Anda di halaman 1dari 8

Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

I. PENDAHULUAN 1. Studi Literatur


Penelitian dilakukan dengan mencari bahan-
1.1 Latar Belakang bahan pustaka yang menunjang yang diperoleh
PT. Arga Wastu adalah perusahan yang bergerak di dari buku-buku, perpustakaan, peta dan tabel dari
bidang pertambangan batu andesit di Desa Sanetan, data perusahaan terkait di PT. Arga Wastu.
Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa 2. Observasi Lapangan
Tengah. PT. Arga Wastu melakukan kegiatan Maksud dari observasi lapangan adalah dengan
penambangan sejak tahun 1983. Dalam proses melakukan pengamatan secara langsung terhadap
penambangan batu andesit, perusahaan menyadari proses yang terjadi dan mencari informasi
bahwa frekuensi resiko kemungkinan terjadinya pendukung yang berkaitan dengan permasalahan
kecelakaan masih tinggi. yang akan dibahas. Orientasi lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan dilakukan untuk mengetahui sekilas kondisi
data kecelakaan pada tahun 2015–2016 di PT. Arga lapangan.
Wastu, diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan di 3. Pengambilan Data
PT. Arga Wastu masih terdapat kondisi tidak aman Pengambilan data terdiri dari dua cara yaitu:
seperti jalan yang belubang, jalan tidak rata dan a. Pengambilan data primer
tindakan kerja tidak aman seperti warga sekitar masuk Data yang diambil adalah kondisi bahaya
area penambangan. Maka dari itu dilakukan penelitian di lingkungan tempat kerja, program kerja
dan kajian tentang keselamatan kerja untuk manajemen Keselamatan Kerja dan reaksi para
menciptakan kondisi aman, menghindari tindakan tidak pekerja terhadap program yang dilakukan
amanpada setiap kegiatan. manajemen Keselamatan Kerja dengan cara
melakukan wawancara
1.2 Identifikasi Masalah b. Pengambilan data sekunder
Keselamatan Kerja pada PT. Arga Wastu Data yang diambil meliputi mencari dan
mempunyai tujuan untuk meniadakan kecelakaan dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan
sekaligus menekan seminimal mungkin biaya yang penelitian yang berasal dari buku referensi,
dikeluarkan sebagai akibat dari adanya kecelakaan. data tersebut antara lain peta lokasi
Apapun program yang dicanangkan akan bermuara pada penambangan dan data curah hujan tahun
tujuan tersebut. Kecelakaan yang terjadi pada PT. Arga 2006-2015
Wastu mempunyai tingkat keparahan yang akan 4. Pengumpulan Data
merugikan diri sendiri, sanak keluarga dan perusahaan. Merupakan proses pengambilan data dari
Namun perusahaan akan menanggung seluruh dampak berbagai sumber yang akan digunakan dalam
dari kecelakaan tersebut. penyusunan skripsi ini. Data-data yang diambil
antara lain:
1.3 Tujuan Penelitian a. Sistem penambangan yang diterapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: b. Kondisi front kerja dan lingkungan
1. Menganalisis tingkat resiko kecelakaan kerja sekitar.
pada perusahaan dengan menghitung angka c. Besar angka kekerapan kecelakaan.
kekerapan kecelakaan (frequency rate) dan d. Proses terjadinya kecelakaan.
tingkat keparahan kecelakaan (severity rate). e. Mencatat kejadian yang terjadi.
2. Menganalisis SOP ( Standart Operating 5. Pengolahan Data
Procedure) yang diterapkan di perusahaan Dari hasil pengumpulan data yang telah
penambangan batu andesit PT. Arga Wastu. didapatkan dan data dari hasil survey di lokasi
3. Melakukan evaluasi mengenai kinerja penambangan akan didapat data-data yang
manajemen perusahaan terutama dalam akan disusun secara sistematis dan bisa
meningkatkan keselamatan kerja di lingkungan digunakan sebagai bahan analisis.
penambangan batu andesit PT. Arga Wastu. 6. Analisis Data
Analisis terhadap berbagai data dilakukan
1.4 Batasan Masalah
secara kuantitatif dan kualitatif guna
Pembatasan terhadap masalah yang ada sesuai
memperoleh kesimpulan sementara yang
dengan tujuan penulisan skripsi ini, maka masalah yang
selanjutnya dapat dipergunakan untuk analisis
akan dibahas mengenai teknis keselamatan kerja tanpa
lebih lanjut dalam membuat saran.
membahas unsur kesehatan kerja.
1.6 Manfaat Penelitian
1.5 Metode Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
Di dalam melaksanakan penelitian ini,
1. Pelaksanaan manajemen Keselamatan Kerja
digabungkan antara teori dengan data-data lapangan,
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah
sehingga dari keduanya didapat pendekatan
ditetapkan sehingga dapat meminimalkan jumlah
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan
kecelakaan kerja di PT. Arga Wastu.
penelitian yaitu:

2
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

2. Meningkatkan wawasan karyawan PT. Arga


Wastu mengenai arti penting pelaksanaan
manajemen Keselamatan Kerja sehingga dapat 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gowak
meminimalkan kerugian moril dan materil yang dan Rakitan.
diakibatkan oleh terjadinya kecelakaan. 4. Sebelah Timur berbatsan Kecamatan Kragan,
Provinsi Jawa tengah.
II. TINJAUAN UMUM Secara Astronomis Desa Sanetan terletak pada
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah koordinat 60 39’11,78” LS - 111030’10,50” BT seperti
Lokasi penambangan batu andesit secara yang terlihat pada Gambar 2.1.
administratif terletak pada Desa Sanetan, Kecamatan PT. Arga Wastu adalah perusahaan yang bergerak di
Sluke, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah bidang penambangan Batu Andesit. Perusahaan ini
dengan batas daerah : terletak di Desa Sanetan, Kecamatan Sluke, Kabupaten
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Langgar Rembang, Jawa Tengah. PT. Arga Wastu mulai
dan Laut Jawa. beroperasi pada Januari 1984, hingga saat ini masih
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bonang dalam tahap development. PT.Arga Wastu mempunyai
dan Desa Binangun. daerah WIUP seluas 25 Ha.

2.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Curah Hujan Rata- Hari Hujan Rata-rata


rata 12
10
8
198,6 168,7 189,1 6
135,7 107,9 101 34,5 100,6 4
73,2 15,411,8 69,7 2
0
Januari

September
April
Mei
Juni

Agustus
Maret

Juli

November
Desember
Februari

Oktober

Gambar 2.2 Gambar 2.3


Grafik Curah Hujan rata-rata Grafik Hari Hujan Bulanan
Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
tahun 2006-2015 tahun 2006-2015

3
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

Lokasi PT. Arga Wastu terletak di daerah


beriklim tropis yang mempunyai dua musim setiap
tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau terjadi pada bulan Maret
sampai bulan Oktober, sedangkan musim penghujan
terjadi pada bulan November sampai bulan Februari,
Dari data curah hujan yang di peroleh pada tahun
2006-2015,seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 dan
2.3.

