Disusun Oleh:
Jihad Akbar
(1802022)
Pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap
bekerja, baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan
pekerjaan yang ada. SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga
kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia
kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya
saing yang tinggi. Atas dasar itu, pengembangan kurikulum dalam rangka
penyempurnaan pendidikan menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan dunia kerja. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang
peran Pendidikan Kejuruan dalam mengurang tingkat pengangguran, memberikan
informasi bagaiamana Pendidikan Kejuruan dalam menyediakan tenaga kerja siap
pakai, bentuk pendidikan yang bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar siap
menghadapi dunia kerja guna menekan tingkat pengguran, bagaimana menciptakan
lapangan kerja sendiri, serta memberikan gambaran kondisi tenaga kerja kita saat
ini. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini pendekatan
kualitatif dikarenakan membutuhkan eksplorasi serta sumber-sumber yang lebih
luas. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah terjawabnya pertanyaan
apakah ada peranan Pendidikan Kejuruan dalam membina siswa/siswa agar ketika
lulus nanti sudah siap dengan berbagai kemampuan yang dimiliki guna menekan
tingkat pengangguran dan memiliki daya saing di dunia kerja.
BAB I
PENDAHULUAN
2.3. Pembangunan
Pembangunan adalah suatu upaya perubahan yang berlandaskan
pada suatu pilihan pandangan tertentu yang tidak bebas dari pengalaman
(sejarah), realitas keadaan yang sedang dihadapi, serta kepentingan pihak-
pihak yang membuat keputusan pembangunan. Pembangunan memiliki
makna yang ganda. Yang pertama adalah pembangunan yang lebih
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang difokuskan pada masalah
kuantitatif dari produksi dan penggunaan sumber daya. Kedua adalah
pembangunan yang lebih berorientasi pada perubahan dan pendistribusian
barang – barang dan peningkatan hubungan sosial. Makna yang kedua lebih
berorientasi pada pembangunan sosial yang terfokus pada pendistribusian
perubahan dalam struktur dari masyarakat yang diukur dari berkurangnya
diskriminasi dan eksploitasi serta meningkatnya kesempatan yang sama dan
distribusi yang seimbang dari keuntungan pembangunan pada keseluruhan
komponen masyarakat (Sudharto P. Hadi, 2000).
Adapun menurut (Supardi. I, 1994) pembangunan adalah suatu
proses sosial yang bersifat integral dan menyeluruh, baik berupa
pertumbuhan ekonomi maupun perubahan sosial demi terwujudnya
masyarakat yang lebih makmur. Dalam pelaksanaannya, proses
pembangunan itu berlangsung melalui suatu siklus produksi untuk
mencapai suatu konsumsi dan pemanfaatan segala macam sumber daya dan
modal, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber keuangan,
permodalan dan peralatan yang terus menerus diperlukan dan perlu
ditingkatkan. Dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, dapat
timbul efek samping berupa produk-produk bekas dan lainnya yang bersifat
merusak atau mencemarkan lingkungan sehingga secara langsung atau tidak
langsung membahayakan tercapainya tujuan pokok pembangunan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Peningkatan pembangunan, pemeliharaan kestabilan ekonomi,
sosial dan ekologi harus berjalan serasi dan bersama-sama. Artinya bahwa
pembangunan hendaknya bersifat terpadu antara segi ekonomi, sosial dan
ekologi dengan tujuan menggunakan ekologi dalam perencanaan
pembangunan yang meliputi peningkatan mutu pencapaian pembangunan
dan meramalkan sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan pada sumber
daya dan proses-proses alam lingkungan yang lebih luas.
Adapun pembangunan menurut (Tjahja. S, 2000) adalah perubahan
yang terencana dari situasi ke situasi yang lain yang dinilai lebih baik.
Terkait dengan hal itu konsep pembangunan berkelanjutan yang didukung
dengan pendekatan kemanusiaan merupakan suatu konsep yang telah
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena secara
kodrati masyarakat mempunyai kecenderungan untuk merubah hidup dan
kehidupan sesuai dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu pendekatan
masyarakat dititik beratkan pada lingkungan sosial ekonomi yang
bercirikan:
1. Pembangunan yang berdimensi pelayanan sosial dan diarahkan pada
kelompok sasaran melalui pemenuhan kebutuhan dasar.
2. Pembangunan yang ditujukan pada pembangunan sosial seperti
terwujudnya pemerataan pendapatan dan mewujudkan keadilan.
3. Pembangunan yang di orientasikan kepada masyarakat melalui
pengembangan sumber daya manusia.
BAB III
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
SMA SMK
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0
2012 2013 2014 2015
SMA SMK
Rasio antara siswa SMA dan SMK semakin menurun namun jumlah
siswa SMA masih lebih besar dibandingkan jumlah siswa SMK.
Presentase Pengangguran
Lulusan SMA & SMK
50.00%
45.33%
40.00%
30.00%
25.74%
20.00%
10.00%
0.00%
SMA SMK
ANALISIS
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peran-
peran strategis pendidikan vokasi dalam mengurangi jumlah pengangguran
sebagai upaya pembangunan nasional antara lain: 1) Lulusan SMK memiliki
kompetensi yang lebih dibanding pendidikan umum, siap kerja dan lebih
diterima di industri sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran di
Indonesia. 2) Lulusan SMK yang dibekali dengan jiwa wirausaha, dapat
menciptakan lapangan pekerjaan, minimal untuk dirinya sendiri
berdasarkan kompetensinya (technopreneur). 3) Penambahan jumlah
sekolah kejuruan (SMK) dan peningkatan kompetensi guru untuk mencetak
generasi produktif sebagai modal pembangunan (bonus demografi).
DAFTAR PUSTAKA