Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP

KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEKARDJO


KOTA TASIKMALAYA

Yulistia Dewi1, Empung Ir., M.T. 2, Agus Widodo, Ir., MM. 2

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi


Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
Email:dyulistia16@gmail.com

ABSTRAK

Kota Tasikmalaya merupakan daerah yang sedang berkembang di Provinsi


Jawa Barat. Hal ini mengakibatkan semakin ditingkatkannya sarana dan prasarana
yang ada di Kota Tasikmalaya. Untuk menunjang hal tersebut, maka dibutuhkan
prasarana yang baik, dalam hal ini dibutuhkan bangunan rumah sakit dengan
fasilitas yang memadai.
Gedung yang ditinjau terletak pada wilayah gempa Kota Tasikmalaya.
Analisis struktur gedung menggunakan ETABS 2013 dan beberapa buku literatur
yang berkaitan dengan perencanaan gedung tahan gempa, serta pedoman yang
digunakan mengenai syarat perencanaan gedung, ketahanan gempa untuk gedung,
dan pembebanan untuk gedung. Perencanaan struktur atas gedung tersebut meliputi
perencanaan pelat, balok, kolom, dan core wall . Perencanaan struktur bawah
meliputi pondasi tiang pancang dan pile cap.
Beban yang dianalisis meliputi beban gravitasi yang terdiri dari beban mati,
beban hidup, beban air hujan, dan beban gempa (gempa statis dan dinamis). Mutu
beton f’c = 25 MPa, mutu baja longitudinal fy = 400 MPa, sedangkan untuk
tulangan sengkang menggunakan fy = 240 MPa.

Kata Kunci : Pelat, Balok, Kolom, Core Wall, Pondasi, ETABS 2013

1
Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil, FT, Unsil
2
Dosen Jurusan Program Studi Teknik Sipil, FT, Unsil
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
ABSTRACK

The city of Tasikmalaya is a developing area in West Java Province. This


resulted in increasingly improved facilities and infrastructure in the City of
Tasikmalaya. To support this, good infrastructure is needed, in this case a hospital
building is needed with adequate facilities.
The building reviewed is located in the earthquake area of Tasikmalaya
City. Structure analysis of buildings using ETABS 2013 and several literature books
relating to earthquake-resistant building planning, as well as guidelines used
regarding building planning requirements, earthquake resistance for buildings,
and loading for buildings. Planning of the structure of the building includes plate
planning, beams, columns, and core wall. Bottom structure planning includes pile
and pile cap foundations.
The loads analyzed include gravity loads which consist of dead loads, live
loads, rainwater loads, and earthquake loads (static and dynamic earthquakes).
Concrete quality f'c = 25 MPa, quality of longitudinal steel fy = 400 MPa, while
for stirrup reinforcement using fy = 240 MPa.

Keywords: Plate, Beam, Column, Core Wall, Foundation, ETABS 2013


BAB I dapat mempengaruhi proses penyembuhan
pasien.
PENDAHULUAN Tujuan pembangunan gedung rawat
inap kelas III RSUD dr. Soekardjo ini pada
1.1 Latar Belakang
dasarnya adalah suatu upaya dalam
Kota Tasikmalaya merupakan menetapkan fasilitas fisik, tenaga dan
daerah yang sedang berkembang di peralatan yang diperlukan untuk
Provinsi Jawa Barat. Hal ini mengakibatkan memberikan pelayanan kesehatan bagi
semakin ditingkatkannya sarana dan masyarakat Tasikmalaya sesuai dengan
prasarana yang ada di Kota Tasikmalaya. kebutuhan. Dalam permasalahan pelayanan
Untuk menunjang hal tersebut, maka RSUD dr. Soekardjo adalah kurangnya
dibutuhkan prasarana yang baik, dalam hal sarana prasarana seperti tempat tidur pasien
ini dibutuhkan bangunan rumah sakit kelas III tidak mencukupi, kurangnya
dengan fasilitas yang memadai. sarana peralatan medis, dan prasarana
Rumah sakit sebagai salah satu bangunan yang masih belum berstandar.
fasilitas pelayanan kesehatan perorangan Perencanaan gedung rawat inap
merupakan bagian dari sumber daya kelas III rumah sakit umum daerah dr.
kesehatan yang sangat diperlukan dalam Soekardjo Kota Tasikmalaya ini
mendukung penyelenggaraan upaya memerlukan suatu perencanaan yang teliti
kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit dan matang sesuai dengan syarat fungsi
berfungsi sebagai tempat penyembuhan bangunan (beban kerja), estetika bangunan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi (arsitektural), keamanan struktural (desain
dimaksud memiliki makna tanggung jawab elemen struktur) dan pertimbangan
yang seyogyanya merupakan tanggung ekonomi. Dengan demikian akan dihasilkan
jawab pemerintah dalam meningkatkan struktur gedung yang ekonomis, efektif,
taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk dan dan efisien.
optimalisasi hasil serta kontribusi positif Metode perancangan perhitungan
tersebut, harus dapat diupayakan masuknya dalam tinjauan kekuatan struktur gedung
upaya kesehatan sebagai asas pokok rawat inap kelas III RSUD dr. Soekardjo ini
program pembangunan nasional. berdasarkan SNI 2847:2013. Standar ini
Dalam Undang-Undang No. 44 digunakan dalam perencanaan dan
Tahun 2009 Dalam Bagian Ketiga tentang pelaksanaan struktur beton untuk bangunan
Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan gedung, atau struktur bangunan lain yang
bahwa persyaratan teknis bangunan rumah mempunyai kesamaan karakter dengan
sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan struktur bangunan gedung. Standar ini
dan kemudahan dalam pemberian merupakan revisi dari SNI 03-2847-1992
pelayanan serta perlindungan dan Tata cara perhitungan struktur beton untuk
keselamatan bagi semua orang termasuk bangunan gedung yang mengacu pada ACI
penyandang cacat, anak-anak, dan orang 318M-11 Building Code Requirements for
usia lanjut. Ruang rawat inap yang aman Structural Concrete. Modifikasi yang
dan nyaman merupakan faktor penting yang dilakukan berupa penambahan daftar
definisi pada pasal 2.2. Standar ini disusun
oleh Subpanitia Teknis 91-01-S4 Bahan, 1.3 Batasan Masalah
Sain, Struktur dan Konstruksi Bangunan.
Standar ini telah dibahas dan disetujui oleh Batasan masalah dari tinjauan
anggota SPT pada Rapat Konsensus tanggal kekuatan struktur gedung rawat inap kelas
18 Juni 2012 di Bandung. Dengan III RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
ditetapkannya Standar 2847:2013 ini maka ini adalah sebagai berikut :
standar ini membatalkan dan menggantikan 1. Meninjau elemen-elemen struktur pelat
SNI 03-2847-1992. lantai, balok, kolom, core wall, dan
Faktor kekuatan dan keamanan pondasi.
harus sesuai dengan standar pedoman yang 2. Menghitung pembebanan dan gaya-
ditetapkan. Fakor tersebut merupakan gaya dalam yang bekerja disyaratkan
faktor utama yang harus diperhatikan dalam dalam SNI 1727:2013 mengenai beban
perencanaan gedung rawat inap kelas III minimum untuk perencanaan bangunan
RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya ini. gedung dan struktur lain.
Oleh sebab itu, harus diperhitungkannya
3. Menghitung ketahanan gempa sesuai
agar struktur memiliki ketahanan terhadap
dengan SNI 1726:2012 tentang tata cara
gaya-gaya yang terjadi. Gaya-gaya tersebut
perencanaan ketahanan gempa untuk
adalah gaya dalam akibat beban hidup,
struktur bangunan gedung dan non
beban mati, beban gempa dan beban
gedung.
genangan air hujan pada pelat atap dak.
Untuk menghitung dan menganalisis gaya- 4. Struktur bawah menggunakan pondasi
gaya dalam yang terjadi pada struktur tiang pancang dengan data tanah di
gedung rawat inap kelas III RSUD dr. daerah Kota Tasikmalaya.
Soekardjo Kota Tasikmalaya ini digunakan 5. Struktur di modelkan dengan portal 2
program ETABS 2013. dimensi, berupa portal struktur beton
bertulang yang terbentuk dari elemen-
1.2 Perumusan Masalah elemen batang lurus yang dirangkai
dalam bidang datar. Proses analisis
Permasalahan yang akan dibahas
struktur dilakukan dengan bantuan
pada penulisan tugas akhir ini adalah:
program ETABS 2013.
1. Menganalisa struktur gedung
bertingkat terhadap pembebanan yang 1.4 Maksud
bekerja.
2. Menganalisa pelat, balok, kolom dan Maksud dari tinjauan kekuatan
corewall. struktur Gedung Rawat Inap Kelas III
3. Menganalisa pondasi yang mampu RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya ini
memikul beban pada gedung. Pondasi adalah :
yang digunakan adalah pondasi tiang Meninjau kembali dan
pancang. membandingkan hasil perencanaan struktur
gedung rawat inap kelas III RSUD dr.
Soekardjo yang meliputi komponen
struktur bagian atas seperti kolom, balok,
pelat, core wall, dan struktur bagian bawah
yaitu pondasi tiang pancang, dengan gaya- Sistem struktur bangunan beton
gaya dalam yang bekerja. bertulang dirancang dari prinsip dasar
desain dan penelitian elemen-elemen
1.5 Tujuan struktur beton bertulang yang menerima
gaya-gaya dalam seperti gaya aksial (gaya
Tujuan dari tinjauan kekuatan akibat beban hidup dan beban mati), gaya
struktur gedung rawat inap kelas III RSUD lateral (gaya gempa), momen puntir (torsi),
dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya ini adalah dan momen lentur. Beton bertulang
sebagai berikut : mempunyai sifat sesuai dengan sifat bahan
1. Menghitung gaya-gaya dalam dari penyusunnya, yaitu sangat kuat terhadap
struktur bagian atas yaitu kolom, balok, beban tarik maupun beban tekan. Beban
pelat, core wall, serta menghitung tarik pada beton bertulang ditahan oleh
kapasitas penampang atau tulangannya. tulangan, sedangkan beban tekan cukup
2. Menghitung gaya-gaya dalam dari ditahan oleh beton.
struktur bagian bawah yaitu pondasi
tiang pancang, serta menghitung 2.2 Pembebanan
kapasitas penampang atau tulangannya.
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada
BAB II suatu struktur yang merupakan faktor
utama yang mempengaruhi perencanaan
LANDASAN TEORI
struktur suatu bangunan. Dalam
2.1 Struktur Beton Bertulang merencanakan struktur bangunan
bertingkat, digunakan struktur yang mampu
Struktur merupakan suatu yang mendukung berat sendiri, beban angin,
berhubungan erat dengan konstruksi dan beban hidup maupun beban khusus yang
sistem pembebanan gaya-gaya yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.
bekerja pada bangunan sehingga suatu Beban-beban tersebut adalah :
bangunan dapat berdiri kokoh tanpa ada a. Beban Mati
kerusakan yang berarti akibat beban-beban b. Beban Hidup
tersebut. Menurut SNI 2847:2013 pasal 2.2 c. Beban Gempa
Beton (Concrete) adalah campuran semen d. Beban Angin
portland atau semen hidrolis lainnya,
agregat halus, agregat kasar, dan air, 2.3 Kombinasi Pembebanan
dengan atau tanpa bahan campuran Tabel 2. 1 Kombinasi Pembebanan
tambahan (admisture). Beton bertulang Ultimit
(Reinforced concrete) adalah beton Nama
Kombinasi Pembebanan
struktural yang ditulangi dengan tidak Kombinasi
kurang dari jumlah baja prategang atau COMB 1 1,4D
COMB 2 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau R)
tulangan non-prategang minimum yang COMB 3 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5 W )
ditetapkan dalam Pasal 1 sampai 21 dan COMB 4 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R)
Lampiran A sampai C. COMB 5 1,2D + 1,0E + L
COMB 6 0,9D + 1,0W
COMB 7 0,9D + 1,0E
Keterangan :  Dinding : Pasangan
Dinding HB 10
(120 /m2)
BAB III  Mutu Beton : K-300 = f’c = 25
(f’c) MPa
METODELOGI PENELITIAN  Ec pelat, : 4700 √𝑓’𝑐 =
balok, kolom 23500
3.1 Data Perencanaan  Mutu baja : 400 MPa
tulangan
Perencanaan gedung bertingkat ini pokok (fy)
akan direncanakan sebanyak 6 lantai  Mutu baja : 240 MPa
dengan data sebagai berikut : tulangan
 Nama : Gedung Rawat geser (fys)
Bangunan Inap Kelas III  Jenis Pelat : Wiremesh M10
RSUD Lantai
dr.Soekardjo  Pondasi : Tiang Pancang
 Fungsi : Pelayanan
Bangunan Kesehatan 3.2 Data Penyelidikan Tanah
 Lokasi : di Jl. Rumah Dari enam macam analisa data
Bangunan Sakit No. 33 tanah, maka yang diambil pada titik sondir
Kelurahan 2 (S2) dengan (qc = 220 kg/cm2) lapisan
Empangsari, tanah keras yang paling dalam yaitu pada
Kecamatan kedalaman 12 m. Pada rencana pondasi
Tawang, Kota kedalaman 12 m qall = 12,7 kg/cm2 =
Tasikmalaya. 1245,43 kN/m2. Untuk qu = qall x SF
 Wilayah : Zona 4 (SNI- =1245,43 x 3 = 3736,29 kN/m2 termasuk
Gempa 1726-2002) kekuatan tekan tanah lempung dengan
 Jumlah Lantai : 6 lantai dengan konsistensi keras.
atap dak
 Luas
Bangunan : 1145,78 m2
Lantai 1 : 1145,78 m2
Lantai 2 : 1145,78 m2
Lantai 3 : 1145,78 m2
Lantai 4 : 1145,78 m2
Lantai 5 : 1145,78 m2
Lantai 6
 Tinggi Antar
Lantai : +4,2 m
Lantai 1 : +4,2 m
Lantai 2 : +4,2 m
Lantai 3 : +4,2 m
Lantai 4 : +4,2 m
Lantai 5 : +4,2 m
Lantai 6
 Struktur : Struktur Beton
Bangunan Bertulang
3.3 Tahapan Perencanaan B4 150 300

Mulai
4.1.2 Data Dimensi Kolom
Pengumpulan Data dan Studi Literatur Tabel 4. 2 Dimensi Kolom Lantai 1 -
Lantai 6
Pemodelan Struktur

Dimensi (mm)
Tipe
Pemodelan Struktur
Portal
B H
Portal
K1 450 450
Desain Awal (Preliminary design)
K2 200 200
Portal
Pembebanan
K3 650 875
Analisa Struktur Dengan K4 650 750
Program ETABS 2013
K5 675 750
Output ETABS 2013
K6 725 750
Perencanaan Struktur K7 250 850

Perencanaan Struktur Atas Perencanaan Struktur Bawah


4.1.3 Data Dimensi Pelat
Tabel 4. 3 Resume Elemen Pelat Lantai 1
Pondasi - Lantai 6
Balok Pelat Kolom Core Wall

Tebal Pelat
Lantai Besi
Gambar Detailing
Struktur
(mm)
Wiremesh M10
1 150
Selesai 1 Lapis
Wiremesh M10
Gambar 3. 1 Diagram Alur Perencanaan 2
1 Lapis
120
Wiremesh M10
3 120
1 Lapis
Wiremesh M10
BAB IV 4 120
1 Lapis
Wiremesh M10
5 120
ANALISIS PERHITUNGAN DAN 1 Lapis
6 (Lantai
Wiremesh M10
PEMBAHASAN Atap dak 120
1 Lapis
1)
(Lantai
Wiremesh M10
Atap dak 120
4.1 Dimensi Elemen Struktur 1 Lapis
2)
4.1.1 Data Dimensi Balok
Tabel 4. 1 Dimensi Balok Lantai 1 - 4.1.4 Data Dimensi Core Wall
Lantai 6 Tabel 4. 4 Dimensi Core Wall
Dimensi (mm) Core Dimensi
Tipe Tulangan
Wall (mm)
B H
Wiremesh
B1 300 600 A1 M10 2 3350 x 3075
Lapis
B2 250 500 Wiremesh
B1 M10 2 1750 x 1575
B3 200 400 Lapis
Wiremesh Lantai 4 19454,23 12,6 245123,28 2986,11
Lantai 3 19294,30 8,4 162072,10 1974,37
C1 M10 2 2950 x 2750 Lantai 2 19289,35 4,2 81015,28 986,93
Lapis ∑ Wi 94380,86 ∑ Wi x 1177624,46
Wiremesh Hi
D1 M10 2 5050 x 3600
Lapis Tabel 4. 8 Distribusi Beban Gempa
Nominal Statik Ekivalen
4.1.5 Data Dimensi Pile Cap Lantai Portal D Portal 7
Tabel 4. 5 Dimensi Pile Cap Dak atap 2,970 2,713
Lantai 6 18,713 17,099
Pile Cap Dimensi (mm)
Lantai 5 19,694 17,995
P1 1500 x 1500 Lantai 4 14,711 13,442
P2 2000 x 1500 Lantai 3 9,727 8,888
P3 2000 x 1500 Lantai 2 4,862 4,443
P4 2200 x 2200
P5 24900 x 8500 Analisis Beban Gempa Dinamik
Beban dinamik yang dikerjakan
P6 22400 x 9300
pada model struktur ini adalah Response
Spectrum yang diambil dari website resmi
4.2 Analisis Beban www.puskim.pu.go.id sesuai peraturan
4.2.1 Analisis Beban Gempa SNI-1726-2012 di dapat Grafik Spektrum
Analisis Beban Gempa Statik Respons Gempa Kota Tasikmalaya.
Perhitungan beban gempa ekivalen
mengacu pada SNI-1726-2012. Tabel 4. 9 Data Koefisien Gempa Dasar
Perhitungan Gempa Statik Ekivalen untuk RSUD dr. Soekardjo Kota
dihitung secara analisis dengan 2 dimensi.
Perhitungan beban gempa pada tiap lantai Tasikmalaya pada Keadaan Tanah Keras
sebagai berikut :
Dari output ETABS didapat data berat tiap T (detik) Sa (g)
lantai, yaitu :
0 0 0,266
Tabel 4. 6 Tabel Berat Tiap Lantai
T0 0,11 0,665
Wi
Lantai TS 0,552 0,665
KN
Dak Atap 1963,454 TS+0 0,552 0,563
Lantai 6 14847,31 TS+0.2 0,752 0,431
Lantai 5 19532,22 TS+0.4 0,952 0,349
Lantai 4 19454,23
TS+0.6 1,152 0,293
Lantai 3 19294,3
Lantai 2 19289,35 TS+0.8 1,352 0,253
Ʃ 94380,86 TS+1 1,552 0,222

Tabel 4. 7 Perhitungan Beban Gempa TS+1.2 1,752 0,198


Nominal Statik Ekivalen TS+1.4 1,952 0,179
Lantai Wi (KN) Hi (m) Wi x Hi 𝑊𝑖. 𝐻𝑖
𝐹𝑖 = .𝑉
Ʃ𝑊𝑖. 𝐻𝑖 TS+1.6 2,152 0,163
Dak Atap 1963,45 25,2 49479,04 602,76
Lantai 6 14847,31 21 311793,44 3798.29 TS+1.8 2,352 0,15
Lantai 5 19532,22 16,8 328141,33 3997,44
TS+2 2,552 0,139 P V2 V3 T M2 M3
KODE
BALOK
KN KN KN KN-m KN-m KN-m
TS+2.2 2,752 0,129
MAX 34,5441 263,9574 8,9659 23,3005 12,8321 255,418
B1
TS+2.4 2,952 0,12 MIN -87,0907 -262,374 -8,9659 -23,3005 -12,8321 -284,25

TS+2.6 3,152 0,113

TS+2.8 3,352 0,106 Tabel 4. 11 Gaya Dalam Maksimum pada


TS+3 3,552 0,101 Elemen Kolom
Akibat Kombinasi Beban
TS+3.2 3,752 0,095
P V2 V3 T M2 M3
4 3,952 0,092 KODE
KOLOM
KN KN KN KN-m KN-m KN-m

MAX 104,0064 26,6671 85,1711 20,5682 183,8909 255,4662


4.3 Analisis Struktur Atas K1
MIN -2155,35 -9,8766 -85,4062 -20,5682 -181,7342 -255,4662

Analisis struktur 2 dimensi dengan


perhitungan pembebanan grafitasi Tabel 4. 12 Gaya Dalam Maksimum pada
merupakan sistem amplop dengan Elemen Core Wall
menggunakan sudut 45°. Ada dua macam
pembebanan yang dihasilkan dari sistem Akibat Kombinasi Beban
amplop yaitu segitiga dan trapesium. P V2 V3 T M2 M3
Load
Pier Location
Case/Combo
kN kN kN kN-m kN-m kN-m
4.3.1 Perhitungan Beban Grafitasi ENVELOPE
-7708,4 -2548,0 -2114,0 -2909,0 20996,1 -21298,8
Max
Untuk Portal D Bottom
ENVELOPE -3247,8 2567,6 2088,7 2999,9 -20651,7 21038,1
a. Pembebanan Pada Balok Lantai 2-3 SW1
Min

ENVELOPE -2649,3 2567,6 2088,7 2999,9 -11772,8 10254,1


Max Top
ENVELOPE
-7109,9 -2548,0 -2114,0 -2909,0 12223,7 -10597,2
Min

4.3.3 Analisis Kapasitas Momen Pelat


Tebal pelat ( h ) = 12 cm →
120 mm
Tebal selimut ( d’ ) = 20 mm
Diameter tulangan ( D ) = 10 mm
Jarak tulangan arah x ( s ) = 150 mm
Gambar 4. 1 Distribusi Beban Pada Balok Jarak tulangan arah y ( s ) = 150 mm
Induk Portal D Arah X Lantai 2-3 b = 1000 mm
fy = 400 MPa
4.3.2 Analisis Struktur Portal f’c = 25 MPa
Hasil Penulangan Pelat Lantai :
Berikut merupakan gaya-gaya Penulangan arah X
dalam hasil akhir dari analisa struktur a. Tulangan Lapangan : D10 – 150
menggunakan perangkat lunak ETABS Rasio Tulangan Maksimum
2013 untuk gaya-gaya dalam maksimum  min     maks (OK)
pada struktur portal sebagai berikut :
Regangan Baja Tulangan
Tabel 4. 10 Gaya Dalam Maksimum pada  c '  0,0216 > 0,005
Elemen Balok (maka penampang termasuk
Akibat Kombinasi Beban terkendali tarik)
Kapasitas Momen
M n  AS f y d  a / 2 4.3.4 Analisis Kapasitas Balok
Kapasitas Momen Balok
M n  16970021,91Nmm  4202510 Nmm  Mu
1) Perhitungan Balok Tulangan Rangkap
(OK) Lapangan
1 1
b. Tulangan Tumpuan : D10 – 150 AS  n d 2  9   19 2  2550,465mm2
4 4
Rasio Tulangan Maksimum 1 1
 min     maks (OK) A' S  n d 2  5    19 2  1416 ,925mm2
4 4
Regangan Baja Tulangan
 c ' 0,0216 > 0,005 a) Garis netral
Asumsi tulangan tarik leleh dan tulangan
(maka penampang termasuk tekan belum leleh
terkendali tarik)
Kapasitas Momen 
H  0  Cc  Cs  Ts
M n  AS f y d  a / 2   c  d'  
0,85  f ' c  a  b  A' s 600   0,85 f ' c  A
M n  16970021,91Nmm  8972930 Nmm  Mu   c  
(OK)
Dengan rumus ABC:
Penulangan arah Y A  0,85 f ' c 1b
a. Tulangan Lapangan : D10 – 150
Rasio Tulangan Maksimum A  0,85  25  0,85  300  5418,75
 min     maks (OK) B  A' s600  0,85 f ' c   Asfy
Regangan Baja Tulangan B  1416,925600  0,85  25  2550,465  40
d c  85  11,58  C  600 A' sd '
c '    0,003     0,003  0,019
 c   11,58  C  600  1416,925  67,5  57385462 ,5
> 0,005 5418,75c 2  200140,6563c  57385462 ,5  0
(maka penampang termasuk
terkendali tarik) Nilai c diselesaikan dengan
Kapasitas Momen menggunakan rumus:
M n  AS f y d  a / 2 B B 2  4 AC
c
M n  15086033 ,91Nmm  1817300 Nmm  Mu 2A
(OK)   200140 ,6563    200140 ,65632  4  5418,7
c
b. Tulangan Tumpuan : D10 – 150 2  5418,75
Rasio Tulangan Maksimum c1  123,02
 min     maks (OK)
c 2  84,95
Regangan Baja Tulangan d  503mm
 c '  0,019 > 0,005 b) Tinggi blok tegangan
(maka penampang termasuk a   1c  0,85 x123,02  104,567 mm
terkendali tarik)
Kapasitas Momen
M n  AS f y d  a / 2
c) Kontrol keserasian regangan pada
tulangan tekan
M n  15086033,91Nmm  6474140 Nmm  Mu
(OK)
s' 
c  d '  cu A  0,85 f ' c 1b
c
A  0,85  25  0,85  300  5418,75
 0,003 
123,02  67,5
123,02
fy 400 B  A' s600  0,85 f ' c   Asfy
 0,001353  y    0,002
Es 200000 B  1416,925600  0,85  25  2550,465  400
C  600 A' sd '
baja tulangan tekan belum leleh C  600 1416,925  67,5  57385462 ,5
(asumsi benar)
f ' s  s 'Es  0,001353  200000  270,6MPa 5418,75c 2  200140,6563c  57385462 ,5  0

d) Kontrol keserasian regangan pada Nilai c diselesaikan dengan


tulangan tarik menggunakan rumus:
s 
d  c   cu  B  B 2  4 AC
c c
2A
 0,003 
503  123,02   200140 ,6563    200140 ,6563   4  5418,75  57385462 ,5
2

c
123,02 2  5418,75
fy 400 c1  123,02
 0,00926  y    0,002
Es 200000 c 2  84,95
d  508 mm
baja tulangan tarik sudah leleh b) Tinggi blok tegangan
(asumsi benar) a  1c  0,85  123,02  104,567 mm
e) Kapasitas momen penampang
c) Kontrol keserasian regangan pada
 a
Mn    Cc  d    Cs d  d '  tulangan tekan
 2 c  d '  cu
 104,567  s' 
Mn  0,9666614 ,625 503    353572 ,71503  67,5  c
 
