Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) menurut WHO adalah adanya otorea
yang menetap atau rekuren selama lebih dari 2 minggu dengan perforasi membrane
timpani. Berdasarkan ICD-10, diagnosis OMSK ditegakkan jika terdapat perforasi
membrane timpani disertai pengeluaran sekret terjadi selama 6 minggu dimana secret
yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau
hilang timbul. Menurut buku THT FKUI keenam, otitis media supuratif kronik
(OMSK) adalah infeksi kronis di telinga telinga membran timpani dan sekret yang
keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul yang berlangsung selama
2 minggu. Jadi, karena pasien menunjukkan manifestasi klinis otorea yaitu telinga
mengeluarkan cairan sejak 2 minggu lalu serta ditemukannya perforasi membran
timpani pada telinga kanan, maka pasien didiagnosis menderita Otitis Media
Supuratif Kronik (Soepardi, 2015).

Faktor resiko timbulnya OMSK adalah gangguan fungsi tuba eustachius akibat
infeksi hidung dan tenggorokan yang berlangusng kronik atau sering berulang,
obstruksi tuba, pembentukan jaringan ikat, penebalan mukosa, polip, adanya jaringan
granulasi timpanosklerosis. Klien Tn. P dengan diagnosa medis Otitis Media
Supuratif Kronik (OMSK) mengalami nyeri pada telinga kanan dikarenakan
keluarnya cairan berwarna kekuningan. Nyeri terjadi akibat trauma pada jaringan
tubuh, iskemik jaringan, spasme otot, informasi pembengkakan jaringan dan post
operasi (setelah pembedahan). Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) merupakan
stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga
tengah, mastoid dan membrane timpani tidak perforasi (Djafaar, 2016).
Klien mengalami nyeri pada telinga kanan nya sejak lebih kurang 2 bulan yang
lalu sebelum masuk rumah sakit, keluhan dirasakan semakin berat, keluhan keluar
cairan berwarna kekuningan, tidak berbau disertai penurunan pendengaran +/- telinga
berdenging +/- pusing berputar (+) nyeri (+) namun klien tetap dapat melakukan
aktivitas seperti biasanya. Otitis media supuratif kronik sering diawali dengan infeksi
pada saluran nafas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga
tengah lewat saluran eustachius. Saat bakteri melalui saluran eustachius, mereka
dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di
sekitar saluran, tersumbatnya saluran dan datangnya sel-sel darah putih untuk
melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan
diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga (Soepardi, 2015).

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Intervensi yang dapat diberikan pada Tn. P menurut NANDA NIC NOC, yakni
melakukan manajemen nyeri. Manajemen nyeri merupakan pengurangan atau reduksi
nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien. Aktivitas-
aktivitas yang dapat dilakukan dalam manajemen nyeri antara lain :
Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.
Tujuan dilakukan pengkajian nyeri ini adalah untuk mengetahui dimana lokasi nyeri,
karakteristik nyeri tersebut, onset/durasi pada nyeri tersebut, frekuensi nyeri, kualitas
nyeri, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus nyeri tersebut. Aktivitas yang
dilakukan selanjutnya yaitu mengatur posisi semi fowler dengan tujuan agar
mengurangi nyeri yang dialami klien, selanjutnya yaitu dengan mengkaji respon
verbal/non verbal lokasi nyeri, intensitas dan lamanya nyeri. Tujuan nya yaitu untuk
mengetahui respon nyeri yang ditunjukkan klien. Aktivitas yang dilakukan
selanjutnya yaitu kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri klien dan
memudahkan perawatan untuk penyembuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai