Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI

BENDUNG GERAK TEMPE PROVINSI SULAWESI SELATAN

A. Rifai1, Very Dermawan2, Dian Sisinggih2


1
Staf Sie Program dan Perencanaan Umum BBWS Pompengan Jeneberang
2
Dosen, Program Studi Magister Sumber Daya Air, Teknik Pengairan
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia
achox.pay@gmail.com

Abstrak : Bendung Gerak Tempe yang berada dihilir Danau Tempe diperuntukkan untuk menjaga
elevasi muka air Danau Tempe. Elevasi muka air yang harus dipertahankan pada Danau Tempe
adalah elevasi +5,00 m. Dari hasil evaluasi dan simulasi, bulan Januari sampai dengan bulan
Agustus rata-rata muka air Danau Tempe dan Bendung Gerak adalah lebih tinggi dari elevasi
+5,30 m, sehingga Pintu utama dan pintu navigasi dibuka penuh sehingga banjir tidak
membahayakan daerah hulu Bendung Gerak Tempe. Sedangkan pada bulan September sampai
dengan bulan Desember muka air pada Danau Tempe dan Bendung Gerak lebih rendah dari
elevasi +5,00 m, sehingga muka air perlu dinaikkan sesuai yang harus dipertahankan yaitu pada
elevasi +5,00 m, dengan jalan melakukan pengoperasian (penutupan) Pintu Utama maupun Pintu
Navigasi.

Kata Kunci: Bendung Gerak Tempe, Pintu Sorong, Danau Tempe, Banjir, Simulasi HEC-RAS

Abstract : Tempe Barrage is located on the downstream of Lake Tempe that it functioned to
maintain water level of Lake Tempe. Water levels of Tempe Lake to be maintained at elevation of
+5.00 m. The results of evaluation and simulation shown that from January to August the average
water level of Lake Tempe and Tempe Barrage is higher than the elevation of +5,30 m, main gate
and the navigation gate was fully opened to control flooding at upstream area of Tempe Lake.
Furthermore, on September until December the water level on Tempe Lake and Tempe Barrage is
lower than the elevation of +5,00 m, so that the water level should be increased to maintain the
elevation of +5,00 m, by closed the Main Gate and Navigation Gate.

Keyword: Tempe Barrage, Sluice Gate, Tempe Lake, Flood, HEC-RAS Simulation

Wilayah Sungai Walanae Cenranae merupa-kan air meningkat dari elevasi +7,00 masl sampai
kawasan dengan sumber air yang potensial bagi +9,00 masl. Pada musim tersebut Danau Tempe
upaya pengelolaan sumber daya air dalam bergabung dengan Danau Sidenreng dan Danau
memenuhi berbagai keperluan dan kebutuhan Buaya.
antara lain untuk kebutuhan domestik, air baku, Danau Tempe memiliki permasalahan
industri, irigasi dan lain-lain. banjir tahunan. Fluktuasi muka air Danau
Danau Tempe merupakan Danau terbesar Tempe dipengaruhi oleh fluktuasi curah hujan di
yang berada di tengah-tengah propinsi Sulawesi daerah tangkapan air. Pada musim penghujan,
Selatan sebagai penghasil ikan air tawar terbesar muka air Danau Tempe meningkat dengan cepat
di Indonesia. akibat besarnya pasokan air dan tidak cukupnya
Sistem Danau Tempe terdiri dari tiga kapasitas Sungai Cenranae.
danau, yaitu: Danau Tempe, Danau Sidenreng Dampak berikutnya adalah Danau Tempe
dan Danau Buaya dimana ukuran dan tidak dapat menampung air dari aliran sungai
kedalamannya bervariasi sepanjang tahun. Pada yang masuk dan akibat muka air danau yang
musim hujan luas permukaan air Danau sekitar sudah tinggi sehingga menyebabkan banjir di
28.000 ha sampai 43.000 ha dan elevasi muka

171
172 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm 171-182

sekitar Danau Tempe. Hal ini sangat berbeda 20 Maret 2015


dengan kondisi musim kemarau.
Pada musim kemarau elevasi muka air
Danau Tempe turun sampai dengan elevasi
+3,00 masl. Di musim kemarau kedalaman air
adalah sekitar 0,50 m.
Pada kondisi ini tidak mungkin untuk
melakukan kegiatan perikanan dan pertanian
yang dilakukan masyarakat di sekitar bantaran
Danau Tempe.
Muka air di Danau Tempe dipengaruhi oleh Hilir Bendung Gerak Tempe
penurunan kapasitas tampungan danau akibat Gambar 1. Bendung Gerak Tempe
sedimentasi. Potensi erosi di daerah tangkapan
air Danau Tempe adalah sebesar 600.000 m 3 Bendung Gerak Tempe terletak di
pertahun atau setara dengan ketebalan sedimen Kelurahan Wiring palanai dan Kelurahan
sebesar 0,4 cm/tahun (Anonim, 2003). Madukelleng Kecamatan Tempe Kabupaten
Pembangunan Bendung Gerak Tempe di Wajo Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat
sungai Cenranae yang selesai dibangun pada pada Gambar 1 dan Gambar 2. Bendung Gerak
tahun 2013 untuk menjaga elevasi muka air Tempe terletak pada 120.033611° BT dan -
Danau Tempe. Elevasi muka air yang harus 4.154073° LS.
dipertahankan yaitu pada elevasi muka air +5,00
masl, dengan pembangunan Bendung Gerak
Tempe Danau Tempe dapat menampung air
sebesar 124,2 juta meter3 dengan luas genangan
132,9 km2.
Operasi Bendung Gerak Tempe
dilaksanakan berdasarkan 2 (dua) kondisi
Elevasi Muka Air yaitu:
1. Musim Penghujan rata-rata yang terjadi pada
bulan Januari sampai dengan bulan Agustus
rata-rata muka air di Bendung Gerak Tempe
dan Danau Tempe adalah lebih tinggi dari
elevasi +5,00 masl. Pada Kondisi ini Pintu
utama dan pintu navigasi terbuka penuh
sehingga air banjir bisa mengalir melalui
Bendung Gerak.
2. Musim Kemarau yang terjadi pada bulan
September sampai dengan bulan Desember
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
rata-rata muka air di Bendung Gerak Tempe
dan Danau Tempe adalah lebih rendah dari
METODE PENELITIAN
elevasi +5,00 masl, sehingga muka air perlu
Adapun data yang digunakan dalam penelitian
dinaikkan sesuai yang harus dipertahankan
ini adalah:
yaitu pada elevasi +5,00 masl dengan jalan
a. Data debit harian sungai Walanae, sungai
melakukan pengoperasian (penutupan) Pintu
Cenranae dari tahun 1978 – tahun 2011.
Utama maupun Pintu Navigasi.
b. Data tinggi muka air Danau Tempe dari
Maksud dan tujuan dari penelitian ini
tahun 1978 – tahun 2011 dan tahun 2014
adalah mengetahui perubahan Danau Tempe
c. Data pencatatan tinggi muka air Bendung
sebelum dan setelah pembangunan Bendung
Gerak Tempe tahun 2014.
Gerak, mengetahui pola operasi Bendung Gerak
d. Data Pengukuran sungai Walanae, sungai
Tempe yang efektif untuk menjaga elevasi muka
Menraleng (outflow Danau Tempe) dan
air Danau Tempe pada musim penghujan dan
sungai Cenranae.
musim kemarau.
e. Peta lokasi Bendung Gerak Tempe.
f. Data teknis Bendung Gerak Tempe.
g. Wawancara dengan petugas Bendung Gerak
Tempe.
Rifai, dkk. Evaluasi Dan Simulasi Pola Operasi Tempe Provinsi Sulawesi Selatan 173

h. Foto-foto dokumentasi di lokasi penelitian. Sn = Reduced variated standard deviation,


merupakan koreksi dari penyimpangan
Mulai Sd = Simpangan Baku (Deviation Standard)
∑ ( ̅)
√ (3)
Data
Data Data Hasil
Data Hasil
Data Teknis Model
AWLR Pengukuran
Debit Bendung Test
Sungai Sistem
Cenranae Sungai
Harian Gerak
Tempe
Bendung
Gerak
Uji Kesesuaian Distribusi
Tempe
Data-data hidrologi yang dipakai untuk
Pengolahan Data Debit Harian
mengestimasi banjir rancangan (design flood)
Input Model HEC-RAS S.Cenranae, S.Walanae
maupun debit andalan (dependable discharge)
Run Model HEC-RAS menggunakan analisis frekuensi belum tentu
Steady Flow Analisa Debit Analisa Debit Banjir
Rerata Rancangan sesuai dengan distribusi-distribusi yang dipilih.
Nilai Manning (n) Untuk itu perlu dilakukan uji kesesuaian
Kajian Sesudah
Kalibrasi Tidak Pembangunan Bendung distribusi (Limantara, 2010).
Gerak Tempe
Model
dan
Verifikasi
Pembuatan Inline
Uji Smirnov Kolmogorof
Kajian Sebelum
Pembangunan Gerak Tempe
Ya Structure
Bendung Gerak
Sebelum melakukan uji kesesuaian terlebih
dahulu dilakukan plotting data dengan tahapan:
Kajian Hasil Profil
Kajian Hasil Profil
Simulasi HEC-RAS Bendung
Gerak Dengan Pola Operasi
1. Data diurutkan dari data terkecil sampai
Muka Air Debit
Harian Rerata
Muka Air Bendung
Gerak Tempe
Bukaan Pintu 0,10 m sampai
dengan 4,00 m terbesar.
Kondisi Debit Banjir
2. Hitung probabilitas dengan menggunakan
Tidak
Evaluasi Profil Kebutuhan Operasi Pintu Masing-
masing Kondisi Pengaliran &
Ya Kalibrasi
Pintu Dengan Model
rumus Weilbull (Harto, 2000):
Muka Air
di Danau Tempe Kebutuhan Operasi Saat Banjir Test

(4)
Kesimpulan

Selesai Dengan:
P = Probabilitas (%)
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian m = Nomor urut data
n = Jumlah data
KAJIAN PUSTAKA 3. Plotting data debit dengan probabilitas P
4. Tarik garis durasi dengan mengambil 2 titik
Analisis Frekuensi pada Metode Gumbel (garis teoritis berupa
Analisis frekuensi bukan untuk menentukan garis lurus) dan 3 titik pada Metode Log
besarnya debit aliran sungai pada suatu saat, Pearson III (garis teoritis berupa garis
tetapi lebih tepat untuk memperkirakan apakah lengkung kecuali untuk Cs = 0, garis teoritis
debit aliran sungai tersebut akan melampaui atau berupa garis lurus).
menyamai suatu harga tertentu, misalnya untuk Persamaan yang digunakan adalah :
10 tahun, 20 tahun dst yang akan datang. Dalam
hidrologi, analisis tersebut dipergunakan untuk [ ] (5)
menentukan besarnya hujan dan debit banjir
rancangan (design flood) dengan kala ulang Dengan:
tertentu (Limantara, 2010). Δmaks = Selisih maksimum antara peluang
empiris dan teoritis
Distribusi Gumbel Pe = Peluang empiris
̅ (1) Pt = Peluang teoritis
Δcr = Simpangan kritis
Kemudian dibandingkan antara Δmaks dan
Dengan: Δcr, distribusi frekuensi yang dipilih dapat
x = nilai ekstrim diterima apabila Δmaks<Δcr.
̅ = nilai rata-rata
yT = Reduced variate, merupakan fungsi dari Uji Chi Square
probabilitas Uji chi square dilakukan untuk uji
* ( )+ (2) kesesuaian distribusi. Rumus chi square (x2)
sebagai berikut (Limantara, 2010):
yn = Reduced variate mean, rata – rata yT, ( )
merupakan fungsi dari pengamatan ∑ (6)
174 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm 171-182

Dengan:
x2hitung = Harga Chi Square hitung
Fe = Frekuensi pengamatan kelas j
Ft = Frekuensi pengamatan kelas j dan
k = Jumlah kelas

derajad bebas dk dirumuskan sebagai berikut:


1. dk = k – 1 jika frekuensi dihitung tanpa
mengestimasi parameter dari sampel.
2. dk = k – 1 – m jika frekuensi dihitung dengan
mengestimasi m parameter dari sampel.
3. harga x2 dengan derajad bebas (v) seperti
Gambar 4. Energi dalam Saluran Terbuka
tersebut di atas dibandingkan dengan x2 dari Sumber: Chow, 1997
tabel dengan tingkat keyakinan (α) tertentu. Kehilangan tinggi energi antara 2 (dua)
Jika x2hitung<x2tabel berarti data sesuai dengan penampang akibat pelebaran atau penyempitan
distribusi. saluran adalah sebagai berikut (Anonim, 2010)
Pemodelan Hidrolika dengan HEC-RAS  V 2 V2
hc  L.S f  C. 2 2  1 1 (8)
Permodelan Hidrolik Bendung Gerak 2g 2g
Tempe akan menggunakan perangkat lunak
(software) HEC-RAS versi 4.1.0. sebagai paket Dengan:
program analisa dan pemodelan struktur L = Jarak antara tanggul (m)
hidrolik. S f = Kemiringan garis energi
Paket model HEC-RAS adalah salah satu C = Koefisien kehilangan akibat pelebaran
model yang dikeluarkan oleh U.S. Army Corps atau penyempitan alur
of Engineers River Analysis System. Software ini Panjang sungai rata-rata L, dihitung dengan
memiliki kemampuan penggunaan: perhitungan rumus (Anonim, 2010):
jenis aliran steady flow dan unsteady flow satu (
L Qlob  Lch Q ch  Lrob Q rob
dimensi, dan sediment transport. L  lob (9)
Qlob  Q ch  Q rob
Analisa Profil Muka Air Dengan:
Profil muka air dihitung dari suatu penam- Llob, Lch, Lrob = Panjang memanjang penam-
pang dengan Persamaan Energi melalui prosedur pang sungai kiri, utama dan
iterative yang disebut dengan Standard Step kanan (m)
Method. Persamaan Energi yang dimaksud Qlob , Qch , Q rob = Rata-rata debit penampang
adalah (Chow, 1997):
sungai kiri, utama dan kanan
(m3/dt)
V2  V 2
Y1  Z1  1 1  Y2  Z 2  2 2  h f  he (7)
2g 2g Analisa Pada Bendung Gerak
HEC-RAS versi 4.1.0 dapat digunakan
Dengan: untuk memodelkan struktur inline, seperti
Y1 = Kedalaman air pada penampang 1 (m) spilways, bendungan, jembatan dan lain-lain.
Y2 = Kedalaman air pada penampang 2 (m) HEC-RAS memiliki kemampuan untuk model
Z1,Z2 = Ketinggian Air dari Datum (m) pintu radial, pintu sorong, pintu rangkap atau
V1,V2 = Kecepatan rata-rata aliran (m/detik) pintu overflow. Spilway yang dapat di modelkan
1,2 = Koefisien Energi adalah dengan puncak tipe Ogee, ambang lebar,
g = Percepatan Gravitasi (m/detik2) dan ambang tajam.
he = Kehilangan tinggi akibat perubahan Persamaan aliran melalui pintu sorong
penampang (m) seperti Persamaan berikut (Anonim, 2010):
hf = Kehilangan tinggi akibat gesekan (m) Q = Cd W a √ (10)
Dengan:
Sketsa persamaan energi di saluran terbuka Q = debit (m3/detik)
ditampilkan pada Gambar 4. Cd = koefisien debit
W = lebar pintu (m)
Rifai, dkk. Evaluasi Dan Simulasi Pola Operasi Tempe Provinsi Sulawesi Selatan 175

a = tinggi bukaan pintu (m) Danau Tempe eriode air rendah dimulai
h1 = tinggi muka air hulu (m) bulan September sampai dengan bulan
Desember dengan level tinggi muka air terendah
Ketika tailwater naik pada titik dimana aliran pada bulan Oktober – bulan November dengan
tidak dapat mengalir dengan bebas, maka TMA 0,35 m – 1,00 m (elevasi +3,50 masl –
persamaan diatas menjadi persamaan berikut +4,35 masl), sedangkan periode rerata air terjadi
(Anonim, 2010): pada bulan Januari sampai dengan bulan April
dengan TMA berada di rentang 2,00 – 2.50 m
Q = Cd W a √ (11) (elevasi muka air +5,35 masl – +5,85 masl).

Dengan: 8

Elevasi Muka Air (Masl)


∆H = h1 – h2
7

h1 5

h2 4

a
Bulan

Gambar 5. Contoh aliran air pada pintu Gambar 7. Grafik Elevasi Muka Air
dengan ambang lebar Sumber: Anonim, 2010 Danau Tempe Tahun 1978
8
Elevasi Muka Air masl)

HASIL DAN PEMBAHASAN


7

Elevasi Muka Air Danau Tempe Sebelum 6


Pembangunan Bendung Gerak Tempe
5
Dari data pencatatan tinggi muka air Danau
Tempe, mulai tahun 1978 sampai dengan 2011, 4
yang ditunjukkan pada Gambar 6 sampai dengan
3
Gambar 11 Danau Tempe memasuki periode air
tinggi mulai pada bulan Mei sampai dengan
bulan Agustus dan mencapai puncaknya pada Bulan
bulan Juni sampai dengan bulan Juli, tinggi Gambar 8. Grafik Elevasi Muka Air
muka air Danau Tempe berada di rentang 3,00 Danau Tempe Tahun 1986
m – 5,50 m (elevasi muka air Danau Tempe
+6,35 masl – +8,85 masl). Data tinggi muka air
(TMA) Danau Tempe 0 m berarti 3,35 masl. 8
Elevasi Muka Air (masl)

7
7
Elevasi Muka Air (masl)

6
6
5

5 4

3
4
Bulan
3
Gambar 9. Grafik Elevasi Muka Air
Bulan
Danau Tempe Tahun 1999
P
Gambar 6. Grafik Rerata Elevasi Muka Air
176 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm 171-182

8
Berdasarkan dari data setelah pembangunan
Elevasi Muka Air (masl)

Bendung Gerak Tempe yang disajikan pada


7 Gambar 12, profil elevasi muka air di Danau
6 Tempe pada musim penghujan atau periode
5
muka air tinggi, bulan Januari sampai dengan
pertengahan bulan Agustus elevasi muka air
4 berada di elevasi di atas +5,00 masl. Pada bulan
3 Februari, Juni sampai dengan bulan Juli elevasi
muka air meningkat menjadi +7,30 m, pada
Bulan kondisi ini Bendung Gerak Tempe tidak
beroperasi (pintu utama dan pintu Navigasi di
Gambar 10. Grafik Elevasi Muka Air buka penuh).
Danau Tempe Tahun 2002 Pada musim kemarau atau periode muka air
rendah di Danau Tempe masih berada di bawah
8 +5,00 m yang direncanakan yaitu pada elevasi
Elevasi Muka Air (masl)

7 muka air +5,00, hal ini disebabkan karena


6 seringnya pintu utama dibuka. Hasil wawancara
5 dengan petugas penjaga bendung, pembukaan
4 pintu utama karena permintaan dari masyarakat
3 bantaran Danau Tempe maupun hilir Bendung
2 Tempe.
1 Dalam perencanaan Bendung Gerak Tempe
0 tujuan operasinya dapat menjaga kebutuhan di
hilir Bendung Gerak Tempe. Untuk pemenuhan
Bulan kebutuhan pada hilir Bendung Gerak Tempe
Gambar 11. Grafik Elevasi Muka Air ditetapkan sebesar 20 m3/detik.
Danau Tempe Tahun 2008 Debit ini di-maksudkan untuk pemeliharaan
sungai, ling-kungan, pemandian, transportasi
Elevasi Muka Air Danau Tempe Setelah sungai dengan perahu, dan mencegah intrusi air
Pembangunan Bendung Gerak Tempe laut.
Pembangunan Bendung Gerak Tempe adalah Debit Maksimum Tahunan
untuk mempertahankan elevasi muka air pada Berdasarkan dari pencatatan data debit harian
Danau Tempe agar terjaga pada elevasi +5,00 sungai Cenranae yang direkapitulasi dari tahun
masl sepanjang tahun. Desain muka air terendah 1978 sampai dengan tahun 2011, data debit
Danau Tempe (Tempe Low Water Level = Harian maksimum tahunan pada sungai
TLWL) yang harus dipertahankan adalah +5,00 Cenranae dapat dilihat pada Gambar 13.
masl (Anonim1, 2009).
Debit Banjir Rancangan
8 Pintu Berdasarkan hasil analisis frekuensi, maka
dapat diketahui debit banjir rancangan dengan
Elevasi Muka Air (masl)

7 dioperasikan

6 metode Gumbel pada Tabel 1.


5
Tabel 1. Debit Banjir Rancangan
4 No Kala Ulang Debit (m3/det)
Pintu dibuka 1 1,05 343,83
3
penuh
2
2 2 486,18
3 5 609,71
1
4 10 693,23
0
5 20 773,35
6 25 798,76
Elevasi MA Danau Tempe Elevasi MA Bendung Gerak 7 50 877,05
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 12. Grafik Elevasi Muka Air
Danau Tempe setelah Pembangunan Bendung Berdasarkan dari hasil perhitungan analisis dan
Gerak Tempe Tahun 2014 uji kesesuaian distribusi, menggunakan metode
Gumbel debit 786,91 m3/detik setara dengan
periode ulang 20 tahun.
Rifai, dkk. Evaluasi Dan Simulasi Pola Operasi Tempe Provinsi Sulawesi Selatan 177

900
Debit (m3/detik)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
1979

1990
1978

1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989

1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Tahun
Gambar 13. Grafik Debit Harian Maksimum Tahunan Tahun 1978 – Tahun 2011
Uji Kesesuaian Distribusi AWLR Tampangeng yaitu sebesar 786,91
1. Uji Smirnov-Kolmogorov m3/detik. Dari hasil simulasi HEC-RAS
Syarat uji Smirnov-Kolmogorov ∆maks < ∆cr diperoleh elevasi muka air pada hilir Danau
maka distribusi teoritis dapat diterima dan Tempe (hulu sungai Menraleng) +9,40 m.
apabila ∆maks > ∆cr maka distribusi tidak dapat
diterima. Kalibrasi dan Verifikasi Sungai Cenranae
Hasil perhitungan diketahui ∆maks sebesar kondisi Eksisting.
0,079 dan ∆cr dengan level of significance (α) Dari laporan masterplan Walanae Cenranae
5% sebesar 0,233. Berdasarkan hasil tersebut tahun 2002 menyebutkan bahwa penurunan
dapat disimpulkan bahwa ∆maks (0,079) < ∆cr dasar sungai Cenranae dari tahun 1997 sampai
(0,233) maka distribusi Gumbel dapat diterima. dengan tahun 2002 lebih dari setengah meter.
2. Uji Chi-Square Berdasarkan data pengukuran tahun 2011 dan
Uji Chi-Square digunakan untuk menguji membandingkan hasil pengukuran tahun 2002,
kesesuaian distribusi. Hasil analisa X2hitung dasar AWLR Tampangeng +0,693 m pada
sebesar 0,588. Didapatkan X2cr= 5,991 α=5% tahun 2002 dan dasar sungai AWLR pada tahun
pada tabel Chi-Square. X2hitung (0,588) < X2cr 2011 +0,350 m, sehingga terjadi penurunan
(5,991), data sesuai dengan Distribusi Gumbel. dasar sungai +0,343 m, berdasarkan hal tersebut
kalibrasi dan verifikasi dilakukan data tahun
Kapasitas Eksisting Sungai Cenranae Debit 2011.
Maksimum Tahunan Data stasiun AWLR Tampangeng di Sungai
Pada analisis ini untuk mengetahui kapasitas Cenranae diketahui debit maksimum tahun
eksisting sungai Cenranae berdasarkan debit 2011 sebesar 443,46 m3/detik elevasi muka air
maksimum tiap tahun sebelum pembangunan adalah +6,31 m, sedangkan hasil simulasi HEC-
Bendung Gerak Tempe. RAS elevasi profil muka air adalah +6,37 m,
Dari hasil simulasi HEC-RAS kondisi debit sehingga selisih muka air hasil HEC-RAS dan
harian maksimum mulai tahun 1978 sampai lapangan adalah 0,06 m.
dengan tahun 2011 yang disajikan pada Tabel 2
dan Gambar 14 sampai dengan Gambar 17. Tabel. 2 Hasil Simulasi HEC-RAS Kondisi
Pada kondisi debit harian maksimum Eksisting Debit Maksimum Tahunan
terendah yaitu 339 m3/detik, elevasi muka air Sungai Elevasi MA
pada hilir Danau Tempe (hulu sungai Cenranae Hilir Danau
Patok Tempe (Hulu
Menraleng) +6,28 m, Pada kondisi ini kapasitas Debit
256 Sungai
sungai Cenranae masih bisa menampung debit Tahun
(AWLR Menraleng)
air sebesar 339 m3/detik akan tetapi pada hilir ) Patok 358
Danau Tempe (hulu sungai Menraleng) pada m3/det Masl Masl
patok 358 ketinggian muka air melimpas di atas
tanggul sungai. 1990 372,51 5,81 6,70
Pada tahun 1998 yang merupakan banjir 1991 378,65 5,86 6,66
terbesar yang pernah terjadi di daerah Danau 1992 468,51 6,55 7,33
Tempe maupun pada sungai Cenranae. Debit
1993 574,83 7,28 8,02
inflow ke sungai Cenranae yang tercatat pada
178 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm 171-182

Sungai Elevasi MA 12
Cenranae Hilir Danau 10
Patok Tempe (Hulu

Elevasi (masl)
8
Debit 6
256 Sungai
Tahun 4
(AWLR Menraleng)
2
) Patok 358 0
m3/det Masl Masl -2
-4
1994 485,74 6,67 7,41 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Elevasi Dasar Sungai Elevasi Tanggul Kiri
1995 749,86 8,19 9,01 Elevasi Tanggul Kanan Elevasi Muka Air

1996 550,44 7,13 7,97 Gambar 16. Profil Memanjang Kondisi


1997 627,22 7,59 8,47
Eksisting Tahun 2009
1998 786,91 8,34 9,40 12
10
1999 536,01 7,03 8,39 8

Elevasi (masl)
6
2000 481,16 6,64 7,38 4
2001 382,98 5,90 6,71 2
0
2002 679,03 7,87 8,70 -2
-4
2003 634,86 7,63 8,56 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Elevasi Dasar Sungai Elevasi Tanggul Kiri
2004 526,32 6,96 7,78 Elevasi Tanggul Kanan Elevasi Muka Air

2005 345,72 5,59 6,29 Gambar 17. Profil Memanjang Kondisi


2006 448,10 6,40 7,11
Eksisting Tahun 2011
2007 556,61 7,17 7,88 Simulasi HEC-RAS Bendung Gerak Tempe
2008 480,41 6,64 7,34
1. Data Teknis Bendung Gerak Tempe
2009 339,20 5,54 6,28
a. Jumlah Pilar : 5 (lima) buah
2010 480,97 6,64 7,55 b. Lebar Saluran tangga ikan: 3,00 m
2011 444,93 6,37 7,08 c. Pintu Utama : 4 m x 17,50 m
Sumber: Hasil Model HEC-RAS d. Jumlah keseluruhan : 4 set
e. Elevasi crest pintu : + 5,00 m
12 f. Elevasi dasar pintu : + 1,00 m
10 g. Pintu Navigasi : 4,50x5,00 m
8
Elevasi (masl)

6
Ruang Kontrol Pintu
4 Gedung
2 Operasi
0
-2
-4
60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Elevasi Dasar Sungai Elevasi Tanggul Kiri
Elevasi Tanggul Kanan Elevasi Muka Air Pintu Utama 4 m x 17,5 m
Pintu Navigasi Jembatan
Gambar 14. Profil Memanjang Kondisi
Eksisting Tahun 1998 Gambar 18. Gambar Teknis
12
Bendung Gerak Tempe
10
Elevasi (masl)

8 2. Kalibrasi Pemodelan Pintu Bendung


6
4 Gerak Tempe.
2 Pada laporan model test Bendung Gerak
0
-2 Tempe yang dilaksanakan di Laboratorium
-4 Hidraulika Universitas Brawijaya pada tahun
60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
2012, menyebutkan pengujian model test
Elevasi Dasar Sungai Elevasi Tanggul Kiri
Elevasi Tanggul Kanan Elevasi Muka Air Bendung Gerak Tempe difokuskan pada pola
operasi pintu yang meliputi pola aliran,
Gambar 15. Profil Memanjang Kondisi
kecepatan, serta tinggi muka air akibat bukaan
Eksisting Tahun 2004
pintu untuk dapat mempertahankan tinggi muka
Rifai, dkk. Evaluasi Dan Simulasi Pola Operasi Tempe Provinsi Sulawesi Selatan 179

air di hulu pada elevasi +5.00 m (Anonim, Tabel 3. Bukaan Pintu Bendung Gerak
2012). Berdasarkan Debit Banjir
Dalam penelitian ini proses kalibrasi dilaku- Rancangan
kan dengan membandingkan hasil bukaan pintu Elevasi M A
simulasi HEC-RAS dengan hasil bukaan pintu Outflow
Jumlah Pintu dibuka Elevasi
model test Bendung Gerak Tempe pada kondisi Debit Banjir MA
Danau
bukaan 4 pintu dengan tinggi bukaan 4 m. Tempe
Rancangan Bendung
(Hulu Sungai
Metode simulasi HEC-RAS dengan mengguna- Gerak
M enraleng)
Tinggi
kan data input debit yang diatur berurut mulai Utama Navigasi
Bukaan Patok 358
debit terendah 1 m3/det hingga 1.000 m3/det.
Kala 3
Dari hasil simulasi HEC-RAS bukaan 4 Ulang (th)
m /det Unit Unit (m) (m) (m)
pintu dengan tinggi bukaan 4 m pada elevasi 1,05 343,83 4 1 4,00 5.65 6.99
muka air di hulu Bendung Gerak +5,00 m debit 2 486,18 4 1 4,00 6.83 7.84
yang melewati pintu adalah sebesar 223,36 5 609,71 4 1 4,00 7.86 8.86
m3/detik, sedangkan hasil model test Bendung 10 693,23 4 1 4,00 8.09 9.13
20 773,35 4 1 4,00 8.44 9.39
Gerak Tempe tercatat bahwa pada bukaan 4 Sumber: Hasil Model HEC-RAS
Pintu tinggi bukaan 4 m kondisi elevasi muka
air di hulu bendung gerak elevasi +5,00 m
adalah sebesar 220 m3/detik.

3. Penentuan Bukaan Pintu Bendung Gerak


Berdasarkan Debit Banjir Rancangan Elevasi crest
Dari sisi operasi bukaan Pintu Bendung pintu +5,00 m
Gerak Tempe besarnya kondisi peringatan debit
banjir untuk membuka pintu utama adalah
223,36 m3/detik. Berikut ini adalah rekapitulasi
Bukaan Pintu Bendung Gerak berdasarkan
Debit Banjir Rancangan disajikan pada Tabel 3 Gambar 21. Profil Melintang
dan Gambar 19 sampai dengan Gambar 22. Bendung Gerak Tempe Kondisi Q2th

12
10 Bendung Gerak
Elevasi (masl)

8
6
4 Elevasi crest
2 pintu +5,00 m
0
-2
-4
60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Dasar Sungai Tanggul Kiri
Tanggul Kanan Muka Air Gambar 22. Profil Melintang
Gambar 19. Profil Memanjang Kondisi Q2th Bendung Gerak Tempe Kondisi Q20th

4. Penentuan Bukaan Pintu Berdasarkan


12
10 Bendung Gerak Debit Rerata
8 Target operasi pintu Bendung Gerak Tempe
Elevasi (masl)

6 adalah menghasilkan elevasi muka air Danau


4 Tempe +5,00 m. Dengan elevasi muka air di
2
Bendung Gerak Tempe +5,00 m, maka target
0
-2 elevasi muka air di hulu sungai Menraleng
-4 (Outflow Danau Tempe) adalah pada elevasi
60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 +5,00 m.
Dasar Sungai Tanggul Kiri
Tanggul Kanan Muka Air Dalam pemodelan ini penentuan variasi
bukaan pintu utama dimulai dari pintu yang
Gambar 20. Profil Memanjang Kondisi Q20th
ditengah yaitu pintu no.3, pintu no.2, pintu no.1
180 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm 171-182

dan pintu ke no.4 dan seterusnya dengan tinggi m dengan inflow dari sungai Walanae 6,39
bukaan 0,10 m tiap tinggi bukaan pintu. m3/detik dan outflow Danau Tempe 11,48
Penomoran Pintu dapat dilihat pada Gambar 23. m3/detik, total debit inflow ke Bendung
Gerak Tempe sebesar 17,87 m3/detik di-
peroleh elevasi muka air di hilir Danau
Tempe (hulu sungai Menraleng) +5,11 m
dan Bendung Gerak +5,10 m, selisih tinggi
muka air 0,01 m.
Pintu 1 Pintu 2 Pintu 3 Pintu 4 2. Pada Bukaan 4 Pintu tinggi 0,20 m dengan
inflow sungai Walanae 21,34 m3/detik dan
outflow Danau Tempe 55,42 m3/detik total
Hulu Bendung Gerak Tempe
inflow ke Bendung Gerak Tempe sebesar
76,76 m3/detik diperoleh elevasi muka air di
Gambar 23. Penomoran Pintu hilir Danau Tempe (hulu sungai Menraleng)
Bendung Gerak Tempe patok 358 +5,00 m dan Bendung Gerak
Pada dasarnya elevasi muka air di Danau +4,79 m, selisih tinggi muka air 0,21 m,
Tempe pada musim penghujan atau pada bulan sedangkan inflow sungai Walanae 83,92
Januari sampai dengan bulan Agustus adalah m3/detik dan outflow dari Danau Tempe
rata-rata di atas +5,00 masl, Sedangkan pada -3,75 m3/detik total inflow ke Bendung
bulan September sampai bulan Desember Gerak Tempe sebesar 80,17 m3/det diperoleh
elevasi muka air di Danau Tempe di bawah elevasi muka air di hilir Danau Tempe (hulu
elevasi +5,00 masl, sehingga dibutuhkan sungai Menraleng) +5,07 m dan Bendung
penutupan pintu utama untuk menaikkan atau Gerak +5,00 m, selisih tinggi muka air 0,07
mempertahankan elevasi muka air di Danau m. Hasil simulasi dapat di lihat pada Tabel 5
Tempe +5,00 m. dibawah ini:
Berdasarkan dari hasil simulasi HEC-RAS
dengan berbagai variasi operasi bukaan pintu, Tabel 5. Bukaan 4 Pintu Tinggi Bukaan
diperoleh elevasi muka air di Bendung Gerak 0,20 m
Tempe dan hilir Danau Tempe (hulu sungai Elevasi M A
Menraleng) patok 358 tidak dapat dirumuskan Debit Debit Debit
Hilir Danau Elevasi M A
secara linier, dikarenakan sistem hidrologi Tempe Bendung
Sungai Sungai Sungai
(Hulu Gerak
perairan sungai dan Danau Tempe dipengaruhi Walanae M enraleng Cenranae
Sungai Tempe
oleh faktor besarnya inflow ke Danau Tempe M enraleng)
dan kondisi pengaliran pertemuan sungai 3 3 3
m /det m /det m /det masl masl
Walanae, sungai Menraleng (outflow Danau
21.34 55.42 76.76 5.00 4.79
Tempe), dan sungai Cenranae. Berikut dibawah
37.42 39.96 77.38 4.97 4.83
ini 3 (tiga) contoh pembahasan hasil simulasi
95.93 -18.17 77.76 4.92 4.85
HEC-RAS berdasarkan debit rerata:
13.35 64.62 77.97 5.11 4.86
Tabel 4. Bukaan 1 Pintu Tinggi Bukaan
83.92 -3.75 80.17 5.07 5.00
0,10 m
18.23 63.46 81.69 5.30 5.10
Elevasi M A
Hilir Danau Elevasi M A
Sumber: Hasil Model HEC-RAS
Debit Debit Debit
Tempe Bendung
Sungai Sungai Sungai
(Hulu Gerak 3. Hasil simulasi Bukaan 4 Pintu tinggi 0,40 m
Walanae M enraleng Cenranae dengan inflow dari sungai Walanae 11,41
Sungai Tempe
M enraleng) m3/detik dan outflow dari Danau Tempe
125,02 m3/detik total inflow ke Bendung
m3/det m3/det m3/det masl masl
Gerak Tempe sebesar 136,43 m3/detik
6.39 11.48 17.87 5.11 5.10
diperoleh elevasi muka air di hilir Danau
5.93 11.96 17.89 5.11 5.10
Tempe (hulu sungai Menraleng) patok 358
5.86 13.17 19.03 5.14 5.12
+5,64 m dan Bendung Gerak +5,00 m
3.91 16.79 20.70 5.16 5.15 diperoleh perbedaan tinggi muka air 0,64 m,
Sumber: Hasil Model HEC-RAS sedangkan pada inflow yang sama masuk ke
Bendung Gerak Tempe yaitu 136,49 m3/det,
1. Dari hasil simulasi yang disajikan pada inflow sungai Walanae 87,26 m3/det dan
Tabel 4, bukaan 1 pintu tinggi bukaan 0,10
Rifai, dkk. Evaluasi Dan Simulasi Pola Operasi Tempe Provinsi Sulawesi Selatan 181