123,02  67,5
2
Mn  408991613 ,2 Nmm  0,003 
123,02
Mn   408,991kNm  Mu  255,418kNm fy 400
 0,001353  y    0,002
Es 200000
2) Perhitungan Balok Tulangan Rangkap
Tumpuan baja tulangan tekan belum leleh
1 1
AS  n d 2  9   19 2  2550,465mm2 (asumsi benar)
4 4 f ' s  s'Es  0,001353  200000  270,6MPa
1 1
A' S  n d 2  5    19 2  1416,925mm2
4 4 d) Kontrol keserasian regangan pada
tulangan tarik
a) Garis netral
s 
d  c   cu
Asumsi tulangan tarik leleh dan tulangan c
tekan belum leleh
 0,003 
508  123,02
 H  0  Cc  Cs  Ts 123,02
 cd '
  fy 400
0,85  f ' c  a  b  A' s 600   0,85 f ' c  Asfy  0,00938  y    0,002
  c   Es 200000
Dengan rumus ABC:
baja tulangan tarik sudah leleh d) Karena regangan pada tulangan tekan, εs
(asumsi benar) = εy = 0,002, maka diperkirakan terjadi
e) Kapasitas momen penampang kondisi keruntuhan tekan dengan ϕ =
 a 0,65, maka:
Mn  0,9  Cc  d    Cs d  d ' 
 2 Pnb  0,65 1890250 ,946 N  1228663,115 N
Mn  413582456 ,3Nmm
M  0,65  509926704 ,99 Nmm  331452358 ,2Nmm
Mn   413,582kNm  Mu  284,25kNm
nb

(OK) M nb  331452358 ,2Nmm  M u  255466200 Nmm.........OK


Kapasitas Geser Balok
1) Tulangan Geser Lapangan Cek Kapasitas Penampang Kolom
Kapasitas geser balok Akibat Beban Aksial dan Momen Lentur
Vn   Vc  Vs  Mu = 255466200 Nmm
Vn  0,75125750  101082,88 Gaya Aksial (Pu) = 2155350 N
a) Cek nilai eksentrisitas e:
Vn  170124,66  167120,5  Vu P 2155350
Pn  u   2873800 Nmm
(OK)  0,75
Hasil tinjauan dengan 2D8 – 200 mm Mu 255466200
pada tulangan lapangan OK. M n.    340621600 Nmm
 0,75
2) Tulangan Geser Tumpuan
Mu 255466200
Kapasitas geser balok e   118,52mm
Vn   Vc  Vs 
Pu 2155350

Vn  0,75127000 N  272233,81N  Karena e = 118,52 mm < eb =269,78


mm, maka jenis keruntuhan pada
Vn  299425,35N  263957 ,4N  Vu penampang kolom persegi adalah
keruntukan tekan.
(OK)
b) Hitung kuat tekan nominal, ϕPno, yang
Hasil tinjauan dengan 4D8 – 150 mm
dibebani oleh beban aksial
pada tulangan tumpuan OK.
menggunakan rumus SNI 2847: 2013
Pasal 10.3.6.2:
4.3.5 Analisis Kapasitas Kolom
Kapasitas Momen Kolom Po  6605561,4N  Pu  2155350 N...........OK
Analisis Penampang Kolom Kondisi
Seimbang Pn 0  0,8 6605561,4  5614727 ,19 N
a) Hitung gaya tekan kondisi seimbang
(Pnb):
Pnmx  3649572 ,674 N  Pu  2155350 N.......OK
Pnb  Cc  Cs  Ts
Pnb  1890250 ,946 N c) Nilai Mno
b) Momen terhadap pusat berat plastis
(Mnb):
 a  79,46 
M nb  509926704 ,99 Nmm M n 0  As f y  d    1899,7  400 391 
 2  2 
  266923047 ,6 Nmm

c) Nilai eksentrisitas kondisi seimbang, eb:


M nb 509926704 ,99 Kapasitas Geser Kolom
eb    269,76mm Kapasitas gaya geser
Pnb 1890250 ,946
Daerah sengkang lo
Vn   Vc  Vs   0,75150964 ,29  141435,648Vny 219299
 Vc  Vs,95
 855
N ,428  1029,29  1885,34 KN

Vn  219299,95N  Vu  26667,1N Vny  2559,281KN  Vn  3042,16 KN


OK ..................................................... OK
Daerah luar sengkang lo
Vn   Vc  Vs   0,75150964,29  94290,432 Komponen
183941,04 N
Batas pada Dinding
Struktural Khusus
Vn  183941,04 N  Vu  26667,1KN Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal
.......................................................... OK 21.9.6.1, untuk menentukan kebutuhan
komponen batas digunakan pendekatan
desain berbasis tegangan pada dinding.
4.3.6 Analisis Kapasitas Core Wall
Komponen batas diperlukan apabila:
Kapasitas geser penampang
corewall Pu  M u l w ' 
   0,2 f 'c
- Core wall arah x Ag  I g 2 
Kapasitas aktual core wall
 Pu  M u l w '  7708400  29907 ,7  10 6 5975 
 P       
 lw  0,1 f 'c  0, 2 u   Ag  I g 2  2856250  31,06  1012 2 
Vc  0,05 f 'c  
lw h  
 M ux lw 
hd
 5,575MPa  0,2 f 'c  5MPa
  
Vux 2
  Maka dibutuhkan komponen batas.
Vc  1437255,046 N  1437,255KN Sebagai sengkang tertutup dan pengikat
silang akan digunakan tulangan D8.
Digunakan nilai Jarak minimum ditentukan nilai terkecil
Vc  1437255,046 N  1437,255KN antara:
Digunakan tulangan transversal 2 Digunakan jarak antar tulangan
kaki diameter 10 mm dengan jarak transversal, s = 100 mm
150 mm. 0,09 sbc f ' c 0,09  100  342  25
Ash    192,375mm 2
Vnx  Vc  Vs  1437,255  1122,026  2559,281KN f yh 400
Digunakan tulangan transversal (hoop) 3
Vnx  2559,281KN  Vn  4161,3KN kaki dengan diameter tulangan 8 mm:
1 1
OK A  n d 2  3    8 2  150,72mm 2  192,375mm 2
4 4
- Core wall arah y ............................................ (tidak aman)
Kapasitas aktual core wall Solusi dicoba gunakan tulangan
  P  transversal (hoop) 4 kaki dengan
 lw  0,1 f 'c  0, 2 u  
Vc  0,05 f 'c  
lw h   diameter tulangan 8 mm:
hd
 M ux lw  1 1
   A  n d 2  4    8 2  200,96mm 2  192,375mm 2
Vux 2 4 4
 
