Pompa PDF
Pompa PDF
Pompa PDF
Universitas Lampung)
POMPA
Liquid mengalir masuk dan keluar ruangan antara dua vane dan meninggalkan
impeller dengan kecepatan yang tinggi, kemudian ditampung dalam casing
yang berbentuk spiral yang disebut volute, dan meninggalkannya secara
tangensial melalui discharge. Di dalam volute ini velocity head dari liquid
dirubah menjadi pressure head. Tenaga untuk memutar impeller diperoleh dari
luar, yaitu dari direct connected motor pada kecepatan konstan biasanya
sekitar 3500 rpm.
(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung)
Kavitasi :
kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di dalam pompa akibat
kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan
dengan impeller atau casing.
Penyebab kavitasi :
Luasan aliran pada mata impeller pompa biasanya lebih kecil dari daripada
luasan aliran pipa hisap pompa atau luas aliran yang melalui baling baling
impeller. Ketika cairan dipompakan memasuki mata pompa sentrifugal,
pengurangan luas area aliran terjadi seiring penambahan kecepatan aliran
seiring dengan pengurangan tekanan.
Jumlah aliran pompa yang lebih besar, penurunan tekanan yang lebih besar
antara lubang hisap pompa dengan mata impeller. Jika tekanan yang turun
cukup besar, atau temperatur cukup tinggi, tekanan yang turun mungkin
cukup untuk menyebabkan kavitasi .
Banyak gelembung udara terbentuk akibat tekanan yang jatuh di ujung
impeller di sapu oleh baling baling impeller melalui aliran fluidanya.
Ketika gelembung udara memasuki daerah dimana tekanan local lebih
besar dari tekanan uap yang menjauhi baling baling impeller, tiba tiba
meletup. Proses pembentukan gelembung udara dan berikutnya meletup di
dalam pompa disebut kavitasi.
Friksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pompa inlet
besar (Hfs>>), sehingga dapat mengurangi NPSHA.
Menurunnya tekanan absolut atau karena ketinggian (PA<<), dimana
tekanan absolut yang tinggi sangat dibutuhkan untuk menaikkkan NPSHA.
Penurunan tekanan absolut di dalam tangki disebabkan karena tekanan
(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung)
hidrostastis fluida yang semakin kecil karena level cairan akan semakin
rendah karena cairan di dalam tangki semakin lama semakin berkurang
jumlahnya.
Naiknya temperatur dari pompa liquid (PV>>), peningkatan temperatur
disebabkan karena adanya gesekan fluida, sehingga dengan naiknya
temperatur tekanan uap fluida juga akan meningkat. Jika tekanan uap
semakin besar maka kemungkinan terjadinya kavitasi akan semakin besar.
Akibat kavitasi :
Kavitasi menurunkan performa pompa, menyebabkan fluktuasi jumlah
aliran dan tekanan buang.
Menyebabkan kerusakan komponen pompa bagian dalam. Ketika pompa
mengalami kavitasi, gelembung udara terbentuk didaerah tekanan rendah
tepat sebelum putaran baling baling impeller. Gelembung uap kemudian
bergerak pada baling baling impeller, dimana mereka meletup dan
menyebabkan kejutan secara fisik, pada sudut depan baling baling impeller.
Kejutan secara fisik membuat bintik bintik kecil pada bagian ujung baling
baling impeller. Setiap bintik bintik kecil mempunyai ukuran mikron,
tetapi akibat akumalasi dari jutaan bintik bintik ini dari waktu kewaktu
benar benar merusak impeler pompa.
Menyebabkan kelebihan getaran pada pompa, yang mana bisa
menyebabkan kerusakan bearing pompa, ring penahan aus dan seal – seal.
Cara mengatasi kavitasi :
Tekanan fluida pada semua titik dalam pompa harus dipertahankan diatas
tekanan uap. Jumlah yang digunakan untuk menentukan supaya tekanan
zat cair yang dipompa mampu mengindari kavitasi adalah tinggi tekan
hisap dikenal dengan NPSH (Net Positive Suction Head).
NPSH yang tersedia harus lebih besar atau sama dengan NPSH yang
dibutuhkan, NPSHa ≥ NPSHr.
NPSH yang tersedia (NPSHa)
Tekanan yang dibutuhkan pada suction pompa yang lebih tinggi daripada
tekanan uap cairan yang dipompa.
(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung)
Menentukan jenis pipa standar Tabel 11 Kern, 1965 atau Tabel A.5-1,
Geankoplis 1993.
ρ x ID x v
NRe = (Geankoplis, 1993, pers.4.5-5)
μ
Keterangan :
NRe = Bilangan Reynold
= Densitas larutan (kg/m3)
ID = Diameter dalam pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m/s)
= Viskositas larutan (kg/m.s)
Kecepatan aliran, v :
Q
v =
A
Expansion loss
(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung)
V2
hex = K ex
2
2
A
Kex = 1 1
A2
Ws
Wp = (Geankoplis, 1993. pers.3.3-1)
η
Power :
BHP = G x Wp (Geankoplis, 1993. pers.3.3-2)
Motor penggerak :
Berdasarkan fig. 4-10, vilbrandt,F.C., 1959, diperoleh efisiensi motor
BHP
P = (Geankoplis, 1993. pers.3.3-5)
motor
Cek Kavitasi:
NPSH (Net Positive Suction Head) available :
P1 PV
NPSH A = H suction Fsuction (Alfa Laval Pump Handbook, 2001)
g
4/3
N Q 0, 5
NPSH R = (pers. 7.15 Walas, 1988)
S
Keterangan :
n = kecepatan putaran 3500 rpm (Walas, 1988)
Q = ........
S = kecepatan spesifik 7900 rpm (Walas, 1988)
Pemilihan pipa yang dipakai untuk aliran zat cair dipengaruhi oleh :
Diameter pipa
Kekuatan pipa terhadap kondisi operasi
Ketahanan pipa terhadap korosifitas