debit outflow Danau Tempe (hulu sungai Tabel 7. Rekapitulasi Kebutuhan Pola Bukaan
Menraleng) 49,23 m3/detik diperoleh elevasi Pintu Bendung Gerak Tempe
muka air di hilir Danau Tempe (hulu sungai
Menraleng) patok 358 +5,26 m dan elevasi Debit Inflow Posisi Bukaan Pintu Elevasi M A
Elevasi M A
muka air Bendung Gerak Tempe +5,00 masl Hilir Danau
Bendung
Tempe
selisih tinggi muka air 0,26 m. (Hulu Sungai
Gerak
Tempe
Hasil simulasi dapat dilihat pada Tabel 6 di dari ke 1 2 3 4 M enraleng)
bawah ini:
3 3
m /det m /det m m m m masl masl
Tabel 6. Bukaan 4 Pintu Tinggi Bukaan 0 17 0,10 5,11 5,00
4,48 4,46
0,40 m 18 24 0,10 0,10
5,07 5,00
Elevasi M A 4,32 4,26
25 34 0,10 0,10 0,10
Hilir Danau Elevasi M A 5,13 5,09
Debit Debit Debit
Tempe Bendung 4,43 4,34
Sungai Sungai Sungai 35 42 0,10 0,10 0,10 0,10
(Hulu Gerak 5,17 5,00
Walanae M enraleng Cenranae
Sungai Tempe 4,51 4,38
43 51 0,10 0,10 0,20 0,10
M enraleng) 5,05 4,97
4,65 4,46
3 3 3
masl masl 52 62 0,10 0,20 0,20 0,10
m /det m /det m /det 5,20 5,00
72.92 61.39 134.31 5.26 4.95 4,59 4,41
62 69 0,20 0,20 0,20 0,10
5,11 5,00
57.63 76.73 134.36 5.33 4.95
4,83 4,54
42.60 91.76 134.36 5.41 4.95 70 80 0,20 0,20 0,20 0,20
5,30 5,00
11.41 125.02 136.43 5.64 5.00 4,55 4,44
81 90 0,20 0,20 0,30 0,20
5,27 5,09
87.26 49.23 136.49 5.26 5.00
5,10 4,63
66.32 70.65 136.97 5.36 5.01 91 98 0,20 0,30 0,30 0,20
5,37 5,01
Sumber: Hasil Model HEC-RAS 5,16 4,81
99 108 0,30 0,30 0,30 0,20
5,37 5,03
5,23 4,81
Berdasarkan hal tersebut, bahwa menjadi 109 117 0,30 0,30 0,30 0,30
5,45 5,02
tidak mudah untuk memperkirakan perubahan 118 124 0,30 0,30 0,40 0,30
5,11 4,87
muka air Danau Tempe dan elevasi muka air 5,58 5,04
5,43 4,91
Bendung Gerak Tempe dari hubungan yang 125 129 0,30 0,40 0,40 0,30
5,53 5,03
kompleks diantaranya sebagaimana diuraikan di 130 134 0,40 0,40 0,40 0,30
5,20 4,94
atas. 5,69 5,04
5,33 4,95
Berikut ini adalah rekapitulasi kebutuhan 134 136 0,40 0,40 0,40 0,40
5,36 5,01
Pola Operasi Bukaan Pintu Bendung Gerak 137 142 0,40 0,50 0,50 0,40
5,14 4,89
Tempe yang disusun lebih sederhana untuk 5,23 5,00
5,14 4,91
memudahkan penyusunan Pedoman Operasi 143 147 0,50 0,50 0,50 0,50
5,45 5,01
yang mengacu terhadap kondisi debit inflow 148 153 0,50 0,60 0,60 0,50
5,39 4,93
Bendung Gerak Tempe yang disajikan pada 5,77 5,03
5,46 5,00
Tabel 7. 154 155 0,60 0,60 0,60 0,60
5,67 5,04
Pembacaan tinggi muka air hilir Danau 5,23 4,99
156 159 0,60 0,70 0,70 0,60
Tempe (hulu sungai Menraleng) dan Bendung 5,57 5,03
5,35 5,04
Gerak Tempe dalam skala Range karena hasil 160 163 0,70 0,70 0,70 0,70
5,54 5,07
simulasi tidak dapat di rumuskan secara linier 5,32 5,00
164 166 0,70 0,80 0,80 0,70
dan muka air danau dipengaruhi kondisi inflow 5,49 5,03
5,28 4,97
Danau Tempe dan pertemuan sungai. 167 169 0,80 0,80 0,80 0,80
5,46 5,00
Berdasarkan Tabel 7, kebutuhan pola operasi 5,47 4,96
170 172 0,80 0,90 0,90 0,80
Bendung Gerak Tempe untuk debit inflow 0 5,76 5,00
5,34 4,94
m3/detik sampai dengan 17 m3/detik untuk 173 176 0,90 0,90 0,90 0,90
5,64 5,00
menghasilkan elevasi muka air di hilir Danau 5,30 4,97
177 181 0,90 1,00 1,00 0,90
Tempe (hulu sungai Menraleng) +5,11 m cukup 5,87 5,00
5,37 4,99
membuka 1 pintu yaitu pintu no.3 dengan tinggi 182 185 1,00 1,00 1,00 1,00
5,74 5,03
bukaan pintu 0,10 m. 5,30 4,96
186 190 1,10 1,10 1,10 1,10
5,66 5,02
5,62 4,94
191 195 1,20 1,20 1,20 1,20
5,65 5,06
5,62 4,99
196 198 1,30 1,30 1,30 1,30
5,73 5,01
182 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm 171-182

lanjutan Tabel 7. Rekapitulasi Kebutuhan Pola (elevasi muka air +6,35 m – +8,85 m).
Bukaan Pintu Bendung Gerak Tempe Periode air rendah dari bulan September
sampai dengan bulan Desember Tinggi
Debit Inflow Posisi Bukaan Pintu Elevasi M A Muka Air 0,35 m – 1,00 m (elevasi muka
Elevasi M A
Hilir Danau
Bendung
air +3,50 m – 4,35 m), sedangkan periode
Tempe
Gerak rerata air pada bulan Januari sampai
(Hulu Sungai
dari ke 1 2 3 4 M enraleng)
Tempe dengan bulan April dengan Tinggi Muka
Air berada di rentang 2,00 – 2,50 m
m3/det m3/det m m m m masl masl (elevasi muka air +5,35 – +5,85 m).
5,59 4,97 b. Setelah dibangunnya Bendung Gerak
199 202 1,40 1,40 1,40 1,40
5,82 5,00
Tempe elevasi muka air Danau Tempe
5,48 4,99
203 206 1,50 1,50 1,50 1,50
6,16 5,06 setelah beroperasi sejak tahun 2013 –
207 209 1,80 1,80 1,80 1,80
5,42 4,97 tahun 2014, pada musim penghujan atau
6,06 5,00 periode muka air tinggi, bulan Januari
6,02 4,88
209 210 2,00 2,00 2,00 2,00
6,04 5,00 sampai dengan bulan Agustus elevasi
5,59 4,91 muka air berada di rentang +5,30 m -
211 218 2,40 2,40 2,40 2,40
5,90 5,00 +7,30 m, pada kondisi ini Bendung
5,47 4,93
218 222 3,00 3,00 3,00 3,00
5,83 5,00
Gerak Tempe tidak beroperasi (pintu
5,41 4,94 utama dan pintu Navigasi di buka penuh),
222 224 4,00 4,00 4,00 4,00
5,73 5,00 sedangkan pada musim kemarau yaitu
Sumber: Hasil Perhitungan pada bulan September sampai dengan
bulan Desember Pintu Utama Bendung
Dari Tabel 7 di atas untuk bukaan 2 pintu Gerak Tempe ditutup untuk memperta-
yaitu pintu no.2 dan no.3 tinggi bukaan 0,10 m. hankan elevasi muka air Danau Tempe
debit inflow 18 m3/detik menghasilkan elevasi +5,00 m, tetapi target elevasi muka air
muka air di hilir Danau Tempe (hulu sungai Danau Tempe pada musim kemarau tidak
Menraleng) +4,48 m dan debit inflow 24 tercapai masih berada pada elevasi +3,50
m3/detik menghasilkan elevasi muka air di hilir m – +4,50 m.
Danau Tempe (hulu sungai Menraleng) +5,07
2. Berdasarkan hasil evaluasi dan simulasi pola
m, sehingga debit inflow 18 m3/detik sampai
operasi Bendung Gerak Tempe untuk
dengan 24 m3/detik untuk bukaan 2 pintu tinggi
mempertahankan elevasi muka air +5,00 m
bukaan 0,10 m menghasilkan elevasi muka air
pada Danau Tempe pada musim penghujan
di hilir Danau Tempe (hulu sungai Menraleng)
dan musim kemarau adalah sebagai berikut:
antara elevasi +4,48 m – +5,07 m.
Debit inflow 222 m3/detik – 224 m3/detik a. Pada Musim Penghujan atau periode
dengan bukaan 4 pintu tinggi bukaan 4 m kelebihan air rata-rata yang terjadi pada
(keempat pintu utama dibuka penuh) meng- bulan Januari sampai dengan bulan
hasilkan elevasi muka air di hilir Danau Tempe Agustus rata-rata muka air pada Danau
(hulu sungai Menraleng) +5,73 m, ini berarti Tempe adalah lebih tinggi dari elevasi
untuk debit 222 m3/detik – 224 m3/detik tidak +5,00 m. Pada Kondisi ini Pintu utama
memerlukan penutupan pintu utama untuk me- dan pintu navigasi dibuka penuh se-
naikkan elevasi muka air +5,00 m dikarenakan hingga air banjir tidak membahayakan
elevasi muka air di hilir Danau Tempe (hulu daerah hulu Bendung Gerak Tempe.
sungai Menraleng) di atas +5,00 m. b. Pada Musim Kemarau yaitu pada bulan
September sampai bulan Desember, rata-
KESIMPULAN rata muka air di Danau Tempe adalah
Berdasarkan hasil perhitungan analisa data lebih rendah dari elevasi +5,00 m.
dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan: sehingga muka air perlu dinaikkan
1. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan dengan melakukan penutupan Pintu
hasil simulasi HEC-RAS diperoleh: Utama maupun Pintu Navigasi.
a. Sebelum dibangunnya Bendung Gerak
Tempe, elevasi muka air Danau Tempe, UCAPAN TERIMA KASIH
pada bulan Mei sampai dengan bulan Atas bimbingan dan pengarahan dalam
Agustus Tinggi Muka Air Danau Tempe penyelesaian jurnal ini, pada kesempatan ini
berada di rentang 3,00 m – 5,50 m menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Rifai, dkk. Evaluasi Dan Simulasi Pola Operasi Tempe Provinsi Sulawesi Selatan 183

1. Bapak Dr. Very Dermawan, ST, MT sebagai Anonim2. 2009. Review Detail Desain Bendung
Ketua Komisi Pembimbing. Gerak Tempe, Makassar. CV Indah
2. Bapak Dian Sisinggih, ST, MT, Ph.D Konsultan
sebagai anggota Komisi Pembimbing. Anonim, 2010. Hydraulic Reference Manual
3. Bapak Dr. Sumiadi, ST., MT dan Bapak Dr. Version 4.1. California: U.S. Army
Ery Suhartanto, ST, MT sebagai dosen Corps of Engineering
penguji yang memberikan masukan dan Anonim. 2012, Test Model Hidrolik Bendung
arahan. Gerak Tempe, Makassar, PT. Brantas
4. Bapak Dr. Eng Donny Harisuseno, ST, MT Abipraya – PT. Waskita Karya Kerja
sebagai reviewer Jurnal yang memberikan Sama Operasi (KSO)
masukan dan arahan. Chow, V.T. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka.
5. Rekan-rekan Magister Teknik Pengairan Jakarta: Erlangga.
minat Manajemen Sumber Daya Air Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Praktis,
angkatan 2014 atas bantuannya baik suka Lubuk Agung. Bandung.
maupun duka. Istiarto. 2013. Modul Pelatihan Simulasi Aliran
1-Dimensi Bantuan Paket Program
DAFTAR PUSTAKA Hidrodinamika HEC-RAS Jenjang
Anonim. 2003. Review Masterplan Walanae Lanjut: Gates, Pump Station, and
Cenranae, Makassar, Nippon Koei Storage Area. Yogyakarta
Co. Ltd Sri Harto, BR. (2000). Hidrologi: Teori,
Anonim1. 2009. Manual O & P Bendung Gerak masalah, penyelesaian. Nafiri Offset,
Tempe, Makassar: CV. Indah Yogyakarta.
Konsultan

Anda mungkin juga menyukai