Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Mahasiswa merupakan seseorang yang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi yang

sedang mempersiapkan diri untuk keahlian tertentu atau keahlian tingkat sarjana

(Budiman, 2006). Proses pembelajaran di perguruan tinggi merupakan pengalaman yang

sangat menegangkan karena mahasiswa menghadapi banyak masalah akademik, masalah

pribadi dan stres sosial selama kegiatan akademik berlangsung (Manpreet & Maheshwari

, 2015). Pengalaman menegangkan tersebut dapat menimbulkan tekanan yang dapat

berumber dari tuntutan internal dan eksternal yang dialami mahasiswa (Suwartika,

Nurdin, & Ruhmadi, 2014).

Dalam menjalani masa perkuliahan, tuntutan akademik seperti mengerjakan tugas-tugas

kuliah, melaksanakan ujian, serta mempelajari pelajaran yang semakin rumit merupakan

salah satu tuntutan terbesar mahasiswa terlebih saat berada pada tahap semester akhir

mahasiswa wajib mengerjakan skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana

(Abdullah, Sarirah, & Lestari, 2017).

Proses pembuatan skripsi terdapat banyak masalah yang dihadapi mahasiswa sebab

pembuatan skripsi tidak seperti tugas-tugas kuliah yang lain. Banyak masalah internal

maupun masalah eksternal yang muncul. Masalah yang sering dialami saat proses

pembuatan skripsi yaitu sulitnya menentukan judul, sulit mencari referensi, data

pendukung yang kurang, waktu penelitian yang terbatas maupun masalah lain (Abdullah,

Sarirah, & Lestari, 2017).

Masalah – masalah yang muncul dapat menyebabkan gangguan psikologis,

mahasiswa tersebut menjadi stress, kehilangan motivasi, dan depresi sehingga

penyelesaian skripsi menjadi tertunda (Hidayat, 2013). Tertundanya penyelesaian skripsi


dapat menimbulkan tekanan yang lebih berat sebab mahasiswa tersebut membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pendidikannya sehingga kondisi tersebut

dapat menimbulkan kecemasan (Hidayat, 2013).

Kecemasan merupakan perasaan ketakutan secara menyeluruh yang bersifat samar-

samar dan menyebabkan ketidaktenangan yang disertai dengan respon yang tidak

diketahui oleh individu tersebut (Sutejo, 2015). Kecemasan adalah perasaan kekhawatiran

yang dirasakan seseorang namun tidak jelas dari mana penyebabnya berasal (Gunarsa,

2008).

Penyebab kecemasan dapat berasal dari internal yaitu dari dalam diri indvidu dan

eksternal yang berasal dari lingkungan (Kaplan, 2010). Faktor internal berkaitan dengan

jenis kelamin, usia, dan tingkat pengetahuan serta pemahaman materi perkuliahan,

sednagkan faktor eksternal berasal dari luar individu seperti tugas akhir (skripsi),

hubungan mahasiswa dengan dosen pembimbing, hubungan mahasiswa dengan

lingkungan keluarga, pertemanan serta lingkungan sekitar (Hastuti dan Arumsari, 2015).

Tidak semua kecemasan yang dialami merupakan hal buruk, misalkan kecemasan

normal yang merupakan respon yang wajar terhadap peristiwa yang dialami yang menjadi

motivasi ke arah perubahan yang lebih baik sehingga tidak perlu untuk dihilangkan.

Sedangkan kecemasan yang terjadi di luar alam sadar yang cederung menjadikan

seseorang tidak memiliki keseimbangan disebut kecemasan neurotik (Kaplan, 2010).

Salah satu dampak dari kecemasan yaitu insomnia yang merupakan salah satu

gangguan tidur yang sering dialami, yang dapat mempengaruhi pekerjaan, aktifitas sosial

dan kesehatan. individu bisa mengalami insomnia transien akibat adanya stress

situasional seperti masalah keluarga, pekerjaan atau kuliah, penyakit atau kehilangan

seseorang yang dicintai. Insomnia temporer diakibatkan oleh situasi stres dapat

menimbulkan kesulitan kronik untuk tidur yang cukup (Perry and Potter, 2010).
Insomnia yang berkepanjangan dapat berdampak pada kelambatan dalam berfikir dan

bekerja, banyak melakukan kesalahan, serta mudah lupa akan sesuatu sehingga dapat

menurunkan produktifitas. Efek lain yaitu menjadi mudah marah, mejadi tidak sabar,

gelisah, sulit untuk berkonsentrasi dalam bekerja maupun belajar belajar, yang tentunya

dapat mencegah kreativitas kita dalam melakukan sesuatu yang terbaik, baik di tempat

kerja, sekolah, maupun dalam masyarakat (Zeidler, 2011).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 15 mahasiswa keperawatan tingkat

akhir yang berasal dari 3 institusi pendidikan keperawatan di pontianak di dapatkan

bahwa dari 15 orang 2 tidak mengalami kecemasan, 4 orang mengalami kecemasan

ringan, 4 orang mengalami kecemasan sedang, 3 orang mengalami kecemasan berat, dan

4 orang mengalami kecemasan sangat berat. Sebagian mahasiswa yang di wawancara

mengatakan sulit memahami literatur dan sulit mencari literatur terbaru sehingga mereka

khawatir tidak dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu. Sedangkan hasil wawancara

insomnia menunjukan bahwa 3 orang memiliki kualitas tidur baik dan 12 orang memiliki

kualitas tidur yang buruk.

Berdasarkan masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa

Keperawatan Yang Sedang Mengerjakan Skripsi Di Pontianak”.

1.2.Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan kejadian insomnia pada
mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di pontianak ?
1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dan insomnia pada mahasiswa keperawatan
yang sedang mengerjakan skripsi di Pontianak
1.3.2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi karakteristik responden (usia dan jenis kelamin) pada
mahasiswa yang tengah mengerjakan skripsi di Pontianak
b) Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan di pontianak yang
sedang mengerjakan skripsi di Pontianak
c) Mengidentifikasi tingkat insomnia mahasiswa keperawatan di pontianak yang
sedang mengerjakan skripsi di Pontianak
d) Mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dan insomnia pada
mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di Pontianak
1.4.Manfaat
1.4.1. Bagi Peneltian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan atau acuan untuk melakukan
penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan dan
insomnia serta intervensi yang dapat diberikan untuk mengurangi tingkat kecemasan
serta kejadian insomnia pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
1.4.2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat kecemasan serta
insomnia, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
kecemasan dan insomnia selama proses pengerjaan skripsi.
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan evaluasi bagi institusi pendidikan untuk
memberikan pembekalan mental mahasiswa sebelum mengerjakan skripsi agar tidak
mengalami kecemasan serta insomnia.

Anda mungkin juga menyukai