(aman)
Vc  855428,22 N  855,428KN Digunakan tulangan transversal (hoop)
Digunakan nilai 4D8 – 100.
Vc  855428,22 N  855,428KN
Digunakan tulangan transversal 2 4.4 Analisis Struktur Bawah
kaki diameter 10 mm dengan jarak 4.4.1 Daya Dukung Ijin Tiang
150 mm. Daya dukung ijin tekan tiang terkecil
berdasarkan data uji sondir menurut Guy
Sangrelat
- qc 4.4.4 Analisis Perhitungan Pile Cap
= 220 kg/cm2 Hitung Kapasitas Gaya Geser
- JHL (Jumlah Hambatan Lekat) Pile Cap
= 5122 kg/cm 1) Gaya geser yang bekerja pada
q
 Ap  JHL  Ka  penampang kristis adalah:
P 
 
c
Vu   L2  B '
2
3 5
P  1454 ,064 KN
4.4.2 Perhitungan Efisiensi Kelompok

Vu  789,62 2 2  1,356 '
2

Tiang Vu  1706,57 KN
Perhitungan efisiensi kelompok Maka diambil Vc terkecil
tiang berdasarkan rumus Converse- Vc3  8108,337 KN :
Labbarre dari Uniform Building Code Vn  0,75 Vc  0,75  8108,337  6081,252 KN
AASHTO adalah:
Kapasitas daya dukung vertikal kelompok Vn  6081,252 KN  Vu  1706,57 KN
tiang adalah: (OK)
= Eg x jumlah pile x daya dukung tiang Hitung Kapasitas Momen Pile
= 0,726 x 9 x 1454,064 = 9500,854 KN > Cap
Pu = 2155,35 KN ............................... (OK) 1) Hitung Mn
4.4.3 Beban Maksimum Tiang Pada M n  As  f y d  1 2a 
Kelompok Tiang M n  0,8  3400,62  400906 1 2  42,674
P M y  X max M x  Ymax
Pmaks  u   M n  962688861,1Nmm
np ny  X 2 n x Y 2 M n  962,688KNm  Mu  528,133KNm
Beban yang diterima tiang ...................................................(OK)
maksimum adalah:
2368,885 62,646  0,75 106,878  0,5
Pmaks    BAB V
9 3  5,0625 3  2,25
KESIMPULAN DAN SARAN
Pmaks  580,489 KN < daya dukung ijin
5.1 Kesimpulan
tekan tiang 1454,064 KN ................... (OK) Berdasarkan hasil analisa dan
Beban yang diterima tiang minimum perencanaan, maka dapat ditarik beberapa
adalah: kesimpulan sebagai berikut:
2368,885 62,646  0,75 106,878  0,5 1. Pembangunan gedung rawat inap kelas
Pmin   
9 3  5,0625 3  2,25 III RSUD dr. Soekardjo dalam Tugas
Akhir ini pada dasarnya adalah suatu
Pmin  252,198 KN < daya dukung ijin upaya dalam menetapkan fasilitas fisik,
tekan tiang 1454,064 KN ................... (OK) tenaga dan peralatan yang diperlukan
Dengan ketentuan bahwa : untuk memberikan pelayanan
Pnetto = Qult (daya dukung ijin tekan tiang) kesehatan bagi masyarakat
Tasikmalaya sesuai dengan kebutuhan.
Pmaks  Pnetto ...ok Perencanaan dan tata cara perhitungan
Pmin  Pnetto ...ok disesuaikan dengan syarat fungsi
bangunan, estetika bangunan,
Pmin  0...ok keamanan struktural dan pertimbangan
ekonomi berdasarkan SNI yang
berlaku.
2. Hasil analisis struktur dimodelkan 2 atas 9 D19, bawah 5 D19 dan
dimensi dengan perhitungan sengkang 4 D8 – 150 mm, dan dari
pembebanan grafitasi merupakan hasil perhitungan dapat disimpulkan
sistem amplop dengan menggunakan bahwa kapasitas momen dan
sudut 45° yang menghasilkan nilai kapasitas geser balok (B1) lebih
gaya-gaya dalam. Tetapi untuk hasil besar dari gaya-gaya luar yang
analisa struktur pada corewall dan terjadi, maka balok (B1) di
pondasi dimodelkan dengan 3 dimensi kategorikan aman.
karena dimensi struktur diambil paling  Kolom
terbesar sehingga joint tidak sesuai Kolom yang dianalisis adalah type
pada portal yg dianalisis pada 2 kolom (K1) yang berada ditengah
dimensi. area struktur gedung dengan
3. Struktur dianalisa menggunakan dimensi kolom 450 x 450 mm,
perangkat lunak ETABS 2013. Berikut digunakan mutu fy 400 MPa dan f’c
merupakan hasil dari perencanaan 30 MPa, gaya-gaya luar yang terjadi
elemen-elemen struktur berdasarkan pada kolom Mu : 255,4662 KNm,
gaya dalam hasil analisa struktur gaya aksial (Pu) : 2155,35 KN, Vu :
menggunakan perangkat lunak ETABS 26,6671 KN, tulangan yang
2013: terpasang pada kolom (K1) adalah
Tulangan pokok 16 D22, sengkang
 Pelat lantai: daerah tumpuan (lo) 3 D8 – 100 mm
Analisis pelat diambil dimensi dan sengkang daerah lapangan (luar
terbesar dengan panjang arah x = lo) 3 D10 – 150 mm, dan dari hasil
5800 mm dan panjang arah y = perhitungan dapat disimpulkan
3600 mm, digunakan mutu fy 400 bahwa kapasitas momen, kapasitas
Mpa f’c 30 Mpa, tulangan arah x gaya aksial dan kapasitas geser
D10 –150, tulangan arah y D10 – kolom (K1) lebih besar dari gaya-
150, diperoleh tabel Mlx: 420,251 gaya luar yang terjadi, maka kolom
Kgm , Mly: 181,73 Kgm, Mtx: - (K1) di kategorikan aman.
897,293 Kgm, Mty: -647,414 Kgm,  Corewall
dari hasil perhitungan dapat Dinding geser dengan
disimpulkan bahwa kapasitas menggunakan tebal dinding 250
momen pelat lebih besar dari gaya- mm, f'c 25 Mpa, fy 400 Mpa, hw =
gaya luar yang terjadi, maka pelat 25,2 m, lwx = 3,25 m + 3,35 m, lwy
lantai di kategorikan aman. = 3,075 m + 1,75m. Maka corewall
 Balok: dengan tulangan transversal adalah
Analisis balok diambil bentang 2D10-150 dikategorikan aman.
balok terpanjang yaitu type balok  Pondasi
(B1) dengan dimnesi 300 x 600 mm, Pondasi yang digunakan adalah
digunakan mutu fy 400 MPa dan f’c pondasi tiang pancang dan pile cap
30 MPa, gaya – gaya luar yang dengan ukuran tiang pancang 250 x
terjadi pada balok di dapat Mu (+) = 250 mm sebanyak 9 buah tiang, dan
255,418 KN, Mu (-) = 284,25 KN dimensi pile cap 2000 x 1500 mm
dan gaya geser Vu = 167,1205 KN, kedalaman tiang pancang 12 m,
tulangan yang terpasang pada balok digunakan mutu fy 400 MPa dan f’c
(B1) adalah tulangan lapangan atas 25 MPa, dengan beban yang
5 D19, bawah 9 D19 dan sengkang bekerja, momen (My) : 62,646
2 D8 – 200 mm. Tulangan tumpuan KNm, (Mx) : 106,878 KNm dan
(Pu) : 2296,885 KN, tulangan yang Bangunan Gedung (SNI 2847:2013).
terpasang untuk pile cap D19 – 150 Jakarta: Standar Nasional Indonesia.
mm, dan dari hasil perhitungan
dapat disimpulkan bahwa kapasitas Imran, Iswandi dan Fajar Hendrik, 2010.
momen dan kapasitas gaya aksial Perencanaan Struktur Gedung Beton
pondasi lebih besar dari gaya-gaya Bertulang Tahan Gempa. Bandung:
luar yang terjadi, maka pondasi di ITB.
kategorikan aman.
Iwan. 2017. Redesign Struktur Gedung
5.2 Saran Goodrich Mansion Apartement.
Dari hasil analisis struktur gedung yang Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan.
dilakukan, disarankan beberapa hal sebagai Fakultas Teknik. Universitas
berikut: Siliwangi: Tasikmalaya.
1. Dalam merencanakan struktur gedung
masalah pembebanan adalah bagian Jeckblackangel's. 2019. Beban Grafitasi.
yang sangat penting, sehingga [online]. Tersedia:
diperlukan pemahaman dan ketelitian https://edoc.pub/perhitungan-beban-
dalam menghitung. grafitasi-metode-amplop-pdf-
2. Dalam perencanaan harus diperbanyak free.html
literatur atau referensi dan juga
mengacu pada SNI yang berkaitan Jiwa, Ganjar raksa. 2018. Tinjauan Ulang
untuk dapat mengetahui perbandingan Kekuatan Struktur Gedung Rumah
dan ketepatan dari hasil gaya-gaya Sakit Universits Islam Indonesia
dalam pada portal supaya dapat hasil Yogyakarta Dengan Metode SNI
yang lebih akurat. 2847-2013. Tugas akhir. Tidak
3. Dalam melakukan input data Diterbitkan. Fakultas Teknik.
perencanaan menggunakan perangkat Universitas Siliwangi: Tasikmalaya.
lunak ETABS 2013 harus extra teliti,
jika input datanya belum benar maka Rakhman, Nizar Aulia. 2019. Perencanaan
ouput data perencanaannya juga belum Struktur Gedung Apartemen Di Kota
benar. Tasikmalaya. Tugas Akhir. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Teknik.
Universitas Siliwangi: Tasikmalaya.
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas Anugrah Harianti Erny.,
Asroni, Ali. 2010. Balok Pelat Beton Desain Pondasi Tahan Gempa Sesuai
Bertulang.Yogyakarta: Graha SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-
Ilmu. 2002. Surabaya : ANDI.

Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata PUSKIM. 2011. Desain Spektra Indonesia.
Cara Perencanaan Ketahanan [online]. Tersedia:
Gempa untuk Struktur Bangunan http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desai
Gedung dan Non Gedung (SNI n_spektra_indonesia_2011/
1726:2012). Jakarta: Standar
Nasional Indonesia. Setiawan, Agus, 2016. Perancangan
Struktur Beton Bertulang
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Berdasarkan SNI 2847:2013.
Persyaratan Beton Struktural untuk Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai