Anda di halaman 1dari 10

A.

Gambaran Kasus

1. Identitas Klien

a. No.RM : 136XX

b. Inisial : Tn D

c. Umur : 49 Tahun

d. Jenis Kelamin : Laki-laki

e. Agama : Khatolik

f. Pekerjaan : Tidak Bekerja

g. Pendidikan : SMP

h. Status : Belum Menikah

2. Alasan Masuk: Klien masuk diantar Dinas Sosial karena bicara sendiri,

tidak menggunakan pakaian, keluyuran, sering mengambil barang orang

didapur.

3. Faktor Predisposisi: klien mengatakan pernah menjadi korban aniaya fisik

oleh orang tuanya pada usia 6 tahun dan pernah mengalami penolakan oleh

orang disekitarnya pada usia 13 tahun

B. Tujuan

Review jurnal ini dibuat untuk mengetahui pengaruh dari asuhan

keperawatan komprehensif terhadap keadaan pasien Perilaku Kekerasan.

C. Review Jurnal

1
Jurnal 1. Mengontrol Pikiran Negatif Klien Skizofrenia Dengan Terapi Kognitif

Problem Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien dengan kasus
Skzofrenia yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Makassar
yaitu sebanyak 92 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah klien
Skizofrenia yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa
Makassar. Responden dalam penelitian ini adalah klien yang mengalami
Skizofrenia dengan jumlah responden sebanyak 14 responden.
Intervensi Intervensi yang diberikan pada klien skizofrenia diberikan perlakuan
berupa terapi kognitif sebanyak 5 sesi dan berlangsung selama 3 hari.
Sesi pertama dan kedua dilakukan pada hari pertama, sesi ketiga dan
keempat dilakukan pada hari kedua, sedangkan sesi kelima dilakukan
pada hari ketiga. Antara pertemuan pertama, kedua, dan ketiga memiliki
jeda waktu pertemuan masing-masing 1 hari. Hal ini bertujuan untuk
memberikan waktu kepada responden untuk berlatih secara mandiri di
rumah masing-masing. Setiap sesi dilaksanakan selama ±45 menit.
Comparison -
outcome Hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Test pada
sampel penelitian menunjukkan bahwa nilai p=0,001 (p<0,05) berarti
terdapat perbedaan yang bermakna kemampuan mengontrol pikiran
negatif responden sebelum dan sesudah diberikan terapi kognitif. Hal
ini berarti bahwa hipotesis pada penelitian diterima yakni terdapat
pengaruh terapi kognitif terhadap kemampuan mengontrol pikiran
negatif pada klien skizofrenia. Sehingga, terapi ini bisa menjadi salah
satu alternatif bagi seseorang yang mengalami skizofrenia untuk dapat
mengontrol pikiran negatif yang dimiliki agar pikiran negatif dapat
berkurang atau bahkan hilang dan klien skizofrenia mampu memiliki
pemikiran positif dalam dirinya sehingga mampu mencegah
kekambuhan, menyakiti diri sendiri atau bahkan mencoba bunuh diri
akibat dari pemikiran negatif yang dapat menimbulkan tekanan mental.

Jurmal 2. Penerapan terapo orientasi realita (TOR) pada pasien waham

Problem Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan subyek
penelitian
yaitu Ny. M dengan masalah keperawatan gangguan proses pikir:
waham agama
dalam menerapkan asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan memfokuskan
intervensi Terapi Orientasi
Realita (TOR). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
lembar pengkajian
keperawatan jiwa, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan

2
data rekam medis.
Intervensi Intervensi yang dilakukan yaitu menerapkan asuhan keperawatan
meliputi pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan memfokuskan
intervensi Terapi Orientasi
Realita (TOR). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
lembar pengkajian
keperawatan jiwa, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
data rekam medis.
Comparison -
outcome Hasil Penelitian setelah dilakukan Terapi Orientasi Realita (TOR)
menunjukkan
bahwa klien mampu berorientasi secara realita, yaitu klien tidak
menyatakan
kalimat dan bahasa yang di ucapkan ketika awal pengkajian dan
klien mampu
berorientasi secara realita. Keberhasilan Terapi Orientasi Realita
(TOR) terhadap
pasien dengan Gangguan Proses Pikir: Waham Agama
dipengaruhi oleh kemauan
klien dalam terapi.
Simpulan dari penerapan Terapi Orientasi realita (TOR) klien
mampu berorientasi
secara realita. Disarankan pada perawat dan klien untuk terus
menerapkan Terapi
Orientasi Realita (TOR) di ruangan.

