Anda di halaman 1dari 10

NAMA : TSALIS NUR RIZQIYAH

NIM : 19140409710099
KELAS : IPA – A

TUGAS AKHIR
MODUL 6 PROFESIONAL
Pada bagian terakhir dari rangkaian modul IPA yang telah Anda pelajari, Anda diminta untuk
memecahkan persoalan dan secara kritis menjawab pertanyaan yang diberikan. Jawablah
sesuai dengan pemahaman yang telah Anda dapatkan.

Dalam sebuah gelas kimia terdapat campuran yang berwujud padatan terdiri dari kamper
(naftalena), garam dapur, dan batu kapur. Warna dari ketiga zat tersebut adalah putih. Tugas
anda sekarang adalah mencari prosedur yang tepat sehingga ketiga zat tersebut dapat
dipisahkan dengan sempurna. Pada bagian tugas ini, Anda akan diberikan strategi dalam
memecahkan persoalan.

1. Identifikasi sifat-sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat tersebut.


2. Identifikasi adakah zat yang mudah menyublim, zat yang mudah larut dalam air, dan
zat yang sukar larut dalam air.
3. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat yang mudah menyublim.
4. Pertimbangkan kelarutan kedua zat terakhir dalam pelarut air.
5. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat-zat tersebut berdasarkan kelarutannya
dalam air.
6. Zat apakah yang pertama kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
7. Zat apakah yang terakhir kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
8. Tulis kesimpulan yang Anda peroleh

Rubrik Penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur keberhasilan
Anda dalam memahami materi.

Aspek Bobot

Sifat-sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat 20%

Identifikasi Zat 10%

Prosedur Pemisahan Zat 60%

Kesimpulan 10%
JAWABAN

1. Identifikasi sifat-sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat tersebut.


a. Naftalena
Naftalena merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C10H8. Naftalena
merupakan senyawa hidrokarbon polisiklik aromatik sederhana, berbentuk Kristal padat
berwarna putih dengan bau yang khas dan terdeteksi oleh indra penciuman pada
konsentrasi serendah 0.08 ppm. Sebagai senyawa aromatik, struktur naftalena terdiri dari
sepasang gugus arena atau cincin benzena yang bersatu. Naftalena dikenal sebagai bahan
utama penyusun kapur barus tradisional.
Sifat Fisika Naftalena:
 Wujud zat : Kristal padat
 Warna : putih
 Perubahan wujud : dapat menyublim
 Kelarutan : tidak larut dalam pelarut air yang bersifat polar
 Daya hantar listrik : kurang baik
 Kemagnetan : non magnetic
 Titik leleh : 80,26 °C
 Titik didih : 218 °C
Sifat Kimia Naftalena:
 Sulit mengalami reaksi kimia
 Dalam bentuk uap, mudah terbakar

b. Garam Dapur
Garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya garam
dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang dihasilkan oleh air
laut. Garam dalam bentuk alaminya adalah mineral kristal yang dikenal sebagai batu
garam atau halite. Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan
ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Sifat Fisika Garam Dapur :
 Wujud Zat : Kristal padat
 Warna : Cerah dan transparan, terkadang buram
 Perubahan wujud : Dapat menguap
 Kelarutan : Mudah larut dalam air
 Daya hantar listrik : Kurang baik dalam bentuk padatan, sangat baik
dalam bentuk larutan
 Kemagnetan : Diamagnetic
 Titik leleh : 801 °C
 Titik didih : 1465 °C
Sifat Kimia Garam Dapur
 Bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga pHnya netral
 Ikatan ionik kuat (Na+) + (Cl-) selisih electron negatifnya lebih dari 2
 Larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada air.

c. Batu Kapur
Batu kapur atau lime stone adalah sebuah batuan sedimen dengan rumus kimia
CaCO3. Terdiri dari mineral Calcium Carbonate.
Sifat Fisika Batu Kapur
 Wujud Zat : Keras dan padat
 Warna : Putih
 Perubahan wujud : Tidak dapat menguap dan menyublim
 Kelarutan : Sulit larut dalam air
 Daya hantar listrik : Kurang baik
 Kemagnetan : Non magnetic
 Titik leleh :-
 Titik didih :-
Sifat Kimia Batu Kapur
 Batu kapur bersifat basa
 Batu gamping bersifat reaktif, terutama terhadap air hujan yang mengandung
CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik di
permukaan tanah.
2. Identifikasi adakah zat yang mudah menyublim, zat yang mudah larut dalam air, dan
zat yang sukar larut dalam air.
 Zat yang mudah menyublim adalah naftalen (kapur barus) dengan rumus
molekul C10H8 dengan dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil,
mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Oleh karena itu naftalena digunakan pada
percobaan pengamatan titik leleh karena mudah menguap sehingga tidak memerlukan
waktu yang lama untuk menyublim. Kemudian hasil lelehan naftalena tidak berwarna
atau bening, sehingga lebih mudah diamati titik awal lelehnya.

Gambar 1. Naftalen mudah menyublim


 Zat yang mudah larut dengan air adalah garam, karena pada saat NaCl larut dalam
air akan membentuk ion Na+ dan Cl-. Sedangkan air akan terionisasi menjadi H3O+ dan
O2-, sehingga ion hidrogen memiliki muatan cenderung positif (tidak benar-benar
positif) sehingga dapat menstabilkan ion klorida. Sementara ion oksigen cenderung
bermuatan negatif, sehingga dapat menstabilkan ion natrium. Artinya ion natrium akan
dikelilingi oleh air pada (ion dipol) oksigen dan ion klorida akan dikelilingi
(membentuk ikatan ion-dipol ) air pada ion hidrogen seperti ditunjukkan oleh gambar 1
berikut ini.

Gambar 2. Proses pelarutan NaCl pada H2O


 Zat yang sukar larut dalam air yaitu batu kapur (CaCO3) dan naftalena (C10H8).
Batu kapur adalah senyawa kovalen polar, terdiri dari ion Ca2+ dan ion CO32-, tetapi
sukar larut dalam air. Hal itu terjadi karena ion-ion dalam di batu kapur bertarikan
dengan sangat kuat, sehingga air tidak mampu melarutkannya. Sedangkan naftalena
termasuk dalam golongan hidrokarbon ikan kimia yang terjadi pada atom H dan C
adalah ikatan kovalen non polar sehingga naftalena tidak dapat larut dalam air.

Gambar 3. Naftalen dan Batu kapur

3. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat yang mudah menyublim.
Prosedur yang tepat untuk memisahkan zat mudah menyublim adalah dengan metode
pemisahan campuran sublimasi. Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran
sesama zat padat berdasarkan perubahan wujud zat. Zat padat yang menyublim (berubah
wujud menjadi gas atau sebaliknya) dapat dipisahkan dengan campurannya dengan zat
padat yang tidak dapat menyublim menggunakan metode sublimasi. Suatu campuran antar
beberapa zat dapat terpisah dengan metode sublimasi apabila salah satu zat/benda dapat
menyublim sedangkan yang lain tidak.
Prosedur percobaan yang bisa dilakukan pada metode sublimasi adalah sebagai berikut :
- Alat Dan Bahan
1. Beaker glass
2. Cawan porselein / cawan pteri
3. Kaki tiga dan kassanya
4. Lampu bunsen
5. Campuran naftalena telah ditumbuk batu kapur dan garam dapur
6. es batu
- Langkah percobaan
1. Susunlah alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini.
2. Nyalakan lampu bunsen, biarkan sampai semua naftalena yang ada di dalam
campuran menguap. Setelah itu matikan lampu bunsen.
3. Amati apa yang terdapat di bawah cawan porselein setelah beberapa saat.
4. Ilustrasi percobaan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Proses Sublimasi

Prinsip kerja dari percobaan tersebut adalah naftalena diubah menjadi gas
(penyubliman) dengan cara memanaskan campuran. Setelah naftalena berubah menjadi
gas, gas akan terperangkap di dalam beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan
cawan porselein/cawan petri sehingga gas naftalena tidak keluar. Untuk mengubah wujud
naftalena yang berupa dari gas menjadi padat kembali secara cepat diperlukan proses
pendinginan. Pendinginan pada percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan
beberapa potong es batu di atas cawan porselein/cawan petri. Hasil dari percobaan
tersebut adalah adanya naftalena yang menempel di bagian bawah cawan porselein.