III. HASIL PENELITIAN


3.1 Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pada Unit
Penambangan
Gambar 3.1
Pelaksanaan Keselamatan Kerja pada unit Kegiatan Pemboran
penambangan PT. Arga Wastu benar-benar
memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja b. Peledakan
bagi seluruh karyawan. Guna mengimplementasikan Peledakan yang diterapkan adalah
PERMEN ESDM RI No. 38 Tahun 2014, yaitu metode peledakan listrik. Peledakan
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan menggunakan metode listrik, dilakukan
Pertambangan (SMKP) mengenai evaluasi dan tindak secara beruntun setiap barisnya dan
lanjut, guna meminimalkan kecelakaan serta serentak untuk satu baris dengan
meningkatkan produktivitas pekerja. menggunakan MS delay detonator.
3.2 Penambangan Batu Andesit PT. Arga Wastu Peralatan dan perlengkapan peledakan
Kegiatan pada unit penambangan batu andesit yang digunakan:
PT. Arga Wastu meliputi kegiatan: Persiapan,  Blasting Machine merk Reo type
Pemboran, Peledakan, Pemuatan dan Pengangkutan, CD1000-9J, dengan kapasitas
Pengolahan. sambungan 200 detonator dalam
3.2.1 Kegiatan Persiapan sekali peledakan.
Sebelum dilakukan tahap pembongkaran  Bahan peledak jenis DANFO,
maka pada lokasi yang masih banyak ditumbuhi Produksi PT Dahana (Persero)
semak belukar dilakukan pembersihan lahan dengan Sedangkan hasil peledakan yang masih
menggunakan alat whell loader dengan type XG-MA berupa bongkah (boulder), dihancurkan
955. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup dengan menggunakan Rock Breaker
dilakukan dengan penggarauan lapisan tanah penutup merk Hyundai type 220-95H.
yang mempunyai ketebalan yaitu 0,1 m – 0,5 m.
3.2.2 Kegiatan Pembongkaran
Kegiatan pembongkaran batu andesit
dilakukan dengan menggunakan metode pemboran
dan peledakan seperti berikut:
a. Pemboran
Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk
menyediakan lubang tembak untuk
keperluan peledakan. Pemboran
dilakukan dengan menggunakan dua unit
Crawler Rock Drill merk Ingersholl
Rand ECM-350/VL-140. Sedangkan
jenis mata bor yang digunakan adalah
Bottom Bit dengan diameter 2,5 inchi
dan panjang 3 meter. Pola pemboran
yang diterapkan adalah pola selang- Gambar 3.2
seling (Satggered Pattern) dengan Kegiatan Pemborngkaran
burden 2 meter dan spasi 2 meter.

4
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

3.2.3 Kegiatan Pemuatan Data pendidikan karyawan dalam grafik.


Alat muat yang digunakan untuk memuat
batu andesit untuk diangkut Dumptruck yaitu dengan
menggunakan alat muat merk Komatsu jenis
Hydraulic Excavator Backhoe PC 300 dengan
kapasitas bucket1,5 m3.

Gambar 3.3
Kegiatan Pemuatan
3.2.4 Kegiatan Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan untuk
mengangkut batu andesit dari lokasi penambangan ke
lokasi crushing plant adalah alat angkut jenis
Dumptruck Hino EM 260 Ti dengan kapasitas 30 ton.
3.4 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri sesungguhnya merupakan
instrumen terakhir dalam melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan,
Sebagaimana tercantum dalam KEPMEN No.
555.K/26/M.PE/1995 tentang K3 pertambangan
umum, tenaga kerja wajib untuk memakai alat
pelindung diri dan PT. Arga Wastu wajib untuk
menyediakan alat pelindung diri disertai dengan
petunjuk yang dilakukan.
Tabel 3.2
Data Peralatan dan Pendukung Keselamatan dan
Gambar 3.4 Kesehatan Kerja di PT. Arga Wastu
Kegiatan Pengangkutan
Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Jumlah yang
No.
Kerja Tersedia
1. Helm 96 buah
3.3 Tingkat Pendidikan, Pengetahuan dan
2. Ear Plug 22 pasang
Keterampilan dalam Bidang Kerjanya
3. Kaca Mata 20 buah
Adapun data tingkat pendidikan karyawan yang 4. Masker 81 buah
bekerja di PT. Arga Wastu, yaitu sebagai berikut: 5. Sepatu Safety 66 pasang
Tabel 3.1 Sumber : PT. Arga Wastu
Data Pendidikan Karyawan di PT. Arga Wastu

No. Tingkat Pendidikan Pekerja Tetap


Pekerja Lainnya, Harian, 3.5 Kondisi Tidak Aman dan Tindakan Kerja
Borongan, Kontrak Tidak Aman
1. SD 8 12
2. SLTP 7 12
Kecelakaan tambang PT. Arga Wastu disebabkan
3. SLTA/STM 11 8 oleh dua faktor langsung yang terjadi pada kegiatan
4. Sarjana Muda - - penambangan. Penyebab kecelakaan tersebut antara lain
5. Sarjana 2 1 tindakan tidak aman (Unsafe Action) dan kondisi tidak
Jumlah 28 33
Sumber : PT. Arga Wastu
aman (Unsafe Condition).
Menurut hasil pengamatan dan penjelasan dari
pembimbing lapangan, jalan angkut tambang, area
pengolahan dan area bengkel merupakan daerah yang

5
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

paling rawan terhadap kecelakaan kerja. Kerawanan Lanjutan Tabel 3.3


itu antara lain seperti pada Tabel 3.3, Tabel 3.4.
3.5.1 Kondisi Tidak Aman dan Tindakan Kerja
Tidak Aman pada Area Jalan Angkut
Batu Andesit.
Area jalan angkut batu andesit rawan
terhadap kecelakaan kerja. Pada daerah ini banyak
terdapat kegiatan pemuatan, pengangkutan.
Menurut hasil pengamatan, tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman yang terjadi di area ini
karena kurangnya kesadaran pekerja. Tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman itu antara lain seperti Tabel 3.4
pada Tabel 3.3, Tabel 3.4. Tindakan Kerja Tidak Aman
3.5.2 Kondisi Tidak Aman dan Tindakan Kerja
Tidak Aman pada Area Pengolahan Batu
Andesit.
Area pengolahan andesit rawan terhadap
kecelakaan kerja. Pada daerah ini terdapat kegiatan
pengolahan, pemuatan untuk pemasaran dan instalasi
listrik. Di area seperti ini setiap pekerja harus
menggunakan APD sesuai dengan jenis pekerjaannya,
tidak membiarkan orang yang tidak berkepentingan
masuk ke lokasi, memastikan setiap pekerja
melaksanakan pekerjaannya dengan serius dan
sungguh-sungguh serta pemasangan papan petunjuk
daerah yang rawan dengan jelas dan terlihat.
Kerawanan itu antara lain seperti pada Tabel 3.3,
Tabel 3.4.
3.5.3 Kondisi Tidak Aman dan Tindakan Kerja
Tidak Aman pada Area Perkantoran dan
Bengkel.
Pada area ini, kurangnya kesadaran pekerja karena
manganggap area ini aman dari kecelakaan,
menyebabkan sering terjadinya tindakan tidak aman
dan kondisi tidak aman seperti pada Tabel 3.3, Tabel
3.4. Dengan demikian dalam kegiatannya, diperlukan
Tabel 3.3 suatu sistem keselamatan kerja yang benar agar
Kondisi Tidak Aman kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman tidak
terbentuk, sehingga kecelakaan kerja dapat dikurangi
atau diminimalkan.

3.6 Statistik Kecelakaan


Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi
kecelakaan yang dikarenakan oleh atau diderita pada
waktu menjalankan pekerjaan, yang berakibat
kematian atau kelainan-kelainan dan meliputi
penyakit-penyakit akibat kerja. Selain itu, statistik
kecelakaan dapat pula mencakup kecelakaan yang
dialami tenaga kerja selama dalam perjalanan ke atau
dari perusahaan.
Kecelakaan dapat terjadi karena adanya kondisi
tidak aman dan tindakan kerja tidak aman yang
dilakukan pekerja. Salah satu tindakan tidak aman
yang dilakukan pekerja adalah mengabaikan alat
pelindung diri. Setelah mendata, didapat jumlah APD
dan terdapat beragam alasan pekerja untuk
mengabaikan APD. Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 3.5, 3.6 dan 3.7.

6
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

Tabel 3.5 IV. PEMBAHASAN


Alasan Pekerja Mengabaikan APD 4.1 Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Arga
No. APD Alasan Pekerja Mengabaikan APD Wastu disebabkan langsung oleh tindakan tidak aman
Merasa tidak nyaman bila menggunakan (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe
1. Masker condition). Kecelakaan yang terjadi selalu ada
masker
penyebabnya, dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Merasa pekerjaan atau kegiatan yang
2. Helm dilakukannya tidak berbahaya, terutama bagi
Tabel 4.1
kepala. Penyelidikan Penyebab Kecelakaan dan Solusinya
Merasa tidak nyaman bila menggunakan
3. Kacamata
kacamata.
Sarung Merasa tidak terbiasa dan tidak nyaman jika
4.
Tangan bekerja menggunakan sarung tangan.
Merasa tidak terbiasa jika bekerja
5. Ear plug
menggunakan ear plug

3.6.1 Data Kecelakaan Kegiatan Penambangan


Kecelakaan yang terjadi di PT. Arga Wastu
adalah akibat dari faktor tindakan tidak aman yang
ada dilokasi penambangan. Kecelakaan disebabkan
kurangnya pengawasan terhadap akses masuk lokasi
tambang sehingga warga masuk ke area tambang dan
menimbulkan kecelakaan. Data kecelakaan yang
terjadi pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Data Kecelakaan Pada Kegiatan Penambangan
di PT. Arga Wastu tahun 2015
4.2 Analisa Manajemen Keselamatan Kerja
Seperti yang telah diuraikan pada Hasil
Penelitian, dalam kegiatan penambangan PT. Arga
Wastu, masih banyak terdapat kondisi tidak aman dan
tindakan kerja tidak aman yang terjadi. Untuk itu,
sebaiknya pihak perusahaan meninjau kembali
pelaksanaan kegiatan kerjanya dan melakukan
3.7 Data Potensi Kecelakaan Kegiatan
perbaikan-perbaikan sesegera mungkin terhadap
Penambangan
kondisi tidak aman agar resiko keselamatan dan kerja
Menurut hasil pengamatan selama penelitian
dapat diminimalkan.
dilapangan, potensi kecelakaan terjadi karena
Perbaikan-perbaikan itu antara lain :
tindakan yang tidak aman, juga kondisi yang tidak
1. Pada Area Jalan Angkut Batu Andesit
aman. Data potensi kecelakaan kerja yang terjadi pada
a. Meningkatkan frekuensi penyiraman jalan
tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Penyiraman yang dilakukan saat ini dirasa
Tabel 3.7
belum cukup untuk menangani debu.
Data Potensi Kecelakaan Pada Kegiatan
Sebaiknya perusahaan menambah jumlah
Penambangan di PT. Arga Wastu tahun 2016
kendaraan untuk melakukan penyiraman
jalan agar frekuensi penyiraman jalan dapat
lebih ditingkatkan.
b. Penambahan rambu-rambu lalu lintas
Untuk memperingatkan pengguna kendaraan
pada jalan angkut batubara sebaiknya pihak
perusahaan menambah rambu-rambu lalu
lintas pada jalan angkut batubara pada ruas-
ruas jalan yang dianggap perlu. Pada
tikungan tajam, dapat pula dipasang cermin
agar kendaraan yang berlawanan arah dapat
saling mengetahui. Rambu-rambu yang
dipasang sebaiknya juga ditetapkan sebagai
peraturan perusahaan agar rambu-rambu
dapat dijadikan alasan untuk menindak
pelanggarnya.

