Anda di halaman 1dari 3

4.

1 Implementasi
Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan yang sudah tetapkan,
dilakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, dilakukan managemen nyeri secara farmakologi
dan non farmakologi. Secara farmakologi dilakukan pemberian dianalgetik untuk
mengurangi nyeri yaitu injeksi dexamethasone 1 ampul via iv, pemberian obat oral
methylprednisolone 5 mg, pemberian obat oral asam mefenamat 500 mg.

Pada diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi mukosa kulit yang
dilakukan yaitu menjaga kebersihan kulit disekitar area luka klien agar tetap bersih dan
kering, mengganti balutan luka sesuai jadwal, serta mengoleskan Salep Dexacort dan
Salep Pirotop. Pada diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
pembengkakan pada vulva perawat mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi dan
mengajarkan tentang teknik ambulasi, serta mendampingi dan membantu pasien
saat mobilisa dan memenenuhi kebutuhan ADLs pasien.

Diagnosa ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai proses penyakit


perawat mengidentifikasi tingkat kecemasan, membantu pasien untuk mengenali situasi
yang menimbulkan kecemasan, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, dan persepsi terhadap penyakit, menginstruksikan pasien untuk menggunakan
teknik relaksas, serta menciptakan lingkungan yang nyaman, atur senyaman mungkin.

Diagnosa Resiko infeksi berhubungan dengan adanya iritasi pada kulit perawat mencuci
tangan sertiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan dan menggunakan baju, sarung
tangan sebagai alat pelindung, memberikan perawatan kulit pada area epidema disertai
dengan menginspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.

Diagnosa defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal atau familiar dengan
sumber informasi tentang penyakit perawat menjelaskan pastofisiologi dan penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara tepat,
mengambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat,
mengambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat serta mendiskusikan pilihan terapi
penanganan.
4.2 Evaluasi
Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Setelah penulis melakukan
tindakan keperawatan selama satu hari, maka penulis melakukan evaluasi. Evaluasi ini
penulis menggunakan metode sesuai teori yaitu SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment,
Planning).
Pada tanggal Senin 18 November 2019 pada diagnoasa yang pertama : Subyektif -
Klien masih mengeluh nyeri P: Nyeri di rasakan saat berbaring, Q: Perih, seperti rasa
terbakar, R: Area vulva, S: Skala 7, T: Terus-menerus. Obyektif:- Klien tampak
meringis dan terdapat pembengkakan pada area vulva. Assessmen t- pasien mengalami
nyeri. Planning - lanjutkan intervensi dengan melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi, observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, menggunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien, mevaluasi
pengalaman nyeri masa lampau, mengajarkan tentang teknik non farmakologi dengan
teknik relaksasi nafas dalam, mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri, meningkatkan
istirahat serta kolaborasi pemberikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Pada diagnosa yang kedua pada tanggal 18 November 2019, Subyektif - klien
mengatakan area vulva masih terasa perih dan gatal, Obyektif - vulva tampak
membengkak dan terdapat lesi dan kemerahan di area vulva dan anus serta di area
selangkangan klien, Assessment kerusakan integritas kulit, Planning lanjutkan
intervensi menghindari kerutan pada tempat tidur, menjaga kebersihan kulit disekitar
area luka klien agar tetap bersih dan kering, memonitor tanda dan gejala infeksi pada
area luka, perawatan luka dilakukan 2 kali dalam sehari, mencuci tangan setiap
sesudah dan sebelum melakukan tindakan keperawatan, menggunakan sarung tangan
sebagai alat pelindung saat perawatan luka, mempertahankan lingkungan aseptik
selama tindakan perawatan, memberikan perawatan kulit pada area epidema,
menginspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, edema,
mengintruksikan klien meminum antibiotik sesuai resep.
Pada diagnosa ketiga tanggal 18 november 2019, Subyektif- klien mengatakan
belum mampu banyak bergerak dikarena adanya pembengkakan di area vulva, klien
mengatakan masih kesulitan jika mau ke kamar mandi, klien mengatakan ia dibantu
oleh keluarganya dalam melakukan aktivitas, seperti bab dan bak. Obyektif klien
tampak kesulitan saat bak dan klien tampak dibantu oleh keluarganya, Assessment
hambatan mobilitas fisik, Planning lanjutkan intervensi memonitoring TTV,
mengajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi, mengkaji
kemampuan pasien dalam mobilisasi, melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan, mendampingi dan Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps, ajarkan pasien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
Pada diagnosa keempat tanggal 18 november 2019, Subyektif- klien mengatakan
sudah tidak cemas dan khawatir. Obyektif- klien tampak lebih tenang. Assessment-
ansietas. Planning- hentikan intervensi.
Pada diagnosa kelima tanggal 18 november 2019, Subyektif- klien mengatakan
masih kesulitan membersihkan area vulva secara mandiri, klien mengatakan sehabis
bak biasanya hanya di lap menggunakan tisu, klien mengatakan area vulva masih terasa
perih dan kemerahan. Obyektif- vulva tampak bengkak, terdapat jaringan mati berwarna
hitam di area sekita vulva yang bengkak, terdapat lesi dan kemerahan di area vulva dan
anus. Assessment- resiko infeksi. Planning- mengistruksikan pada pengunjung untuk
mencuci tangan saat berkunjung meninggalkan pasien, menggunakan sabun
antimikroba untuk cuci tangan, mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan, menggunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung, memberikan
terapi antibiotik , memonitor tanda dan gejala infeksi, monitor kerentanan terhadap
infeksi, memberikan perawatan kulit pada area epidema, menginspeksi kulit dan
membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase, inspeksi kondisi luka.
Pada diagnosa keenam tanggal 18 november 2019, Subyektif- Klien mengatakan
sudah paham dengan penyakit yang dideritanya. Obyektif- klien tampak mengerti.
Assessment- defisit pengetahuan teratasi. Planning- hentikan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai