Anda di halaman 1dari 58

MENCIPTAKAN KELOMPOK TANI YANG KUAT

DAN MANDIRI

Oleh :

Rinto Edi Purnomo, SP

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN TPH


KECAMATAN BEKRI
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
2019
KELOMPOK TANI DAN GAPOKTAN

Yang menjadi ciri-ciri suatu kelompok adalah: (1) ada interaksi antar
anggota yang berlangsung secara kontinyu untuk waktu yang relatif lama;
(2) setiap anggota menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kelompok,
dan sebaliknya kelompoknyapun mengakuinya sebagai anggota; (3)
adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma
yang berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang
akan dicapai; (4) adanya struktur dalam kelompok, dalam arti para
anggota mengetahui adanya hubungan-hubungan antar peranan, norma
tugas, hak dan kewajiban yang semuanya tumbuh di dalam kelompok itu.
Departemen pertanian RI (1980) memberi batasan bahwa kelompok tani
adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani
dewasa pria dan wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang
terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar
keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh
dan pimpinan kontak tani.
Dalam rangka pembangunan sub sektor pertanian, kelompok tani adalah
sebagai berikut:
Anggota pengurus kelompok tani pertanian, baik yang merupakan
kegiatan proyek maupun kegiatan pembangunan swadaya.
Merupakan pengorganisasian petani yang mengatur kerjasama dan
pembagian tugas anggota maupun pengurus dalam kegiatan usahatani
kelompok di hamparan kebun.
Besaran kelompok tani disesuaikan dengan jenis usahatani dan kondisi di
lapangan, dengan jumlah anggota berkisar 20-30 orang.
Keanggotaan kelompok tani bersifat non formal. Pemilihan pengurus tiap
kelompok tani dan anggotanya dilakukan secara musyawarah sehingga
diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat dan instansi
terkait. Susunan kepengurusan kelompok tani minimal terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara serta dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran
dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah atau
berkurang.
b. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
c. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
d. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota. Pemilihan pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya
dilakukan secara musyawarah sehingga diperoleh kesepakatan
kelompok dan dukungan masyarakat dan instansi terkait. Susunan
kepengurusan kelompok tani minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Bendahara serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran
dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah atau
berkurang.
b. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
c. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
d. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota.
e. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
f. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007)
g. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
h. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007) Pemilihan pengurus tiap kelompok
tani dan anggotanya dilakukan secara musyawarah sehingga
diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat dan
instansi terkait. Susunan kepengurusan kelompok tani minimal terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran
dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah atau
berkurang. Pemilihan pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya
dilakukan secara musyawarah sehingga diperoleh kesepakatan
kelompok dan dukungan masyarakat dan instansi terkait. Susunan
kepengurusan kelompok tani minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Bendahara serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran
dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah atau
berkurang.
b. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
c. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
d. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota.
e. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
f. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007)
g. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
h. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
i. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota.
j. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
k. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007) Pemilihan pengurus tiap kelompok
tani dan anggotanya dilakukan secara musyawarah sehingga
diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat dan
instansi terkait. Susunan kepengurusan kelompok tani minimal terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan,
saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
f. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah
atau berkurang.
g. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
h. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
i. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota.
j. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
k. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007) Pemilihan pengurus tiap kelompok
tani dan anggotanya dilakukan secara musyawarah sehingga
diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat dan
instansi terkait. Susunan kepengurusan kelompok tani minimal
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan,
saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah
atau berkurang.
b. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
c. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
Pemilihan pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya dilakukan
secara musyawarah sehingga diperoleh kesepakatan kelompok dan
dukungan masyarakat dan instansi terkait. Susunan kepengurusan
kelompok tani minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara
serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
e. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
f. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
g. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
h. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan,
saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah
atau berkurang.
b. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
c. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
d. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota.
e. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
f. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007)
g. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota.
h. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
i. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007)
Pemilihan pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya dilakukan secara
musyawarah sehingga diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan
masyarakat dan instansi terkait. Susunan kepengurusan kelompok tani
minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
 Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
 Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok
tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
 Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus
maupun dengan petugas/penyuluh.
 Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan,
saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani
kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
 Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini
pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota dengan
mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani yang bertambah
atau berkurang.
 Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh
untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus
wajib menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada kelompok taninya.
 Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
 Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif
anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa
anggota.
 Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan
pertemuan/ musyawarah dengan para anggota kelompok yang
dihadiri oleh petugas/penyuluh.
 Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah
perbaikan. (Anonimous, 2007)
 Norma
a. Adat istiadat dan tata pengaturan sosial memainkan peran
penting dalam proses produksi pertanian.
b. Pelembagaan tersebut memanifestasikan dalam bentuk pranata
dan interaksi sosial verbal (terucapkan) dan interaksi nonverbal
(tidak terucapkan.
Contoh:
1) di Minang dikenal dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN), yang
berbentuk organisasi semi-struktur, berfungsi menata dan
mengawasi kehidupan sosial masyarakat, termasuk
kehidupan petani dan praktek berusahatani;
2) etnis Sunda pelembagaan pengaturan; pamali, parancah,
dan uga, serta manajemen kolektif aktif melalui babasan
silih asih, silih asah, silih asuh dan gugur gunung (gotong
royong), serta manajemen top-down; saur ratu sabda raja.
Babasan atau motto silih asih, silih asah, silih asuh,
dimanifestasikan dalam bentuk sikap saling menyayangi dan
memperhatikan masalah dan kebutuhan rekan petani (silih
asih), melakukan diskusi guna meningkatkan pengetahuan
Pemilihan pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya
dilakukan secara musyawarah sehingga diperoleh
kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat dan
instansi terkait. Susunan kepengurusan kelompok tani
minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus
kelompok tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan
yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota,
penggurus maupun dengan petugas/penyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan
masukan, saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan
usaha tani kelompok.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Kelompok Tani.
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan
kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal
ini pengurus melakukan koordinasi terhadap anggota
dengan mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani
yang bertambah atau berkurang.
b. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari
petugas/penyuluh untuk selanjutnya diteruskan pada
anggota kelompok. Pengurus wajib menyampaikan
informasi yang disampaikan oleh penyuluh kepada
kelompok taninya.
c. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan
kelompok dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran
dan lain-lain.
d. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan
inisiatif anggota. Yakni dengan menumbuhkan swadaya
dan swakarsa anggota.
e. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan
pertemuan/ musyawarah dengan para anggota kelompok
yang dihadiri oleh petugas/penyuluh.
f. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah
dilaksanakan kepada anggota, selanjutnya membuat
rencana dan langkah perbaikan. (Anonimous, 2007)
Pertanian (silih asah), dan saling mendorong meningkatkan kegiatan
bertani (silih asuh), dan bukan sebaliknya gasak-gesek-gosok.
Saur ratu sabda raja, bermakna bahwa norma atau peratusan yang
disusun oleh pemerintah harus diikuti oleh seluruh komunitas petani
dan masyarakat. Di sisi lain norma dan tata aturan lokal secara
psikologis berfungsi sebagai rem sosial atau pelancar tindakan
kolektif dan individual masyarakat dan anggotanya.
 Toleransi Sosial
Kelembagaan petani memiliki ragam toleransi yang disebut daya-
lenting sosial (social resilience) dalam menghadapi intervensi dan
penetrasi gagasan eksternal.
Daya-lenting sosial mencerminkan upaya kelompok atau
kelembagaan masyarakat dalam mempertahankan kelembagaan
nilai sosial dan norma lokal dalam proses intervensi atau introduksi
nilai dan norma eksternal.
Kelenturan sosial tersebut tercermin juga oleh proses dan
perubahan sikap dan bentuk kelembagaan dalam konteks waktu,
semakin tinggi daya lenting sosial, semakin besar toleransi
masyarakat dan kelembagaan sosialnya dalam menghadapi proses
perubahan yang disebabkan oleh lembaga eksternal
Hasil akhir proses intoduksi gagasan eksternal memiliki tiga
kemungkinan, yakni:
1) sikap lembaga lokal atau komunitas tidak berubah, dengan
menolak intervensi secara total (daya-lenting rendah).
2) mengembangkan konsensus nilai dan norma lokal dengan
nilai dan norma eksternal (daya- lenting sedang).
3) menerima seutuhnya norma dan kelembagaan
introduksi (daya-lenting tinggi) dan berakhir
dengan matinya kelembagaan lama yang digantikan
dengan kelembagaan introduksi
Upaya introduksi kelembagaan baru memerlukan pengkondisian
masyarakat dan kelembagaan lokal guna memaksimalkan daya-
lenting sosial ke posisi yang paling menguntungkan kedua bela pihak
serta mengidentifikasi celah masuk (entry-point) yang tepat.
Kelemahan yang sering dijumpai dalam introduksi gagasan,
teknologi, atau kelembagaan baru adalah pendekatan yang kaku
dan terburu-buru sebagai akibat pola pendekatan atas-bawah (top-
down) yang kurang didasarkan pada pertimbangan yang berakar
pada kebutuhan masyarakat lokal.
 Kelembagaan Petani
Hingga saat ini potret kelembagaan petani diakui masih belum
seperti apa yang diharapkan.
Salah satu penyebab kondisi demikian adalah kekurang-pedulian
terhadap pentingnya menemukan celah masuk (entry-point)
kelembagaan, sehingga menimbulkan kebingungan dalam rekayasa
kelembagaan yang sesuai dengan tujuan produksi pertanian
(Suradisastra 2008).
Keadaan ini diperparah dengan upaya mengejar waktu agar suatu
program dapat menunjukkan hasil dalam waktu singkat
 Evolusi kelembagaan memerlukan waktu lama sehingga dibutuhkan
suatu program pembangunan sektor yang bersifat longitudinal
(multi years) dan konsisten dalam upaya mencapai tujuannya
 Undang Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, mengamanatkan adanya
kelembagaan penyuluhan dari pusat sampai ke tingkat desa (Ps: 8)
dan kelembagaan petani (Ps: 19)
Yang lebih operasional mengenai pembinaan kelompok diatur dalam
PERMENTAN Nomor 273 Tahun 2007.
Pada kedua kebijakan tersebut, permasalahan kelembagaan tetap
merupakan bagian yang esensial, baik kelembagaan di tingkat makro
maupun di tingkat mikro. Di tingkat mikro, akan dibentuk beberapa
lembaga baru, misalnya Pos Penyuluhan Desa dan Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan).
Kelembagaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya adalah
organisasi yang anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian
lainnya dan dibentuk oleh mereka, untuk mereka baik formal
maupun non formal.
Kelembagaan pelaku utama beranggotakan petani, pekebun,
peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, serta
masyarakat di dalam dan di sekitar hutan yang dibentuk oleh pelaku
utama, baik formal maupun nonformal.
Dalam sebuah kelompok faktor kepemimpinan sangatlah penting.
Kepemimpinan dalam kelompok informal mencakup dua hal: (1)
Tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok, termasuk apa yang
harus dilakukan oleh pemimpin, (2) Hubungan dengan anggota,
termasuk karakter yang diperlukan oleh seorang pemimpin.
Setiap pemimpin kelompok harus dapat melakukan: a) mengenal
kelompoknya, b) membangun struktur kelompok, c) berinisiatif, d)
mencapai tujuan, e) melakukan komunikasi, f) menjaga kesatuan
kelompok, g) menjaga kesatuan kelompok, h), menciptakan suasana
bahagia, i) menciptakan keterpaduan, dan j) menerapkan filosofi
Seorang pemimpin kelompok seogyanya memiliki sifat-sifat: a)
empati, b) bijaksana, c) lincah, d) beremosi stabil, e) berkeinginan
memimpin, f) berkemampuan, g) cerdas, h) konsisten, i) percaya diri,
dan berkemampuan memimpin.
 Fungsi Kelompok Tani
 Kelas Belajar, wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta
tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani
sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah
serta kehidupan yang lebih sejahtera.
 Wahana Kerjasama, untuk memperkuat kerjasama diantara sesama
petani dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan
pihak lain. sehingga usaha taninya akan lebih efisien serta lebih
mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan,
 Unit Produksi, Usahatani yang dilaksanakan secara keseluruhan
harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dari segi
kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

PENGERTIAN ORGANISASI PETANI


KELOMPOKTANI
Adalah kumpulan petani/pekebun/peternak yang dibentuk atas
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
GABUNGAN KELOMPOKTANI
Adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan
bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
ASOSIASi
Adalah kumpulan petani/ peternak/pekebun yang sudah
mengusahakan satu komoditas pertanian secara komersial.
PRINSIP/HAKEKAT KELOMPOK
Kelompok dibentuk untuk mempermudah anggota-anggotanya
mencapai sebagian apa yang dibutuhkan dan/atau diinginkan.
Dengan kesadaran semacam itu setiap anggota menginginkan dan
akan berusaha agar kelompoktani dapat benar-benar efektif dalam
menjalankan fungsinya, dengan meningkatkan mutu
interaksi/kerjsama dalam memanfaatkan segala potensi yang ada
pada anggota dan lingkungannya untuk mencapai tujuan kelompok.
JENIS, CIRI DAN FUNGSI ORGANISASI PETANI
ASPEK PENILAIAN
1. Materi (Bobot 20)
2. Penyajian (Bobot 35)
3. Kekompakan (Bobot 35).
4. Disiplin Waktu (Bobot 10)

JENIS-JENIS ORGANISASI PETANI


tentang Pembinaan Kelembagaan Petani)
 KELOMPOKTANI (POKTAN) (20-25 Org, beberapa klp satu desa)
 GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) (5-10 Klp, satu desa)
 ASOSIASI (single komoditi, kabupaten)

CIRI – CIRI ORGANISASI PETANI


Kelompoktani ???
Kelompoktani adalah kumpulan petani/ peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
(Peraturan Menteri Pertanian , nomor : 273/Kpts/ OT.160/4/2007,
tanggal 13 April 2007
a. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama
anggota.
b. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam
berusahatani.
c. Memilki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan
usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa,
pendidikan dan ekologi.
d. Ada pembagian tugas dan bertanggung-jawab sesama anggota
berdasarkan kesepakaan.
Unsur Pengikat Kelompoktani
a. Bersifat non formal, tetapi ada pembagian tugas dan tanggung
jawab berdasarkan kesepakatan
b. Dikukuhkan oleh pejabat/kepala wilayah kecamatan dimana
gapoktan tersebut berada.
c. Anggotanya adalah kelompoktani yang bergabung.
d. Mempunyai kepengurusan tertentu yang dipilih secara
musyawarah.
e. Berperan untuk berusaha mencapai skala usahatani optimal dan
koordinasi dalam menghadapi mitra usaha dan peningkatan
gerakan bersama.
f. Bersifat non formal dan berkembang menjadi formal/berbadan
hukum.
g. Beranggotakan petani yang mengelola usahataninya secara
komersial.
h. Mempunyai hubungan baik dengan kelompoktani yang
mengusahakan komoditas sejenis di wilayah kerja asosiasi.
i. Kepengurusan dipilih, disusun secara demokratis dan disesuaikan
dengan kebutuhan.

Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN)


a. Bersifat non formal, tetapi ada pembagian tugas dan tanggung
jawab berdasarkan kesepakatan
b. Dikukuhkan oleh pejabat/kepala wilayah kecamatan dimana
gapoktan tersebut berada.
c. Anggotanya adalah kelompoktani yang bergabung.
d. Mempunyai kepengurusan tertentu yang dipilih secara
musyawarah.
e. Berperan untuk berusaha mencapai skala usahatani optimal dan
koordinasi dalam menghadapi mitra usaha dan peningkatan
gerakan bersama.

ASOSIASI PETANI
a. Bersifat non formal dan berkembang menjadi formal/berbadan
hukum.
b. Beranggotakan petani yang mengelola usahataninya secara
komersial.
c. Mempunyai hubungan baik dengan kelompoktani yang
mengusahakan komoditas sejenis di wilayah kerja asosiasi.
d. Kepengurusan dipilih, disusun secara demokratis dan disesuaikan
dengan kebutuhan.

