Pedoman Skripsi 2012 PDF
Pedoman Skripsi 2012 PDF
DISUSUN OLEH :
TIM AKADEMIK FPIK UNPAD
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembimbingnya. Tinggi-rendahnya mutu skripsi menunjukkan kualitas
mahasiswa dan proses bimbingan oleh para pembimbingnya.
2
BAB II
PENYAJIAN ISI SKRIPSI
3
sampul luar harus diperhatikan keseimbangan jarak margin atas, bawah, kiri dan
kanan serta estetikanya.
Jumadil Akhir
NPM 230210080026
4
dari judul sampai dengan nomor pokok mahasiswa digunakan huruf kapital,
semuanya dicetak tebal (bold).
Bagian persetujuan pembimbing ditik dengan memperhatikan
keseimbangan pada halaman ini. Tempat dan tanggal persetujuan ditik di tengah-
tengah. Di bawahnya ditik kata ‘Menyetujui’ dengan tanda baca titik-ganda (:)
dan huruf awalnya dengan huruf kapital.
Di bawahnya lagi, di sebelah kiri ditik ‘Komisi Pembimbing’, dan di
bawah kata ‘Komisi Pembimbing’ ditulis ‘Ketua’ dan berturut-turut ke bawah
nama ketua dan NIP-nya. Di bawah NIP ketua di tulis ‘Anggota’ (tanpa
menyebutkan anggota satu atau dua) dengan jarak yang disesuaikan dengan
keseimbangan halaman. Di sebelah kanan, sejajar dengan tulisan ‘Komisi
Pembimbing’ ditik ‘Dekan’ (tanpa menyebut nama fakultas) dan di bawahnya
nama dan NIP dekan. Nama dekan maupun pembimbing tidak digarisbawahi.
Gelar yang dicantumkan dalam dokumen resmi termasuk skripsi hanya gelar
tertinggi (Keputusan Menteri Penddikan Nasional Republik Indonesia, Nomor
178/U/2001, tentang gelar dan sebutan lulusan perguruan tinggi), juga untuk
komisi pembimbing, penelaah, dan lainnya. Di bawah setiap nama dekan, dan
pembimbing ditik NIP yang bersangkutan tanpa titik, tiga ketukan tik kemudian
dicetak nomornya (contoh: NIP 19620413 198603 2 003).
Baris paling akhir dari halaman ini adalah NIP dari anggota pembimbing
yang terakhir. Halaman ini tidak diberi nomor, tetapi dihitung sebagai halaman ii
(Lampiran 4).
2.5 Abstrak
Awal baris dari alinea pertama pada abstrak tidak menjorok ke dalam (rata
kiri), yang berisi nama penulis, kemudian di dalam tanda kurung ditulis:
“Dibimbing oleh: nama pembimbing lengkap tanpa gelar”. Setelah itu tahun dan
judul skripsi. Pengetikannya digunakan huruf besar dan kecil, sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia, serta berjarak satu spasi.
Abstrak hanya berisi satu alinea saja dan berisi intisari yang menyangkut
tujuan, metode, dan kesimpulan. Abstrak dalam skripsi merupakan keharusan
yang disajikan di halaman sebelum kata pengantar. Abstrak ini diperlukan untuk
5
para pembaca yang ingin mengetahui keseluruhan materi skripsi secara ringkas.
Abstrak dilengkapi dengan kata kunci yang minimal terdiri dari tiga kata. Kata
kunci harus mempertimbangkan kemudahan dalam mencari katalog pustaka
apabila abstrak ini dipublikasikan baik pada terbitan cetak atau jurnal maupun
elektronik. Panjang abstrak skripsi sekitar 150-200 kata (Lampiran 5).
2.6 Abstract
Abstract merupakan bagian dari skripsi, penyajian seluruhnya dalam
bahasa Inggris. Pengetikan abstract pada halaman baru setelah halaman abstrak,
yang isinya sama dengan abstrak. Abstract ditujukan bagi mereka yang kurang
paham bahasa Indonesia, dan ingin mengetahui gambaran singkat keseluruhan isi
skripsi.
6
(Lampiran 6). Penyajian isi dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mencari
materi serta nomor halaman yang bersangkutan setelah daftar isi tersebut,
sehingga abstrak, abstract, kata pengantar, dan daftar isi tidak perlu dicantumkan
lagi.
Di bawah tajuk utama yang berjarak tiga spasi, mulai dari batas pola
sebelah kiri ditik kata 'Bab', dan 'Halaman' di pinggir kanannya dengan huruf awal
kapital dan selanjutnya kecil, sehingga huruf terakhir kata ‘Halaman’ berada
pada batas pola. Dengan jarak yang sama sebesar 1,5 spasi ditik tajuk daftar tabel,
daftar gambar, dan daftar lampiran secara berurutan ke bawah dengan huruf
kapital semuanya dan dicetak tebal (tidak di bawah kata bab).
