Anda di halaman 1dari 4

Nama: Fadra Sulthanika

NPM: 1706054554
Interpretasi Siswa SMA Kota Bandung Yang Tergabung Komunitas Kenakalan
Remaja
Latar Belakang Permasalahan
Secara alamiah, masa remaja ditandai dengan perubahan sosial dengan meningkatnya pengaruh
teman sebaya (peer group), pola perilaku sosial yang semakin matang, pembuatan kelompok sosial baru, dan
munculnya nilai baru dalam memilih serta nilai dalam penerimaan sosial untuk memenuhi kebutuhan nya
mendapatkan pengakuan dari teman sebaya (Krori, 2011). Untuk memenuhi kebutuhan diterima oleh teman
sebaya, membuat remaja terdorong untuk masuk ke dalam komunitas yang dapat menerima keberadaan
dirinya. Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya,
dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut
karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya, 2008). Remaja yang sedang mencari tahap identitas
diri secara emosi belum stabil sehingga bisa berpeluang terjerumus dalam kenakalan remaja (juvenile
delinquency). Menurut Winda (2013), kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma,
aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan
dewasa (Kartono, 2010:6).1 Remaja yang hidup di kota besar seperti Bandung sudah akrab dengan budaya
yang mengharuskan seorang remaja masuk ke dalam komunitas antar sekolah, komunitas geng motor dan
komunitas lainnya (Dewi, Budiarti, Humaedi, Dan Wibhawa, 2017). Kota Bandung dikenal dengan beragam
komunitas seperti komunitas kreatif sampai dengan komunitas musik. Di sisi lain, tidak semua komunitas di
kota Bandung menawarkan kegiatan positif, salah satu komunitas remaja yang dikenal dengan kenakalan
remajanya adalah komunitas antar SMA kota Bandung. Komunitas SMA di kota Bandung acapkali dicap
oleh masyarakat setempat seringkali melakukan tindakan kenakalan remaja seperti mengkonsumi alkohol,
berjudi, dan tawuran antar SMA. Berangkat dari permasalah ini peneliti tertarik untuk mendalami intepretasi
remaja SMA di kota Bandung yang memutuskan bergabung dengan komunitas kenalakan remaja.

Pertanyaan Penelitian
Bagaimana interpretasi kelompok remaja di kota Bandung yang tergabung dengan komunitas
kenalakan remaja di SMA nya?

Tinjauan Pustaka
Faktor Penyebab Tergabungnya Remaja Kota Bandung Dalam Komunitas Kenakalan Remaja
karya Yustika Tri Dewi, Meilanny Budiarti S., Sahadi Humaedi, dan Budhi Wibhawa (2017)
Peneliti menilai jurnal ini memiliki beberapa keterkaitan dengan penelitian ini yaitu
kenakalan remaja, dan tertarik nya remaja mengikuti komunitas kenalan remaja. Jurnal ini

1 Sari, Winda Puspita. 2012. “Tinjauan Kriminologis Terhadap Kenakakalan Remaja (Juvenile Delinquency)”. Bagian Hukum
Pidana. Fakultas Hukum. Universitas Hasanudin Makassar.
memfokuskan penelitian nya kepada faktor penyebab masuknya remaja dalam komunitas SMA
yang sering melakukan tindakan kenalakan remaja. Para peneliti menyatakan ada dua faktor yang
menyebabkan remaja bergabung kepada komunitas kenakalan remaja, yaitu faktor pendorong
(push factors), yaitu faktor internal seperti masalah keluarga dan faktor penarik (pull factor),
yaitu faktor eksternal seperti adanya pengakuan dari dalam komunitas tentang eksistensi remaja.
Mengenai keterkaitan, jurnal ini memiliki sudut pandang yang menyatakan bahwa remaja di kota
Bandung bergabung dengan komunitas di SMA nya karena masih berpegang teguh dengan
budaya untuk mengikuti komunitas di lingkup sekolah nya. Dari sudut pandang ini, peneliti
memiliki ketertarikan untuk mengkaji lebih lanjut dari perspektif interpretasi budaya yang
membuat remaja SMA di kota Bandung tertarik untuk masuk komunitas di SMA nya dikarenakan
dalam jurnal ini para peneliti tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa faktor kebudayaan menjadi
alasan remaja SMA kota Bandung bergabung dengan komunitas di SMA nya.

Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dari segi akademis dapat mempertajam kajian mengenai komunitas
kenakalan remaja dari sudut pandang budaya secara holistik, serta dapat dijadikan referensi bagi peneliti
lainnya. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi instansi pendidikan terkait dalam
meregulasi dan mengatur siswa SMA dalam kaitannya dengan komunitas remaja dan kenakalan remaja.

Kerangka Teori
1. Antropologi Interpretatif
Clifford Geertz mendefinisikan Antropologi interpretatif adalah studi yang mempelajari budaya
sebagai sistem dari pemaknaan (Kottak; 2011, 70). Dikutip dari Prasetijo (2008), Geertz melihat kebudayaan
bersifat interpretatif, dimana kebudayaan dipandang sebagai suatu teks yang perlu diintepretasikan
maknanya daripada sebagai suatu pola perilaku yang sifatnya kongkrit (Geertz; 1992, 5).2 Peneliti
menggunakan teori Antrolopologi interpretatif untuk lebih memahami sudut pandang dan interpretasi para
remaja di Kota Bandung dalam memaknai komunitas kenakalan remaja sebagai budaya, baik budaya yang
mengharuskan mereka tergabung di komunitas kenakalan remaja, budaya kenakalan remaja dalam
komunitas SMA, serta memahami secara holistik hubungan remaja dengan komunitas kenakalan remaja.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode etnografi. Metode penelitian etnografi sendiri adalah jenis penelitian kehidupan
sosial yang berfokus pada deskripsi detail dan akurat daripada eksplanasi (Babbie; 2012, 333).
Subjek penelitian ini adalah beberapa remaja SMA kota Bandung yang tergabung dengan

2 Prasetijo, Adi. 2008. “Konsep Kebudayaan Menurut Geertz”. Etno Budaya. Diakses 22 Mei, 2019. <
https://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-geertz/>
komunitas kenakalan remaja di SMA nya yang nama nya akan disamarkan. Lokasi penelitian
dilakukan di dua SMA kota Bandung yang terindikasi memiliki komunitas kenakalan remaja,
yaitu SMA 1 Bandung dan SMA 20 Bandung. Dalam mengumpulkan data, peneliti akan turun ke
lapangan untuk melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci, observasi langsung
dengan terlibat dalam aktifitas sehari-hari komunitas kenakalan remaja, dan membuat catatan
lapangan.

Kerangka Penelitian:

Siswa SMA kota Bandung

Komunitas kenakalan remaja Intepretasi komunitas


SMA kota Bandung kenakalan remaja

Kebudayaan

Penjelasan:
Siswa SMA kota Bandung menjadi subjek yang menginterpretasikan hasil budaya dari tergabung nya
mereka dengan komunitas tersebut. Komunitas kenakalan remaja SMA kota Bandung menjadi medium
dalam menghasilkan kebudayaan. Dari kebudayaan yang dihasilkan dari komunitas Komunitas kenakalan
remaja SMA, menghasilkan interpretasi dan makna masing-masing bagi remaja Siswa SMA kota Bandung
yang tergabung dalam komunitas nya.

Referensi
Dewi, Yustika Tri; S., Meilanny Budiarti; Humaedi, Sahadi; Wibhawa, Budhi. 2017. “Faktor
Penyebab Tergabungnya Remaja Kota Bandung Dalam Komunitas Kenakalan Remaja”. Social Work
Journal Volume: 7. Diakses 20 Mei, 2019. < http://jurnal.unpad.ac.id/share/article/view/13807>

Hermawan, Kertajaya. 2008. “Arti komunitas”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Kottak, Conrad Phillip. (2011). Cultural Antrophology, Appreciating Cultural Diversity. New York:
McGrawHill

Prasetijo, Adi. 2008. “Konsep Kebudayaan Menurut Geertz”. Etno Budaya. Diakses 22 Mei, 2019. <
https://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-geertz/>

Krori. (2011). “Developmental Psychology, Homeopathic Journal 4” (3). Diakses 20 Mei, 2019.
<http://www.homeorizon.com/homeopathicarticles/ psychology/developemental-psychology>

Sari, Winda Puspita. 2012. “Tinjauan Kriminologis Terhadap Kenakakalan Remaja (Juvenile
Delinquency)”. Bagian Hukum Pidana. Fakultas Hukum. Universitas Hasanudin Makassar.

Babbie, E. R. 2013. “The practice of social research”. Australia: Wadsworth Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai