Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM KE -3

INTERAKSI MAKHLUK HIDUP

A. Dasar Teori

Kehidupan setiap organisme tidak terlepas dari adanya interaksi. Interaksi merupakan
hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan lainnya ( Elfidasari 2007). Setiap
organisme tidak dapat hidup sendiri, karena setiap organisme tersebut membutuhkan
bantuan dari organisme lainnya. Setiap interaksi yang terjadi akan memberikan manfaat
atau kerugian yang berdampak bagi setiap organisme yang saling berinteraksi. Salah satu
dampak dari interaksi yaitu pada pengaruh kehidupan dan kecepatan pertumbuhan suatu
populasi. Makhluk hidup dan lingkungannya saling berinteraksi satu sama lain dalam
suatu sistem yang kompleks. Sistem yang terbentuk karena interaksi makhluk hidup
dengan lingkungnya disebut ekosistem, Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi
antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik. Hal tersebut menjadi
alasan adanya interaksi makhluk hidup. Interaksi ini juga dilakukan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup yang
meliputi kebutuhan food (pakan), cover (sarang atau pelindung), water (air : kubangan/air
mengalir/menggenang) dan space (ruang). Hal ini membuat suatu individu menggunakan
komponen-komponen habitatnya.
Penggunaan habitat merupakan cara satwa dalam menggunakan suatu kumpulan
komponen fisik dan biologi (sumber daya) dalam suatu habitat. Hutto (1985),
menyatakan bahwa penggunaan habitat merupakan sebuah proses yang secara hierarkhi
melibatkan suatu rangkaian perilaku alami dan belajar suatu satwa dalam membuat
keputusan habitat seperti apa yang akan digunakan dalam skala lingkungan yang
berbeda. Terkait hal tersebut Johnson (1980), menyatakan bahwa seleksi merupakan
proses satwa memilih komponen habitat yang digunakan. Kesukaan habitat merupakan
konsekuensi proses yang menghasilkan adanya penggunaan yang tidak proporsional
terhadap beberapa sumber daya, yang mana beberapa sumber daya digunakan melebihi
yang lain.
Pada aktivitas penggunaan habitat akan terlihat pola interaksi organisme
dihabitatnya. Pola interaksi organisme terbagi atas: interaksi netralitas yaitu hubungan
antara dua jenis organisme yang berbeda yang tidak saling mempengaruhi, interaksi
predasi yaitu hubungan antara dua jenis organisme berbeda dimana yang satu sebagai
pemangsa (predator) dan yang lain sebagai mangsanya, interaksi kompetisi yaitu
hubungan antara dua jenis organisme yang saling bersaing dalam mencari makan,
tempat bernaung, mencari pasangan dll, dan interaksi simbiosis meliputi simbiosis
parasitisme dan mutualisme, serta interaksi antibiosis yaitu hubungan antara dua jenis
organisme, dimana yang satu menekan pertumbuhan yang lainnya. contohnya
pertumbuhan jamur penisilium yang tumbuh pada roti dan menekan pertumbuhan
bakteri atau jamur lainnya.
B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi penggunaan komponen habitat oleh
satwa liar dan hubungan interaksinya didalam habitat.

C. Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode eksplorasi, yaitu
pengamatan dilakukan dengan penjelajahan suatu lokasi untuk mengamati
permasalahan/topik serta untuk memahami fenomena yang terjadi di lokasi tersebut.
1. Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu, 30 Maret 2019 – Minggu, 31 Maret 2019
Pukul : 07.30 WIB – 12.00 WIB.
Tempat : Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat
2. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum yaitu ATK, Tallysheet,
pocket camera, dan beberapa makhluk hidup dan faktor abiotik untuk diamati.
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
Cara kerja pada praktikum ini yaitu dengan menganalisis kecenderungan
penggunaan komponen habitat oleh suatu satwa. Contohnya: Semut hitam
cenderung menggunakan pohon johar (Cassia simea) di habitatnya. Kemudian
mengidentifikasi hubungan interaksi serta mendeskripsikannya.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut adalah hasil pengamatan berupa interaksi anatar tumbuhan yang
terdapat di Kebun Raya Cibodas. Bentuk interaksi yang diamati berupa interaksi
simbodi……………..
Tabel 10. Interaksi Antar Tumbuhan
No Jenis Bentuk Interaksi Deskripsi
Lumut dan Batang
1 pohon Simbiosis Mutualisme Lumut menempel
di pohon
2 Jamur dan Batang Simbiosis Mutualisme Jamur menempel
pohon di pohon
3 Benalu dan pohon Simbiosis Parasitisme Benalu menempel
pada batang pohon
4 Pohon pisang dan Simbiosis Parasitisme Tumbuhan
Tumbuhan menjalar menjalar
menempel di
batang pohon
pisang

Berikut adalah table hasil pengamatan interaksi antar satwa liar di Kebun
Raya Cibodas. Tabel ini berisi data sebagai berikut:
Tabel 11. Interaksi Antar Satwa liar
No Jenis Bentuk Interaksi Deskripsi

Kompetisi Kepik merah dan kepik


1 Kepik putih dan putih samerupakan
Kepik merah serangga kecil
berkompetisi dalam
mendapatkan makanan
ataupun tempat tinggal
2 Laba-laba dan Lalat Simbiosis Netralisme Laba – laba dan lalat
hinggap di suatu tanaman

3 Belalang daun Kompetisi Belalang daun dan


dengan belalang kayu belalang kayu saling
berkompetisi untuk
mendapatkan makanan di
rumput
4 Katak pohon Kompetisi Katak pohon bergaris
bergaris dengan Kodok puruh dengan Kodok puruh
sungai sungai saling
berkompetisi untuk
mendapatkan makanan
5 Belalang lau dengan Kompetisi Belalang lau dengan
Belalang daun Belalang daun saling
berkompetisi untuk
mendapatkan makanan
di rumput
Berikut adalah table hasil pengamatan interaksi antar satwa liar dan tumbuhan di
Kebun Raya Cibodas. Tabel ini berisi data sebagai berikut
Tabel 12. Interaksi antara satwa liar dan tumbuhan
No Jenis Bentuk Interaksi Deskripsi

1 Laba-laba dan Pohon Simbiosis Komensalisme Laba – laba


membuat sarang di
pohon untuk
bertahan hidup
2 Semut dan Pohon Simbiosis Komensalisme Sarang semut untuk
tempat tinggal
No Jenis Bentuk Interaksi Deskripsi

3 Kepik merah dan Pohon Simbiosis Komensalisme Kepik merah


hinggap di pohon
untuk tempat
tinggal
4 Kepik kuning dan Pohon Simbiosis Komensalisme Kepik merah
hinggap di pohon
untuk tempat
tinggal.
5 Walet dan Pohon Simbiosis Komensalisme Pohon sebagai
tempat wallet
membuat sarang
7 Lebah dan Tumbuhan Simbiosis Mutualisme Lebah menghisap
serbuk sari
sehinnga membantu
proses penyerbukan
pada tumbuhan
8 Lalat dan Daun Simbiosis Komensalisme Lalat hinggap di
daun untuk mencari
makan
10 Kupu-kupu dan Bunga Simbiosis Mutualisme Kupu – kupu
bewarna putih
hinggap di tanaman
dan menghisap
serbuk sari pada
tanaman tersebut
untuk memperoleh
makanan
11 Tumbuhan paku dan pohon Simbiosis Mutualisme Tumbuhan paku
inangnya memperoleh
makanan
12 Belalang dan daun Simbiosis Parasitisme Belelang
menyediakan daun
sebagai makanan
sekaligus tempat
makanannya
13 Capung dan bunga Simbiosis Mutualisme Bunga diabantu
penyerbukan,
capung dapat
berdiam diri untuk
menangkap
mangsanya
14 Burung dan Pohon Simbiosis Komensalisme Burung sedang
diam di pohon
No Jenis Bentuk Interaksi Deskripsi

16 Kadal dan Tumbuhan Simbiosis Mutualisme Kadal berada di


sekitar tanaman
untuk mencari
mangsa
17 Semut dan Daun Simbiosi Komensalisme Semut hinggap di
permukaan daun

Praktikum dilakukukan di Kebun Raya Cibodas tepatnya di sekitar Curug Ciismun.