Di bawah daftar lampiran, secara berurutan ke bawah ditik: tajuk
pendahuluan, kajian pustaka, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, serta
kesimpulan dan saran. Anak tajuk dan anak anak-tajuk berikutnya ditik berurutan
di bawah tajuk pokok yang bersangkutan. Jarak tajuk dengan seluruh bagiannya
sebesar satu spasi. Jarak suatu tajuk dengan baris terakhir dari tajuk/anak tajuk
sebelumnya sebesar 1,5 spasi, dengan jarak yang sama pula selanjutnya ditik tajuk
daftar pustaka dan lampiran.
Nomor tajuk pokok (nomor bab) dengan angka romawi besar, yang
letaknya di bagian pinggir sebelah kiri. Bagian akhir dari nomor bab tersebut rata
dengan huruf akhir dari kata 'Bab' di atasnya. Setiap nomor bab diakhiri titik.
Jarak titik tersebut dengan huruf awal tajuk yang bersangkutan sebanyak dua
ketukan tik. Semua huruf awal tajuk mulai dari daftar tabel sampai dengan
lampiran ditik rata dari atas ke bawah, juga rata dengan semua nomor awal anak
tajuk dan nomor awal anak anak tajuk.
Setiap tajuk dan anak tajuk (dan seterusnya) disambung dengan
pengetikan titik-titik (tanpa jarak), yang dimulai setelah dua ketukan tik dari akhir
tajuk dan diakhiri sekitar lima ketukan tik sebelum lajur nomor halaman yang
bersangkutan. Tajuk pokok yang mempunyai anak tajuk (dan seterusnya), tidak
perlu dicantumkan nomor halamannya. Pengetikan anak tajuk dan anak anak-
tajuk yang lebih dari satu baris, pemotongannya paling dekat sekitar 10 ketukan
tik sebelum lajur nomor halaman yang bersangkutan. Nomor halaman mulai dari
atas (angka romawi kecil) sampai dengan nomor halaman dari riwayat hidup
7
(angka arab) ditik rata kanan sejajar dengan huruf terakhir dari kata 'Halaman'
yang ada di atasnya.
8
yang menunjang, yang sekiranya tidak tepat jika disajikan dalam uraian. Riwayat
hidup penulis diterakan pada lampiran terakhir. Cara penyajian daftar lampiran
sama dengan daftar tabel.
2.12 Pendahuluan
Bab ini merupakan awal bagian pokok, yang mengacu kepada struktur
penulisan ilmiah yang ditata ke dalam beberapa sub bab berikut:
(1) Latar Belakang
(2) Identifikasi Masalah
(3) Tujuan
(4) Kegunaan
(5) Kerangka Pemikiran
(6) Hipotesis
Latar Belakang. Sub-bab ini bernomor 1.1 dan ditik di pinggir kiri pola.
Latar belakang mencerminkan alur pemikiran yang dinamis, mengapa suatu
fenomena (gejala alam, gejala sosial) yang dijumpai dapat menggugah niat atau
panggilan untuk melakukan percobaan penelitian. Sehubungan dengan ini,
peneliti harus merasa yakin, bahwa fenomena yang dijumpai itu merupakan
masalah yang masih aktual dan relevan dengan keadaan sekarang. Hal tersebut
dapat diperoleh dengan jalan mencari informasi dari kepustakaan yang terbaru
atau berkonsultasi dengan pakar ilmiah yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang
bersangkutan. Dari pihak peneliti, pengungkapan bagian ini dapat didasarkan atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:
(a) apa yang telah diketahui, teoritis maupun faktual, dari masalah yang diteliti?
(b) adakah permasalahan disitu, apakah ada keraguan yang terdapat pada
permasalahan itu?
(c) bagian mana yang menarik dari masalah yang diteliti?
(d) apakah mungkin secara teknis masalah itu diteliti?
Pada prinsipnya latar belakang percobaan penelitian dapat menjawab
pertanyaan, mengapa masalah itu diteliti?
9
Identifikasi masalah. Sub bab ini bernomor 1.2 dan pengetikannya
seperti sub bab 1.1. Identifikasi masalah merupakan penjabaran dari masalah,
menjadi beberapa sub masalah yang spesifik dan biasanya dirumuskan dalam
kalimat tanya. Bentuk rumusan identifikasi masalah yang berupa kalimat tanya
itu akan mengarah kepada contoh berikut:
(1) faktor atau faktor-faktor apakah yang mempengaruhi fenomena?
(2) bagaimana pengaruh masing-masing faktor terhadap fenomena?
(3) sejauhmana gabungan faktor-faktor berpengaruh terhadap fenomena
Tujuan. Sub bab ini bernomor 1.3 dan ditik seperti sub bab 1.1.
Perumusan tujuan dinyatakan dalam kalimat deklaratif, yang mengumumkan
bagaimana gambaran kegiatan operasional percobaan penelitiannya. Dengan
mengacu kepada contoh perumusan identifikasi masalah, dapat diikuti pedoman
perumusan masalah sebagai berikut :
(a) dipelajari faktor atau faktor-faktor apa yang terlibat dalam fenomena,
(b) dipelajari karakteristik faktor-faktor dalam pengaruhnya pada fenomena,
(c) sejauhmana terdapat pengaruh gabungan faktor-faktor tertentu terhadap
fenomena.
10
Hipotesis. Apabila kerangka pemikiran yang didukung oleh premis-
premis telah tersusun, maka dengan penggunaan metode logika berpikir deduktif,
dapat ditarik kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum (premis-
premis). Mengingat bahwa premis-premis tersebut merupakan sumber informasi
yang dapat dipercaya kebenaran ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis
sebagai kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai kepastian kebenaran pula.
Penelitian-penelitian yang bersifat eksploratif diperbolehkan untuk tidak
menggunakan hipotesis.
11
Pencantuman nama penulis di belakang pernyataannya, tidak akan mengganggu
pembaca menghayati isinya. Jika nama penulis sangat penting dapat diletakkan di
depan pernyataannya. Contohnya jika ada penemuan baru atau membantah
pernyataan penulis sebelumnya, dan yang sejenis dengan itu.
Beberapa contoh kutipan dapat diperhatikan dalam sajian berikut ini:
(1) Nama penulisnya satu orang atau dua orang, nama keluarga atau marga
penulis dicantumkan di belakang pernyataannya:
a. Akuakultur adalah produksi, pengolahan, dan pemasaran organisme
biologis dari sistem akuatik (Wheaton 1977).
b. ……………….……………….……… (Hoar dan Randall 1999).
(2) Jika dua orang penulis yang bernama keluarga sama dan menulis dua judul
tulisan pada tahun yang sama pula, maka kutipannya disajikan sesuai dengan
yang tercantum dalam daftar pustaka (di akhir angka tahun diberi urutan
abjad yang bersangkutan):
……………………………………….………….. (Wheaton 1977a).
..………………………………………………… (Wheaton 1977b).
Hal ini berlaku juga bagi tiga orang penulis atau lebih yang karya ilmiahnya
pada tahun yang sama dengan kelompok penulis yang lainnya (tiga orang
atau lebih), dengan catatan nama keluarga penulis yang pertama dari dua
kelompok tersebut sama.
(3) Jika penulisnya terdiri atas tiga orang atau lebih, baik di awal maupun
penyajian selanjutnya nama penulis yang disajikan hanya satu orang,
kemudian ditambah et al. dan tahun di belakang pernyataannya:
………………………………………….………. (Hoar et al. 1994).
Hal ini mengikuti prinsip ekonomi dalam penulisan dan harus konsisten,
kecuali penyajian dalam daftar pustaka, semua nama penulis lengkap
dicantumkan.
(4) Jika kutipan dari laporan dinas atau lembaga, maka nama dinas atau lembaga
tersebut dicantumkan di belakang pernyataannya:
Produksi gurami di Jawa Barat ……. (Diskan Prop. Jabar 1996).
(1) Jika nama keluarga atau marga penulisnya sulit diketahui atau sama sekali
tidak digunakan nama keluarganya, misalnya:
Sunarto dan Sri Wahyuni tahun 1999 ditulis:
...................................................... (Sunarto dan Wahyuni 1999).
(6) Jika penulisnya wanita yang mencantumkan namanya tanpa diketahui nama
keluarga atau nama suaminya, maka untuk keseragaman dan
12
prinsip ekonomi bahasa tulisan, digunakan nama akhir dari nama penulis
tersebut, misalnya Zahidah Hasan dan Dani Kuswardani Rohadi 1994,
ditullis:
.......................................................... (Hasan dan Rohadi 1994).
(7) Jika kutipan materi yang sama dari dua orang penulis atau lebih, maka antara
kedua penulis digunakan batas tanda baca koma:
…………………………… (Hasan dan Husen 2001, Sidik 2003).
13
mana tabel atau gambar itu dikutip, tempatkanlah satu spasi di bawah garis dasar
tabel atau di bawah judul gambar (Lampiran 8 dan 9).
14
2.17 Kesimpulan dan Saran
Bab ini bernomor (V), cara pengetikan dan penyajiannya juga seperti bab-
bab terdahulu. Apabila dari hasil percobaannya tidak mengajukan saran atau
rekomendasi atas dasar kesimpulan hasil percobaannya, maka judul ini cukup
ditik Kesimpulan (di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak ada Simpulan).
Di dalam penyusunan kesimpulan, harus didahulukan kesimpulan umum
sebagai generalisasi hasil penelitian. Jumlahnya sesuai dengan materinya,
kesimpulan umum cenderung bersifat kualitatif. Dalam pelaksanaannya, lebih
didahulukan kesimpulan-kesimpulan khusus yang terkait dengan tiap-tiap aspek
yang diteliti, sebagaimana yang diarahkan oleh acuan dalam masing-masing
hipotesis yang bersangkutan.
Kesimpulan ini merupakan kristalisasi hasil analisis dan interpretasinya, serta
memuat jawaban atas masalah yang dikemukakan dalam identifikasi masalah dan
eksplorasi lebih jauh dari hipotesis yang dikemukakan. Informasi yang
disampaikan dalam kesimpulan bisa berupa pendapat baru, koreksi atas pendapat
lama, pengukuhan pendapat lama, atau menumbangkan pendapat lama.
Saran atau rekomendasi diangkat dari kesimpulan umum dan khusus,
sebagai konsekuensi tujuan fungsional percobaan penelitian, yaitu menghasilkan
nilai manfaat praktis dan nilai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu. Nilai
manfaat praktis dirumuskan berupa tindak lanjut yang operasional dapat
dilaksanakan. Saran hendaknya bersifat kongkrit, realistis, dan terarah, serta
mudah dilaksanakan; sedangkan nilai sumbangan ilmiahnya, materinya dapat
dikemukakan secara eksplisit atau berupa saran-saran khusus untuk percobaan
lebih lanjut.
15
daftar pustaka tercantum semua pustaka yang dikutip dalam skripsi, disajikan
secara konsisten dan lengkap. Pustaka disusun berdasarkan nama penulisnya
secara alfabetik, menurut urutan huruf awal serta huruf berikutnya dari nama
keluarga penulis (jika diperlukan bagian selanjutnya yang menyusun pustaka
tersebut). Pengetikan setiap pustaka dimulai dari pinggir kiri pola, kecuali baris
kedua dan seterusnya menjorok ke dalam sejauh 0,5 inci (3.8). Secara umum
pedoman penyajian pustaka dalam daftar pustaka urutannya seperti berikut ini :
(1) Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan ditik lengkap, dimulai
dengan nama belakangnya (nama keluarga/marga) kemudian koma, lalu
diikuti singkatan nama depannya serta diakhiri dengan titik. Nama penulis ke
dua dan seterusnya dimulai singkatan nama awalnya kemudian diikuti nama
keluarganya lalu titik. Di antara dua nama penulis diletakkan koma. Nama
penulis (penulis-penulis) yang sama pada dua buah pustaka atau lebih, maka
nama penulis pada pustaka ke dua (dan selanjutnya) tidak ditulis lagi,
diganti dengan garis bawah sepanjang 0,5 inci dan diakhiri titik (.).
(2) Sejauh dua ketukan tik dari titik terakhir (setelah nama penulis), ditik tahun
terbit kemudian diakhiri dengan titik (.).
(3) Dua ketukan tik kemudian setelah (2) dicantumkan judul text-book atau judul
artikel dengan huruf kapital pada setiap awal katanya, kecuali kata sambung
dan diakhiri titik.
(4) Apabila pustaka yang dikutip adalah suatu artikel yang diambil dari text-book
atau hasil simposium/seminar/lokakarya/prosiding atau sejenisnya, maka dua
ketukan tik setelah titik, dicetak kata ‘Dalam’ kemudian titik ganda, setelah
itu diikuti nama editornya (lengkap) yang dimulai dari singkatan nama awal
kemudian nama keluarganya. Di belakang nama editor ditik ‘Ed.’ dalam
tanda kurung dan diikuti koma. Satu ketukan tik setelah koma ditik judul
text-book/hasil simposium/lokakarya/prosiding atau sejenisnya, kemudian
koma. Setelah itu, jika ada untuk text-book atau buku dicantumkan
volumenya (Vol.) lalu titik.
(5) Nama penerbit ditik berjarak dua ketukan tik setelah judul buku, lalu di-
cantumkan kota penerbit setelah tanda koma, lalu diakhiri titik. Untuk hasil
16
symposium/lokakarya/prosiding dan sejenisnya sebelum nama penerbit
dicantumkan tempat dan tanggal pertemuan ilmiah tersebut, dan diakhiri titik.
(6) Halaman (jumlah/kisaran halaman) yang dicantumkan erat kaitannya dengan
isi textbook atau suatu artikel. Untuk text-book dicantumkan jumlah
halamannya (contoh: 469 hlm.), sedangkan untuk artikel (bagian dari suatu
buku) dicantumkan kisaran halamannya (sebagai contoh: Hlm. 7-14).
(7) Pengetikan judul artikel yang berasal dari jurnal/bulletin dan sejenisnya,
setelah diakhiri dengan titik, dua ketukan kemudian ditik nama jurnalnya.
Nama jurnal (ditik besar-kecil) diakhiri dengan tanda koma, kemudian
volumenya, jarak satu ketukan tik dalam tanda kurung dicantumkan
nomornya, lalu titik ganda atau koma (,) secara konsisten. Setelah itu, ditik
kisaran halaman sesuai dengan letak artikel di dalam jurnal yang
bersangkutan. Jurnal/bulletin/sejenisnya tidak perlu dicantumkan lembaga
dan kota penerbitnya, karena secara nasional maupun internasional nama
suatu jurnal/bulletin hanya ada satu dan diakui.
(8) Jika kutipan berasal dari laporan suatu lembaga (tanpa nama penulis-nya),
maka penyajian dalam daftar pustaka urutannya sebagai berikut: nama
lembaga, tahun, judul laporan, kota tempat lembaga, dan jumlah halaman.
(9) Secara umum judul karya ilmiah yang dicetak miring dalam daftar pustaka
adalah semua judul yang tercantum di sampul luar suatu buku. Buku tersebut
dapat berupa text-book, prosiding, bulletin, jurnal, atau bentuk lainnya.
Cara penyajian pustaka dalam daftar pustaka disesuaikan dengan bahasa
Indonesia yang digunakan dalam skripsi yang bersangkutan, seperti dalam contoh
berikut ini :
(a) Textbook/buku:
Murty, A. S. 1966. Toxicity of Pesticides to Fish. Vol II. CRC Press, Boca
Raton, Florida, USA. 143 p.
17
August 1982, Wageningen, The Netherlands. Pudoc, Wageningen. p.
177-180.
(c) Jurnal:
Soutward, A. J. 1955. Observations on the Ciliary Currents of the Jelly-fish
Aurelia aurita L. Journal of the Marine Biological Association of the
United Kingdom, 34 (2): 201-216. [atau: 34, 2, 201-216].
2.19 Lampiran
Lampiran 1, 2, dan seterusnya, masing-masing disajikan pada halaman
baru setelah halaman tajuk lampiran, ditik mulai dari pojok kiri atas (batas pola).
Cara penyajian tabel dan gambar pada lampiran, sama dengan uraian pada sub bab
tabel dan gambar, kecuali letak semua judul dalam lampiran berada di atas (seperti
pada lampiran pedoman ini).
18
2.20 Riwayat Hidup
Isi riwayat hidup ditik mulai dari tempat dan tanggal lahir penulis, nama
kedua orang tua lengkap tidak disingkat dengan gelar (bila ada), anak ke berapa,
riwayat pendidikan, pengalaman kerja (bila ada), serta jabatan bila perlu. Di awal
alinea sebelah kiri direkatkan foto berwarna penulis yang bersangkutan dengan
ukuran 4 cm x 6 cm (Lampiran 10).
19
BAB III
KETENTUAN PENGETIKAN
20
yang ada dalam pedoman ini. Pedoman ini dapat pula digunakan untuk
penulisan karya ilmiah lainnya di lingkungan fakultas.
21
dari alinea tersebut. Jika pada akhir suatu halaman hanya memuat satu baris
alinea pertamanya, maka penyajian-nya dipindahkan ke halaman berikutnya.
22
Beberapa kalimat disusun membentuk satu alinea. Alinea dan paragraf
terdiri atas minimal dua kalimat atau lebih yang berkaitan erat. Apabila kalimat
berikutnya tidak seerat kaitannya dengan kalimat-kalimat sebelumnya, maka
dibuat alinea baru. Awal alinea dimulai 0,5 inci (satu tab) dari pinggir pola.
Kalimat dalam alinea tidak dibatasi, namun tidak mengaburkan uraian dalam
alinea tersebut.
Penulisan pada awal baris tidak boleh dimulai dengan tanda baca, satuan,
dan sejenisnya. Tanda baca seperti: koma, titik-koma, titik-ganda, titik, tanda
seru, tanda tanya, garis miring, kurung tutup, dan tanda kutip tutup berada pada
awal baris, karena kesalahan jarak pengetikan. Pengetikan satuan, seperti: cm, m,
km, ml, L, g, kg, ha, dan oC, tidak dipisahkan barisnya dengan angkanya.
Hindarkan pula mengawali atau mengakhiri baris dengan satu atau dua huruf
potongan kata, misalnya:
- -i dari kata diwarnai
- u- dari kata usulan
- pa- dari kata pada
- de- dari kata dengan,
kecuali dua huruf awalan atau akhiran yang dapat memberikan estetika yang lebih
baik. Usahakan paling sedikit tiga huruf untuk mengawali atau mengakhiri suatu
baris, contoh:
- but potongan dari kata tersebut, dan
- tum- dari kata tumbuh.
23
menggangu pembacaannya (pemahamannya). Dianjurkan agar kata yang berasal
dari bahasa Indonesia yang terdiri atas dua suku kata tidak dipotong.
Tanda potong (-) hendaknya langsung ditik setelah huruf akhir potongan
suku kata sebelumnya, jangan diselingi loncatan ketukan tik atau ditik di bawah
huruf akhir potongan suku kata sebelumnya. Hindarkan tanda potong pada baris
yang berurutan lebih dari dua buah. Hindarkan pula pemotongan simbul atau
angka pada akhir baris yang dapat mengubah makna, contoh:
- Rp dan 50,00 dari Rp50,00
- Rp10.000, dan 50 dari Rp10.000,50
- 46- dan 59% dari 46-59%.
Pemisahan lain pada akhir baris yang bisa mengganggu ucapannya agar
dihindarkan, seperti:
- singkatan nama orang dan nama keluarganya (lanjutannya),
A. B. dan Gamma dari A. B. Gamma
- nama orang dan gelarnya: Ir. dan Avian dari Ir. Avian,
- angka dan satuannya, 46 dan kg dari 46 kg, 59 dan m dari 59 m.
Pemotongan kata terutama ditujukan untuk peningkatan estetika penyajian,
antara lain meratakan pinggir kanan naskah. Jika pinggir sebelah kanan naskah
diusahakan rata, maka jarak antar kata tidak terlalu lebar. Jika jarak antar kata
terlalu lebar, maka pada baris tersebut tidak perlu dipaksakan rata kanan. Hal
tersebut dapat terjadi akibat nama lembaga, nama negara, nama spesies atau
pernyataan lainnya yang berada diakhir baris serta tidak mencukupi, sehingga
harus dipindahkan ke baris berikutnya.
24
tertentu. Satuan yang merupakan bagian dari satu liter, singkatannya tetap ditulis
dengan huruf kecil, mililiter ditulis ml.
Pernyataan ukuran dalam suatu volume tertentu (konsentrasi dan dosis)
dinyatakan menurut ucapannya, atau singkatannya. Pernyataan seperti:
- dua gram per liter ditulis 2 gL-1,
- dua puluh kilogram per hektar ditulis 20 kg ha-1,
- telur 35.000 butir per ekor per tahun ditulis telur 35.000 butir ekor -1th-1,
- 500 pohon per meter persegi ditulis 500 pohon(m2)-1,
- 6 ton per hektar per tahun ditulis 6 ton ha-1th-1,
Pengetikan satuan sebaiknya tidak diselingi kata bendanya. Contoh:
- 100 kg urea per ha ditulis: urea 100 kg ha-1,
- 100 kg N per ha ditulis: N 100 kg ha-1.
Angka tanpa singkatan satuan ukuran yang besarnya di bawah angka
sepuluh, ditulis menurut ucapannya, misalnya:
- enam orang tidak ditulis: 6 orang,
- tujuh bulan tidak ditulis: 7 bulan,
- sembilan minggu, tidak ditulis: 9 minggu,
- satu hari tidak ditulis: 1 hari.
Jika besaran angkanya lebih dari sembilan ditulis angkanya, misalnya:
- 29 orang,
- 10 bulan,
- 59 minggu.
Suatu deretan angka sejenis yang kurang dan lebih dari 10 ditulis
angkanya. Contoh: Ikan-ikan yang diangkut dari kapal ke tempat pelelangan ikan
terdiri atas: 59 keranjang cumi-cumi, 102 keranjang tongkol dan 9 ekor ikan pari.
Pernyataan angka digunakan juga untuk penulisan penanggalan,
persentase, waktu dan rangkaian bilangan cacah. Pernyataan satuan yang baku
selain singkatan satuan, yaitu berupa simbul satuan. Pengetikan simbul satuan
ditik rapat dengan angka yang bersangkutan. Contohnya:
- 29 Oktober 2010,
- 59 persen ditulis 59% (yang sejenis 46o/oo),
- 10 bulan,
25
- halaman 245,
- tujuh derajat ditulis 7o,
- 37 derajat Celsius ditulis 37oC (yang sejenis oF dan oR),
- 6 derajat lintang utara ditulis 6o LU (yang sejenis 16o BT),
- sembilan ribu rupiah ditulis Rp9.000,00.
Pernyataan ‘waktu’ yang berkaitan dengan jam ditulis dengan ‘pukul’,
misalnya pukul 10:00 (sesuai dengan jam digital) bukan jam 10:00. Jam
digunakan untuk menunjukkan benda, atau waktu yang digunakan (jam tangan,
tiga jam).
Secara umum pengelompokan satuan dasar dikenal tujuh satuan dasar
utama, yang dikemukakan oleh Rifai (2001):
Satuan dasar yang dianut secara universal memakai Satuan Sistem Internasional
(biasa disingkat SI dari Systeme international d’unites). Dalam sistem ini dikenal
tujuh satuan dasar utama untuk mengukur panjang (meter m), massa (kilogram
kg), waktu (sekon atau detik s), arus listrik (ampere A), kuantitas zat (mol), suhu
termo-dinamika (Kelvin K) dan intensitas cahaya (candela cd). Satuan-satuan lain
diturunkan dari satuan dasar tersebut dengan menambahkan kata yang
menunjukkan sistem perpangkatan sepuluh (yang terbanyak dipakai adalah mega-,
kilo-, hekto-, deka-, desi-, senti-, mili-, mikro-, nano-, dan seterusnya). Satuan
dasar lain yang mulai sering dipakai tulisan ilmiah berbahasa Inggris untuk waktu
adalah menit (min), jam (h), hari (d).
