Farchan Paper
Farchan Paper
2
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.
September
April
Mei
Juni
Agustus
Maret
Juli
November
Desember
Februari
Oktober
3
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.
4
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.
Gambar 3.3
Kegiatan Pemuatan
3.2.4 Kegiatan Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan untuk
mengangkut batu andesit dari lokasi penambangan ke
lokasi crushing plant adalah alat angkut jenis
Dumptruck Hino EM 260 Ti dengan kapasitas 30 ton.
3.4 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri sesungguhnya merupakan
instrumen terakhir dalam melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan,
Sebagaimana tercantum dalam KEPMEN No.
555.K/26/M.PE/1995 tentang K3 pertambangan
umum, tenaga kerja wajib untuk memakai alat
pelindung diri dan PT. Arga Wastu wajib untuk
menyediakan alat pelindung diri disertai dengan
petunjuk yang dilakukan.
Tabel 3.2
Data Peralatan dan Pendukung Keselamatan dan
Gambar 3.4 Kesehatan Kerja di PT. Arga Wastu
Kegiatan Pengangkutan
Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Jumlah yang
No.
Kerja Tersedia
1. Helm 96 buah
3.3 Tingkat Pendidikan, Pengetahuan dan
2. Ear Plug 22 pasang
Keterampilan dalam Bidang Kerjanya
3. Kaca Mata 20 buah
Adapun data tingkat pendidikan karyawan yang 4. Masker 81 buah
bekerja di PT. Arga Wastu, yaitu sebagai berikut: 5. Sepatu Safety 66 pasang
Tabel 3.1 Sumber : PT. Arga Wastu
Data Pendidikan Karyawan di PT. Arga Wastu
5
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.
6
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.
7
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.
c. Penanganan terhadap kondisi tidak aman Dari hasil analisa program-program keselamatan
Jika memungkinkan untuk dilaksanakan, kerja diatas, perusahaan masih kurang maksimal
sebaiknya dilakukan penanganan terhadap dalam menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan
kondisi tidak aman di jalan angkut untuk Pertambangan (SMKP) meliputi elemen kebijakan
meminimalkan resiko kecelakaan. dan implementasi. Oleh karena itu, perlunya
Penanganan jalan angkut batu andesit, penerapandari elemen-elemen diatas agar tercipta
terutama pada ruas jalan yang dianggap kondisi lingkungan kerja yang aman.
berbahaya seperti pada tabel 4.2. Selain itu
pihak perusahaan juga perlu memperhatikan 4.3 Analisis Terhadap Statistik Kecelakaan
penduduk yang tinggal disekitar jalan angkut Statistik kecelakaan tambang yang terjadi pada
batubara, yaitu dengan membuat jalan tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut :
alternatif bagi penduduk agar tidak melalui Jumlah jam kerja sehari : 8 jam
jalan angkut batu andesit. Hal ini untuk Jumlah hari kerja setahun : 335 hari
meminimalkan kendaraan roda dua yang Jumlah tenaga kerja : 61
melalui jalan angkut batu andesit. Jumlah jam kerja per tahun dari tahun 2015-2016
Tabel 4.2. = 8 jam/hari x 670 hari x 61
Kondisi Tidak Aman Pada Jalan Angkut = 326.960 jam
Batu Andesit 4.3.1 Frequency Rate (FR)
Nilai Frequency Rate (FR) menunjukkan
No. Lokasi Kondisi Penanganan kekerapan kecelakaan, yaitu pada setiap 1.000.000
Tanjakan setelah
1. hopper menuju area
Jalan tidak padat,
Pemadatan jalan
kendaraan
agar
tidak
jam kerja terdapat jumlah korban kecelakaan sebesar
penambangan
berlubang
mengalami selip nilai FR. Pada tabel 3.6 menunjukkan telah terjadi
Terdapat tikungan yang Pemasangan cermin di satu kali kecelakaan pada bulan juni 2015 pada
Tikungan terakhir
2. menuju area
tajam, sehingga kendaraan tikungan agar kendaraan kegiatan penambangan PT. Arga Wastu.
yang berlawanan arah berlawanan arah dapat
penambangan
tidak saling melihat saling melihat
1
2. Penanganan di Area Bengkel dan Kantor 𝐹𝑅 = × 1.000.000 = 3
326.960
Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
yang terjadi dibengkel karena kurangnya pengawasan Nilai frekuensi rate 3 berarti, bahwa untuk 61
yang dilakukan sehinga memungkinkan terjadinya orang pekerja tambang yang bekerja selama 1.000.000
pelanggaran. Sebaiknya perusahaan meningkatkan jam kerja tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan
pengawasan sehingga pelanggaran dapat adalah 3 kali. Angka ini mengindikasikan bahwa
diminimalkan. dalam setahun kira-kira terjadi kecelakaan 3 kali
Suasana kantor sangat berpengaruh pada kinerja dalam 1.000.000 jam kerja manusia.
karyawan. Pada dasarnya bangunan kantor dan
fasilitasnya sudah dirancang dengan baik. Namun, 4.3.2 Severity Rate (SR)
perlu ditingkatkan rasa kebersamaan dan kerjasama Nilai Severity Rate (SR) menunjukkan bahwa
yang baik agar seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan dalam perusahaan tersebut dalam waktu 1.000.000
dengan baik. Kebersamaan dan kerjasama sangat jam waktu produktif terdapat hari hilang sebesar nilai
diperlukan untuk menjadikan perusahaan yang SR. pada tabel 3.6 menunjukkan hari kerja yang
tangguh karena kekuatan sinergi seluruh karyawan. hilang disebabkan oleh warga yang mengalami
Kerjasama sangat diperlukan dalam suatu sistem kecelakaan hingga meninggal, didapat 6.000 hari
yang saling berhubungan. Dalam suatu bagian dalam kerja yang hilang selama tahun 2015.