7
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

c. Penanganan terhadap kondisi tidak aman Dari hasil analisa program-program keselamatan
Jika memungkinkan untuk dilaksanakan, kerja diatas, perusahaan masih kurang maksimal
sebaiknya dilakukan penanganan terhadap dalam menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan
kondisi tidak aman di jalan angkut untuk Pertambangan (SMKP) meliputi elemen kebijakan
meminimalkan resiko kecelakaan. dan implementasi. Oleh karena itu, perlunya
Penanganan jalan angkut batu andesit, penerapandari elemen-elemen diatas agar tercipta
terutama pada ruas jalan yang dianggap kondisi lingkungan kerja yang aman.
berbahaya seperti pada tabel 4.2. Selain itu
pihak perusahaan juga perlu memperhatikan 4.3 Analisis Terhadap Statistik Kecelakaan
penduduk yang tinggal disekitar jalan angkut Statistik kecelakaan tambang yang terjadi pada
batubara, yaitu dengan membuat jalan tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut :
alternatif bagi penduduk agar tidak melalui Jumlah jam kerja sehari : 8 jam
jalan angkut batu andesit. Hal ini untuk Jumlah hari kerja setahun : 335 hari
meminimalkan kendaraan roda dua yang Jumlah tenaga kerja : 61
melalui jalan angkut batu andesit. Jumlah jam kerja per tahun dari tahun 2015-2016
Tabel 4.2. = 8 jam/hari x 670 hari x 61
Kondisi Tidak Aman Pada Jalan Angkut = 326.960 jam
Batu Andesit 4.3.1 Frequency Rate (FR)
Nilai Frequency Rate (FR) menunjukkan
No. Lokasi Kondisi Penanganan kekerapan kecelakaan, yaitu pada setiap 1.000.000
Tanjakan setelah
1. hopper menuju area
Jalan tidak padat,
Pemadatan jalan
kendaraan
agar
tidak
jam kerja terdapat jumlah korban kecelakaan sebesar
penambangan
berlubang
mengalami selip nilai FR. Pada tabel 3.6 menunjukkan telah terjadi
Terdapat tikungan yang Pemasangan cermin di satu kali kecelakaan pada bulan juni 2015 pada
Tikungan terakhir
2. menuju area
tajam, sehingga kendaraan tikungan agar kendaraan kegiatan penambangan PT. Arga Wastu.
yang berlawanan arah berlawanan arah dapat
penambangan
tidak saling melihat saling melihat
1
2. Penanganan di Area Bengkel dan Kantor 𝐹𝑅 = × 1.000.000 = 3
326.960
Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
yang terjadi dibengkel karena kurangnya pengawasan Nilai frekuensi rate 3 berarti, bahwa untuk 61
yang dilakukan sehinga memungkinkan terjadinya orang pekerja tambang yang bekerja selama 1.000.000
pelanggaran. Sebaiknya perusahaan meningkatkan jam kerja tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan
pengawasan sehingga pelanggaran dapat adalah 3 kali. Angka ini mengindikasikan bahwa
diminimalkan. dalam setahun kira-kira terjadi kecelakaan 3 kali
Suasana kantor sangat berpengaruh pada kinerja dalam 1.000.000 jam kerja manusia.
karyawan. Pada dasarnya bangunan kantor dan
fasilitasnya sudah dirancang dengan baik. Namun, 4.3.2 Severity Rate (SR)
perlu ditingkatkan rasa kebersamaan dan kerjasama Nilai Severity Rate (SR) menunjukkan bahwa
yang baik agar seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan dalam perusahaan tersebut dalam waktu 1.000.000
dengan baik. Kebersamaan dan kerjasama sangat jam waktu produktif terdapat hari hilang sebesar nilai
diperlukan untuk menjadikan perusahaan yang SR. pada tabel 3.6 menunjukkan hari kerja yang
tangguh karena kekuatan sinergi seluruh karyawan. hilang disebabkan oleh warga yang mengalami
Kerjasama sangat diperlukan dalam suatu sistem kecelakaan hingga meninggal, didapat 6.000 hari
yang saling berhubungan. Dalam suatu bagian dalam kerja yang hilang selama tahun 2015.
perusahaan harus saling mendukung dan memotivasi 6.000
antar karyawan. Pimpinan harus bisa mengontrol 𝑆𝑅 = × 1.000.000 = 18
bawahannya dan selalu memotivasi untuk melakukan 326.960
yang terbaik. Suasana yang saling mendukung akan Nilai severity rate menunjukkan bahwa
menimbulkan suasana nyaman dalam bekerja. selama kurun waktu tersebut, berarti pada tahun 2015
3. Melengkapi dan Meningkatkan Kualitas APD kira-kira telah terjadi hilangnya waktu kerja sebesar
Dari tabel sebelumnya, terdapat jumlah APD 18 hari per 1.000.000 jam kerja manusia.
dan alasan dari pekerja mengabaikan APD adalah
karena rendahnya kualitas APD. Sebaiknya pihak 4.4 Sistem Manajemen Keselamatan
perusahaan mengakomodasi keluhan ini dengan Pertambangan (SMKP)
meningkatkan kualitas APD dan melengkapi jumlah Kecelakaan kerja dan rasa tidak aman dari para
APD yang sesuai dengan kondisi kerja dimana si pekerja pada saat bekerja dapat terjadi karena
karyawan itu melakukan pekerjaan serta alat-alat kelalaian manajemen dalam menjalankan fungsi
pengaman (rompi, sarung tangan, kacamata) agar para pengawasan terhadap faktor-faktor penyebab
pekerja nyaman dan merasa aman dengan APD yang kecelakaan. Untuk itu, penting bagi perusahaan untuk
dikenakan. membangun manajemen yang memiliki sistem yang
dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan dan

