Anda di halaman 1dari 41

1. Daur hidup Aurelia sp.

(ubur-ubur):
Bentuk tubuh medusa lebih dominan dibandingkan dengan
bentuk polip. Bentuk polip hanya dijumpai pada waktu
larva.

Ubur-ubur dewasa(medusa) – zigot – planula (larva


bersilia) – skifistoma (polip) – strobilla – efira (ubur-ubur
muda) – ubur-ubur dewasa

- fase seksual: Medusa (ada sel gamet sel gamet (ovum dan
sperma) pada induk betina dan jantan)
- fase aseksual: Skifistoma (membentuk kuncup yang
tumbuh di dekat kaki yang semakin lama semakin besar
dan membentuk strobilla, sebelum akhirnya memisah
membentuk efira)

Jembatan Kedelai (cara mudah menghafal)


“ZIPLAK SKRIPSI NYA FIRA ITU DUSA”
• ZI-PLAk = Zigot – Planula
• SKrIpsi = Skifistoma / Scifistoma
• FIRA = Efira
• DUSA = Medusa
2. Daur hidup Obelia sp.
Bentuk tubuh polip lebih dominan dibandingkan dengan
bentuk medusa. Bentuk medusa hanya dijumpai pada
waktu larva.

Obelia dewasa – zigot – planula (larva bersilia) – skifistoma


– strobilla – efira (obelia muda) – Obelia dewasa
- fase seksual : medusa
- fase aseksual: skifistoma

Daur Hidup Obelia,Aurelia, dan


Porifera Serta Deskripsinya
A.Obelia
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu
karang atau berenang di air sebagai medusa. Bentuk tubuhnya
barbentuk polop dan medusa. Polip pada Obelia dibedakan
menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang tegak, yaitu :
a. Hydrant, yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan
makanan.
Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan
b. perkembangbiakan aseksual, menghasilkan Obelia dalam bentuk
medusa.
Bagaimana perkembangbiakan Obelia? Perkembangbiakan
Obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara
keturunan seksual dengan keturunan aseksual.
2. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh
gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian
setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan
berkembang menjadi medusa muda yang dapat berenang
bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang menjadi
medusa dewasa.
3. Perkembangbikan seksual terjadi pada medusa dewasa.
Hewan Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit).
Medusa dewasa akan menghasilkan sel telur / ovum dan
sperma. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh
(eskternal) dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang
menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang
sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda,
lalu polip dewasa., kemudian tumbuh menjadi hewan Obelia.
Selanjutnya, Obelia memulai melakukan pembiakan
aseksual dengan pembentukan tunas/budding, sehingga
membentuk koloni Obelia yang baru.

B.Aurelia
Aurelia aurita merupakan anggota filum Coelenterata, kelas
Scyphozoa. Mempunyai bentuk seperti mangkuk dan dikenal
sebagai Jelly Fish. Hidup di laut secara planktonik, melayang
pada badan air. Hewan ini memiliki lapisan mesoglea yang
tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi.
Pada masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih dominan
dibandingkan dengan bentuk polip. Bentuk polip hanya
dijumpai pada waktu larva. Hewan ini memiliki alat kelamin
yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan
ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu
betina. Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang
menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang
dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel.
Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda
disebut scifistoma, kemudian membentuk tunas-tunas lateral
sehingga tampak seperti tumpukan piring atau strobilasi.
Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri menjadi
medusa disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi
medusa dewasa.
C.Porifera
Porifera merupakan kelompok hewan multiceluler paling
sederhana,karena struktur tubuhnya memiliki dua lapisan cel.
(diploblastik )yaitu lapisan luar (ektoderm) dan dalam.
(endodermis) . Lapisan ektoderm disusun oleh sel-sel
epidermis sedangkan lapisan endodermis disusun oleh sel-sel
koanosit yang berfagel .diantara lapisan dalam dan luar
terdapat bahan gelatin yang disebut mesoglea .dan terdapat
bermacam –macam sel.antara lain ;
a)Ameboid ,sel yang berfungsi mengedarkan makanan
b)skleroblas. sel yang berfungsi membentuk spikula.
c)porosity sel yang berfungsi membuka dan menutup pori.
d)Akeosit. sel ameboit embrional yang tumpul dan dapat
membentuk sel-sel reproduksi
e)Spikula sel pembentuk tubuh.
Porifera dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan
seksual. reproduksi secara aseksual dilakukan dengan
membentuk kuncup(budding) kuncup akan memisahkan diri
dari tubuh induknya dan tumbuh menjadi individu baru. selain
itu ada juga yang menempel pada tubuh induk sehingga
tampak seperti koloni porifera. reproduksi secara seksual
berlangsung melalui pertemuan ovum dan spermatozoid.
kedua sel gamet tersebut berkembang dari sel arkeosit.
pembuahan ovum oleh spermatozoid terjadi di daerah
mesoglea dan membentuk zigot. zigot akan tumbuh
membentuk larva bersilia,disebut amfiblastula selanjutnya larva
akan keluar dari tubuh porifera melalui oskulum, berenang
mencari lingkungan yan sesuai dan tumbuh menjadi porifera
dewasa.
A. Coelenterata
siklus hidup Coelenterata berbentuk polip dan medusa. Pada fase
medusa dikenal dg fase seksual karena menghasilkan gamet.

Siklus hidup Obelia sp

Siklus hidup Aurelia sp

B. Fasciola hepatica
Hidup parasit di dalam saluran empedu atau dalam pembuluh darah hati
manusia dan hewan ternak (sapi, babi, kerbau, domba).

Daur hidupnya sebagai berikut: telur - mirasidium - masuk ke tubuh


Lymnea (siput air tawar) - sporokista - redia - sarkaria - keluar dari tubuh
siput - metaserkaria - kista - masuk ke tubuh [hewan ternak] - cacing
dewasa.
Daur hidup Fasciola hepatica

C. Taenia saginata dan Taenia solium


Daur hidupnya sebagai berikut:
Telur - zigot (keluar bersama feses manusia) - masuk tubuh sapi/babi -
larva onkosfer - menuju otot lurik - sisteserkus - masuk ke tubuh
manusia jika manusia memakan daging yang kurang masak - cacing
dewasa.

Daur hidup Taenia saginata

D. Ascaris Lumbricoides
Telur cacing yang telah membentuk embrio keluar bersama feses. Telur
tersebut termakan oleh manusia, menetas di usus halus, dan berkembang
hingga dewasa.
Daur hidup Ascaris lumbricoides

E. Wucheria brancrofti
Daur hidupnya sebagai berikut:
Mikro filaria (dalam darah / limfa manusia) - terisap nyamuk Culex -
larva - masuk tubuh manusia lewat gigitan nyamuk - menuju pembuluh
getah bening dan menjadi dewasa.

Daur hidup Wucheria brancrofti


SIKLUS HIDUP AVETEBRATA
PORIFERA (HEWAN BERPORI)

 Sel Arkeosit di bagian lapisan endodermis

 Sel arkeosit membentuk sperma dan ovum

 Sperma dan Ovum segera bergerak di air

 Pertemuan Sperma dan ovum di mesoglea

 Di mesoglea terjadi fertilisasi eksternal terbentuk


zigot (2n)

 Zygot di telur tersebut kemudian berkembang dan


menetas membentuk larva

 Setelah itu larva bersilia menempel , membalik


lapisan tubuhnya - sel-sel berflagel berada di bagian
dalam dan berubah menjadi sel koanosit - tunas
(kuncup) di bagian kaki membesar tinggal bersama
induknya membentuk koloni (Prosesi ini bisa berupa
gemulae)
Ciri-ciri porifera secara umum adalah

 Tubuh simetrik radial / asimetris

 Bentuk tubuh seperti jambangan bunga, pipih serupa


bola atau cabang – cabang

 Mmemiliki endoskeleton berbentuk spikul atau


sponging

 Permukaan tubuhnya banyak pori – pori yang


berhubungan dengan suatu system kanal

 Dengan ruang – ruang yang di batasi oleh sel – sel


leher ( choanocyte )

 Pencernaan makanan berlangsung di dalam sel,

 Hidup melekat pada obyek / dasar, didalam air laut

 Hanya 1 famili yang hidup di dalam air tawar yaitu


Spongilidae,
Porifera mempunyai dua fase hidup

1. Fase polip

2. Fase sesil

 Fase sesilis terjadi pada saat porifera masih larva dan


bisa bergerak dengan bebas

 Fase polip mereka menempel pada tempat tertentu


hingga dewasa.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini

 Tempat hidupnya dalam air maka porifera menyerap


dan mengeluarkan air di seluruh bagian tubuhnya
melalui jutaan pori-pori kecil yang dia miliki.

 Pori-pori yang berfungsi sebagai pintu masuk air


kedalam tubuh bunga karang disebut dengan Ostium

 Air yang masuk kedalam bagian tengah tubuh bunga


karang akan disebarkan keseluruh bagian tubuh
yang bagian itu disebut Spongocoel kemudian air
dikeluarkan ke pori pori yang besar disebut Osculum.

 Jadi urutannya Laut - Ostium - Spongocoel - Osculum

Secara umum Perkembangan siklus hidupnya sebagai


berikut

COELENTERATA ( HEWAN BERONGGA )


KLASIFIKASI MELIPUTI

1. Kelas : Hydrozoa : Hydra , Obelia

2. Kelas : Anthozoa : Metridium ( Mawar Laut)

3. Kelas : Schypozoa: Aurelia aurita ( Ubur ubur )

CYCLUS HIDUP Obelia


 Fertilisasi sperma dan ovum di air - zigot - morula -
planula (larva berenang bebas) - koloni muda - tunas
(fase polip) - medusa - medusa dewasa melepaskan
diri dari polip (terdiri dari jantan dan betina)

CYCLUS HIDUP Aurelia aurita


Kelas Scyphozoa : Aurelia auria

 Fertilisasi sperma dan ovum di air - zigot planula


(larva bersilia) - skifistoma (fase polip) - strobila
(kuncup) - efira - medusa - medusa jantan dan betina

Cyclus Aurelia aurita ( ubur ubur) SCHYPOZOA

PLATYHELMINTHES ( CACING PIPIH )


KLASIFIKASI MEKIPUTI

1. TREMATODA ( CACING HATI )

2. CESTODA ( CACING PITA )

3. TURBELLARIA ( CACING PLANARIA)

CYCLUS HIDUP KELOMPOK TREMATODA


1. Fasciola hepatica ( Cacing hati Ternak )

2. Ckonorsis sinensis ( cacing hati Ikan )

3. Schistoma ( Cacing hati kulit Manusia )

Fasciola hepatica

 Telur keluar dari kotoran

 Tekur menetas di air membentuk larva bersilia


(mirasidium)

 Karva Mirasidium menempel kemudian masuk


ketubuh siput air ( Lymnea truncatulla)

 Larva Mirasidium berubah menjadi larva Sporosista

 Larva Sporosista melakukan PAEDOGENESIS


membentuk banyak larva Redia

 Larva Redia juga melakukan Paedogenesis


membentuk Larva Cerkaria

 Larva Cercaria muncul ekor keluar dari siput


berenang kerumput membentuk Larva Metaserkaria

 Larva MetaCerkaria pada tumbuhan sekitar perairan


tersebut membentuk kista

 Tanaman yang mengandung MetaCercaria dimakan


hewan ternak

 Larva Metacercaria pecah dari kistanya masuk ke


usus ternak - menerobos menuju hati ternak
 Larva Mrtacercaria kemudian berkembang menjadi
Cacing Dewasa Fasciola hrpatica

Chlonorsis sinensis

 Telur keluar dari kotoran

 Tekur menetas di air membentuk larva bersilia


(mirasidium)

 Karva Mirasidium menempel kemudian masuk


ketubuh siput air ( Lymnea truncatulla)

 Larva Mirasidium berubah menjadi larva Sporosista

 Larva Sporosista melakukan PAEDOGENESIS


membentuk banyak larva Redia
 Larva Redia juga melakukan Paedogenesis
membentuk Larva Cerkaria

 Larva Cercaria muncul ekor keluar dari siput


berenang ketubuh ikan

 Di tubuh ikan Larva Cercaria membentuk Larva


Metaserkaria

 Larva MetaCerkaria masuk ke usus ikan - menerobos


menuju hati ikan

 Larva Mrtacercaria kemudian berkembang menjadi


Cacing Dewasa Chlonorsis sinensis

Clonorchis sinensis

 Clonorcis sinensis merupakan cacing hati yang hidup pada


manusia.