perusahaan harus saling mendukung dan memotivasi 6.000
antar karyawan. Pimpinan harus bisa mengontrol 𝑆𝑅 = × 1.000.000 = 18
bawahannya dan selalu memotivasi untuk melakukan 326.960
yang terbaik. Suasana yang saling mendukung akan Nilai severity rate menunjukkan bahwa
menimbulkan suasana nyaman dalam bekerja. selama kurun waktu tersebut, berarti pada tahun 2015
3. Melengkapi dan Meningkatkan Kualitas APD kira-kira telah terjadi hilangnya waktu kerja sebesar
Dari tabel sebelumnya, terdapat jumlah APD 18 hari per 1.000.000 jam kerja manusia.
dan alasan dari pekerja mengabaikan APD adalah
karena rendahnya kualitas APD. Sebaiknya pihak 4.4 Sistem Manajemen Keselamatan
perusahaan mengakomodasi keluhan ini dengan Pertambangan (SMKP)
meningkatkan kualitas APD dan melengkapi jumlah Kecelakaan kerja dan rasa tidak aman dari para
APD yang sesuai dengan kondisi kerja dimana si pekerja pada saat bekerja dapat terjadi karena
karyawan itu melakukan pekerjaan serta alat-alat kelalaian manajemen dalam menjalankan fungsi
pengaman (rompi, sarung tangan, kacamata) agar para pengawasan terhadap faktor-faktor penyebab
pekerja nyaman dan merasa aman dengan APD yang kecelakaan. Untuk itu, penting bagi perusahaan untuk
dikenakan. membangun manajemen yang memiliki sistem yang
dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan dan
8
Kajian Tentang Keselamatan Kerja... Farchan L. N.
menjamin para pekerja berada pada kondisi aman Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
pada saat bekerja serta memperingatkan pekerja jika Yogyakarta.
melakukan tindakan kerja yang tidak aman.
Manajemen PT. Arga Wastu harus segera 2. Darman dan Sidi. (2000). “The geology of
menerapkan SMKP dan bergerak aktif untuk indonesia”. Jakarta
mencapai target zero accident dengan aktif dalam
melakukan sosialisasi kepada para pekerja mengenai 3. Heinrich W.W. (1960). “Industrial accident
pentingnya keselamatan kerja pada saat bekerja, Prevention a Safety Management Approach”
melakukan pelatihan-pelatihan mengenai keselamatan fifth edition. New York.
kerja dan memasang poster-poster keselamatan kerja
di sekitar tempat kerja. 4. Ridley, John. (2009). “Kesehatan dan
Keselamatan Kerja”. Jakarta: Erlangga
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5. Sribudiyani. (2003). Stratigrafi regional
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka Cekungan Jawa Timur. Bandung : BPMIGAS-
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : LAPI ITB.
1. Dalam pelaksanaan kegiatan di PT. Arga Wastu,
masih banyak terdapat tindakan tidak aman dan 6. Suardi, Rudi. (2007). “Sistem Manajemen
kondisi tidak aman yang berpotensi Keselamatan & Kesehatan Kerja”.
menyebabkan terjadinya kecelakaan. Jakarta: PPM.
2. Persentase kecelakaan untuk tindakan tidak aman
(unsafe act) adalah 66,67 % dan untuk kondisi 7. Suma’mur P.K., (1981), “Keselamatan Kerja
tidak aman (unsafe condition) adalah 33,33 %. dan Pencegahan Kecelakaan”, Gunung Agung,
3. Nilai kekerapan kecelakaan/Frequency Rate (FR) Jakarta.
pada tahun 2015 adalah 3 kali.
4. Tingkat keparahan kecelakaan/Severity Rate (FR) 8. International Labour Organization. (2013).
pada tahun 2015 adalah 18 hari. “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Jakarta
5. Upaya penanggulangan faktor personal yang
berpengaruh terhadap produktifitas dan kinerja 9. PT. Arga Wastu. (2010). Laporan Bulanan
karyawan antara lain : Tenaga Kerja, Rembang
a. Peningkatan program manajemen
kelelahan dengan mengidentifikasi 10. PT. Arga Wastu. (2012). Data-data, Laporan-
sumber yang menyebabkan kelelahan. laporan dan Arsip PT. Arga Wastu, Rembang
b. Peningkatan ketrampilan karyawan baik
dalam bidang kerjanya maupun dalam 11. Badan Pusat Statistika. (2015). Data Curah
bidang keselamatan kerja. Hujan Bulanan, Rembang
5.2 Saran
Saran yang penulis berikan untuk pelaksanaan 12. “__________”. Peraturan Menteri Energi
Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah sebagai Sumber Daya Mineral Nomor :
berikut : PERMEN/ESDM/38/2014 tentang Sistem
1. Melengkapi dan meningkatkan kualitas APD Manajemen Keselamatan Pertambangan
untuk para karyawan sesuai dengan bidang
kerjanya.
2. Mengevaluasi kegiatan kerja para karyawan 13. “__________”.(2015).https://rembangkab.go.id/
dalam kegiatan penambangan secara intensif. peta/ “Peta Kesampaian Daerah Rembang”,
3. Memberikan pembinaan untuk karyawan tentang Rembang
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja
terutama pada pekerja yang tingkat pendidikanya
masih rendah.
4. Membuat departemen yang khusus menangani
keselamatan dan kesehatan kerja supaya sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dapat berjalan dengan baik.