4. Pertimbangkan kelarutan kedua zat terakhir dalam pelarut air.


Dari hasil pemisahan campuran metode sublimasi, masih tersisa 2 zat yakni garam dapur dan
batu kapur. Selanjutnya kedua zat campuran tersebut dilarutkan dalam air. Garam dapur
dalam air dapat larut sempurna sehingga membentuk campuran homogen, sedangkan batu
kapur tidak dapat larut sempurna dalam air dan membentu campuran heterogen.

5. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat-zat tersebut berdasarkan


kelarutannya dalam air.
Dari pencampuran ketiga zat (naftalen, garam dapur dan batu kapur) yang dilarutkan
dalam air, selanjutnya akan dilakukan pemisahan campuran dengan metode penyaringan
(Filtrasi). Filtrasi atau penyaringan adalah teknik digunakan untuk memisahkan campuran
yang ukuran partikel zat-zat penyusunnya berbeda. Pada kasus ini garam dapur yang
dilarutkan dalam air sudah larut sempurna sedangkan naftalen dan batu kapur tidak. Untuk
itu metode penyaringan dilakukan untuk memisahkan padatan naftalen dan batu kapur yang
tidak dapat larut dalam air.
Prosedur percobaan yang bisa dilakukan pada metode penyaringan adalah sebagai berikut :
- Alat Dan Bahan
1. Beaker glass
2. Corong kaca
3. Kertas saring
4. Labu erlenmeyer
5. Naftalen, garam dapur dan batu kapur
6. Air
- Langkah percobaan
1. Susunlah alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini.
2. Larutkan padatan (naftalen, garam dapur dan batu kapur) dengan air
3. Aduk campuran
4. Siapkan corong diatas mulut labu erlenmeyer lengkap dengan kertas saringnya (lihat
gambar)
5. Tuangkan campuran yang sudah di peroleh secara perlahan
6. Ilustrasi percobaan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 5 Proses Filtrasi


Proses pemisahan campuran dengan cara penyaringan biasanya digunakan untuk
memisahkan campuran yang disusun oleh zat padat yang tidak larut dalam air dengan zat
cair (campuran air dengan batu kapur), campuran beberapa zat padat yang memiliki ukuran
partikel yang berbeda (campuran pasir dengan batu), dan campuran zat padat yang memiliki
perbedaan sifat kelarutan (campuran gula dengan tanah).
Dengan menggunakan saringan yang berpori-pori kecil, larutan garam dapat melewati
lubang saringan sedangkan naftalen dan batu kapur tertahan dalam saringan.
Karena perbedaan titik didih antara naftalena dan batu kapur selisih sangat besar maka
metode pemisahan yang tepat yang dapat dilakukan adalah dengan cara sublimasi.
Prosedur percobaan yang bisa dilakukan pada metode sublimasi adalah sebagai berikut :
- Alat Dan Bahan
1. Beaker glass
2. Cawan porselein / cawan petri
3. Kaki tiga dan kassanya
4. Lampu bunsen
5. Campuran naftalena telah ditumbuk dan batu kapur
6. es batu
- Langkah percobaan
1. Susunlah alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini.
2. Nyalakan lampu bunsen, biarkan sampai semua naftalena yang ada di dalam
campuran menguap. Setelah itu matikan lampu bunsen.

Gambar 6. Proses Sublimasi Naftalen dan batu kapur


Saat sublimasi berlangsung zat naftalena menguap terlebih dahulu hal ini dikarenakan
naftalena memiliki titik didih yang rendah dan sifat fisikanya yang mudah menguap
sedangkan batu kapur akan tertinggal di dasar gelas kimia.
Selanjutnya proses terakhir adalah melakukan pemisahan campuran dengan metode
kristalisasi penguapan untuk mendapatkan kembali padatan garam dapur. Kristalisasi adalah
pemisahan campuran zat padat dari larutan dengan cara menguapkan pelarutnya.
Prosedur percobaan yang bisa dilakukan pada metode kristalisasi adalah sebagai berikut :
- Alat Dan Bahan
1. Cawan petri / gelas arloji
2. Bunsen
3. Kaki tiga dan kawat kasanya
4. Campuran air dan garam dapur (larutan garam)
- Langkah percobaan
1. Susunlah alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini.
2. Panaskan campurkan air dan garam dapur hingga seluruh air menguap dan tertinggal
kristal-kristal garam dapur
3. Ilustrasi percobaan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 6 Kristalisasi Larutan garam


Kristalisasi dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan terhadap panas dan titik
bekunya lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Pada larutan garam yang dipisahkan dari air
dengan cara menguapkan airnya sampai habis sehingga yang tertinggal sebagai residu
hanyalah garamnya. Kristalisasi semacam ini kerap kalii kita jumpai dalam proses
pembuatan garam oleh para petani garam. Pada saat air pasang, tambak-tambak garam akan
terisi air laut. Pada saat air surut maka air laut yang sudah mengisi tambak garam akan tetap
berada di tempat itu. Adanya pengaruh sinar matahari mengakibatkan komponen air dari air
laut dalam tambak akan menguap dan komponen garamnya akan tetap dalam larutan. Jika
penguapan ini terus berlangsung, lama-kelamaan garam tersebut akan membentuk kristal-
kristal garam tanpa harus menunggu sampai airnya habis.

6. Zat apakah yang pertama kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
Zat yang pertama kali di dapat dalam percobaan adalah residu saat filtrasi yaitu
naftalena dan batu kapur yang tidak dapat larut dalam air. Ynag kemudian dilakukan
pemisahan campuran dengan metode sublimasi dan didapatkan kerak naftalena murni yang
menempel pada bagian bawah cawan petri atau pada dinding beaker glass sedangkan batu
kapur akan tertinggal di dasar gelas kimia.

7. Zat apakah yang terakhir kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
Zat yang terakhir kali di dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan adalah garam
dapur dengan melakukan pemisahan campuran metode kristalisasi dan didapatkan kristal-
kristal garam pada dasar cawan petri

8. Tulis kesimpulan yang Anda peroleh


Pemisahan campuran yang terbentuk antara nafalena, garam dapur, dan batu kapur yang
kesemuanya berbentuk putih dilakukan dengan beberapa langkah, yakni:
a. Sublimasi adalah metode pemisahan campuran yang didasarkan pada campuran zat yang
memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke gas), sedangkan zat
lainnya tidak dapat menyublim. Dalam hal ini sublimasi dilakukan untuk memisahkan
naftalena dari zat lainnya karena antara ke tiga zat tersebut naftalena adalah zat yang
paling mudah menyublim.
b. Filtrasi / penyaringan adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan campuran yang
ukuran partikel zat-zat penyusunnya berbeda. Yaitu dengan mencampurkan zat padatan
dengan air. Metode ini dilakukan karena ternyata batu kapur dan naftalen tidak dapat
larut dalam air dan saat dilakukan penyaringan, batu kapur dan naftalen tertinggal pada
kertas saring sebagai residu
c. Kristalisasi penguapan adalah teknik penyaringan yang dilakukan jika zat yang akan
dipisahkan tahan terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih
pelarut. Dalam hal ini air lebih mudah menguap dibanding dengan garamnya. Sehingga
pada saat air yang dipanaskan menguap sampai habis maka akan tertinggal garam saja.

Anda mungkin juga menyukai