Diagonalisasi
Bab ini membahas tentang faktorisasi matriks A berorde nxn ke dalam hasil kali
−1 −1
berbentuk PDP , di mana D adalah matriks diagonal. Jika diperoleh hubungan P
Definisi : Suatu matriks A berorde nxn disebut dapat didiagonalisasi jika terdapat
−1
PDP =D
Matriks P dikatakan mendiagonalisir matriks A.
Teorema : Suatu matriks A berorde nxn, dapat didiagonalisasi jika dan hanya jika A
mempunyai n vektor eigen yang bebas linear.
Bukti : Misalkan matriks A mempunyai n vektor eigen bebas linear p1, p2 K, pn dan λi
adalah nilai eigen dari A yang bersesuaian dengan pi untuk setiap i (beberapa dari λi
boleh sama). Misalkan P adalah matriks di mana vektor kolom ke-j adalah p j untuk j
= 1,2,K.n , terlihat bahwa Ap j = λ j p j adalah vektor kolom ke-j dari AP, maka
AP = ( Ap1, Ap2 ,K, Apn )
Karena P mempunyai n vektor kolom yang bebas linear, maka P adalah taksingular,
karena itu :
−1 −1
D=P PD = P AP
Sebaliknya, misalkan A dapat didiagonalisasi. Selanjutnya terdapat suatu matriks
Ap = λ j p j , (λ = d jj ) untuk setiap j.
j j
Jadi untuk setiap j, λ adalah nilai eigen dari A dan p j adalah vektor eigen yang dimiliki
j
λ j . Karena vektor kolom P bebas linear, maka A mempunyai n vektor eigen yang bebas
linear.
Dari bukti di atas, maka kita mendapatkan prosedur untuk mendiagonalisasi sebuah
matriks A berorde nxn, sebagai berikut :
kolomnya
−1
Langkah 3 : Maka matriks P AP akan didiagonal dengan λ1, λ2 ,Kλn sebagai entri-
Contoh :
3 −2 0
A= −2 3 0
0 0 5
Penyelesaian :
−1 0
p = 1 dan p = 0
1 2
1
0
Untuk λ = 5 diperoleh vektor karakteristik
1
p3 = 1
0
Mudah untuk memeriksa bahwa {p1, p2 , p3} bebas linear, sehingga dapat dibentuk
matriks
−1 0 1
1
P= 1 0 yang mendiagonalkan matriks A.
0 1 0
Hal ini dapat ditunjukkan dengan membuktikan bahwa P −1 AP = D , yaitu :
− 1 1 0 3 −2 0−10 1 5 0 0
−1 2 2
0
P AP = 0 01−23 1 0 1= 0 5 0
1 1
0 5 0 1
2 0 20 0 1 0 0
Terlihat bahwa entri-entri pada diagonal pokok adalah nilai-nilai eigen dari matriks A.
Catatan :
Tidak ada persyaratan yang khusus untuk meletakkan orde kolom-kolom dari matriks P
−1
Karena entri diagonal ke i dari P AP adalah nilai eigen untuk vektor eigen kolom ke
i dari P, maka dengan mengubah orde kolom-kolom dari P hanyalah mengubah orde
−1
dari nilai-nilai eigen pada diagonal dari P AP .
−1 1 0
. P= 1 1 0
0 0 1
Maka diperoleh :
−1
0
P AP=0 1 0
5.2. Dekomposisi Matriks.
Sub pokok bahasan ini membahas tentang matriks [A] dari SPL didekomposisi
TIK : Setelah mengikuti sub bab ini diharapkan mahasiswa dapat mencari penyelesaian
Secara umum, jika suatu matriks A berorde nxn dapat direduksi menjadi matriks
segi tiga atas U tanpa pertukaran baris, berarti A dapat dikomposisi (difaktorisasi) ke
dalamhasil kali LU, dimana L adalah matriks segi tiga bawah dengan elemen-elemen
pada diagonal utama 1. Entri (i , j) dari L di bawah diagonal akan merupakan kelipatan
dari baris i yang telah dikurangkan dari baris j selama proses eliminasi, sedemikian
Contoh :
4 2 −2
Misalakan matriks A = 2 10 2
−2 2 5
Matriks L ditentukan sebagai berikut :
1
Langkah pertama dalam proses eliminasi adalah baris kedua dikurangi dengan 2 kali
1
baris pertama dan baris ketiga dikurangi dengan − 2 kali baris pertama, sehingga kita
l
tetapkan l21 =1 dan 31 = − 1 . Selanjutnya menghasilkan matriks :
2 2
4 2 −2
(1)
A = 0 9 3
0
3 4
Langkah kedua proses eliminasi adalah baris ketiga dikurangi dengan 13 kali baris kedua,
sehingga kita tetapkan l32 = 13 . Sesudah langkah kedua ini diperoleh matriks segi tiga atas,
4 2 −2
(2)
U=A =0 9 3
0
0 3
Matriks L dapat ditulis sebagai :
0
1 0
1
L= 2 1 0
− 1 1
1
2 3
Jika ditinjau dari sudut pandang matriks elementer, terlihat bahwa operasi baris baris
diterapkan sebanjyak tiga kali. Hal ini setara dengan perkalian matriks A di sebelah
kiri dengan tiga buah matriks elementer E1, E2 , E3 yaitu E3E2 E1 A = U
1 0 01 0 0 1 0 0 4 2 −2 42−2
0 0 −
1 0
0 1 0 1 1 2 10 2 = 0 9 3
1 1 2
1 1 0
0 3 2 0 0 0 3 1−22 5 0
−1 −1 −1
Karena matriks-matriks elementernya tak singular, maka A = (E1 E2 E3 )U
dimana invers dari matriks-matriks elementer dengan urutan ini menghasilkan suatu
matriks segi tiga bawah L dengan elemen pada diagonal utama adalah satu.
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
E
−1 E −1 E −1 1 0 0 0
1
=
1 2 3 1 0 1 1 0 = 1 0=L
2
2 1 1 1 1
0 0 1 − 0 1 0 1 − 1
2 3 2 3
dengan elemen diagonal utama satu dan U adalah matriks segi tiga atas.
dari x.
Contoh :
4x + 2 y − 2z = 2
2x + 10 y + 2z = 4
− 2x + 2 y + 5z = 1
Penyelesaian :
4 2 −2
A= 2 10 2
−2 2 5
Kemudian matriks A difaktorisasi menjadi L dan U, menghasilkan :
1 0 0 4 2 −2
1
L= 2 1 0
dan U = 0 9 3
1 1 0
− 1 0 3
2 3
y1
Jika diambil y = y2 , maka
3
Ly = b atau
1 0 0 y 2
1
1
0 y
2 1 2 =0 , diperoleh
1 1 y 1
− 1 3
2 3
y1 = 2
1
2 y1 + y2 = 4 ⇒ y2 = 3
1 1
− 2 y1+ 3 y2 + y3 = 1 ⇒ y3 = 1
2
Jadi y = 3
1
Sehingga,
Ux = y
4 2 −2 x 2
1
0 9 3 x
2 = 3 , diperoleh :
1
0 x
0 3 3
4x + 2x 2 − 2x =2 ⇒x =5
1 3 1
9
2
9x2 + 3x3 = 3 ⇒ x2 = 9
3x3 = 1 ⇒ x3 = 1
3
(5 2 1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah tunggal, yaitu : (x1, x2 , x3 ) = 9 , 9 , 3 )