FUNGSI ORGANISASI PETANI


1. KELAS BELAJAR (wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) )
2. WAHANA KERJASAMA (Kelompoktani merupakan tempat untuk
memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam
kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain.
3. UNIT PRODUKSI (USAHATANI)
4. UNIT USAHA PENGOLAHAN
5. UNIT USAHA SARANA PRODUKSI
6. UNIT USAHA PERMODALAN
7. UNIT USAHA PEMASARAN
8. UNIT USAHA LAINNYA
PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI PETANI
Dasar Penumbuhan Kelompoktani
PRINSIP PENUMBUHAN KELOMPOKTANI
3. Partisipatif
artinya semua anggota terlibat dan memiliki hak serta kewajiban
yang sama dalam mengembangkan serta mengelola (merencanakan,
melaksanakan serta melakukan penilaian kinerja) kelompoktani,
5. Kesetaraan,
artinya hubungan antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku
usaha yang harus merupakan mitra sejajar.
PROSES PENUMBUHAN ORGANISASI PETANI
Pengembangan Organisasi Petani
1. PENATAAN ORGANISASI PETANI
Pegembangan kelompoktani dan Gapoktan diarahkan pada :
peningkatan kemampuan kelompoktani dalam
melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para
anggota dalam: mengembangkan agribisnis, penguatan
kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan
mandiri
2. Memfasilitasi usaha bersama
Sebagai sumber informasi bagi anggotanya
Ini dicirikan oleh: diantaranya dari rapat-rapat, adanya rencana
kerja, norma/aturan dll.
2. PENGUTAN AKUNTABILITAS DAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI
PETANI
Advokasi (saran dan pendapat) kepada para petani khususnya
tokoh-tokoh petani setempat serta informasi dan penjelasan
mengenai:
Pengertian tentang kelompoktani, antara lain mengenai; Apa
kelompoktani, tujuan serta manfaat berkelompok untuk
kepentingan usaha tani serta hidup bermasyarakat yang lebih baik
lagi.
Proses atau langkah-langkah dalam menumbuhkan/ membentuk
kelompoktani, Kewajiban dan hak setiap petani yang menjadi
anggota kelompok serta para pengurusnya, Penyusunan rencana
kerja serta cara kerja kelompok.
3. PENGEMBANGAN SISTEM PERENCANAAN PERTISIPATIF
Ciri-ciri perencanaan partisifatip yaitu:
Sistematis: sesuai dengan tahapan-tahapan pelaksanaan yang
logis dan teratur agar keputusan yang diambil tidak dibuat secara
sembarangan
Efektif: terfokus pada hasil perencanaan yang realistis,
bermanfaat dan praktis untuk memecahkan masalah-masalah
yang telah di identifikasi.
Transfaran: tujuan dari setiap tahap dibuat sejelas mungkin untuk
seluruh peserta dan seluruh hasil harus divisualisasikan,
didomentasikan dan disahkan oleh seluruh peserta.
Orientasi pada sasaran: fokus selama menyususn perencanaan ini
terletak pada pemecahan masalah-masalah yang dirasakan oleh
petani setempat
Partisipatif: petani/kelompoktani dan penyuluh scara bersama-
sama memutuskan setiap tahapan dari proses perencanaan ini. #
4. PENGEMBANGAN JEJARING ORGANISASI PETANI
Peningkatan kemampuan anggota kelompoktanidilakukan
dengan cara :
a. Menciptakan iklim yang kondusif agar para petani mampu
untuk membentuk dan menumbuhkembangkan
kelembagaannya secara partisipatif (dari, oleh, untuk petani)
b. Menumbuhkembangkan kreativitas dan prakarsa anggota
kelompoktani untuk memanfaatkan setiap peluang usaha,
informasi, dan akses permodalan,
c. Membantu memperlancar proses dalam mengidentifikasi
kebutuhan dan masalah serta menyusun rencana dan
memecahkan masalah yang dihadapi baik dalam usahatani
maupun dalam berorganisasi,
Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi pasar dan
peluang usaha untuk mengembangkan komoditas yang lebih
menguntungkan, Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis
potensi wilayah untuk mengembangkan komoditi sesuai dengan
informasi pasar, Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis
potensi usaha masing-masing anggota untuk dijadikan satu unit
usaha yang menjamin permintaan pasar (kualitas, kuantitas,
kontinuitas), Meningkatkan kemampuan pengelolaan usahatani
secara komersial dan berkelanjutan dan akrab lingkungan,
Meningkatkan kemampuan berorganisasi dan berusaha untuk
mengembangkan jaringan.

ADMINITRASI KELOMPOK TANI


A. Pengertian Administrasi
Administrasi merupakan segenap rangkaian usaha bersama yang
dilaksanakan sekelompok orang dalam wadah organisasi untuk
mencapai suatu tujuan” Dari uraian tersebut, secara garis besar
administrasi meliputi :
1. adanya usaha bersama
2. adanya kelompok orang
3. adanya aktivitas
4. adanya tujuan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses
aktivitas daripada administrasi dan karena pimpinan dari organisasi
adalah sekaligus merupakan pimpinan manajemen, maka dia juga
yang mempunyai wewenang menggerakkan kemudi administrasinya.
Kelompok Tani adalah kumpulan petani yang mempunyai aktivitas
dibidang pertanian yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian,
serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya
pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usahatani
dan kesejahteraan anggotanya.
Lebih jauh Kelompok Tani juga dapat berperan sebagai :
1. Kelas Belajar
Merupakan wadah bagi setiap anggotanya untuk berinteraksi
guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
berusahatani yang lebih baik dan menguntungkan, serta
berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih
sejahtera
2. Unit Produksi Usahatani
Merupakan satu kesatuan unit usahatani, untuk mewujudkan
kerjasama dalam mencapai skala usaha ekonomi yang lebih
menguntungkan
3. Wahana Kerjasama
Merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara
sesama Anggota dalam Kelompok Tani dan antara Kelompok Tani
dengan Kelompok Tani lain maupun dengan pihak-pihak lainnya
dalam rangka untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan
dan hambatan serta gangguan.
B. Pengertian Administrasi Kelompok Tani
Administrasi Kelompok Tani adalah seperangkat catatan atau
dokumen yang menyangkut semua kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok tersebut.
Perangkat administrasi kelompok yang baik dan benar diperlukan
sebagai bahan informasi bagi kelompok maupun pihak lain yang
berkaitan dengan kelompok itu, seperti : usaha, permodalan, jaringan
kerjasama dan lain-lain. Perangkat administrasi itu dibedakan
menjadi dua bagian pokok, yaitu administrasi kegiatan dan
administrasi keuangan.
Sebuah organisasi Kelompok Tani yang kuat dan maju sudah
sepatutnya mempunyai administrasi kelompok yang baik dan benar
untuk menunjang semua aktivitas yang dilakukan kelompok tersebut.
Perangkat kelengkapan administrasi Kelompok Tani yang semestinya
dibuat, digunakan dan dimiliki Kelompok Tani
C. Administrasi Kegiatan
Administrasi Kegiatan adalah segala catatan yang dilakukan oleh
kelompok berkaitan dengan kegiatan kelompok diluar urusan
keuangan. Beberapa perangkat administrasi kegiatan yang diperlukan
kelompok antara lain :
1. Buku Induk Anggota
Buku induk anggota adalah dokumen tertulis yang berisi tentang
biodata setiap petani yang menjadi anggota kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota,
jumlah dan perkembangan anggotanya serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan data anggota kelompok.
Nomor anggota diberikan kepada setiap anggota sesuai dengan
urutan pada saat petani menyatakan diri menjadi anggota
kelompok.
Jumlah
No Nama Umur Pendidikan Alamat Anggota Jabatan Keterangan
Keluarga

2. Buku Kegiatan Kelompok


Buku kegiatan kelompok adalah dokumen tertulis yang mencatat
tentang segala kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok,
misalnya rencana kegiatan kelompok, catatan pelaksanaan
kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi kegiatan kelompok, dan
sebagainya.
Dokumen-dokumen tersebut bermanfaat bagi kelompok untuk
mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang dimiliki.
No Tanggal Jenis Kegiatan Uraian Kegiatan

3. Buku Tamu
Buku tamu adalah dokumen tertulis yang berisi catatan tentang
pihak-pihak luar yang pernah berkunjung ke dalam kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa jauh perhatian
maupun bimbingan yang pernah diberikan oleh pihak luar
terhadap kelompok yang bersangkutan. Buku tamu diisi setiap kali
ada pihak luar kelompok yang dating untuk suatu keperluan.
Didalamnya selain berisikan waktu dan nama serta instansi, juga
memuat maksud/ tujuan dan kesan/ saran. Maksud/ tujuan
adalah untuk apa seseorang tersebut datang kepada kelompok,
ini bermanfaat untuk melihat seberapa jauh kelompok
memperoleh pembinaan dari pihak luar yang relevan. Sedangkan
kesan/ saran adalah apa yang menurut seseorang tersebut
menarik perhatian dalam kelompok yang dikunjungi, kesan-kesan
ini bisa positif dan bisa juga negatif. Kolom saran juga baik kalau
diisi tentang usulan-usulan perbaikan dari orang yang berkunjung
terhadap kelompok, karena usulan yang bersifat konkrit dan jelas,
penting bagi kelompok untuk ditindak lanjuti sebagai bahan
pembahasan dalam pertemuan pengurus/ anggota.
No Tanggal Nama Jabatan/Pekerjaan Keperluan Tanda Tangan

4. Buku Notulen Rapat


Buku notulen rapat adalah berisi catatan tentang hal-hal yang
telah dibahas dalam setiap pertemuan kelompok, baik pertemuan
pengurus maupun pertemuan anggota.
Catatan pertemuan ini penting untuk mengetahui segala
persoalan ataupun hal-hal lain yang pernah dibicarakan. Catatan
ini juga bermanfaat bagi kelompok untuk melihat pengalaman-
pengalamannya yang lalu baik berupa keberhasilan maupun
kelemahan serta persoalan-persoalan yang dihadapi kelompok
dan cara mengatasinya.
Bagi pihak luar, catatan ini juga bermanfaat untuk mengetahui
persoalan yang pernah dibicarakan di dalam kelompok sehingga
dapat membantu pihak luar dalam memberikan bimbingan
selanjutnya.
Hasil pertemuan dicatat secara garis besar ataupun kesimpulan
yang menurut anggota dianggap penting, tidak perlu semua
kalimat/ perkataan yang disampaikan semua peserta dicatat
sebagai hasil pertemuan.
No Tanggal Uraian Kesimpulan

5. Buku Produktivitas dan Hasil Produksi


Buku produktivitas dan hasil produksi adalah dokumen tertulis
yang mencatat tentang segala hasil tingkat produktivitas panenan
dan produksi usahatani seluruh komoditi yang diusahakan para
petani yang dilaksanakan di wilayah kelompok tersebut, misalnya
produktivitas dan produksi usahatani padi sawah, palawija,
hortikultura maupun komoditi peternakan.
Dokumen-dokumen tersebut bermanfaat bagi kelompok untuk
mengingat kembali pengalaman-pengalaman tentang grafik
fluktuasi tingkat produktivitas dan produksi berbagai komoditi
dari musim ke musim.
6. Buku Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar
Buku agenda surat masuk dan surat keluar adalah dokumen
tertulis yang berisi catatan tentang surat-surat yang dibuat
kelompok untuk para anggota maupun pihak luar serta surat-
surat yang diterima kelompok dari pihak-pihak luar yang pernah
dikirim ke kelompok.
7. Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi adalah dokumen tertulis yang memuat tentang
bukti pengiriman dokumen seperti surat maupun dokumen/
barang lainnya yang dikirim kepada para anggota maupun kepada
pihak-pihak luar.
8. Buku Kepemilikan Sarana/ Prasarana Anggota
Buku kepemilikan sarana/ prasarana anggota adalah dokumen
tertulis yang berisi tentang jenis-jenis sarana dan prasarana
pertanian seperti alat-alat dan mesin pertanian yang dimiliki
anggota kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota yang
memiliki alat-alat dan mesin pertanian sehingga dapat
direkapitulasi jumlah saana dan prasarana pertanian di kelompok
tersebut.
N Luas Pemilikan Lahan (Ha) Pemilikan Ternak (Ekor)
Nama Sawah Tegal Pekarangan Kolam Sapi Kambing Ayam Itik
Ket
o
N N Tanaman
Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan
o a Kehutanan
m P Ja K S A Pi Pe J K K Ce L K Te J Se M S
a a gu et al po sa pa a u o ng a el mb a ng ah u
d ng el a ka n ya h n p ke d a aka t on on re
i a k t g e yi i h a p u i i n
t a

9. Buku Luas Lahan Garapan


Buku luas lahan garapan dan usahatani anggota adalah dokumen
tertulis yang berisi tentang luasan areal lahan garapan anggota
kelompok berupa lahan darat pekarangan, tegalan, kebun serta
jenis-jenis usahatani yang dijalankan para anggota .
Buku ini berguna untuk mengetahui luasan areal garapan dan
jenis usahatani anggota sehingga kelompok dapat mengklasifikasi
anggotanya berdasarkan jenis usahatani para anggota.
Luas Jadwal Pelaksanaan
Lahan Tgl
No Nama Tgl Komoditas Keterangan
(Ha) / Pengolahan
Tanam
Lubang Tanah

10. Buku Pengurus


Buku pengurus adalah dokumen tertulis yang berisi tentang
biodata setiap petani yang menjadi pengurus kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama pengurus di
setiap periode kepengurusan yang disepakati.
11. Buku Daftar Hadir
Buku daftar hadir adalah dokumen tertulis yang berisi kehadiran
setiap petani yang menjadi anggota kelompok dalam setiap kali
kelompok mengadakan kegiatan.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota yang
menghadiri berbagai kegiatan kelompok.
Tanda
No. Nama Jabatan Alamat
Tangan

D. Administrasi Keuangan
Administrasi Keuangan adalah segala catatan yang dilakukan oleh
kelompok berkaitan dengan keuangan kelompok, selain buku-buku
administrasi kegiatan kelompok. Beberapa perangkat administrasi
keuangan yang diperlukan kelompok antara lain :
1. Buku Kas
Buku kas adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang segala
kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok yang menyangkut
keluar masuknya keuangan kelompok.
Biasanya format buku berisikan tentang tanggal dan bulan
pelaksanaan, nomor bukti kas, uraian penerimaan maupun
pengeluaran uang dan saldo kas.
No Tanggal Uraian Debet Kredit Saldo
2. Buku Iuran Anggota
Buku iuran anggota adalah dokumen tertulis yang mencatat
tentang masuknya iuran dalam bentuk uang tunai maupun natura
kedalam kas kelompok. Besar kecilnya iuran ditentukan
berdasarkan keputusan musyawarah anggota kelompok. Iuran
anggota adalah penting artinya bagi kelangsungan organisasi
Kelompok Tani karena dapat digunakan untuk membiayai semua
kegiatan kelompok.
No Nama Tanggal/Bulan Jumlah Iuran

3. Buku Tabungan Anggota


Buku tabungan anggota adalah dokumen tertulis yang mencatat
tentang masuknya tabungan dalam bentuk uang tunai maupun
natura kedalam kas kelompok. Besar kecilnya iuran ditentukan
berdasarkan keputusan musyawarah serta kesanggupan anggota
kelompok untuk menyisihkan sebagian hasil usahataninya sebagai
tabungan anggota yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali.
Tabungan anggota dapat berupa tabungan lebaran atau yang
diperuntukan bagi keperluan anak sekolah.
4. Buku Inventaris
Buku inventaris adalah dokumen tertulis yang berisi tentang jenis
barang, sarana dan prasarana pertanian seperti alat-alat dan
mesin pertanian yang dimiliki kelompok baik yang berasal dari
pembelian yang dilakukan oleh Kelompok Tani maupun dari
bantuan pemerintah.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui alat-alat dan mesin
pertanian yang dimiliki oleh Kelompok Tani.
Tanggal Asal Harga
No Jumlah Keadaan Keterangan
Pembelian/Penerimaan Barang (Rp)

5. Buku Penjualan
Buku penjualan adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang
segala kegiatan penjualan hasil produksi usahatani yang
dihasilkan Kelompok Tani yang dilaksanakan oleh anggota
kelompok.
Buku penjualan akan bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan penjualan hasil produksi usahatani, termasuk
perkembangan harga jual tiap-tiap komoditi usahatani yang
dijual.
6. Buku Pembelian
Buku pembelian adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang
segala kegiatan pengeluaran uang yang dipergunakan untuk
membeli barang berupa alat dan mesin pertanian serta bahan
baku usahatani berupa sarana prduksi pertanian seperti pupuk,
pestisida dsb.

E. Perangkat Kelengkapan Administrasi Lainnya


Selain buku-buku dan dokumen penting lain yang harus dimiliki
Kelompok Tani, Kelompok Tani yang kuat dan sudah maju diharapkan
juga memiliki perangkat kelengkapan administrasi lainnya, yakni
berupa :
1. Sekretariat Kelompok Tani
2. Papan Nama (Plang) Kelompok Tani
3. Stempel Kelompok Tani
4. Arsip Surat Masuk dan Surat Keluar
5. Arsip Dokumen Berita Acara Pembentukan Kelompok Tani
6. Arsip Dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Kelompok Tani
7. Arsip Dokumen Berita Acara Benah Kelompok Tani
8. Rencana Kerja Kelompok atau Rencana Definitif Kelompok Tani
(RDK)
9. Rencana Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)
10. Rencana Usaha Anggota (RUA)
11. Arsip Dokumen Biodata Anggota Kelompok Tani
12. Dokumen berupa papan data (Monografi) Kelompok Tani
13. Peta Wilayah Kelompok Tani
ANGGARAN DASAR

KELOMPOK TANI : ..................................


KAMPUNG : ..................................
KECAMATAN : BEKRI
KABUPATEN : LAMPUNG TENGAH
PROPINSI : LAMPUNG

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LINGKUP KERJA

Pasal 1
Perkumpulan ini bernama Kelompok Tani ..................................

Pasal 2
Kelompok Tani .................................. berkedudukan di Kampung
.................................. Kec. BEKRI Kabupaten LAMPUNG TENGAH

Pasal 3
Lingkup kerja Kelompok Tani .................................. meliputi Kampung
.................................. Kecamatan BEKRI dan sekitarnya.

BAB II
AZAS DAN TUJUAN

Pasal 4
Kelompok Tani berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 5
Tujuan dari Kelompok Tani ini adalah untuk :
1. Mengembangkan kualitas kehidupan anggota dan kemajuan
lingkungan kerja secara umum dengan cara peningkatan
pendapatan ekonomi, kualitas kesejahteraan dan kemandirian
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri,
sejahtera dan berperikeadilan.
2. Mendorong dan menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.
3. Mengusahakan, menyediakan dan mengembangkan sumber-
sumber modal bagi para anggota untuk melaksanakan kegiatan
usaha produktif dengan tidak memberatkan anggota.
4. Mengembangkan sikap hemat, tidak konsumtif, pola hidup
terencana dan orientasi produktif untuk pada setiap anggota.

BAB III
USAHA/KEGIATAN

Pasal 6
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kelompok Tani melakukan usaha-usaha
sebagai berikut :
1. Mengembangkan usaha produktif yang berorientasi pasar
2. Mengusahakan pemupukan modal dengan cara yang tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
3. Memberikan pinjaman kepada para anggota untuk tujuan
kegiatan produktif dengan sistem pelayanan yang sesuai dengan
kesepakatan anggota.
4. Mengembangkan usaha dalam bentuk kelompok maupun
perorangan dengan sistem bagi hasil, bantuan modal berupa
barang maupun uang secara bergulir untuk peningkatan
pendapatan anggota dan masyarakat secara umum.
5. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam bidang
produksi, pemasaran maupun pengembangan sumber daya
manusia atas dasar saling menguntungkan.
6. Mengembangkan pendidikan, jasa pelayanan sosial, pelatihan
pengembangan, dan meningkatkan wawasan, ketrampilan dan
kualitas sumber daya anggota maupun masyarakat secara umum.
7. Mengembangkan kegiatan-kegiatan lain sepanjang tidak
bertentangan dengan tujuan yang telah disepakati oleh
organisasi.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 7
1. Anggota kelompok tani adalah para tani baik petani
ladang/sawah, ternak atau kebun dan ikan yang berorientasi
agribisnis dari hulu sampai hilir baik di On Farm maupun Off farm
yang bertempat tinggal di .................................. dan
disekitarnya serta tidak dilarang oleh undang-undang.
2. Keanggotaan kelompok tani didasarkan atas kesadaran, kerelaan
dan kesungguhan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat dan keluarganya di pedesaan melalui
pengembangan usaha-usaha produktif.
3. Penerimaan dan pemberhentian anggota ditentukan berdasarkan
Musyawarah Anggota atau rapat-rapat khusus yang
diselenggarakan untuk itu.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 8
1. Setiap anggota berhak untuk memperoleh pelayanan dan
perlakuan yang sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan.
2. Setiap anggota berhak untuk berbicara, menyampaikan usul,
pendapat, saran maupun koreksi untuk perbaikan dan
perkembangan kegiatan dan usaha kelompok.
Pasal 9
1. Setiap anggota wajib mematuhi ketentuan yang ada di dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan-
keputusan rapat, serta peraturan-peraturan lain yang telah
disepakati bersama.
2. Setiap anggota wajib menjunjung tinggi nama dan kehormatan
organisasi.
3. Setiap anggota wajib mengembangkan kejujuran, keterbukaan,
kesetiakawanan dan kegotongroyongan dalam mengembangkan
kegiatan dan usaha untuk kemajuan bersama.

BAB VI
SEKSI BIDANG

Pasal 10
1. Kelompok tani ..................................dikelompokkan lagi ke
dalam seksi bidang/ seksi bidang Usaha yang lebih kecil yaitu seksi
bidang pemasaran, seksi bidang permodalan, seksi bidang
saprodi, seksi bidang jasa alsintan
2. seksi bidang dibentuk untuk mengembangkan usaha secara
kelompok yang terpadu dan bertanggung jawab
3. seksi bidang dipimpin oleh koordinator seksi bidang.

BAB VII
PENGURUS

Pasal 11
1. Pengurus Kelompok Tani dipilih dari dan berdasarkan
musyawarah Kelompok tani.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengurus Kelompok Tani adalah
Anggota Kelompok tani yang sudah menjadi anggota Kelompok
tani yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Memiliki sifat jujur, aktif, trampil bekerja, berdedikasi
tinggi.
b. Memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup serta
mampu untuk memimpin kelompok.
3. Pengurus Kelompok sedikitnya terdiri dari : Ketua Kelompok,
Sekretaris, Bendahara, seksi bidang pemasaran, seksi bidang
permodalan, seksi bidang saprodi, seksi bidang jasa alsintan dan
bisa ditambah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.
4. Dalam skala usaha tertentu Pengurus Kelompok Tani dapat
mengangkat pengelola atau manager berdasarkan kesepakatan
di antara mereka dan bertugas mengkoordinasikan dan
mengelola kegiatan dan usaha masing-masing.
5. pengelola / Manager bertanggung jawab kepada Ketua Kelompok
Tani.

Pasal 12
1. Masa jabatan pengurus Kelompok Tani selama-lamanya adalah
............ tahun dan dapat dipilih kembali sebanyak-banyaknya
satu kali.
2. Apabila seseorang pengurus berhenti sebelum masa jabatannya
berakhir, maka Musyawarah Kelompok Tani Luar Biasa dilakukan
untuk menetapkan penggantinya.

Pasal 13
1. Pengurus bertugas untuk :
a. Mengelola organisasi dan usaha Kelompok Tani
b. Bertindak atas nama organisasi kelompok Tani untuk
mengadakan kerjasama dengan pihak lain serta
melakukan perbuatan hukum atas nama organisasi.
2. Pengurus wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan Usaha
dan Kegiatan organisasi Kelompoik Tani Kepada Anggota Minimal
1 ( satu ) tahun sekali pada Musyawarah Kelompok Tani.
3. Pengurus Kelompok Tani diwajibkan menanggung segala
kerugian Usaha / Kegiatan Kelompok Tani yang diakibatkan oleh
kelalaian dalam menjalankan tugasnya.
Pasal 14
Selama memegang jabatannya, pengurus dan Pengelola dapat
mendapatkan imbalan gaji sesuai dengan kemampuan organisasi
Kelompok tani dan kesepakan anggota.

BAB VIII
MUSYAWARAH

Pasal 15
Musyawarah organisasi organisasi Kelompok Tani terdiri dari :
a). Musyawarah Anggota Tahunan
b). Musyawarah Luar Biasa
c). Pertemuan Anggota
d). Rapat Pengurus
e). Rapat Khusus.

Pasal 16
1. Kekuasaan tertinggi dari Kelompok Tani adalah pada Musyawarah
Anggota Tahunan.
2. Tugas Musyawarah Anggota Tahunan adalah sebagai berikut :
a. Mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
b. Membahas rencana kerja dan mengesahkan rencana
kerja.
c. Melakukan kontrol terhadap kegiatan Kelompok.
d. Mengusulkan perubahan aturan untuk memperbaiki
kinerja Kelompok.
e. Sebagai mediator komunikasi antara anggota dan
pengurus kelompok.
f. Menyusun Pengurus Kelompok Tani.

Pasal 17
1. Musyawarah dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali, apabila
dianggap perlu dan penting, diantara Musyawarah Anggota dapat
dilaksanakan Musyawarah Luar Biasa.
2. Pengambilan keputusan dalam Musyawarah Anggota
dilaksanakan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila
tidak tercapai mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
3. Musyawarah Anggota sah jika dihadiri oleh lebih dari separoh
anggota yang memiliki hak suara. Keputusan dengan suara
terbanyak dinyatakan sah apabila didukung oleh 2/3 dari jumlah
keseluruhan yang hadir dan memenuhi qorum.

Pasal 18
1. Pertemuan anggota seksi bidang diadakan secara rutin setiap
bulan.
2. Pertemuan anggota seksi bidang berfungsi sebagai forum untuk :
a. Membahas perkembangan usaha dan kegiatan dari
masing-masing sub kegiatan.
b. Membahas permasalahan yang muncul dari anggota
c. Mencari alternatif pemecahan masalah dan rencana
tindak lanjut pengembangan program dan kegiatan usaha.
d. Membahas perkembangan usaha dan pembagian sisa hasil
usaha pada setiap tahun tutup buku.
e. Memperoleh kesepakatan terhadap berbagai hal yang
dipandang perlu oleh anggota seksi bidang.

Pasal 19
1. Rapat pengurus diadakan oleh pengurus, dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus kelompok tani yang tidak duduk dalam
pengurus poktan lain.
2. Rapat pengurus berfungsi sebagai forum untuk :
a. Membahas program kerja pengurus poktan
b. Merumuskan strategi dan keputusan yang dianggap
penting demi kemajuan poktan.
c. Membahas laporan dari seksi bidang.

Pasal 20
Untuk kepentingan tertentu dan mendesak, pengurus poktan dapat
mengadakan rapat-rapat khusus untuk menetapkan kesepakatan
tertentu.

BAB IX
MODAL USAHA

Pasal 21
Modal usaha poktan bersumber dari :
a. Simpanan wajib, pokok dan sukarela
b. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program
Pemerintah
c. Dana pinjaman dari berbagai lembaga, baik swasta
maupun Pemerintah.
d. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat
e. Sisa hasil usaha yang digunakan untuk pemupukan modal
f. Hasil usaha yang dilakukan oleh poktan.
g. Kerjasama dengan pihak lain

BAB X
PENGEMBANGAN USAHA

Pasal 22
1. Untuk kegiatan usaha baik secara kelompok maupun perorangan,
melaksanakan usaha produktif dengan pengelolaan dana
berdasarkan kesepakatani.
2. Pengelolaan dan pembagian keuntungan dari hasil usaha
produktif seadil-adilnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
BAB XI
SIMPANAN DAN PINJAMAN
Pasal 23
1. Simpanan dan pinjaman baik secara kelompok maupun
perorangan untuk kepentingan pengembangan usaha produktif
harus dilaksanakan berdasarkan kesepakatan.
2. Pengelolaan simpan pinjam dilakukan oleh pengurus, pengurus
seksi bidang atau pengelola dengan pelayanan yang profesional.
3. Permohonan pinjaman dilakukan secara tertulis dengan mengisi
formulir/blangko permohonan.
4. Permohonan pinjaman yang telah disetujui berdasarkan syarat
yang telah disepakati, dan dibuatkan perjanjian oleh pengurus .
5. Besarnya bunga pinjaman diatur berdasarkan kesepakatan
anggota dengan syarat tidak memberatkan dan sesuai dengan
kemampuan serta aturan yang disepakati bersama anggota.
6. Jangka waktu pengembalian pinjaman harus memperhatikan
kemampuan, sifat dan jenis usaha serta kesepakatan yang tidak
memberatkan anggota.
7. Dalam hal terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman oleh
karena sebab tertentu, maka pengurus bersama dengan anggota
dapat membuat satu keputusan tertentu yang tidak
memberatkan peminjam serta tidak mengganggu perkembangan
usaha poktan.

Pasal 24
1. Simpanan pokok dari anggota dapat ditarik bila anggota keluar
dari keanggotaan poktan, kecuali Musyawarah menentukan lain.
2. Simpanan wajib dibayar setiap bulan dengan jumlah sama besar
dan hanya boleh ditarik jika seseorang keluar dari keanggotaan
kelompok.

3. Simpanan lain yang jumlahnya tidak ditentukan, dapat ditarik oleh


anggota dengan pemberitahuan lebih dahulu kepada pengurus.
4. Simpanan sukarela akan mendapatkan jasa yang besarnya
disesuaikan jumlah simpanan dan besarnya jasa berdasarkan
musyawarah.

BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal 25
1. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan poktan yang diperoleh
dari keuntungan usaha produktif , jasa dari simpan pinjam, dan
lainnya selama satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan.
2. Sebagian besar hasil usaha digunakan untuk pemupukan modal
kelompok . Besarnya sisa hasil usaha yang digunakan untuk
pemupukan modal poktan ditetapkan berdasarkan kesepakatan
anggota.
3. Pembagian sisa hasil usaha hanya diberikan kepada anggota yang
melakukan usaha. Besarnya prosentase sisa hasil usaha yang
dibagikan kepada anggota ditetapkan sesuai dengan kesepakan
anggota
4. Sisa hasil usaha juga digunakan sebagai dana cadangan usaha, jasa
pengurus, dana sosial dan pendidikan. Besarnya prosentase sisa
hasil usaha untuk masing-masing jenis usaha ditetapkan oleh
kesepakatan anggota.
Pasal 26
1. Dana cadangan dapat digunakan sebagai modal usaha poktan
untuk tahun buku berikutnya.
2. Dana cadangan dapat juga digunakan untuk mengganti kerugian
lain yang dialami oleh poktan sesuai dengan kesepakatan.

BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 27
Perubahan anggaran dasar ini hanya dapat dilakukan apabila disetujui
sekurang-kurangnya separuh dari jumlah anggota dan disetujui 2/3
jumlah anggota poktan yang hadir. Perubahan anggaran dasar
dilakukan pada Musyawarah anggota tahunan.

BAB XIV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 28
Segala peraturan yang belum tercantum dalam anggaran dasar ini
akan ditetapkan lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga poktan
dan peraturan lain atas dasar kesepakatan dari anggota.

BAB XV
PENUTUP
Pasal 29
Ketetapan anggaran dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Apabila ada kesalahan dalam ketetapan ini akan diadakan perubahan
berdasarkan kesepakatan anggota poktan.

Ditetapkan di : ……………………
Pada tanggal : …,…………….,20

Pimpinan Musyawarah Anggota

Ketua, Sekretaris,

…………………………… ………………………

Mengetahui
Penyuluh Pendamping, Kepala Kampung

……………………………. ………………………
ANGGARAN RUMAH TANGGA

KELOMPOK TANI : ..................................


KAMPUNG : ..................................
KECAMATAN : BEKRI
KABUPATEN : LAMPUNG TENGAH
PROPINSI : LAMPUNG

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
1. Setiap Pertanian dapat menjadi anggota poktan
2. Permohonan untuk menjadi anggota diajukan secara tertulis
dengan mengisi formulir yang telah tersedia kepada pengurus.
3. Petani akan menjadi anggota poktan apabila telah disepakati oleh
anggota berdasarkan kriteria tertentu dan dinyatakan sah oleh
pengurus poktan.
4. Kriteria yang dimaksud tersebut antara lain kejujuran pengurus,
dedikasi Pengurus , motivasi atau kesungguhan untuk berusaha,
dan kriteria lain sesuai dengan kesepakatan anggota.
5. Apabila dipandang perlu, pengurus dapat menerima anggota luar
biasa berdasarkan kesepakatan anggota. Anggota luar biasa tidak
memiliki hak suara, hak memilih dan hak dipilih sebagai pengurus
Gapoktan
6. Perorangan dapat menjadi anggota Gapoktan melalui divisi / unit
usaha.
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 2
Anggota memiliki hak untuk mendapatkan Fasilitas dari poktan
apabila telah melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib serta
sejumlah iuran tertentu yang ditetapkan oleh rapat anggota.
Besarnya simpanan dan iuran tersebut ditetapkan berdasarkan
kesepakatan anggota.

Pasal 3
1. Anggota berhak memperoleh bantuan modal usaha, setelah
memenuhi persyaratan dan kesepakatan anggota.
2. Setiap anggota berkewajiban untuk mengembangkan usaha
produktif sesuai dengan potensi yang dimiliki..
3. Setiap anggota poktan memiliki 1 (satu) suara dalam setiap
pengambilan keputusan serta dapat memilih dan dipilih sebagai
pengurus poktan.

BAB III
PENGURUS
Pasal 4
1. Pengurus poktan yang dimaksud dalam Anggaran Dasar Bab VII
pasal 11 adalah berjumlah 7 ( Tujuh ) dan dapat ditambah sesuai
dengan kebutuhan dan kesepakatan anggota.
2. Pengurus poktan berhenti apabila :
a. Meninggal dunia
b. Menyatakan keluar dari keanggotaan kelompok dan
Gapoktan.
c. Diberhentikan dengan hormat oleh karena sebab tertentu.
d. Diberhentikan karena melanggar aturan yang disepakati
anggota.
e. Habis masa baktinya.
3. Penggantian pengurus sebelum masa jabatannya dilaksanakan
melalui Musyawarah Luar Biasa yang dihadiri oleh lebih separoh
anggota poktan.

4. Seorang anggota bisa menjadi pengurus poktan apabila


dimufakati oleh seluruh anggota. Dalam hal tidak tercapai
mufakat, maka harus memperoleh dukungan dari lebih separoh
dari jumlah anggota yang hadir dan memenuhi qorum.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 5
1. Pengurus berkewajiban menetapkan rencana kerja operasional
sebagai realisasi garis besar rencana kerja poktan yang
diamanatkan oleh Musyawarah Anggota.
2. Pengurus bertindak atas nama dan bertanggung jawab kepada
kelompok atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah
disepakati oleh anggota, yang meliputi :
a. Kebijakan perihal cara permohonan dan penerimaan
anggota.
b. Kesepakatan mengenai jumlah maksimum pinjaman yang
dapat diberikan kepada anggota, dengan ketentuan
bahwa jumlah pinjaman tidak boleh melebihi saldo
simpanan anggota yang bersangkutan di kelompok.
Apabila jumlah pinjaman melebihi saldo simpanannya,
maka pinjaman itu harus disertai barang jaminan.
c. Jangka waktu pengembalian pinjaman yang dapat
diberikan kepada anggota dan faktor utama pertimbangan
untuk menentukan persetujuan atau ditolaknya
permohonan pinjaman berdasarkan kesepakatan antara
peminjam dengan ketetapan yang berlaku.
d. Kesepakatan mengenai pembagian sisa hasil usaha dan
saran-saran amandemen perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
e. Kesepakatan mengenai jumlah maksimum simpanan yang
dimiliki oleh anggota, seseorang anggota tidak
diperbolehkan memiliki simpanan yang melebihi 30 %
(tigapuluh persen) dari seluruh jumlah simpanan anggota
kelompok.
f. Kebijakan mengenai penerimaan karyawan.
g. Kesepakatan mengenai anggaran belanja kelompok
termasuk balas karya/gaji yang diberikan kepada
pengurus.
h. Kesepakatan mengenai pemberian modal usaha bagi
anggota.
i. Kebijakan mengenai pinjaman yang dapat diambil oleh
poktan dari pihak ketiga, dengan ketentuan harus
memperoleh persetujuan penuh dari anggota.
j. Kesepakatan mengenai penghapusan pinjaman atau sisa
pinjaman anggota yang sudah tidak mungkin lagi
dikembalikan dengan persetujuan anggota.
k. Kebijakan lain yang sewaktu-waktu dikuasakan oleh
anggota untuk disusun dan ditetapkan pengurus.

3. Pengurus poktan harus mempertanggiung jawabkan segala


kebijakan yang telah diambil dalam pengelolaan poktan di
hadapan Musyawarah Anggota.
4. Dalam Sekretariat poktan, pengurus diwajibkan agar selalu
menempelkan laporan perkembangan keuangan kelompok yang
terakhir dari masing-masing divisi.

Pasal 6
1. Pendidikan bagi para anggota dan karyawan dilakukan oleh
pengurus.
2. Bentuk-bentuk pendidikan yang diberikan meliputi :
a. Pendidikan dan penyuluhan bagi anggota sesuai dengan
jenis usahanya.
b. Mengusahakan bahan-bahan bacaan bagi anggota dan
pengurus
c. Meningkatkan kualitas pengetahuan anggota pengurus
dengan mengikutsertakan pada kursus, pelatihan,
lokakarya atau sejenis yang yang ada kaitannya dengan
bidang dan jenis usahanya.
d. Mengadakan promosi-promosi bagi anggota dan
masyarakat di lingkungan wilayah kerja maupun diluar
wilayah kerja poktan

BAB V
PEMILIHAN PENGURUS POKTAN
Pasal 7
1. Pemilihan pengurus dilaksanakan melalui Musyawarah anggota
dengan cara langsung dan demokratis.
2. Musyawarah Anggota akan memilih 3 (tiga) orang formatur, yang
terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Formatur dan 2 (dua) orang
anggota formatur.
3. Pemilihan pengurus dilaksanakan dengan dua tahap :
a. Tahap pencalonan
b. Tahap pemilihan
4. Tahap Pencalonan:
a. Seseorang dapat dicalonkan sebagai calon formatur
apabila didukung oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang
peserta Musyawarah yang memiliki hak suara.
b. Calon formatur terpilih harus memenuhi persyaratan-
persyaratan yang disepakati oleh Musyawarah Anggota.
c. Calon formatur yang memenuhi persyaratan dapat
diajukan lebih lanjut dalam pemilihan formatur.
d. Sebelum pemilihan formatur berlangsung, setiap calon
formatur diberikan kesempatan untuk menyampaikan
program dan gagasan mengenai pengembangan poktan.
5. Tahap Pemilihan :
a. Pemilihan formatur dilaksanakan berdasarkan suara
terbanyak
b. Pemilihan formatur dilaksanakan secara bersama. Calon
formatur yang memperoleh dukungan terbanyak
dikukuhkan menjadi Ketua Formatur. Sedangkan
terbanyak kedua ketiga menjadi anggota formatur.
c. Apabila terjadi suara yang sama dalam pemilihan
formatur, maka diadakan pemilihan ulang untuk
menentukan ketua formatur maupun anggota formatur
terpilih. Pemilihan ulang tidak dilakukan apabila salah satu
atau beberapa pihak mengundurkan diri, sehingga tidak
lagi terjadi suara yang sama lebih dari satu orang.
d. Dalam kondisi tertentu yang tidak lagi bisa dijelaskan
dengan peraturan ini, maka peserta Musyawarah bisa
mengambil kesepakatan tertentu untuk penyelesaian
pemilihan formatur.
e. Ketua formatur dan anggota formatur terpilih
berkewajiban menyusun pengurus harian poktan yang
minimal terdiri dari pengurus harian,.
f. Pengurus harian terpilih disahkan pada Musyawarah
Anggota. Pengurus harian berkewajiban melengkapi
kepengurusan sesuai dengan kebutuhan organisasi
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Musyawarah
Anggota berlangsung.

BAB VI
JABATAN DALAM PENGURUSAN POKTAN
Pasal 8
1. Jabatan pengurus harian, dibantu oleh masing – masing seksi
bidang dengan pembagian tugas sebagai berikut :

a. Ketua: menjalakan tugas dalam memimpin peremuan


anggota, rapat pengurus, menandatangani surat-surat
berharga dan surat-surat lain yang berkaitan dengan
penyelenggaraan keuangan kelompok, menjalankan tugas
lain yang lazim dikerjakan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Koordinator seksi bidang : bertugas membantu ketua
sebagai pelaksana harian dalam merencanakan dan
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan usaha-
usaha produktif dari masing-masing seksi bidang ,
melaporkan secara periodik tentang perkembangan
usaha-usaha produktif yang dilaksanakan dari masing-
masing seksi bidang , atas persetujuan ketua menjalin
hubungan kerjasama dengan pihak ketiga, mengkoordinir
kegiatan usaha-usaha produktif dari masing-masing seksi
bidang , dan bertanggunjawab kepada ketua.
c. Sekretaris: bertugas membantu ketua dalam menjalankan
administrasi poktan, mengkoordinasikan persiapan
pelaksanaan rapat pengurus dan pertemuan anggota,
mendokumentasikan dan mencatat hasil-hasil keputusan
rapat dan pertemuan, serta menjalakan tugas-tugas lain
sesuai dengan keputusan pengurus yang tidak
bertentangan dengan AD/ART.
d. Bendahara: bertugas (1) memelihara barang bukti
keuangan, barang-barang jaminan, dan barang-barang lain
yang menjadi milik kelompok. (2) bersama ketua
menandatangani surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan dan dipindahtangankan dalam usaha
kelompok. (3) Menyimpan dan memelihara semua arsip
yang lengkap mengenai transaksi keuangan poktan,
menyimpan dengan baik semua buku, bon-bon, surat
berharga, dan barang-barang tanggungan jaminan dari
anggota poktan. (4) Membuat laporan keuangan poktan
selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari setiap
akhir bulan dan menempelkan disekretariat poktan. (5)
Membuat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
kelompok yang akan disampaikan oleh Ketua pada
musyawarah anggota. (6) Menerima semua pembayaran
atas nama poktan dan menyimpannya di tempat aman
yang ditentukan oleh pengurus. (7) Melakukan tugas lain
seperti; membuat surat perjanjian dan lain-lain yang
berkaitan dengan bendahara.
e. Seksi bidang pemasaran: bertugas membantu Ketua
poktan dalam merencanakan dan mendistribusikan hasil
produksi yang berhubungan dengan usaha-usaha
produktif dari masing-masing anggota, melakukan
pencatatan administrasi yang berhubungan dengan
pemasaran hasil.
f. Seksi bidang permodalan : bertugas membantu Ketua
poktan dalam merencanakan dan dalam permodalan
kelompok yang berhubungan dengan usaha-usaha
produktif dari masing-masing anggota, melakukan
pencatatan administrasi yang berhubungan dengan
permodalan.
g. seksi bidang saprodi bertugas membantu Ketua poktan
dalam merencanakan, keburuhan saprodi dari kebutuhan
anggota yang berhubungan dengan usaha-usaha produktif
dari masing-masing anggota, melakukan pencatatan
administrasi yang berhubungan dengan saprodi.
h. seksi bidang jasa alsintan membantu Ketua poktan dalam
pengembangan jasa alsintan menjalin kerja sama dengan
pihak lain.

BAB VII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 9
1. Simpanan pokok ditetapkan sebesar Rp. ........................, Jumlah
simpanan pokok tersebut adalah jumlah minimum yang harus ada
dalam POKTAN agar anggota dapat mempertahankan status
keanggotaannya.
2. Simpanan wajib yang harus disetor oleh setiap anggota sekurang-
kurangnya Rp. ........................, setahun, yang dapat
diangsur selama paling banyak 12 (dua belas) kali angsuran.
3. Simpanan sukarela dan simpanan khusus akan diatur dalam
peraturan khusus yang ditentukan oleh rapat pengurus poktan ,
apabila dianggap perlu.
4. Anggota yang dua tahun berturut-turut tidak menyetor simpanan
wajib, dikenai biaya penghapusan 30% (tigapuluh persen)
pertahun sampai simpanannya habis. Pengurus harus
memberitahukan perihal penghapusan tersebut kepada anggota
yang bersangkutan.
BAB VIII
PINJAMAN
Pasal 10
1. Besarnya bunga pinjaman ditetapkan dalam pertemuan anggota
setiap tutup tahun buku. Pada prinsipnya besarnya bunga
pinjaman tidak boleh melebihi bunga yang ditetapkan Bank
Pemerintah saat itu atau maksimal sama dengan bunga Bank
Pemerintah.
2. Besarnya bunga pinjaman yang harus dibayar anggota peminjam
dibebankan atas dasar sisa pinjaman yang belum dikembalikan.
3. Dalam keadaan mendesak, pengurus diberi wewenang untuk
mengubah suku bunga pinjaman, yang harus dilaporkan pada
pertemuan anggota tutup tahun buku berikutnya. Apabila
anggota menolak kebijakan pengurus, maka setiap selisih di dalam
perhitungan pembayaran bunga pinjaman anggota harus
diperhitungkan kembali.

BAB IX
SISA HASIL USAHA
Pasal 11
1. Pembagian sisa hasil usaha ditetapkan berdasarkan kesepakatan
anggota pada setiap pertemuan tutup tahun buku. Secara prinsip,
sisa hasil usaha yang dibagi kepada anggota adalah :
a. Bonus pengurus : …… %
b. Pemupukan modal poktan : …… %
c. Dana Anggota : …… %
d. Dana Pendidikan : …… %
e. Dana zakat dan Sosial : …… %
f. Dana poktan : …… %
g. Dana Pembinaan/Pendampingan SDM : …… %

2. Sisa hasil usaha diberikan hanya terhadap simpanan yang telah


dibayar penuh selama tahun buku berlangsung. Pertemuan
anggota tahunan sedapat mungkin tidak menentukan sisa hasil
usaha yang dibagikan lebih besar daripada yang diusulkan oleh
pengurus. Pertimbangan pemupukan modal poktan harus
menjadi pertimbangan utama dalam menentukan alokasi
pembagian sisa hasil usaha.
3. Pertemuan anggota pada tutup tahun buku dapat mengusulkan
prosentase dari sisa hasil usaha untuk pembiayaan pengurus
poktan, layanan sosial dan pendidikan.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 12
Perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat
dilakukan dalam Musyawarah Anggota yang dihadiri oleh lebih dari
separo anggota.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 13
1. roh anggota dengan didukung oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua
per tiga) dari jumlah anggota yang hadir.
2. Usul mengenai perubahan Anggaran Rumah Tangga bisa
disampaikan oleh pengurus atau sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) anggota kelompok yang memiliki hak suara.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 14
Ketetapan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan. Apabila ada kesalahan dalam ketetapan ini akan diadakan
perubahan berdasarkan kesepakatan anggota.

Ditetapkan di : …………………
Pada tanggal : …..,……………20

Pimpinan Musyawarah Anggota


Ketua, Sekretaris,

………………………….. ………………………...

Mengetahui
Penyuluh Pendamping, Kepala Kampung

………………………….. ……………………….
NIP.
CONTOH BUKU
ADMINISTRASI KELOMPOK
TANI
Buku administrasi merupakan hal yang sangat penting pada suatu
kelompok tani. Melalui pembukuan administrasi yang bagus maka akan
menunjang jalannya organisasi kelompok tani, mendorong kelompok
menjadi transparan dan jelas. Maksud dari transparan adalah smua fihak
yang terkait dengan kelompok baik itu dinas maupun anggota beserta
masyarakat pada umumnya dapat melihat kondisi nyata kelompok dalam
perkembangannya mulai berdiri hingga sekarang. Jelas dimaksudkan
bahwa kelompok benar-benar memiliki tujuan dan perencanaan sehingga
jelas arah yang akan dituju yaitu mensejahterakan anggota. Berikut adalah
contoh buku administrasi kelompok tani yang bisa dijadikan referensi
untuk kelompok tani yang baru berdiri.

1. BUKU DAFTAR PENGURUS DAN ANGGOTA


JUMLAH
ANGGOT
N NAM UMU PENDIDIK ALAM JABAT KETERANG
A
O A R AN AT AN AN
KELUAR
GA

2. BUKU PEMILIKAN LAHAN DAN TERNAK


N NA LUAS PEMILIKAN LAHAN PEMILIKAN TERNAK K
O MA (Ha) (Ekor) E
SA TEG PEKARA KOL SA KAM AY IT T
WA AL NGAN AM PI BING AM IK
H

3. DAFTAR HADIR PERTEMUAN


N NAM TGL.PERTEMUA TEMPA TANDA KETERANGA
O A N T TANGA N
N
1.

2.
3.

4. BUKU NOTULEN RAPAT


NO TANGGAL URAIAN KESIMPULAN

5. BUKU KEGIATAN
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

6. BUKU RENCANA KEGIATAN


JENIS JADWAL
N LOKAS VOLUM FREKUEN BIAY
KEGIATA KEGIATA
O I E SI A
N N

7. BUKU TAMU
N TANGGA NAM JABATAN/PEKERJA KEPERLUA TANDA
O L A AN N TANGA
N

8. BUKU KAS
NO TANGGAL URAIAN DEBET KREDIT SALDO

9. BUKU INVENTARIS BARANG


TANGGAL ASAL HAR
N JUML KEADA KETERAN
PEMBELIAN/PENERI BARA GA
O AH AN GAN
MAAN NG (Rp)
10. BUKU IURAN ANGGOTA KELOMPOK
NO NAMA TANGGAL/BULAN JUMLAH IURAN

11. BUKU SIMPAN PINJAM


JUMLAH ANGSURAN
NO NAMA TANGGAL/BULAN PINJAMAN
I II III IV
(Rp)

12. BUKU SEKSI PENGOLAHAN TANAMAN


LUAS JADWAL
LAHA PELAKSANAAN
N NAM KOMODIT KETERANG
N (Ha) / TGL TGL
O A AS AN
LUBA PENGOLAH TANA
NG AN TANAH M

13. BUKU PEMILIKAN TANAMAN


N N TANAMAN PANGAN TANAMAN TANAMAN
O A PERKEBUNAN KEHUTANA
M N
A P J K S A P P J K K C L K Te J S M S
a a e a p is e a u o e a el m a e a u
d g t l o a p h n p n d a ba t n h r
i u e a k n a e y i g a p ka i g o e
n l k at g y it k a u o ni n
g a a e n
h

Anda mungkin juga menyukai