Anda di halaman 1dari 16

LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN DIREKTUR

RSIA Kusuma Pradja Semarang

Nomor :

Tanggal :

PANDUAN PENGENALAN DINI PERUBAHAN KONDISI PASIEN/


EARLY WARNING SYSTEM (EWS)
RSIA KUSUMA PRADJA SEMARANG

BAB I

DEFINISI

A. LATAR BELAKANG

Kejadian kegawatan medis termasuk henti jantung dapat terjadi


setiap sat pada pasien. Kebijakan rumah sakit dalam penanganan
korban dengan henti jantung tidak terbatas hanya pada respon
terhadap korban dengan henti jantung tetapi juga meliputi strategi
pencegahan yang melibatkan seluruh komponen rumah sakit.

Sistem pengenalan dini penurunan kondisi pasien (Early


Warning System) merupakan istem pencegahan ini penting dalam
rantai keselamatan pasien. Kegagalan rumah sakit dalam mengenali
secara dini gejala dan penurunan kondisi pasien atau reaksi lambat
untuk mencegah kejadian henti jantung mengakibatkan
meningkatnya mortalitas di rumah sakit dan angka keberhasilan
terapi yang tidak terlalu baik. Sebagian besar kasus kardiorespirasi
arrest yang terjadi di rumah sakit secara umum didahului dengan
periode penurunan kondisi klinis yang harus secara dini dikenali.

Diperlukan suatu sistem untuk mengenali secara dini adanya


penurunan kondisi pasien di rumah sakit sehingga dapat dilakukan
respon yang lebih dini, resusitasi secara optimal dan memastikan
bahwa tindakan bantuan hidup dasar dan lanjut dilakukan secara
efektif terhadap pasien dengan kegawatan medis termasuk kejadian
henti jantung. Sistem ini melibatkan sumber daya manusia yang
terlatih, peralatan dan obat-obatan yang lengkap dengan standar

1
operasional prosedur yang baku. Sistem ini harus mampu
memfasilitasi resusitasi pada pasien dengan kegawatan medis dan
kondisi henti jantung dengan respon yang adekuat.

Early Warning Score (EWS) merupakan suatu alat yang


dikembangkan untuk memprediksi penurunan kondisi pasien yang
secara rutin didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah, nadi,
kesadaran, sistem pernapasan dan temperatur tubuh serta 2
parameter tambahan lain. Dengan pengenalan secara dini kondisi
yang mengancam jiwa diharapkan dapat dilakukan respon yang
sesuai termasuk melakukan assessment ulang secara detail,
meningkatkan monitoring pasien, melapor ke kepala perawat atau
dokter jaga, melaporkan ke dokter penanggung jawab pasien atau jika
diperlukan dilakukan aktivasi Kode Biru apabila memenuhi kriteria
pemanggilan. Diharapkan dengan sistem ini kegawatan secara dini
dapat dikenali, dan dapat dilakukan resusitasi segera serta
perawatan pasien sesuai dengan level kegawatannya.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Panduan Pengenalan Dini Perubahan Kondisi Pasien/ Early


Warning System (EWS) ini disusun dengan tujuan adanya
standardisasi dalam assesmen dan penatalaksanaan manajemen
nyeri di RSIA KUSUMA PRADJA sehingga kualitas pelayanan
kesehatan, khususnya penanganan kasus henti jantung di RSIA
KUSUMA PRADJA, semakin baik.

2. Tujuan Khusus

1. Petugas melakukan pengawasan berkala secara terus menerus


terhadap pasien yang dirawat di RSIA KUSUMA PRADJA.

2. Petugas mampu mengisi Formulir EWS

3. Petugas mampu memberikan respon yang tepat terhadap hasil


penilaian EWS.

2
BAB II

RUANG LINGKUP

A. PENERAPAN EWS

Ruang lingkup penerapan EWS di RSIA KUSUMA PRADJAmeliputi


pelayanan bagi pasien dewasa termasuk pasien obstetri dan anak-anak di:

1. Instalasi Rawat Inap

2. Instalasi Kamar Bersalin

B. RENTANG NILAI PARAMETER FISIOLOGIS

1. EWS Sistem Dewasa

Parameter Skor
Fisiologis 3 2 1 0 1 2 3
RR (per menit) ≤8 9-11 12-20 21-24 ≥25
Sp O2 (%) ≤91 92-93 94-95 ≥96
Oksigen? Ya Tidak
TD Sist (mmHg) ≤90 91-100 101-110 111-219 ≥220
Nadi(per menit) ≤40 41-50 51-90 91-110 111-130 ≥131
Kesadaran Sadar CVPU
35,1- 36,1- 38,1-
Suhu (°C) ≤35,0 ≥39,1
36,0 38,0 39,0
Keterangan: RR= Respiratory Rate
TD Sist = Tekanan Darah Sistolik
CVPU = Convusion/ bingung, Verbal/ dengan rangsang
verbal, Pain/ dengan rangsang nyeri,
Unreponsive/ tidak berespon

3
2. EWS Sistem Obstetri

Parameter Skor
Fisiologis 3 2 1 0 1 2 3
RR (per menit) ≤12 12-20 21-25 >25
Sp O2 (%) <92 92-95 >95
Oksigen? Ya Tidak
TD Sist (mmHg) <90 90-140 141-150 151-160 >160
TD Dst (mmHg) <90 90-100 101-110 >110
Nadi (per menit) <50 50-60 61-100 101-110 111-120 >120
Kesadaran Sadar CVPU
36,1- 37,3-
Suhu (°C) <36 >37,7
37,2 37,7
Nyeri Abnorm Normal
Discharge/
Abnorm Normal
Lochia
Proteinuria (per
++> +
hari)
Keterangan: RR = Respiratory Rate
TD Sist = Tekanan Darah Sistolik
TD Dst = Tekanan Darah Diastolik
CVPU = Convusion/ bingung, Verbal/ dengan rangsang
verbal, Pain/ dengan rangsang nyeri,
Unreponsive/ tidak berespon
Abnorm = Abnormal

3. EWS Sistem Anak

Nadi saat istirahat Nafas saat istirahat


Usia
(x/ menit) (x/ menit)
Neonatus 0-1 Bulan 100-180 40-60
Bayi 1-12 Bulan 100-180 30-40
Balita 13-36 Bulan 70-110 25-30
Pra-sekolah 3-6 Tahun 70-110 25-30
Sekolah 7-12 Tahun 70-110 25-30
Remaja 13-19 Tahun 55-90 25-30

4
BAB III

TATA LAKSANA

A. GAMBARAN UMUM EARLY WARNING SCORE (EWS)

Secara umum, Early Warning Score (EWS) didasarkan pada suatu


sistem skoring sederhana yang menilain respon fisiologis pasien, yang telah
dilakukan secara rutin selama perawatan pasien di rumah sakit. Terdapat
enam parameter fisiologis yang menjadi dasar dari sistem skoring ini yaitu:

1. Laju pernafasan

2. Saturasi oksigen

3. Tekanan darah sistolik

4. Denyut nadi

5. Kesadaran

6. Suhu tubuh

Setiap nilai parameter fisiologis tersebut akan menghasilkan skor


tertentu dalam EWS. Skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total. Skor akan meningkat 2 poin bila pasien
memerlukan suplementasi oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen tertentu.

EWS digunakan untuk meningkatkan penilaian keparahan


penyakit akut, deteksi perubahan kondisi klinis, dan saat yang
teTerdapat 3 jenis EWS yaitu EWS dewasa, EWS obstetri dan EWS
anak. EWS dewasa digunakan pada pasien usia 16 tahun ke atas,
EWS anak digunakan pada pasien dengan usia kurang dari 16 tahun,
dan EWS obstetri digunakan pada pasien wanita yang sedang
mengandung. EWS dewasa harus digunakan secara hati-hati pada
pasien dengan cedera tulang belakang, terutama pada pasien dengan
tetraplegia atau paraplegia level tinggi karena adanya perubahan
sistem saraf otonom pada pasien-pasien tersebut. EWS digunakan
bukan sebagai pengganti dari penilaian klinis sehingga harus segera
dilakukan penilaian klinis ulang oleh dokter apabila terdapat
keraguan atas kondisi pasien.

5
B. RESPON KLINIS TERHADAP BATAS NILAI DALAM EWS

Penilaian EWS dilakukan sejak awal pasien dirawat di rumah sakit,


kemudian selanjutnya dilakukan tiap shift atau sesuai dengan frekwensi
berdasarkan penilaian EWS sebelumnya ataupun saat ada perubahan
kondisi mendadak.

Hasil penilaian EWS dilaporkan pada dokter saat ada perubahan


kondisi pasien sesuai dengan skoring, saat DPJP visit dan saat dokter jaga
visit ruangan. Hasil penilaian EWS dilaporkan antar perawat atau bidan
saat handover pasien tiap pergantian shift, saat perpindahan pasien dan
saat pasien kembali dari ruang operasi.

Penilaian EWS dilakukan terhadap semua pasien yang dilakukan


rawat inap, kecuali pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU,
PICU, NICU, HCU dan Perinatologi). Penilaian EWS dilanjutkan oleh
perawat Hemodialisa pada pasien rawat inap yang menjalani prosedur
Hemodialisis di Ruang Hemodialisa. Formulir EWS Dewasa digunakan
untuk pasien mulai usia 16 tahun ke atas. Formulir EWS Obstetri
digunakan pada wanita hamil dengan usia kehamilan 20 minggu sampai
dengan 6 minggu post partum. Formulir EWS anak digunakan pada pasien
anak dengan usia kurang dari 16 tahun.

1. EWS Dewasa dan Obstetri

EWS Score Frekwensi Respons Klinis


Pengawasan
0 Minimal tiap 12 jam - Lanjutkan pengawasan EWS
Total 1 – 4 Minimal 4 – 8 jam - Lapor perawat penanggung jawab
- Perawat penanggung jawab segera
melakukan asesmen pasien dan
memutuskan bila perlu dilakukan
peningkatan frekwensi
pengawasan atau peningkatan
perawatan pasien
- Perawat melaporkan kondisi
pasien pada dokter jaga bila perlu,
atau saat dokter jaga visite keliling
ruangan
Skor 3 salah Minimal tiap 1 jam - Asesmen segera oleh dokter jaga,
satu maksimal dalam waktu 10 menit
parameter - Dokter jaga melaporkan kondisi
pasien pada DPJP dan spesialis
terkait
- Ekskalasi monitoring tiap jam

6
Total 5 – 6 Minimal tiap 1 jam - Asesmen segera oleh dokter jaga
- Dokter jaga melaporkan kondisi
pasien pada DPJP dan spesialis
terkait
- Ekskalasi monitoring tiap jam
- Pertimbangkan perawatan pasien
di ruang pengawasan
Total 7 atau Monitor tanda vital - Monitoring kontinu oleh dokter
lebih berkesinambungan jaga dan perawat penanggung
jawab.
- Bila diperlukan dapat dilakukan
tindakan intubasi
- Pertimbangkan perawatan pasien
di ruang HND/ ICU

2. EWS Anak
EWS Score Frekwensi Respons Klinis
Pengawasan
0 Minimal tiap 12 jam - Lanjutkan pengawasan EWS
Total 0 – 2 Minimal 8 jam - Pasien dalam keadaan stabil
Total 3 – 4 Minimal tiap 2 jam - Terjadi perubahan kondisi pasien
- Laporkan ke perawat penangung
jawab
- Laporkan ke Dokter jaga
- Asesmen segera oleh dokter jaga
- Dokter jaga melakukan konsultasi
dengan DPJP Anak
- Lakukan evaluasi pasien tiap 2
jam atau lebih cepat.
Total 5 atau Minimal tiap 1 jam - Dokter jaga melakukan asesmen
lebih kontinu.
- Dokter jaga melaporkan kondisi
pasien pada DPJP dan spesialis
terkait
- Ekskalasi monitoring tiap jam
atau lebih cepat

7
C. ALUR PENGENALAN DINI PERUBAHAN KONDISI PASIEN/ EARLY
WARNING SYSTEM

1. PERUBAHAN KONDISI PADA PASIEN DEWASA DAN OBSTETRI

MONITORING PENGENALAN KEGAWATAN SECARA DINI

TENTUKAN NILAI EWS

YA
SKOR 0
(MONITOR RUTIN MINIMAL TIAP 12 JAM)

SKOR 1-4 SKOR 5-6 atau SKOR 7 ATAU HENTI JANTUNG


(RESIKO RENDAH) TIDAK skor 3 pada satu TIDAK LEBIH TIDAK
parameter (RESIKO TINGGI)
YA (RESIKO SEDANG)
YA
RESPON
YA YA
- Asesmen segera
oleh perawat RESPON RESPON
penanggung
RESPON
- Asesmen segera - Lakukan - Panggil bantuan
jawab, respon resusitasi dan - Aktifkan Kode
segera oleh dokter jaga
- Konsultasi ke monitoring Biru
- Eksalasi secara kontinu
perawatan dan DPJP/ Spesialis
terkait oleh perawat
frekwensi senior dan
monitoring tiap - Eksalasi
perawatan dan dokter jaga
4-8 jam - Konsultasi ke
- Jika diperlukan monitoring
minimal tiap 1 DPJP
laporkan pada - Bila diperlukan,
dokter jaga jam
- Pertimbangkan dapat dilakukan
YA perawatan di intubasi
ruang - Pertimbangkan
MONITORING pengawasan perawatan di
DAN EVALUASI ruang HCU/ICU
PENINGKATAN YA RESUSITASI OLEH
NILAI EWS? TIM KODE BIRU
MONITORING
TIDAK DAN EVALUASI

OBSERVASI DAN PENINGKATAN


NILAI EWS? MANAJEMEN SESUAI RESIKO PASIEN
MANAJEMEN
SESUAI RESIKO
TIDAK
PASIEN
OBSERVASI DAN
MANAJEMEN
SESUAI RESIKO
PASIEN

8
2. PERUBAHAN KONDISI PADA PASIEN ANAK

MONITORING PENGENALAN KEGAWATAN SECARA DINI

PENURUNAN KONDISI PASIEN?

SKOR 0-2 SKOR 3-4 SKOR ≥5 ATAU HENTI JANTUNG


TIDAK TIDAK skor 3 pada TIDAK
salah satu
YA YA parameter
YA
RESPON RESPON YA
- Pasien masih - Terjadi
dalam keadaan penurunan RESPON RESPON
stabil kondisi pasien - Terjadi - Panggil bantuan
- Lakukan evaluasi - Asesmen segera penurunan - Aktifkan Kode
secara rutin, jika oleh dokter jaga kondisi yang Biru
diperlukan per - Konsultasi ke signifikan - Konsultasi ke
4 jam DPJP - Lakukan DPJP
- Jika diperlukan - Evaluasi ulang resusitasi dan
laporkan pada tiap 2 jam atau monitoring
dokter jaga lebih cepat secara kontinu
oleh perawat
senior dan
dokter jaga
- Konsultasi ke
DPJP

RESUSITASI OLEH
TIM KODE BIRU

MONITORING DAN EVALUASI


MANAJEMEN SESUAI RESIKO PASIEN

9
BAB IV

DOKUMENTASI

Setiap petugas yang melakukan penilaian kondisi pasien,


mengisi nilai skor pada kotak-kotak dalam Formulir EWS dan
kemudian menjumlahkan nilai tersebut di kotak paling bawah, dan
memberikan paraf petugas. Skor total EWS ditulis juga dalam buku
laporan shift di tiap ruangan, serta di Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi di bagian Objektif dari SOAP perawat/ bidan. Apabila
terjadi perubahan skor dan dilakukan asesmen ulang baik oleh
perawat maupun dokter, asemen ulang ditulis di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi. Untuk konsultasi dengan DPJP
atau dokter lain melalui saluran komunikasi, tetap ditulis dengan
metode SBAR.

10
BAB V
PENUTUP

Pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan kondisi


baik membaik maupun memburuk. Untuk mengetahui perubahan kondisi
tersebut, secara rutin telah dilakukan pengawasan oleh perawat maupun
bidan di ruang perawatan. Meskipun pengawasan tanda-tanda vital seperti
tekanan darah, laju pernafasan, saturasi oksigen, suhu, denyut nadi dan
kesadaran telah dilakukan secara rutin, sering kali perubahan kondisi
tersebut tidak disertai respon yang adekuat untuk mencegah perburukan
kondisi pasien. Dengan penggunaan sistem skor deteksi dini atau early
warning score system ini diharapkan tidak timbul kerancuan dan
kebingungan dari petugas di ruangan tentang tindakan klinis yang
sebaiknya diambil, kapan sebaiknya konsultasi kepada petugas yang lebih
kompeten dilakukan, kapan sebaiknya dilakukan peningkatan monitoring
terhadap pasien. Akhirnya, mortalitas dan angka kejadian henti jantung di
dalam Rumah Sakit Ibu Dan Anak KUSUMA PRADJA menjadi rendah.

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KUSUMA PRADJA SEMARANG

Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc.,Sp.GK (K)

11
LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN DIREKTUR
RSIA KUSUMA PRADJA
KOTA SEMARANG
Nomor :
Tanggal :

A. EWS DEWASA

12
Tanggal :
SKOR
Jam:
≤8 3 ≤8
Laju 9-11 1 9-11
Respirasi / 12-20 0 12-20
Menit 21-24 2 21-24
≥25 3 ≥25

Saturasi O2 ≥ 96 0 ≥ 96
94-95 1 94-95
92-93 2 92-93
≤ 91 3 ≤ 91
Suplement
O2 YA 2

≥ 220 3 ≥ 220
Tekanan 181-220 1 181-220
darah 111-180 0 111-180
sistolik 101-110 1 101-110
(mmHg) 91-100 2 91-100
≤90 3 ≤90

≥131 3 ≥131
111-130 2 111-130
Laju Jantung 91-110 1 91-110
/ Menit 51-90 0 51-90
41-50 1 41-50
≤40 3 ≤40

A 0 A
Kesadaran 3
Confusion/ Confusion/
V/P/ U V/P/ U

≤ 35 3 ≤ 35
35.1-36 1 35.1-36
Temperatur
36.1-38 0 36.1-38
( ◦ C)
38.1-39 1 38.1-39
≥ 39 2 ≥ 39

TOTAL SKOR
Paraf Petugas

Parameter GDS GDS


Tambahan Skor Nyeri Skor Nyeri
yang Urin Urin
mendukung Output Output
Assement segera oleh perawat penanggung jawab, respon segera
SKOR 1-4 (RESIKO Eskalasi perawatan dan frekuensi monitoring tiap 4-8 jam atau lebih cepat
RINGAN) Bila perlu lapor dokter jaga
Eskalasi perawatan dan monitoring lebih dini
SKOR 5- 6 (RESIKO Assement segera oleh dokter jaga, respon segera maksimal 10 menit
SEDANG) atau salah satu Konsultasi DPJP dan spesialis terkait
parameter dengan skor 3 Eskalasi perawatan dan monitoring tiap jam, pertimbangkan perawatan di ruang pengawasan
Resusitasi dan monitoring secara kontinyu oleh dokter Jaga dan perawat penanggung jawab
SKOR 7 ATAU LEBIH Informasikan dan Konsultasi ke DPJP
(RESIKO TINGGI)
Eskalasi perawatan dan monitoring tiap jam, pertimbangkan perawatan di HND atau ICU
HENTI JANTUNG Lakukan RJP dan aktivasi KODE BIRU

B. EWS OBSTETRI

13
Tanggal :
SKOR
Jam :
Laju Respirasi / >25 3 >25
Menit 21-25 2 21-25
12-20 0 12- 20
<12 3 <12

Saturasi O2 >95 0 >95


92-95 2 92-95
<92 3 <92
Suplement O2 YA 2

Temperatur (o >37.7 3 >37.7


C) 37.3-37.7 2 37.3-37.7
36.1-37.2 0 36.1-37.2
<36 3 < 36

Tekanan darah >160 3 >160


Sistolik (mmHg) 151-160 2 151-160
141-150 1 141-150
90-140 0 90-140
<90 3 <90

Tekanan darah >110 3 >110


diastolik 101-110 2 101-110
(mmHg) 90-100 1 90-100
<90 0 <90

Laju detak >120 3 >120


jantung/menit 111-120 2 111-120
101-110 1 101-110
61-100 0 61-100
50-60 2 50-60
<50 3 <50

Kesadaran Sadar 0 Sadar


Nyeri/ Nyeri/
Verbal/ 3 Verbal/
Unrespond Unrespond

Nyeri Normal 0 Normal


Abnormal 3 Abnormal

Discharge/ Normal 0 Normal


Lochia Abnormal 3 Abnormal

Proteinuria (per + 2 +
hari) ++ > 3 ++ >
Total/MEOWS SKOR Total Skor
Paraf petugas

Assesment segera oleh perawat / bidan penanggung jawab, respon segera.


SKOR 1-4 (resiko ringan) Eskalasi perawatan dan frekuensi monitoring tiap 4-8 jam atau lebih cepat.
Bila perlu lapor dokter jaga.
Assesment segera oleh dokter jaga ,respon segera, maksimal 10 menit.