Terdapat berbagai macam keanekaraman hayati yang berada disana baik komponen biotik
maupun komponen abiotik. Semua makluk hidup di Kebun Raya Cibodas saling
membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Makhluk hidup saling
melakukan interaksi dengan lingkungannya. Interaksi yang terjadi dapat dikelompokkan
menjadi interaksi antar tumbuhan, interaksi antar satwaliar dan interaksi satwaliar dengan
tumbuhan. Interaksi yang terjadi pada makhluk hidup tersebut akan menimbulkan pola
hubungan yang saling berkaitan.
Kehidupan semua makhluk hidup dapat berlangsung karena adanya
dukungan dari lingkungan sekitanya. Hubungan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Hubungan khas antar makhluk hidup ini disebut simbiosis. Simbiosis merupakan suatu pola
hubungan antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis (Campbell, Reece 2008). Simbiosis
terjadi karena suatu organisme tidak dapat hidup sendiri, saling membutuhkan satu sama lain,
sehingga kemudian mereka saling berinteraksi, walaupun interaksi tersebut dapat merugikan
salah satu organisme. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan interaksi yang terjadi antar
makhluk hidup di Kebun Raya Cibodas yaitu simbiosis parasitisme, simbiosis komensalisme,
simbiosis parasitisme dan kompetisi.
1.1 Simbiosis prasitisme
Parasitisme adalah bentuk interaksi simbiosis yang mana satu organisme diuntungkan
dan organisme lain dirugikan, parasite merupakan organisme yang diuntungkan mengambil
nutrisi dari organisme lain, sedangkan inang merupakan organisme yang dirugikan (Arbi,
Vimono 2010). Organisme parasit memanfaatkan organisme lainnya sebagai tempat hidup
untuk melangsungkan sebagian besar siklus hidupnya. Parasit memiliki ketergantungan yang
sangat tinggi terhadap kondisi organisme lain yang dijadikan sebagai inangnya. Pada
dasarnya organisme parasit tidak membunuh inang pada saat parasit tersebut mengambil
keuntungan dari inangnya, bahkan walaupun parasit tersebut memiliki sifat pathogen.
- Benalu dan pohon
Interaksi dilakukan antara Benalu (Loranthus sp.) dengan
pohon. Benalu tidak bisa menyerap air dan unsur hara dengan baik
karena tidak memiliki akar yang kuat dan sempurna. Oleh karena itu,
benalu hidup menempel pada tanamanan lain dan akarnya masuk ke
pembuluh angkut untuk menyerap air dan unsur hara dari pohon
tersebut sehingga merugikan pohon. Pohon yang terserang benalu,
apabila hanya ada sedikit benalu yang menyerang maka inang masih
dapat terus berkembang. Selain itu, benalu juga menjadi lebih banyak
tumbuh ketika menjadi parasit di populasi pohon yang sama.

- Pohon pisang dan tumbuhan menjalar


Interaksi dilakukan antara pohon pisang dan tumbuhan menjalar.
Tumbuhan menjalar tumbuh mengelilingi batang pohon pisang
sehingga merugikan pohon pisang karena tanaman menjalar hidup
menempel pada dan akarnya masuk ke pembuluh angkut untuk
menyerap air dan unsur hara dari pohon pisang.

- Belalang dan daun


Interaksi dilakukan antara belalang dan daun. Belalang
mendapatkan makanan untuk memenuhi kelangsungan hidupnya.
Daun yang dimakan oleh belalang akan mengalami kerusakan.
Belalang adalah pihak yang diuntungkan karena mendapatkan
tempat tinggal dan makanan dari air dan mineral yang terdapat di
daun, sedangkan tanaman mengalami kerusakan.

