NIM : 19140409710099
KELAS : IPA – A
TUGAS AKHIR
MODUL 6 PROFESIONAL
Pada bagian terakhir dari rangkaian modul IPA yang telah Anda pelajari, Anda diminta untuk
memecahkan persoalan dan secara kritis menjawab pertanyaan yang diberikan. Jawablah
sesuai dengan pemahaman yang telah Anda dapatkan.
Dalam sebuah gelas kimia terdapat campuran yang berwujud padatan terdiri dari kamper
(naftalena), garam dapur, dan batu kapur. Warna dari ketiga zat tersebut adalah putih. Tugas
anda sekarang adalah mencari prosedur yang tepat sehingga ketiga zat tersebut dapat
dipisahkan dengan sempurna. Pada bagian tugas ini, Anda akan diberikan strategi dalam
memecahkan persoalan.
Rubrik Penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur keberhasilan
Anda dalam memahami materi.
Aspek Bobot
Kesimpulan 10%
JAWABAN
b. Garam Dapur
Garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya garam
dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang dihasilkan oleh air
laut. Garam dalam bentuk alaminya adalah mineral kristal yang dikenal sebagai batu
garam atau halite. Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan
ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Sifat Fisika Garam Dapur :
Wujud Zat : Kristal padat
Warna : Cerah dan transparan, terkadang buram
Perubahan wujud : Dapat menguap
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Daya hantar listrik : Kurang baik dalam bentuk padatan, sangat baik
dalam bentuk larutan
Kemagnetan : Diamagnetic
Titik leleh : 801 °C
Titik didih : 1465 °C
Sifat Kimia Garam Dapur
Bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga pHnya netral
Ikatan ionik kuat (Na+) + (Cl-) selisih electron negatifnya lebih dari 2
Larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada air.
c. Batu Kapur
Batu kapur atau lime stone adalah sebuah batuan sedimen dengan rumus kimia
CaCO3. Terdiri dari mineral Calcium Carbonate.
Sifat Fisika Batu Kapur
Wujud Zat : Keras dan padat
Warna : Putih
Perubahan wujud : Tidak dapat menguap dan menyublim
Kelarutan : Sulit larut dalam air
Daya hantar listrik : Kurang baik
Kemagnetan : Non magnetic
Titik leleh :-
Titik didih :-
Sifat Kimia Batu Kapur
Batu kapur bersifat basa
Batu gamping bersifat reaktif, terutama terhadap air hujan yang mengandung
CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik di
permukaan tanah.
2. Identifikasi adakah zat yang mudah menyublim, zat yang mudah larut dalam air, dan
zat yang sukar larut dalam air.
Zat yang mudah menyublim adalah naftalen (kapur barus) dengan rumus
molekul C10H8 dengan dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil,
mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Oleh karena itu naftalena digunakan pada
percobaan pengamatan titik leleh karena mudah menguap sehingga tidak memerlukan
waktu yang lama untuk menyublim. Kemudian hasil lelehan naftalena tidak berwarna
atau bening, sehingga lebih mudah diamati titik awal lelehnya.
3. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat yang mudah menyublim.
Prosedur yang tepat untuk memisahkan zat mudah menyublim adalah dengan metode
pemisahan campuran sublimasi. Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran
sesama zat padat berdasarkan perubahan wujud zat. Zat padat yang menyublim (berubah
wujud menjadi gas atau sebaliknya) dapat dipisahkan dengan campurannya dengan zat
padat yang tidak dapat menyublim menggunakan metode sublimasi. Suatu campuran antar
beberapa zat dapat terpisah dengan metode sublimasi apabila salah satu zat/benda dapat
menyublim sedangkan yang lain tidak.
Prosedur percobaan yang bisa dilakukan pada metode sublimasi adalah sebagai berikut :
- Alat Dan Bahan
1. Beaker glass
2. Cawan porselein / cawan pteri
3. Kaki tiga dan kassanya
4. Lampu bunsen
5. Campuran naftalena telah ditumbuk batu kapur dan garam dapur
6. es batu
- Langkah percobaan
1. Susunlah alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini.
2. Nyalakan lampu bunsen, biarkan sampai semua naftalena yang ada di dalam
campuran menguap. Setelah itu matikan lampu bunsen.
3. Amati apa yang terdapat di bawah cawan porselein setelah beberapa saat.
4. Ilustrasi percobaan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Prinsip kerja dari percobaan tersebut adalah naftalena diubah menjadi gas
(penyubliman) dengan cara memanaskan campuran. Setelah naftalena berubah menjadi
gas, gas akan terperangkap di dalam beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan
cawan porselein/cawan petri sehingga gas naftalena tidak keluar. Untuk mengubah wujud
naftalena yang berupa dari gas menjadi padat kembali secara cepat diperlukan proses
pendinginan. Pendinginan pada percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan
beberapa potong es batu di atas cawan porselein/cawan petri. Hasil dari percobaan
tersebut adalah adanya naftalena yang menempel di bagian bawah cawan porselein.
6. Zat apakah yang pertama kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
Zat yang pertama kali di dapat dalam percobaan adalah residu saat filtrasi yaitu
naftalena dan batu kapur yang tidak dapat larut dalam air. Ynag kemudian dilakukan
pemisahan campuran dengan metode sublimasi dan didapatkan kerak naftalena murni yang
menempel pada bagian bawah cawan petri atau pada dinding beaker glass sedangkan batu
kapur akan tertinggal di dasar gelas kimia.
7. Zat apakah yang terakhir kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
Zat yang terakhir kali di dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan adalah garam
dapur dengan melakukan pemisahan campuran metode kristalisasi dan didapatkan kristal-
kristal garam pada dasar cawan petri