SKOR 5-6/ SKALA SATU Konsultasi DPJP dan spesialis terkait (contoh anestesi ).
PARAMETER Eskalasi perawatan dan monitoring tiap jam.
Pertimbangan perawatan diruang pengawasan.
Resusitasi dan monitoring secara kontinyu oleh dokter jaga dan perawat /bidan penanggung jawab.
SKOR 7 ATAU LEBIH Informasikan dan konsultasikan ke DPJP
Pertimbangkan untuk pindah ke ruang HCU/ICU
Lakukan RJP, Aktivasi Kode BIRU (respon maksimal tim henti jantung 5 menit)
HENTI JANTUNG

14
C. EWS ANAK
Tanggal :
SKOR
Jam :
Interaksi biasa 0
Mengantuk 1
KEADAAN
UMUM
Iritabel/ rewel 2
Letargi/ lemas, penurunan respon
3
terhadap nyeri
Tidak sianosis, pink ATAU
0
Pengisian kapiler 1-2 detik
Tampak pucat, ATAU
1
Pengisian kapiler 3 detik
Tampak sianotik, ATAU
Pengisian kapiler 4 detik, ATAU
KARDIO 2
VASKULAR
Takikardi > 20x di atas parameter HR
sesuai usia/menit
Sianotik dan motlet, ATAU ,
Pengisian kapiler ≥ 5 detik, ATAU
Takikardi > 30x diatas parameter HR 3
sesuai umur/menit ATAU
Bradikardia (sesuai usia)
Dalam rentang nilai normal, tanpa
0
retraksi
Takipnea >10x di atas parameter RR
sesuai usia per menit, ATAU
Menggunakan otot alat bantu napas,
1
ATAU
Menggunakan FiO2 lebih dari 30%
(setara dg 3 liters/menit nasal kanul)
Takipnea >20x di atas parameter RR
RESPIRASI
sesuai usia/mt, ATAU
Ada retraksi, ATAU 2
Menggunakan FiO2 lebih dari 40% (setara
dg 6 liters /menit simple mask)
≥5x di bawah parameter nilai normal RR
sesuai usia dan disertai retraksi, ATAU
Merintih, ATAU 3
Menggunakan FiO2 lebih dari 50% (setara
dg 8 liters/menit simple mask)

TOTAL SKOR

Paraf Petugas

Nadi saat istirahat Nafas saat istirahat


Usia
(kali/menit) (napas/menit)
Neonatus 0 - 1 Bulan 100 - 180 40 - 60
Bayi 1 - 12 Bulan 100 - 180 30 - 40
Balita 13 - 36 Bulan 70 - 110 25 - 30
Pra - Sekolah 4 - 6 Tahun 70 - 110 25 - 30
Sekolah 7 - 12 Tahun 70 - 110 25 - 30
Remaja 13 - <16 Tahun 55 - 90 25 - 30
* Untuk anak usia 16-18 tahun menggunakan Early Warning Scoring System Dewasa
SKOR 0 - 2 ● Pasien dalam keadaan stabil, Lakukan evaluasi setiap 8 jam
●Ada perubahan kondisi pasien laporkan ke Perawat penanggung jawab
SKOR 3 - 4 ●Lakukan evaluasi setiap 2 jam atau lebih cepat
●Laporkan ke Dokter jaga bila perlu konsultasi ke DPJP
● Bila perubahan yang signifikan, Dokter jaga melakukan assesment
SKOR 5
● Monitoring setiap jam atau lebih cepat
atau lebih
● Dokter jaga melakukan konsultasi ke DPJP
HENTI
● Lakukan RJP, aktivasi KODE BIRU
JANTUNG

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KUSUMA PRADJA
KOTA SEMARANG

Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc.,Sp.GK (K)

15
DAFTAR PUSTAKA

1. National Early Warning Score (NEWS) 2: Standardising the


Assessment of Acute-Illness Severity in the NHS. Royal College of
Physicians; 2018.
2. Cole, M.F. A Modified Early Obstetric Warning System. British
Journal of Midwifery; 2014;22(12):862-868.
3. Akre M., Finklestein M., Erickson M., Liu M.,et al. Sensitivity of the
Pediatric Early warning Score to Identify Patient Deterioration.
Pediatrics; 2010;125(4):e763-e769.

16

Anda mungkin juga menyukai