 Mereka bereproduksi seperti halnya fasciola hanya hospes


pemindahnya Ikan
Kelompok cacing Schistoma

 Telur dikeluarkan bersama kotoran dan urine ke


lingkungan

 Dalam kondisi lingkungan yang yang optimal telur


menetas menjadi larva mirasidiumLarva mirasidium
berenang mencari siput air ( Lymnea truncatula)

 Larva segera masuk ketubuh siput sebagai inang


sementara (host intermediate)

 Tahapan selanjutnya di tubuh siput , Mirasidium


tumbuh menjadi larva disebut sporocyst

 Larva sporosis melakukan Paedogenesis (masih larva


mampu menurunkan keturunan) membentuk Redia
 Begitu pula larva Redia melakukan Paedogenesis
kembali membentuk serkaria

 Setelah itu, Larva serkaria tumbuh ekor untuk


berenang keluar dari tubuh inang Siput

 Laeva sercaria menjadi metacercaria ketika ketemu


kulit manusia

 di tubuh manusia menjadi cacing Schistoma dewasa


di tubuh manusia

Ciri karakter cacing ini ekornya bercabang

 Cacing Schistosoma segera mencari inang tetap


manusia dengan menembus kulit

 Schistosoma masuk melalui beberapa jaringan


menuju vena

 Cacing dewasa pada manusia berada di venula


mesenterika di berbagai lokasi
 Spesifik untuk species Schistosoma japonicum lebih
sering ditemukan di vena mesenterika superior pada
usus halus

 sedang Schistosoma mansoni lebih sering terjadi di


pembuluh darah mesenterika superior pada usus
besar

 Namun itupun tidak selalu tetap di tempat tersebut


karena ia bisa bergerak bisa juga ditemukan di
tempat lainnya sehingga tidak mungkin untuk
mengatakan secara tegas bahwa suatu spesies
hanya terjadi di satu lokasi

 Schistosoma haematobium paling sering terjadi pada


pleksus vena kandung kemih, tetapi juga dapat
ditemukan dalam venula dubur

 cacing Schistoma jenis Betina berukuran lebih besar


(ukuran 7-20 mm) dibanding yang jenis jantan

 Telur dalam venula kecil dari sistem portal dan


perivesical bisa bergerak pindah kearah lumen pada
usus pada cacing jenisSchistosoma mansoni dan
Schistosoma japonicum) dan pada
cacingSchistosoma haematobium telur bisa berada
dikandung kemih dan ureter sehingga telur pada
kelompok cacing Schistoma ini bisa dikeluarkan
melalui kotoran atau urine

 kontak manusia dengan air sehingga diperlukan


untuk infeksi oleh schistosomes.
 Juga berbagai binatang seperti anjing, kucing, tikus,
babi, kuda dan kambing bisa menjadi inang untuk
Schistosoma japonicum .

 Distribusi Geografis: Schistosoma mansoni


ditemukan di beberapa bagian Amerika Selatan dan
Karibia, Afrika, dan Timur Tengah

 Schistosoma haematobium dapat ditemukan di Afrika


dan Timur Tengah

 Sedang Schistosoma. japonicum ditemukan di jepang

 Schistosoma mekongi , Schistosoma intercalatum


serta Schistosoma focally ditemukan di Asia
Tenggara dan Afrika Barat

Kelas Cestoda : Taenia ( CACING PITA)


 Proglotid dikeluarkan, berisi ribuan telur

 .Di dalam telur ada larva (onkosfer) - tertelan


babi/sapi

 Onkosfer tumbuh kait sebanyak 6 (Hexa) membentu


Hexacant

 Hexacant dengan kaitnya keluar menembus dinding


usus menuju saluran limfe dan ikut aliran darah otot
sapi/babi

 di otot ternak tersebut larva bertahan membentuk


kista disebut larva Cistiserkus / Cacing gelembung

 Cystycercus di otot / daging itu termakan manusia


karena pengolahannya tidak matang

 Cystycercus tumbuh membentuk scolex dalam


perjalanan menuju usus

 Kemudian Scolex menempel di dinding usus


membentuk Proglotid ( ruas ruas ) terbetuklah cacing
pita

 Cacing pita dewasa yang diusus ini tumbuh terus


hingga membentuk pita yang panjang ( bisa 20 m) di
usus

 Cacing Pita yang ada di usus itu menyerap sari


makanan secara osmosis meleluia seluruh
permukaan proglotidnya sehingga penderita
(Taeniasis) tubuhnya kurus
Life cycle of Taenia saginata and Taenia solium:

 Humans are the only definitive hosts for Taenia


saginata and Taenia solium

 .Eggs or gravid proglottids are passed with feces

 the eggs can survive for days to months in the


environment. Cattle (T. saginata) and pigs (T. solium)
become infected by ingesting vegetation
contaminated with eggs or gravid proglottids

 In the animal's intestine,

 the oncospheres hatch , invade the intestinal wall,


and migrate to the striated muscles, where they
develop into cysticerci. A cysticercus can survive for
several years in the animal.