1.2 Simbiosis Komensalisme


Simbiosis komensalisme merupakan Simbiosis yang
menyebabkan yang satu diuntungkan dan yang lainnya tidak
dirugikan. Dalam interaksi ini salah satu organisme tidak akan terusik
dengan keberadaan organisme lainnya (Sudarmaji 2004).

- Laba – laba dan pohon


Laba-laba adalah pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan
tempat tinggal dengan membuat sarang laba-laba pada tanaman.
Sedangkan pohon tidak mendapatkan keuntungan dan tidak
kekurangan apapun akibat aktivitas laba laba terhadap pohon.
Sehingga laba-laba adalah pihak yang untung dan pohon pihak yang
tidak dirugikan.

- Semut dan pohon


Semut adalah pihak yang mendapatkan keuntungan karena
mendapatkan tempat tinggal dan dapat membuat sarang semut di
tanah, sedangkan pohon tidak terganggu akibat aktivitas laba laba
terhadap pohon. Sehingga laba-laba adalah pihak yang untung dan
pohon pihak yang tidak dirugikan.

- Wallet dan pohon


Berbagai jenis wallet berada pada ekosistem disekitaran curug
ciismun Kebun Raya Cibodas. Wallet tersebut bertengger di dahan
pohon untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal. Pohon tidak
mengalami gangguan akibat aktivitas yang dilakukan wallet
sehingga wallet mendapatkan keuntungan dengan keberadaan pohon
dan pohon tidak mengalami kerugian.

- Kapik merah dan pohon


Interaksi dilakuakan antara kepik merah dan pohon. Kepik merah
memakan daun tanaman budidaya seperti daun terong, semangka,
pare dan labu, sehingga merusak tanaman dan merugikan petanin
tetapi tidak memakan urat daunnya (Trisnadi 2010). Berdasarkan
pengamatan jumlah kepik merah hanya 1 ekor sehingga tidak
menyebabkan terganggunya aktivitas pohon. Kepik merah mencari
makan dan tempat tinggal untuk bertahan hidup. Sehingga kepik
mendapatkan keuntungan sedangkan pohon tidak dirugikan.

- Kapik kuning dan pohon


Interaksi dilakukan antara kepik kuning dan pohon. Kepik
kuning memakan daun tanaman budidaya seperti daun terong,
semangka, pare dan labu, sehingga merusak tanaman dan merugikan
petanin tetapi tidak memakan urat daunnya (Trisndi 2010).
Berdasarkan pengamatan jumlah kepik merah hanya 1 ekor
sehingga tidak menyebabkan terganggunya aktivitas pohon. Kepik
kuning mencari makan dan tempat tinggal untuk bertahan hidup.
Sehingga kepik kuning mendapatkan keuntungan sedangkan pohon
tidak dirugikan.

- Laba laba dan tanaman


Laba-laba adalah pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan
tempat tinggal dengan membuat sarang laba-laba pada tanaman.
Sedangkan pohon tidak mendapatkan keuntungan dan tidak
kekurangan apapun akibat aktivitas laba laba terhadap pohon.
Sehingga laba-laba adalah pihak yang diuntungkan dan pohon pihak
yang tidak dirugikan.

- Lalat dan daun


Lalat adalah pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan
tempat tinggal dan mencari makan pada tanaman. Sedangkan
tanaman tidak mendapatkan keuntungan dan tidak kekurangan
apapun akibat aktivitas lalat terhadap tanaman. Sehingga lalat
adalah pihak yang diuntungkan dan pohon pihak yang tidak
dirugikan.

1.3Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme merupakan interaksi antara dua
organisme/sesama makhluk hidup yang hidup berdampingan yang
saling menguntungkan, dan bersifat sangat spesifik (khusus) dan
salah satu populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan
perannya oleh spesies lain yang mirip. Simbiosis antara dua jenis
organisme ini terjalin karena satu diantara makhluk hidup tersebut
biasanya memerlukan makhluk hidup lain untuk mempertahankan
kehidupannya ataupun untuk berkembang biak.

- Jamur dan tanaman


Interaksi dilakukan antara tanaman dan jamur membentuk
hubungan yang erat, tanaman dan jamur “makan” satu sama lain.
Tumbuhan menyediakan gula untuk jamur melalui fotosintesis yang
tidak bisa lakukan oleh jamur untuk membuat tanaman. Jamur
kemudian menyediakan mineral dan air ke akar untuk tanaman.
Karena tanaman dan jamur membantu satu sama lain,

- Lebah dan tanaman


Interaksi dilakukan antar lebah dengan bunga. Lebah hinggap
pada bunga karena ingin memperoleh madu atau nektar sebagai
makanannya. Keberadaan lebah ini dapat membuat proses
penyerbukan pada bunga bisa berlangsung dengan mudah. Sehingga
bunga diuntungkan dengan kehadiran lebah yang hinggap pada
dirinya

- Kupu – kupu dan tumbuhan


Interaksi antara kupu-kupu dengan bunga. Kupu-kupu pada
umumnya memakan sari manis atau nektar pada bunga. Sedangkan
bunga sebagai organ reproduksi pada tumbuhan terbantu karena
kupu – kupu ini membantu menyebarkan serbuk sari. Ketika kupu-
kupu hinggap di bunga, kakinya akan menyentuh bagian putik dan
benang sari pada bunga. Sehingga mengakibatkan serbuk sari
menempel pada putik dan terjadi proses penyerbukan pada bunga.

- Tumbuhan paku dan Pohon


Interaksi dilakukan antar tumbuhan paku dan inangnya.
Tanaman paku akan melekat di Pohon. Hal ini dilakukan agar
tumbuhan paku bisa mendapatkan sinar matahari untuk
melaksanakan fotosintesis demi kelangsungan hidupnya. Pohon
sendiri yang dijadikan sebagai tempat menempelnya tentu tidak
mendapatkan apa apa dari tumbuhan paku.

- Capung dan tanaman


Interaksi dilakukan antara capung dan tanaman. Capung
dapat mencari serangga yang terdapat ditanaman untuk dimakan dan
menjadikan tanaman sebagai tempat tinggal. Sedangkan aktivitas
capung tersebut tidak akan mengganggu terhadap tanaman.

- Kadal dan tanaman


Interaksi dilakukan antara kadal dan tanaman. pengamatan
tersebut kadal sedang berjalan menelusuri tanaman. Kadal
menjadikan tanaman untuk tempat tinggal dan melindungi diri dari
mangsanya. Sedangkan tanaman tidak terganggu dengan keberadaan
kadal.

1.4 Simbiosis Netralisme


Simbiosis netralisme adalah simbiosis yang terjadi
antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya, kedua
makhluk hidup tersebut tidak dirugikan ataupun diuntungkan,
mereka berada dalam satu lingkup akan tetapi keduanya sangat
netral.

- Laba – laba dan lalat


Lalat merupakan makhluk hidup kecil yang sering kita
temukan menempel pada daun suatu tanaman. Lalat akan
mencari makanan dengan cara menumpang di daun tumbuhan,
sedangkan laba – laba sendiri akan mencari makan dan
membuat sarang di tanaman. Meskipun lalat dan laba – laba
tersebut berada dalam satu tanaman, akan tetapi keduanya tidak
saling mengganggu, mereka akan sibuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Sehingga interaksi yang terjadi antara
keduanya ini merupakan bagian dari simbiosis netralisme, tidak
saling menguntungkan ataupun merugikan satu sama lain.

1.5 Kompetisi
Kompetisi adalah suatu persaingan ataupun usaha yang
dilakukan suatu makhluk hidup untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkan dari individu lainnya. Di dalam ekologi hewan
pada umumnya setiap individu sering sekali bersaing untuk
sumber daya alam maupun daya yang memiliki keterbatasan
seperti yang paling utama yaitu makanan, teritorial atau lawan
jenis untuk dijadikan pasangan. Kompetisi yang dimaksud
adalah persaingan dalam mendapatkan sumber daya-sumber
daya yang akan menjamin kelangsungan dan keberlanjutan
hidup makanan, kandang, air minum dan lainnya (Cahyani
2015).

- Belalang daun dan Belalang kayu


Interaksi dilakukan antara belalang daun dan belalang kayu.
Belalang tersebut berada pada suatu tanaman yang sama.
Belalang saling berkompetisi untuk mendapatkan makanan.
Belalang memakan tumbuhan yang berarti termasuk hewan
herbivora. Belalang hidup di tanaman inang dan memakan
daun, bunga, batang dan bijinya. Spesies belalang lain
memakan apa yang mereka temukan di tanah, seperti potongan
daun dan bunga, biji bahkan serangga mati.

- Belalang lau dan Belalang pohon


Interaksi dilakukan antara belalang lau dan belalang pohon.
Belalang tersebut berada pada suatu tanaman yang sama. Belalang
saling berkompetisi dalam mendapatkan makanan untuk
kelangsungan hidup.

- Kepik merah dan kepik kuning


interaksi terjadi antara kepik merah dan kepik kuning yang
sama sama berada pada suatu tanaman yang sama. Kepik merah
dan kepik kuning berkompetisi untuk mendapatkan
makanannya yaitu daun.

E. KESIMPULAN

Hasil pengamatan yang dilakukan di Kebun Raya Cibodas tepatnya disekitar Curug
Ciismun terdapat beberapa interasi antara makhluk hidup. Interaksi ini terjadi antar
tumbuhan, interaksi antar satwa liar dan interaksi antara tumbuhan dab satwa liar.
Adanya interaksi ini menimbulkan pola bhubungan antar makhluk hidup tersebut yaitu
simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, simbiosis mutualisme, simbiosis netralisme
dan terjadinya kompetisi antara makhluk hidup. Interaksi yang paling banyak terjadi di
Kebun Raya Cibodas ialah interaksi anatar satwa liar dan tumbuhan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Arbi, Vimono. 2010. Hubungan Parasitisme Antara Siput Thyca crystallina dan
Bintang Laut Biru Linckia laevigata di Perairan Ternate, Maluku
Utara. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia.Vol.2 Hal: 227-
242.

Campbell, N. A., dan J. B. Reece. 2008. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. (diterjemahkan


dari : Biology Eighth Edition, penerjemah : D.T. Wulandari). Penerbit
Erlangga. Jakarta (ID). 486 hal

Cahyani. 2015. Prediksi Skenario Kompetisi dalam Kompetisi Interspesifik


Dua Spesies Menggunakan Metode Euler. Bandung (ID):
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Elfidasari Dewi.2007. Jenis Interaksi Intraspesifik dan Interspesifik pada Tiga
Jenis Kuntul saat Mencari Makan di Sekitar Cagar Alam Pulau
Dua Serang, Propinsi Banten. Jurnal Biodiversitas. Vol.8.
Hal:266-269.

Hutto, R. L. 1985. Habitat Selection by Non Breeding Migratory Land Birds. Dalam:
M.L. Cody (ed.). Habitat Selection in Birds. Academic Press. Orlando.
Florida.

Johnson, D. H.,1980. The Comparison of Usage and Availability Measurements for


Evaluating Resource Preference .USGS. Northern Prairie Wildlife

Nurjanah. 2008.Penyuluhan Pertanian Madya Pasbangluhtan. Yogyakarta: BPTP.

Sudarmaji. 2004. Ekologi Ekosistem. Jember (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.

Trisnadi. 2010. Produktivitas Serasah Mangrove di Kawasan


Wonorejo Pantai Timur Surabaya. Jurnal Prodi S-1 Biologi.
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Airlangga. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai