Anda di halaman 1dari 3

RESUME BUKU

ETOS DAGANG ORANG JAWA

PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV

KARYA : DRS. DARYONO, MSI

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN: DRS. DARYONO, MSI

OLEH

NAMA : DEWI ANGGRAENI

NIM : B.131.19.0088

HARI/ JAM : SENIN/ 20.00

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2019
Soal:

1. Uraikan dan jelaskan pengertian etos dan bagaimana contoh prakteknya oleh Raja
Mangkunegara ke IV
Jawaban:
Etos merupakan sikap manusia berkenaan dengan hukum moral berdasarkan atas keputusan
bebasnya. Etos kadang diartikan untuk menunjukkan karakter tertentu, yaitu yang didasarkan
pada unggulnya suatu nilai khusus, atau unggulannya sikap moral dari satu nilai khusus oleh
seluruh bangsa atau sekelompok sosial. Tetapi F.M. Suseno menjelaskan terdapat kesamaan
antara sikap moral dengan etos, namun tidak identik. Kesmaan teletak pada kemutlakan
sikapnya sikapnya, sedangkan perbedaanya terletak pada tekanannnya. Sikap moral menegaskan
orientasi pada norma-norma sebagai suatu standar yang harus diikutinya, sementara etos
menegaskan bahwa sikap itu merupakan sikap yang sudah mantap dan atau sudah menjadi
kebiasaan , suatu hal yang nyata mempengaruhi dan menentukan bagaimana seseorang atau
sekelompok orang mendekati atau melakukan sesuatu. Adapun penjelasanna menurut K. Bertens,
bahwa “Etos” adalah salah satu kata yunani yang masuk kedalam banyak bahasa (termasuk
bahasa Indonesia). Kata itu menunjukkan ciri ciri pandangan, nilai-nilai yang menandai suatu
kelompok atau seseorang. Etos menunjukkan kepada suasanakhas yang meliputi kerja atau
profesi dan perlu ditekankan bahwa kata “suasana” harus dipahami dalam arti baik secara moral.
Pemahaman secara lebih luas tentang nilai adalah suatu cita-cita mutlak yang terkenal dalam
filsafat adalah hal yang benar, hal yang baik dan yang indah. Oleh karena itu filsafat nilai dapat
dianggap sebagai suatu perluasan dari bidang etika tradisional yang memusatkan perhatiannya
pada seluruh nilai-nilai moral sebagai dasar sikap moral tindakan terpuji berarti, di satu pihak
berada pada dataran pikiran atau konsep, serta dipihak lain dihayati pelaksanaanya dalam
kehidupan atau pada salah satu bidangnya. Berdasarkan pada penjelasan tersebut maka dalam hal
ini memberikan dua petunjuk yaitu, pertama perlu adanya semacam konsep dunia kehidupan
jawa sebagai bagian tentang budaya jawa. Kedua, penting dikaji kembali konsep pemikiran dan
pemahaman sikap dan tindakan itu sebagai etos dagang jawa yang sesuai dan pernah berhasil
dipraktikkan oleh para priyayi dahulu. Aktifitas dagang dapat dilukiskan sebagai kegiatan
ekonomis yang kurang lebih terstruktur atau terorganisasi untuk menghasilkan untung yang bagi
dunia dagang modern dapat diwujudkan dalam bentuk uang namun sebenarnya itu tidak yang
hakiki atau bukan yang terpenting. Mencermati penjelasan tentang etos tersebut, istilah etos
diungkapkan sebagai semangat dan sikap batin yang tetap pada seseorang atau sekelompok
orang-orang sejauh didalamnya termuat tekanan-tekanan moral dan nilai-nilai moral tertentu.
Hubungan penjelasan tersebut dengan makna “etos” dimuka, dijelaskan secara bagus oleh F.M.
Suseno yang menyataan bahwa etos dagang Indonesia (Jawa) tidak berarti harus sebagai
perkawinan dari etika tradisional dan etika modern. Menurutnya, etos dagang Indonesia harus
modern seratus persen, artinya harus ditetapkan berdasarkan latar belakang masyarakat
Indonesia. Dengan demikian, etos dagang tersebut mesti mencerminkan karakteristik budaya,
peradaban, nilai-nilai, ciri keagamaan pandangan dunia serta hidup masyarakat Indonesia.
Contoh Prakteknya oleh Raja Mangkunegara IV, sebagai berikut :
1. Sri Mangkunegara IV adalah salah seorang filsuf dunia dari Indonesi yang tercatat dalam
Dictionnaire des Philosophes, pemikiran-pemikirannya yang tertulis dalam karya-karyanya
berarti mengandung nilai-nilai moral bagi salah satu budaya dagang Jawa menurut
konsepsinya.
2. Kerajaan Mangkunegara pada masa pemerintahan Sri Mangkunegara IV berhasil meraih
berbagai kemajuan, khususnya d bidang perekonomian. Ia merupakan peletak dasar
ekonomi perkebunan modern di Jawa pada masanya.
3. Disamping keberhasilanya itu, sejak lama sampai sekarang telah muncul dugaan negatif
terhadap budaya Jawa tentang dagangnya seperti dipaparkan di muka dan pemahaman atau
penilaian yang kurang.

2. Uraikan dan jelaskan 3 karakteristik nilai-nilai moral budaya jawa dan bagimana
contohnya masing-masing pada masa Raja Mangkunegara ke IV
Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai