Anda di halaman 1dari 3

Delya Putri Indah Cahyani

RANGKUMAN SEMINAR NASIONAL MASKER HERBAL 2019

Di FK UNDIP TEMBALANG

International Labour Organization (ILO) mencatat 2.02 juta orang meninggal setiap tahun
karena penyakit akibat kerja dan lebih dari 900.000 kasus kematian disebabkan oleh pajanan

Beberapa permasalahan dalam kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK) antara lain:

1. Sumber Daya Manusia yang mampu mendiagnosa Penyakit Akibat Kerja (PAK) masih
kurang.
2. Kurangnya pemahaman tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK) baik pekerja, pengusaha
maupun penyelenggara kesehatan kerja.
3. Dampak Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang tidak langsung dirasakan dan butuh waktu
yang lama sampai menimbulkan gejala
4. Sulitnya dalam penegakan diagnosa Penyakit Akibat Kerja (PAK) termasuk dalam klaim
Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Di dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mewajibkan kepada
Pengurus Perusahaan untuk :

1. Melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja baik pemeriksaan awal yang dilakukan
sebelum pekerja diterima sebagai pekerja, pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan
secara periodik satu tahun sekali dan pemeriksaan kesehatan khusus untuk mendeteksi
secara khusus adanya gangguan kesehatan akibat paparan sumber bahaya di tempat kerja/
lingkungan kerja.
2. Memberitahukan kepada setiap pekerja akan adanya potensi bahaya, bagai- mana cara
bekerja yang aman, peralatan perlidungan (Alat Pelindung Diri/APD) apa yang harus
digunakan, melakukan pembinaan K3, pengurus hanya boleh mempekerjakan pekerja
yang diyakini sudah memahami K3 dan Pengurus harus memenuhi semua syarat K3.
3. Perusahaan harus membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
4. Perusahaan harus melaporkan kece lakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
5. Perusahaan berkewajiban menyediakan alat pelindung diri secara cuma-cuma, memasang
poster/safety sign dan lem- baran Umdang-Undang No. 1 Tahun 1970 di tempat kerja

Dengan dipenuhinya atau dilaksanakannya Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 diharapkan


upaya pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dapat dilakukan dengan lebih baik yaitu
dengan pemantauan melalui pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara berkala dan
pengendalian lingkungan kerja baik pengendalian secara teknis, pengendalian secara
administratif dan pemakaian alat pelindung diri.

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal protective
equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan
bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik,
mekanik dan lainnya.

Dalam penggunaan APD, pemerintah mengatur melalui regulasi Undang-Undang No. 1


Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Per.08/Men/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri, di mana Perusahaan berkewajiban untuk :

1. Menyediakan APD secara Cuma-Cuma


2. APD yang disediakan sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI)
3. Melakukan pembinaan kepada tenaga kerja tentang cara kerja yang aman dan alat
perlindungan apa yang harus digunakan
4. Menerapkan manajemen APD, meliputi :

 ASSESMENT
 PEMILIHAN APD SESUAI DENGAN POTENSI BAHAYA
 PENYEDIAKAN APD
 MEMBERIKAN PELATIHAN
 PERAWATAN APD
 PENDATAAN APD

 H2co : senyawa kimia formal dehida(juga disebut dengan metanal atau formalin)
yang berbentuk cair atau gas
 Nh, nh2 senyawa yang didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (senyawa
amonium) / amonium hidroksida
 apakah pengharum ruangan dapat menyebabkan iritasi atau kanker?
 Tergantung bahan aktif yang terkandung dalam pengharum tersebut memiliki
efek yang membahayakan bagi tubuh atau tidak
 Kualitas udara di ruangan yang baik ada regulasinya(exhoss)
 Masker yang ada dipasaran biasanya sudah mampu menangkal radikal o2
 Masker yang penggunaannya dibolak balik tidak ada efeknya karena bahan masker
bagian dalam dan luar itu sama
 Penggunaan masker bagi orang sakit (influenza) seharusnya sering diganti karena
dapat mengurangi daya filter dan mengurangi kenyaman . bagi orang sehat masker
dapat digunakan seharian
 tanaman paku pedang (nephrolepis exaltata)) yang memiliki fungsi untuk menyerap
H2CO.
 Dalam rumah sakit harus membiasakan etika batuk yaitu dengan menutup hidung dan
mulut menggunakan lipatan siku bagian dalam, tidak diperkenankan menutup
menggunakan telapak tangan
 Macam macam masker
a) Masker konvensional: digunakan sehari hari
b) Masker folded : digunakan untuk sehari hari dan fashion
c) Masker N 95: digunakan di industri” dan tempat” dg tingkat polusi berat
 Masker herbal dan masker biasa belum ada perbedaan yang signifikan karena
membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan fungsi dan keunggulannya
dan akan dilakukan seminar selanjutnya (seminar internasional masker herbal yang
mengandung ekstrak tanaman paku pedang/ neprolephis exaltata

Anda mungkin juga menyukai