Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI II

SISTEM IMUN

Dosen Pembimbing :

Dr. Meiriza Djohar, M.kes. Apt

Disusun Oleh :

Annisa Permatasari 18010

Novelia Sukista 1801063

Rizky Ariska Ningsih 18010

Suci Ramahi 18010

Vinola Legita 1801076

Zamora Melindrawita 18010

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Yayasan universitas riau

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia terus-menerus berkontak dengan agen eksternal yang dapat membahayakan jika masuk
ke dalam tubuh.Yang paling serius adalah mikroorganisme penyebab penyakit.jika bakteri atau
virus akhirnya masuk kedalam tubuh,maka tubuh dilengkapi oleh system pertahanan internal
yang kompleks dan multiset yang memberi perlindungan terus menerus terhadap invasi oleh
agen asing.Selain itu,permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan eksternal,misalnya system
integument(kulit),berfungsi sebagai lini pertama pertahanan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme asing.Sistem imun juga melindungi tubuh dari kanker dan untuk mempermudah
perbaikan jaringan yang rusak (Sherwood Lauralee,2009).

Ketika benda asing masuk kedalam tubuh,system imun segera menghasilkan zat yang akan
bereaksi dan membuat substansi tersebut tidak berbahaya (Syaifuddin,2006).Sistem imun secara
tidak langsung berperan dalam homeostasis dengan membantu mempertahankan kesehatan
organ-organ yang secara langsung berperan dalam homeostatis(Sherwood Lauralee,2009).
Protein asing disebut antigen dan substansi yang dihasilkan untuk berespon terhadap antigen
disebut antibody.Kemampuan yang dimiliki oleh komponen-komponen system imun yang
terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh tubuh misalnya dalam
sumsum tulang,kelenjar limfe,limpa,timus,system saluran napas,system saluran cerna,dan organ
lain(Syaifuddin,2006).

Tetapi pathogen merupakan makhluk yang pintar.Mereka mampu mengubah diri untuk
mengelabui system imun sehingga system imun tertipu dan tidak memusnahkan mereka.
Akibatnya,mereka berhasil menginfeksi tubuh,dan tubuh pun mendapat serangan penyakit
(Waluyo Srikandi,2014).
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa definisi system imun
2. Apa fungsi dari sistem imun?
3. Apa saja jenis system imun pada tubuh manusia?
4. Bagaimana mekanisme kerja sistem imun pada tubuh manusia?
5. Apa saja penyakit terkait sistem imun?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi system imun
2. Mengetahui fungsi sistem imun pada tubuh manusia
3. Mengetahui jenis sistem imun pada tubuh manusia
4. Mengetahui mekanisme kerja sistem imun pada tubuh manusia
5. Mengetahui penyakit terkait sistem imun
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Imun

Sistem imun merupakan semua mekanisme yang digunakan badan untuk


mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.Imunitas mengacu kepada
kemampuan tubuh menahan atau mengeliminasi benda asing atau sel abnormal yang
potensial berbahaya. Aktivitas yang berkaitan dengan system pertahanan imun yang
berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan atau menetralisir benda-benda di
dalam tubuh yang dianggap asing oleh tubuh normal (Syaifuddin,2006).

2.2 Fungsi Sistem Imun (Sherwood Lauralee,2009)

1. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasive (mikroorganisme penyebab


penyakit misalnya bakteri dan virus)
2. Menyingkirkan sel yang aus dan jaringan yang rusak oleh trauma atau penyakit,
memudahkan jalan untuk penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal atau mutan yang berasal dari
tubuh.Fungsi ini, yang dinamai immune surveillance, merupakan mekanisme
pertahanan internal utama terhadap kanker.
4. Melakukan respons imun yang tidak pada tempatnya yang menyebabkan alergi,
yang terjadi ketika tubuh melawan entitas kimiawi lingkungan yang normalnya
tidak berbahaya, atau menyebabkan penyakit otoimun, yang terjadi ketika sistem
pertahanan secara salah menghasilkan antibodi terhadap tipe tertentu sel tubuh
sendiri.

2.3 Respon Sistem Imun

Imunitas protektif dihasilkan oleh kerja sama dua komponen system imun yang terpisah
tetapi saling bergantung yaitu system imun bawaan nonspesifik dan system imun adaptif
spesifik. Respon kedua system ini berbeda dalam waktu dan dalam selektivitas
mekanisme pertahanannya (Sherwood Lauralee,2009).
2.3.1 Respon Sistem Imun bawaan(innate immunity) nonspesifik

Merupakan respon terhadap zat asing yang dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya
tidak pernah terpapar pada zat tersebut.Respon ini diturunkan secara alami dan tidak
selektif dalam menahan setiap benda asing atau sel abnormal pada pertama kali terpapar
(Syaifuddin,2006).

Respon ini merupakan lini pertama pertahanan terhadap berbagai ancaman,termasuk agen
infeksi, iritan kimiawi,dan cedera jaringan akibat trauma mekanis atau luka bakar. Semua
orang lahir dengan mekanisme respons imun bawaan yang pada hakikatnya sama,
meskipun mungkin terdapat sedikit perbedaan genetic (Sherwood Lauralee,2009).