Jurnal 3. Gambaran Ide-Ide Saat Terjadi Waham Pada Pasien Yang

Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa.

problem a) Subyek penelitian ini berjumlah 12 partisipan.


b) Kriteria inklusi dari klien adalah responden adalah klien
PK, memiliki riwayat perilaku kekerasan dan klien berada
di UPT RSEP Pasuruan. Sedangkan inklusi dari petugas
adalah responden bekerja di UPT RSEP, bersedia diteliti,
berinteraksi dengan klien PK dan nerupakan pembimbing
yang bertanggungjawab.

3
intervensi a) Sumber data

Data penelitian ini di dapatkan dari metode yang

digunakan dalam penelitian adalah studyfenomenology.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam

(in deepth interview) dengan menggunakan open-ended

question.

b) Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, alat tulis

seperti buku dan bolpoint, alat penunjang seperti perekam

(recorder) misalnya rekaman handphone Vivo Y71 untuk

mendokumentasikan. Uji kredibilitas / uji kepercayaan

terhadap data hasil penelitian ini meliputi uji triangulasi

metodepada informan lainnya.

Comparison -

outcomes Ide-ide saat terjadi waham pada pasien Skizofrenia yang

dirawat di Rumah Sakit Jiwa sangat bervariasi antara pasien

satu dengan pasien lainnya, adapun tema ide-ide yang

ditemukan dalam penelitian ini antara lain; 1) Memiliki

barang atau alat sakti; 2) Memiliki suatu kesaktian atau

kemampuan; 3) Mengalami kerasukan atau dirasuki suatu

makhluk; 4) Memiliki gelar jabatan yang tinggi; 5) Merasa

4
ditakuttakuti oleh suatu makhluk; 6) Perasaan hati yang

kosong atau hampa; 7) Merasa dilukai atau disakiti secara

fisik; 8) Melakukan puasa atau ritual tertentu; 9) Merasa

menerima sihir/ santet dari orang lain; 10) Bertemu dengan

Makhluk Ghaib; 11) Menganggap ada orang lain yang merasa

iri/ dengki; 12) Merasa akan dibunuh; 13) Merasa memiliki

fisik yang cacat/ rusak; 14) Mengaku sebagai Tuhan; dan 15)

Dikendalikan oleh Dewa.

Jurnal 4 Modeling Participant Toward Self-Care Deficit On Schizophrenic

Clients

Problem a) Penelitian ini dilakukan dengan responden berjumlah 20 orang.

b) Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah pasien schizophrenia

yang juga mengalami defisit perawatan diri dan di rawat dalam

ruang Kenari dan Kakatua RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat.

intervensi a) Sumber data

Data penelitian ini di ambil dari hasil pembagian kuesioner dan

perhitungan data kuesioner yang telah dikumpulkan.penelitian

ini adalah penelitian intervensi dan hasilnya di ukur sebelum

dan sesudah perlakuan.

5
b) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

nonprobability dengan teknik total sampling. Sampel terdiri

dari 20 responden kemudian dibagi menjadi kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Modelling Partisipant dan Variabel

dependen adalah kemampuan perawatan diri. Data dianalisis

dengan Wilcoxon Signed Rank Test untuk membandingkan

kemampuan perawatan diri klien skizofrenia dengan defisit

perawatan diri sebelum dan sesudah Modelling Partisipant.

Comparison -
outcomes Ada pengaruh yang signifikan modeling participant dengan

kemampuan perawatan diri pasien skizofrenia. Oleh dari itu

modeling participant dapat digunakan untuk terapi pendukug yang

meningkatkan kemampuan perawatan diri pada klien skizofrenia

dengan masalah perawatan diri. Melalui terapi modeling

participant ini, kemampuan perawatan diri klien meningkat hingga

20% dari yang tadinya buruk menjadi baik.

Jurnal 5. The Cognitive and Affective Structure of Paranoid Delusions

Problem a) Partisipan penelitian adalah 177 pasien dengan gangguan

skizofreniapektrum, depresi mayor, atau psikosis yang mirip

skizofrenia onset lambat, dibagi lagi menurut apakah mereka akan

6
mengalami delusi paranoid. Serta 64 peserta kontrol sehat yang

cocok untuk variabel demografis yang sesuai dimasukkan.

b) Kriteria inklusi penelitian ini adalah partisipan yang memiliki

gangguan skizofrenia. Serta dibagi lagi menjadi pesien dengan

delusi paranoid dan pasien dengan kontrol sehat sesuai

variabel.

intervensi a) Sumber data

Data penelitian ini kuesioner untuk menentukan struktur

hubungan antara mekanisme psikologik yang berkontribusi

terhadap paranoia dalam sampel transdiagnostik.

b) Teknik Pengumpulan Data

Desain cross-sectional, dengan hubungan antara variabel prediksi dan


variabel persamaan model struktural struktural dengan variabel laten.
Penilaian teori pikiran, jumping to conclusions bias, dan fungsi
intelektual umum, dengan ukuran-ukuran antisipasi ancaman, emosi,
harga diri, dan gaya penjelasan.

Comparison -

outcomes Sebagian besar model data yang lemah menunjukkan bahwa delusi
paranoid terkait dengan gaya berpikir pesimistis yang rendah (harga
diri rendah). , gaya penjelas pesimistis, dan emosi negatif) dan
gangguan kinerja kognitif (fungsi eksekutif, kecenderungan untuk
melompat pada kesimpulan, dan kemampuan untuk mengutarakan hal-
hal lain yang berkaitan dengan orang lain). −0.34, P .001). Kedua proses
yang berhubungan dengan kognitif dan emosi terlibat dalam pedoman
paranoid. Perawatan untuk pasien paranoid harus mengatasi kedua
jenis proses.

6. Pembahasan

Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan

atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang

7
terwujudnya kualitas hidup manusia. Gangguan jiwa dibagi menjadi dua

bagian besar, yaitu gangguan jiwa ringan (Neurosa) dan gangguan jiwa berat

(Psikosis). Psikosis ada dua jenis yaitu: psikosis organik, dimana didapatkan

kelainana pada otak dan psikosis fungsion tidak terdapat kelainan pada otak.

Psikosis salah satu bentuk gangguan jiwa merupakan ketidak mampuan untuk

berkomunikasi atau menggali realitas yang menimbulkan kesukaran dalam

kemampuan seseorang berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan

sehari-hari. kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari hari seperti mandi,

makan, berpakaian, dan toileting yang terganggu menyebabkan penurunan

kemandirian perawatan diri pada pasien skizofrenia. keadaan penurunan ini

lah yang di sebut defisit perawatan diri (Andayani, 2012).

Defisit perawatan diri itu sendiri bisa di atasi dengan beberapa terapi

seperti terapi modeling participant, terapi kognitif dan yang termudah adalah

memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien. Perawatan diri pada

pasien dapat berhubungan dengan dukungan keluarga juga. Perawatan

kebersihan diri yang baik akan meningkatkan efikasi diri klien dan

mengecilkan resiko infeksi. Dukungan keluarga yang rendah menyebabkan

pasien stroke ketergantungan perawatan diri dalam rangka aktivitas sehari-

hari. Dukungan emosi yang positif akan berdampak juga pada penguatan

fungsi motorik dan kognitif klien (Mendrofa dkk, 2015).

Penelitian Pinedendi, Rottie dan Wowilling (2016) juga mengatakan

adanya pengaruh penerapan asuhan keperawatan devisit perawatan diri

terhadap kemandirian personal hygiene pada pasien di Ruangan Katrili dan

8
Alabadiri RSJ. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado (p=0,003< á=0,05).

Sebelum dilakukan asuhan keperawatan defisit perawatan diri pada pasien

maka pasien akan semakin dan sangat bergantung pada perawat dalam

melakukan personal hygiene, disebabkan karena perawat belum

menyampaikan informasi atau belum melatih pasien tentang cara menjaga

kebersihan yang baik (Pinedendi, Rottie dan Wowilling, 2016).

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu defisit perawatan diri merupakan

salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa,

dimana halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Keterbatasan

perawatan diri biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan

sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah) sehingga

dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal

mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK. Defisit

perawatan diri itu sendiri bisa di atasi dengan beberapa terapi seperti terapi

modeling participant, terapi kognitif dan yang termudah adalah memberikan

asuhan keperawatan jiwa pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Bentall, Richard P. 2019. The Cognitive and Affective Structure of Paranoid


Delusions. ARCH GEN PSYCHIATRY. Vol 66 (No. 3)

9
Hartono. 2015. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Terhadap Peningkatan
Ketrampilan Sosial Dasar Pada Pasien Skizofrenia Di Rsjd Dr. Rm.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Rosinta, Aulia. 2018. Gambaran Ide-Ide Saat Terjadi Waham Pada Pasien Yang
Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Zhu, Jiajia dkk. 2016. Neural substrates underlying delusions in schizophrenia.
Scientific Reports.
Ariani, Tutu. A. (2016). Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku
Kekerasan Antara Yang Menerima Komunikasi Terapeutik Perawat
Dan Pekerja Sosial. Jurnal Ners dan Kebidanan. Vol 3., No 1

10

Anda mungkin juga menyukai