8
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.

menjamin para pekerja berada pada kondisi aman Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
pada saat bekerja serta memperingatkan pekerja jika Yogyakarta.
melakukan tindakan kerja yang tidak aman.
Manajemen PT. Arga Wastu harus segera 2. Darman dan Sidi. (2000). “The geology of
menerapkan SMKP dan bergerak aktif untuk indonesia”. Jakarta
mencapai target zero accident dengan aktif dalam
melakukan sosialisasi kepada para pekerja mengenai 3. Heinrich W.W. (1960). “Industrial accident
pentingnya keselamatan kerja pada saat bekerja, Prevention a Safety Management Approach”
melakukan pelatihan-pelatihan mengenai keselamatan fifth edition. New York.
kerja dan memasang poster-poster keselamatan kerja
di sekitar tempat kerja. 4. Ridley, John. (2009). “Kesehatan dan
Keselamatan Kerja”. Jakarta: Erlangga
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5. Sribudiyani. (2003). Stratigrafi regional
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka Cekungan Jawa Timur. Bandung : BPMIGAS-
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : LAPI ITB.
1. Dalam pelaksanaan kegiatan di PT. Arga Wastu,
masih banyak terdapat tindakan tidak aman dan 6. Suardi, Rudi. (2007). “Sistem Manajemen
kondisi tidak aman yang berpotensi Keselamatan & Kesehatan Kerja”.
menyebabkan terjadinya kecelakaan. Jakarta: PPM.
2. Persentase kecelakaan untuk tindakan tidak aman
(unsafe act) adalah 66,67 % dan untuk kondisi 7. Suma’mur P.K., (1981), “Keselamatan Kerja
tidak aman (unsafe condition) adalah 33,33 %. dan Pencegahan Kecelakaan”, Gunung Agung,
3. Nilai kekerapan kecelakaan/Frequency Rate (FR) Jakarta.
pada tahun 2015 adalah 3 kali.
4. Tingkat keparahan kecelakaan/Severity Rate (FR) 8. International Labour Organization. (2013).
pada tahun 2015 adalah 18 hari. “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Jakarta
5. Upaya penanggulangan faktor personal yang
berpengaruh terhadap produktifitas dan kinerja 9. PT. Arga Wastu. (2010). Laporan Bulanan
karyawan antara lain : Tenaga Kerja, Rembang
a. Peningkatan program manajemen
kelelahan dengan mengidentifikasi 10. PT. Arga Wastu. (2012). Data-data, Laporan-
sumber yang menyebabkan kelelahan. laporan dan Arsip PT. Arga Wastu, Rembang
b. Peningkatan ketrampilan karyawan baik
dalam bidang kerjanya maupun dalam 11. Badan Pusat Statistika. (2015). Data Curah
bidang keselamatan kerja. Hujan Bulanan, Rembang

5.2 Saran
Saran yang penulis berikan untuk pelaksanaan 12. “__________”. Peraturan Menteri Energi
Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah sebagai Sumber Daya Mineral Nomor :
berikut : PERMEN/ESDM/38/2014 tentang Sistem
1. Melengkapi dan meningkatkan kualitas APD Manajemen Keselamatan Pertambangan
untuk para karyawan sesuai dengan bidang
kerjanya.
2. Mengevaluasi kegiatan kerja para karyawan 13. “__________”.(2015).https://rembangkab.go.id/
dalam kegiatan penambangan secara intensif. peta/ “Peta Kesampaian Daerah Rembang”,
3. Memberikan pembinaan untuk karyawan tentang Rembang
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja
terutama pada pekerja yang tingkat pendidikanya
masih rendah.
4. Membuat departemen yang khusus menangani
keselamatan dan kesehatan kerja supaya sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dapat berjalan dengan baik.

VI. DAFTAR PUSTAKA


1. Dwi Kornelia Tefa, (2015), “Kajian Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tambang Terbuka”, Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,

Anda mungkin juga menyukai