Tanda desimal dinyatakan dengan koma, misalnya:
- taraf nyata uji coba 0,05 dan 0,01;
- bobot ikan 0,95 kg ekor-1.
Penggunaan tanda titik untuk batas ribuan yang menyatakan jumlah,
seperti:
- 2.775 kg,
- 1.000, dan
- 35.250.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya:
- Penulis dilahirkan pada tahun 1946 di Bandung,
- NIP 130345285,
- halaman 4659,
- nomor rekening Taplus 0202224659.
26
3.9 Spasi
Naskah skripsi ditik pada satu muka halaman. Jarak antar baris bervariasi,
bergantung kepada letak dan kedudukan baris. Jarak antar baris terdiri atas: 1
spasi (single), 1,5 spasi (1.5 lines), 2,5 spasi, 3 spasi dan 4,5 spasi pada MS Word.
Pengetikan naskah secara umum dengan penggunaan jarak antar baris 1,5 spasi.
Rincian jarak antar baris yaitu seperti berikut ini:
(a) Jarak satu spasi berlaku bagi jarak antar baris pada:
- semua judul yang lebih dari satu baris (termasuk judul skripsi, tajuk
utama dan anak tajuk, tabel, gambar, lampiran),
- semua keterangan dan sumbernya,
- nama lembaga dan tempatnya dalam sampul,
- NIP dan nama pembimbingnya dalam halaman pengesahan,
- alinea pertama dalam abstrak (abstract) yang berisi penulis, tahun
dan judul,
- tajuk utama dengan anak tajuk dan anak anak-tajuk yang bersang-
kutan dalam daftar isi, catatan kaki,
- kutipan teks asli dengan ukuran huruf satu tingkat lebih kecil,
- jarak antara judul tabel dengan tabelnya, serta
- antar baris pada setiap pustaka (dalam daftar acuan).
(b) Jarak 1,5 spasi berlaku bagi pengetikan:
- seluruh isi skripsi, mulai dari bagian penghantar (abstrak, abstract,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran),
- baris pertama dengan anak tajuk atau anak anak-tajuk, jarak
antar baris, antar alinea, gambar dan judulnya, jarak antar pustaka
dalam daftar pustaka, dan
- lampiran (lampiran-lampirannya termasuk riwayat hidup),
(c) Jarak dua spasi berlaku bagi pengetikan: antara tulisan skripsi dengan
keterangan di bawahnya pada sampul dalam skripsi, nama tempat
(JATINANGOR) dan tahun di bawahnya pada sampul luar dan dalam.
(d) Jarak 2,5 spasi berlaku bagi pengetikan: alinea pertama dan ke-dua dalam
abstrak dan abstract.
27
(e) Jarak tiga spasi berlaku bagi pengetikan:
- baris pertama dengan tajuk utamanya,
- baris terakhir uraian dengan anak-tajuk atau anak anak-tajuk
berikutnya.
- uraian di atas dan di bawah tabel/gambar/rumus,
- baris pertama pada lampiran dengan judul lampirannya,
- nama penulis dengan tempat dan tanggal penulisannya dalam kata
pengantar.
(f) Jarak 4,5 spasi berlaku bagi pengetikan jarak antara:
- NPM dengan tempat dan waktu pengesahan skripsi,
- kata ‘Menyetujui’ dengan kata ‘Komisi Pembimbing’ dan ‘Dekan’,
serta tempat untuk membubuhkan tanda tangan dalam
halaman pengesahan.
28
antara nomor sub bab dan tajuknya dalam daftar isi serta dalam uraian
naskah.
(e) Jarak 0,5 inci (satu tab) berlaku bagi setiap awal alinea dari pinggir pola, baris
ke-dua dan seterusnya pada penyajian setiap pustaka dalam daftar acuan
menjorok ke dalam (indentation) dari pinggir kiri pola.
(f) Ketentuan lain: setiap anak tajuk beserta turunannya, judul tabel, judul
gambar, dan judul lampiran yang lebih dari satu baris, maka baris yang ke-
dua dimulai tepat di bawah huruf pertama anak tajuk (judul) tersebut, serta
penyajian sejenis itu.