 Humans become infected by ingesting raw or


undercooked infected meat . In the human intestine,
the cysticercus develops over 2 months into an adult
tapeworm, which can survive for years.

 The adult tapeworms attach to the small intestine by


their scolex and reside in the small intestine .

 Length of adult worms is usually 5 m or less for T.


saginata (however it may reach up to 25 m) and 2 to
7 m for T. solium.

 The adults produce proglottids which mature,


become gravid, detach from the tapeworm, and
migrate to the anus or are passed in the stool
(approximately 6 per day). T. saginata adults usually
have 1,000 to 2,000 proglottids, while T. solium
adults have an average of 1,000 proglottids.

 The eggs contained in the gravid proglottids are


released after the proglottids are passed with the
feces. T. saginata may produce up to 100,000 and T.
solium may produce 50,000 eggs per proglottid
respectively.

 Geographic Distribution: Both species are worldwide


in distribution. Taenia solium is more prevalent in
poorer communities where humans live in close
contact with pigs and eat undercooked pork, and in
very rare in Muslim countries

NEMATHELMINTHES ( CACING GILIG )


1. CACING PERUT ( Ascaris lumbricoides )
Usus manusia - cacing - telur cacing keluar bersama feses
- tersebar menempel pada makanan - termakan -
menetas - larva menembus usus - aliran darah - jantung -
paru-paru - kerongkongan - tertelan - usus manusia -
cacing dewasa

 Adult worms live in the lumen of the small intestine.\

 A female may produce approximately 200,000 eggs


per day, which are passed with the feces

 Unfertilized eggs may be ingested but are not


infective

 .Fertile eggs embryonate and become infective after


18 days to several weeks , depending on the
environmental conditions (optimum: moist, warm,
shaded soil).

 After infective eggs are swallowed , the larvae hatch ,


invade the intestinal mucosa, and are carried via the
portal, then systemic circulation to the lungs .

 The larvae mature further in the lungs (10 to 14


days), penetrate the alveolar walls, ascend the
bronchial tree to the throat, and are swallowed .

 Upon reaching the small intestine, they develop into


adult worms .

 Between 2 and 3 months are required from ingestion


of the infective eggs to oviposition by the adult
female.

 Adult worms can live 1 to 2 years.

 Geographic Distribution: The most common human


helminthic infection. Worldwide distribution. Highest
prevalence in tropical and subtropical regions, and
areas with inadequate sanitation. Occurs in rural
areas of the southeastern United States

2. CACING TAMBANG ( Ankylostoma duodenale)


Usus manusia - cacing - telur keluar bersama feses -
tempat becek - menetas - hidup lama - menempel pada
kaki manusia - menembus kaki - aliran darah - jantung -
paru-paru - kerongkongan - tertelan - usus manusia -
cacing dewasa

 Eggs are passed in the stool , and under favorable


conditions (moisture, warmth, shade), larvae hatch in
1 to 2 days.

 The released rhabditiform larvae grow in the feces


and/or the soil , and after 5 to 10 days (and two
molts) they become become filariform (third-stage)
larvae that are infective .

 These infective larvae can survive 3 to 4 weeks in


favorable environmental conditions.
 On contact with the human host, the larvae
penetrate the skin and are carried through the veins
to the heart and then to the lungs.

 They penetrate into the pulmonary alveoli, ascend


the bronchial tree to the pharynx, and are
swallowed .

 The larvae reach the small intestine, where they


reside and mature into adults. Adult worms live in the
lumen of the small intestine, where they attach to
the intestinal wall with resultant blood loss by the
host .

 Most adult worms are eliminated in 1 to 2 years, but


longevity records can reach several years

CACING KREMI (Oxyuris vermicularis )

 Eggs are deposited on perianal folds .


 Self-infection occurs by transferring infective eggs to
the mouth with hands that have scratched the
perianal area .

 Person-to-person transmission can also occur


through handling of contaminated clothes or bed
linens.

 Enterobiasis may also be acquired through surfaces


in the environment that are contaminated with
pinworm eggs (e.g., curtains, carpeting).

 Some small number of eggs may become airborne


and inhaled.

 These would be swallowed and follow the same


development as ingested eggs.

 Following ingestion of infective eggs, the larvae


hatch in the small intestine and the adults establish
themselves in the colon .

 The time interval from ingestion of infective eggs to


oviposition by the adult females is about one month.

 The life span of the adults is about two months.

 Gravid females migrate nocturnally outside the anus


and oviposit while crawling on the skin of the
perianal area .

 The larvae contained inside the eggs develop (the


eggs become infective) in 4 to 6 hours under optimal
conditions .
 Retroinfection, or the migration of newly hatched
larvae from the anal skin back into the rectum, may
occur but the frequency with which this happens is
unknown.

 Geographic Distribution: Worldwide, with infections


more frequent in school- or preschool- children and in
crowded conditions. Enterobiasis appears to be more
common in temperate than tropical countries. The
most common helminthic infection in the United
States (an estimated 40 million persons infected)

ARTHROPODA ( HEWAN BERUAS RUAS )

 Telur - larva (ulat) - kepompong (pupa) - dewasa


(imago)

 kupu-kupu (kelas Lepidoptera)Metamorfosis


sempurna (Holometabola)
 Capung , Belalang , Jangkrik dll Metamorfosis tak
sempurna (hemimetabola)

Prediksi Soal :
1. Bentuk polip Obelia yang berfungsi untuk
memproduksi gamet disebut . . .
a. tentakel
b. hidrant
c. mesoglea
d. gastrozoid
e. gonangium
Jawab E
2. Pada daur hidup Fasciola hepatica, larva bersilia yang
menempel pada mantel siput air setelah itu akan berubah
bentuk menjadi . . .
a. Mirasidium
b. Sporosista
c. Redia
d. Serkaria
e. Metaserkaria
Jawab B ( TuMiSiR Calon MC ) T-M-S-R-C-MC urutan ini
sangat mudah menghafalkan dimulai dari Telur - menetas
jadi larva bersilia (Mirasidium) - masuk ke tubuh Siput air
Lymnea kemudian larva berubah menjadi Sporosis yang
mampu paedogenesis (larva mampu membentuk individu
, 1 Sporosis membentuk 5 - 10 Redia - Redia juga
berpaedogenesis di dalam tubuh siput membentuk
Cercaria - kemudian setelah cukup cercaria berekor
membentuk Metacercaria keluar dari siput mencari
tanaman pinggir perairan (rumput) membentuk kista
sehingga termakan ternak jadilah tumbuh menjadi cacing
dewasa di hati begitu seterusbnya
3. Daur hidup Aurelia aurita(ubur ubur) yang benar
adalah . . .
a. Zigot efira skifistoma planula strobila medusa
b. Zigot skifistoma planula strobila efira medusa
c. Zigot planula skifistoma strobila efira medusa
d. Zigot planula efira skifistoma strobila medusa
e. Zigot planula efira strobila skifistoma medusa
jawab : C
4. Pada daur hidup Aurelia aurita, stadium berenang
bebas, mempunyai silia, dan tidak bertentakel dinamakan
...
a. efira
b. skifistoma
c. planula
d. medusa
e. strobila
jawab A
5. Diantara cacing parasit berikut ini yang hidup
berparasit pada manusia adalah . . .
(1) Taenia saginata
(2) Ascaris lumbricoides
(3) Clonorchis sinensis)
(4) Lumbricus terrestris
jawab A (1,2 dan 3 benar)
Pembahasan :
Obelia sp merupakan anggota kelas Hydrozoa dari filum
Coelenterata yang hidup berkoloni di laut. Obelia
mempunyai bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya.
Jenis POLIP Obelia :
- Polip bertentakel (HIDRANT/GASTROZOID) : merupakan
polip vegetatif dan berfungsi untuk mencari makanan.
- Polip tak bertentakel (GONANGIUM) : merupakan polip
reproduksi yang membentuk medusa dengan pertunasan.
2. jawaban : B
Pembahasan :
Fasciola hepatica merupakan anggota kelas Trematoda
dari filum Platyhelmintes yang hidup di hati inangnya. Di
dalam tubuh siput air atau Lymnea auricularis, silia tidak
diperlukan lagi sehingga larva bersilia (mirasidium)
tersebut akan berubah menjadi sporosista.
3. jawaban : C
Pembahasan :
Daur hidup ubur-ubur kuping (Aurelia auria) berasal dar
filum Coelenterata kelas Schyphozoa dan mempunyai
daur hidup hampir sama dengan Obelia . Yaitu
pembuahan terjadi di dalam medusa betina .
Zigot - planula (larva bersilia) - skifistoma (fase polip) -
strobila (kuncup) - efira - medusa
4. jawaban : C
Pembahasan :
Stadium berenang bebas, mempunyai silia, dan tidak
bertentakel pada Aurelia auria adalah pada stadium
Planula.
5. jawaban : A
Pembahasan :

 Cacing yang hidup di tubuh manusia:


 Taenia saginata (cacing pita) terdapat di usus halus

 Ascaris lumbricoides (cacing perut) berparasit di usus

 Clonorchis sinensis (cacing hati) terdapat di hepar


atau hati

 Sedangkan Lumbricus terrestris (cacing tanah)


terdapat di tanah dan bersifat menguntungkan
manusia dalam bidang pertanian.

 Cacing kremi di usus besar

Siklus Hidup Fasciola Hepatica (Cacing Hati)

sumber gambar: aditya-pandhu.blogspot.com

Siklus hidup Fasciola Hepatica:


1. Telur keluar ke alam bebas bersama faeces domba. Bila
menemukan habitat basah. telur menetas dan menjadi
larva bersilia, yang disebut Mirasidium.
2. Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea akan
tumbuh menghasilkan Sporokista.
3. Sporokista seara partenogenesis akan menghasilkan
Redia
4. Redia secara paedogenesis akan membentuk serkaria.
Serkaria meninggalkan tubuh siput menempel pada
rumput dan berubah menjadi metaserkaria.
5. Metaserkasria termakan oleh hewan ternak
berkembang menjadi cacing muda yang selanjutnya
bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru
untuk memulai daur hidupnya.
Make You Smater Blog - Cacing Hati termasuk kedalam
golongan Trematoda atau cacing hisap. Disebut cacing
hisap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat
pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior. Alat
hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya
berupa ternak , dan jika hati ternak yang ada cacingnya
ini kita makan maka kita akan kena Fasciolasis.
Pada saat menempel cacing ini mengisap
makanan berupa cairan tubuh inangnya atau jaringan
tubuhnya . Trematoda kebanyakan merupakan hewan
parasit karena berada pada tubuh mahkluk hidup ,
merugikan karena mengambil bahan organik yang
tersedia di inangnya. Trematoda dewasa pada umumnya
hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, pembuluh
darah vertebrata , Ternak , Ikan , Manusia,dll.
Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya
dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula.
Permukaan tubuhnya tidak memiliki silia. Contoh
Trematoda adalah cacing hati ( Fasciola hepatica ) di
ternak , Chlonorsis sinensis di Ikan
Cacing hati ini memiliki daur hidup yang kompleks
karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, dua inang
itu yaitu inang utama berupa ternak / ikan dan manusia
dan inang sebagai perantara siput air ( Lymnea
truncatula ).
Daur hidup Cacing hati terdiri dari
1. Fase seksual : di inang utama (saat cacing hati
dewasa)
2. Fase aseksual : di inang perantara ( tubuh siput)
dengan membelah diri yang terjadi pada larva atau
sering dikenal dengan istilah Paedogenesis Larvanya
berubah 3 kali , 3 kali perubahan dan terjadi
Paedogenesis di tubuh siput Lymnea yaitu berupa larva
Sporosis, Redia dan Cercaria
Urutan siklus daur hidup cacing hati adalah
sebagai berikut :
Telur - Mirasidium - Sporosis - Redia - Cercaria -
MetaCercaria -Metacercaria berekor berenang ke
tanaman sekitar air - dimakan Inang utama - masuk jadi
Cacing Dewasa-telur

SIKLUS HIDUP CACING HATI ( Fasciola hepatica )

 Di tubuh inang utama ( ternak , ikan , manusia ),


Cacing dewasa hidup di hati dan bertelur di dalam
usus. Jika inang utama buang air besar, maka telur
cacing hati tersebut akan keluar bersamaan dengan
faeses hewan tersebut.

 Buang air besar sembarangan di lingkungan.

 Telur bersama faeses terbuang ke air

 Telur menetas jadi larva dengan cilia ( rambut getar )


diseluruh permukaan tubuhnya membentuk larva
Mirasidium yang kemudian berenang mencari siput
Lymnea Mirasidium. Mirasidium ini akan mati bila
tidak segera masuk ke dalam tubuh siput air tawar (
Lymnea truncatula ).

 Mirasidium setelah berada di siput berubah menjadi


Sporosis (menetap dalam tubuh siput selama 2
minggu).

 Larva larva itu punya kemampuan reproduksi secara


asexual dengan cara Paedogenesis didalam tubuh
siput sehinga terbentuk banyak larva , larva sporosis
melakukan paedogenesis menjadi beberapa redia
 larva Redia melakukan paedogenesis menjadi
Serkaria

 Larva serkaria kemudian berekor menjadi


metacercaria dan segera keluar dari siput berenang
mencari tanaman yang ada di pinggir perairan
misalnya rumput . Metaserkaria membungkus diri
berupa kista yang dapat bertahan lama menempel
pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya

 Apabila rumput tersebut termakan oleh domba,


maka kista dapat menembus dinding ususnya,
kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan
dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing
dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi


manusia antara lain sebagai berikut :
Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina ) cacing
dewasa hidup pada organ hati manusia. Inang
perantaranya adalah siput air dan ikan.
Schistosoma japonicum, Cacing ini hidup di dalam
pembuluh darah pada saluran pencernaan manusia.
Oncomelania hupensis, Cacing ini menyebabkan
penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia,
disentri,berat badan turun, dan pembengkakan hati.
Paragonimus westermani, Cacing ini hidup dalam
paru-paru manusia. Inang perantaranya adalah udang air
tawar.

DAUR HIDUP CACING PERUT, CACING TAMBANG DAN CACING KREMI

a.Ascaris lumbricoides (cacing perut)


Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit,
tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang
halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini
hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut
cacing perut.

Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu


hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit.
Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual.
Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk
kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula
berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan
memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau
cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada
saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar telur
ascaris.

DAUR HIDUP CACING PERUT:


Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan
matang di tanah, saat telur inI tertelan orang, larvanya akan
melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau
paru-paru.

Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah


sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan
tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing
dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan
dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus
mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.

b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan


di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup
sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada
usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih
kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki
ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1
-4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin
berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung
posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat
ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina
saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar)
yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.

DAUR HIDUP CACING TAMBANG:


Telur dapat tetap hidup dan larva akan berkembang
secara maksimum padakeadaan lembab, teduh dan tanah yang
hangat, telur akan menetas 1-2 hari kemudian.Dalam 5-8 hari
akan tumbuh larva infektif filariform dan dapat tetap hidup
dalamtanah untuk beberapa minggu.Infeksi pada manusia
didapat melalui penetrasi larva filariform yang terdapatdi
tanah ke dalam kulit. Setelah masuk ke dalam kulit, pertama-
tama larva di bawaaliran darah vena ke jantung bagian kanan
dan kemudian ke paru-paru. Larvamenembus alveoli, bermigrasi
melalui bronki ke trakea dan faring, kemudian tertelan

sampai ke usus kecil dan hidup di sana. Mereka melekat di


mukosa, mempergunakanstruktur mulut sementara, sebelum
struktur mulut permanen yang khas terbentuk.Bentuk betina
mulai mengeluarkan telur kira-kira 5 (lima) bulan setelah
permulaaninfeksi, meskipun periode prepaten dapat
berlangsung dari 6-10 bulan. Apabila larvafilariform
Ancylostoma duodenale tertelan, mereka dapat berkembang
menjadi cacingdewasa dalam usus tanpa melalui siklus paru-
paru
C.Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang
sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam
usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit
yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi
tidak memerlukan perantara.

DAUR HIDUP CACING KREMI:


Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan
yang terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi
cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita
sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan
menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada
bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi
cacing kremi akan terjadi kembali.

Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu


hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit.
Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual.
Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk
kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula
berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan
memindahkan sperma saat kawin.

Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau


cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada
saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar
telur ascaris.

Anda mungkin juga menyukai