan komponen habitat oleh
satwa liar dan hubungan interaksinya didalam habitat.
C. Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode eksplorasi, yaitu
pengamatan dilakukan dengan penjelajahan suatu lokasi untuk mengamati
permasalahan/topik serta untuk memahami fenomena yang terjadi di lokasi tersebut.
1. Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu, 30 Maret 2019 – Minggu, 31 Maret 2019
Pukul : 07.30 WIB – 12.00 WIB.
Tempat : Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat
2. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum yaitu ATK, Tallysheet,
pocket camera, dan beberapa makhluk hidup dan faktor abiotik untuk diamati.
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
Cara kerja pada praktikum ini yaitu dengan menganalisis kecenderungan
penggunaan komponen habitat oleh suatu satwa. Contohnya: Semut hitam
cenderung menggunakan pohon johar (Cassia simea) di habitatnya. Kemudian
mengidentifikasi hubungan interaksi serta mendeskripsikannya.
Berikut adalah table hasil pengamatan interaksi antar satwa liar di Kebun
Raya Cibodas. Tabel ini berisi data sebagai berikut:
Tabel 11. Interaksi Antar Satwa liar
No Jenis Bentuk Interaksi Deskripsi
1.3Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme merupakan interaksi antara dua
organisme/sesama makhluk hidup yang hidup berdampingan yang
saling menguntungkan, dan bersifat sangat spesifik (khusus) dan
salah satu populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan
perannya oleh spesies lain yang mirip. Simbiosis antara dua jenis
organisme ini terjalin karena satu diantara makhluk hidup tersebut
biasanya memerlukan makhluk hidup lain untuk mempertahankan
kehidupannya ataupun untuk berkembang biak.
1.5 Kompetisi
Kompetisi adalah suatu persaingan ataupun usaha yang
dilakukan suatu makhluk hidup untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkan dari individu lainnya. Di dalam ekologi hewan
pada umumnya setiap individu sering sekali bersaing untuk
sumber daya alam maupun daya yang memiliki keterbatasan
seperti yang paling utama yaitu makanan, teritorial atau lawan
jenis untuk dijadikan pasangan. Kompetisi yang dimaksud
adalah persaingan dalam mendapatkan sumber daya-sumber
daya yang akan menjamin kelangsungan dan keberlanjutan
hidup makanan, kandang, air minum dan lainnya (Cahyani
2015).
E. KESIMPULAN
Hasil pengamatan yang dilakukan di Kebun Raya Cibodas tepatnya disekitar Curug
Ciismun terdapat beberapa interasi antara makhluk hidup. Interaksi ini terjadi antar
tumbuhan, interaksi antar satwa liar dan interaksi antara tumbuhan dab satwa liar.
Adanya interaksi ini menimbulkan pola bhubungan antar makhluk hidup tersebut yaitu
simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, simbiosis mutualisme, simbiosis netralisme
dan terjadinya kompetisi antara makhluk hidup. Interaksi yang paling banyak terjadi di
Kebun Raya Cibodas ialah interaksi anatar satwa liar dan tumbuhan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Vimono. 2010. Hubungan Parasitisme Antara Siput Thyca crystallina dan
Bintang Laut Biru Linckia laevigata di Perairan Ternate, Maluku
Utara. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia.Vol.2 Hal: 227-
242.
Hutto, R. L. 1985. Habitat Selection by Non Breeding Migratory Land Birds. Dalam:
M.L. Cody (ed.). Habitat Selection in Birds. Academic Press. Orlando.
Florida.
Sudarmaji. 2004. Ekologi Ekosistem. Jember (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.