3.11 Singkatan
Seorang penulis kadang-kadang menggunakan singkatan-singkatan
tertentu, antara lain:
(2) Singkatan author spesies ditik tegak pada pengetikan nama spesies hewan
atau tumbuhan, misalnya: Cyprinus carpio L., dan Oryza spp. (sp. dan spp.
bukan nama spesies, tapi pengganti nama spesies)
(3) Singkatan et alii ditik et al. (dibaca et al sesuai ejaan bukan “et ol” ) yang
diakui internasional, artinya ‘dan kawan-kawan’. Penggunaannya secara
konsisten dari awal hingga akhir penulisan skripsi. Untuk tulisan berbahasa
Indonesia digunakan singkatan dkk.
(4) Singkatan editor ditik Ed. di dalam tanda kurung baik untuk satu orang editor
sedangkan untuk lebih dari satu editor disingkat Eds.
(5) Singkatan nama jurnal ditik sesuai dengan teladan pada jurnal yang ber-
sangkutan, biasanya tertera di kiri atau kanan atas setiap halaman.
29
Pencetakan miring yang lainnya digunakan dalam daftar pustaka, yaitu
pada semua judul buku atau karya tulis yang ada pada sampul luar (textbook,
jurnal, buletin, prosiding dan sejenisnya). Kata ‘Judul’ dalam daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran dicetak miring di tengah-tengah diantara kata
‘Nomor’ dan ‘Halaman’, semata-mata untuk estetika penyajian.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Lampiran 1. Contoh Sampul Luar
SKRIPSI
ALIEN KARLINA
NPM 230110060030
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2011
32
Lampiran 2. Contoh Penulisan Judul yang Tidak Tepat
Pemotongan yang salah:
PENGARUH KEPADATAN TELUR TERHADAP
DERAJAT PENETASAN DAN LAJU
KELANGSUNGAN HIDUP LARVA BAWAL AIR TAWAR (Colossoma
macropomum)
33
Lampiran 3. Contoh Sampul Dalam
SKRIPSI
ALIEN KARLINA
NPM 230110060030
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2011
34
Lampiran 4. Contoh Lembar Pengesahan
Anggota,
35
Lampiran 5. Contoh Abstrak
ABSTRAK
36
Lampiran 6. Contoh Daftar Isi
DAFTAR ISI
Bab Halaman
37
DAFTAR PUSTAKA ………..…………………….….………… 25
LAMPIRAN ……………….……………………………………. 27
RIWAYAT HIDUP …………………………………………….. 41
38
Lampiran 7. Contoh Daftar Tabel dan Daftar Gambar
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
39
Lampiran 8. Contoh Tabel
(judul tabel tidak seperti ini: Pengaruh A terhadap B)
40
Lampiran 9. Contoh Gambar
(Judul gambar yang salah pada gambar di bawah ini adalah : “ Proses
pengepakan lobster sistem kering”. Judul harus kondisi sesaat dan menunjukan
apa yang tertera dalam gambar sedangkan proses ditempatkan pada uraian
gambar), judul yang benar adalah :
41
Lampiran 10. Contoh Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
42
Lampiran 11. Contoh Pola (Lay-out) Pengetikan
TEPI KERTAS ATAS
4 cm
4 cm 3 cm
T
E
P
I
NASKAH
K
E
R
T
A
S
K
I
R
I
3 cm
43
Lampiran 12. Contoh Estetika Pengetikan
Produksi udang di seluruh Gebang Ilir pada tahun lalu sebesar 2.500
ton/th, sehingga petani tambak di daerah tersebut berencana mengalihkan
sebagian budidayanya dari bandeng ke udang (Dinas Perikanan 2000). Hal ini
dapat menimbulkan dampak ke daerah sekitarnya …
(2) Estetika lebih baik dari (1) dengan pemotongan kata yang sesuai dengan
aturan
Skripsi merupakan suatu tugas akhir (final assignment) dengan
mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam melaku-
kan penelitiannya. Penelitian yang mendasari penulisan skripsi ini, dapat berupa
penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan (applied research), yang
terutama didasari oleh minat intelektual mahasiswa. Skripsi mempunyai
kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi berbeda bentuk .
Produksi udang di seluruh Gebang Ilir pada tahun lalu sebesar 2.500
ton/th, sehingga petani tambak di daerah tersebut berencana mengalihkan
sebagian budidayanya dari bandeng ke udang (Dinas Perikanan 2000). Hal ini
dapat menimbulkan dampak ke daerah sekitarnya. Dampak …
44
(3) Estetika kurang baik pada bagian tengah naskah dengan sistem rata
kanan
a. Pengetikan tanpa pemotongan kata:
Produksi udang di seluruh Gebang Ilir pada tahun lalu sebesar 2.500
ton/th, sehingga petani tambak di daerah tersebut berencana mengalihkan
sebagian budidayanya dari bandeng ke udang (Dinas Perikanan 2000). Hal ini
dapat menimbulkan dampak ke daerah sekitarnya,
(4) Estetika lebih baik dari (3) dengan cara pemotongan kata
45