Pertahanan system imun bawaan terdiri dari:

a. Peradangan (inflamasi)

Suatu respon nonspesifik terhadap cedera jaringan. Pada keadaan ini spesialis fagosit
neutrophil dan makrofag akan memberikan bantuan dari sel-sel imun jenis lain
(Syaifuddin,2006). Peradangan awalnya terjadi karena pathogen menyerang
sel/jaringan sebagai akibatnya, zat kimia dilepaskan oleh sel yang terinfeksi yang
membuat pembuluh darah melebar, sehingga lebih banyak darah dialirkan ke
sel/jaringan yang terinfeksi. Kebocoran pembuluh darah dibagian jaringan membuat
sel imun terlepas ke daerah yang terinfeksi. Sel darah putih (leukosit) berpindah menuju
jaringan terinfeksi. Sel darah putih bersentuhan dengan mikroorganisme dan partikel
asing sehingga memicu reaksi sel imun. Pembengkakan terjadi disebabkan oleh
banyaknya sel imun yang melokalisasi daerah yang terluka. Lalu komponen lain dari
system imun termasuk antibody, cytotoxic T cell, dan component dating untuk
menetralkan antigen. Bekas-bekas dan sisa kerja komponen tersebut langsung diambil
oleh makrofag dan neutrophil (Waluyo Srikandi,2014).

Tujuan akhir peradangan adalah membawa fagosit dan protein plasma ke tempat invasi
atau kerusakan untuk (Sherwood Lauralee,2009):

- Mengisolasi, menghancurkan dan menginaktifkan penyerang


- Membersihkan debris
- Mempersiapkan proses penyembuhan dan perbaikan
b. Interferon

Sekelompok protein yang secara nonspesifik mempertahankan sel dari infeksi virus
dengan mengganggu replikasi virus yang sama atau yang tidak berkaitan di sel-sel
pejamu lain (Sherwood Lauralee,2009).

c. Natural killer cells

Natural killer (NK) cell adalah sel alami mirip limfosit yang secara nonspesifik
menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker dengan melisiskan secara
langsung membran sel-sel tersebut saat pertama kali bertemu. Cara kerja dan sasaran
utama serupa dengan yang dimiliki oleh sel T sitotoksik, tetapi sel yang terakhir ini hanya
dapat mematikan sel yang terinfeksi oleh virus tertentu atau sel kanker yang telah
terpajan sebelumnya.Selain itu, setelah pemajanan sel T sitotoksik memerlukan periode
pematangan sebelum sel ini dapat melakukan serangan mematikan. Sel NK menghasilkan
pertahanan nonspesifik yang cepat terhadap sel yang terinfeksi virus dan sel kanker
sebelum sel T sitotoksik yang lebih spesifik dan lebih banyak dapat berfungsi.(Sherwood
Lauralee,2009).
d. Sistem komplemen

Sekelompok protein plasma inaktif yang jika diaktifkan secara berurutan, akan merusak
sel-sel asing dengan menyerang membran plasmanya (Sherwood Lauralee,2009).

Sistem ini dapat diaktifkan melalui dua cara (Sherwood Lauralee,2009):

1. Oleh pajanan ke rantai karbohidrat tertentu yang terdapat di permukaan


mikroorganisme tetapi tidak terdapat di sel manusia, suatu respon imun bawaan non
spesifik.
2. Oleh pajanan ke antibody yang dihasilkan terhadap mikroorganisme penginvasi
spesifik, suatu respon imun didapat.

Sistem komplemen terdiri dari protein-protein plasma yang diproduksi oleh hati dan
beredar dalam darah dalam bentuk inaktif. Jika komponen pertama, C1, diaktifkan, maka
komponen ini kemudian mengaktifkan komponen berikutnya, C2, demikian seterusnya,
dalam suatu rangkaian reaksi pengaktifan berjenjang. Lima komponen terakhir, C5
sampai C9, membentuk kompleks protein besar mirip donat, membrane attack complex
(MAC), yang membenamkan dirinya ke membran permukaan mikroorganisme,
menciptakan sebuah lubang. Teknik melubangi ini menyebabkan membran sangat
permeable (bocor), fluks osmotic air yang terjadi ke dalam sel korban menyebabkan sel
membengkak dan pecah. Lisis yang dipicu oleh komplemen ini adalah cara utama untuk
mematikan secara langsung mikroba tanpa memfagositosisnya (Sherwood
Lauralee,2009).
2.3.2 Respon Sistem Imun didapat (adaptif) spesifik

Respon imun adaptif spesifik adalah serangan selektif yang ditujukan untuk membatasi
atau menetralkan sasaran tertentu yang secara spesifik tubuh telah bersiap
menghadapinya setelah mengalami pajanan sebelumnya (Sherwood Lauralee,2009).

Komponen spesifik dari system imun spesifik melakukan persiapan secara selektif
menyerang bahan asing. Sistem ini tidak saja mampu mengenali molekul asing sebagai
sesuatu yang berbeda, tetapi juga mampu membedakan jutaan molekul asing yang
berbeda-beda (Syaifuddin,2006).

Imunitas adaptif spesifik dapat mengakibatkan terbentuknya memori hospes yang


memungkinkan pengenalan lebih cepat dan respon imun berikutnya yang lebih kuat
ketika menghadapi mikroorganisme (Sears dkk.2011)

Terdapat dua kelas respon imun didapat yaitu imuitas yang di perantarai oleh antibody
(imunitas humoral) yang melibatkan pembentukan antibody oleh turunan limfosit B yang
dikenal sebagai sel plasma, dan imunitas yang di perantarai oleh sel (imunitas seluler)
yang melibatkan pembentukan limfosit T aktif, yang secara langsung menyerang sel yang
tidak menginkan (Sherwood Lauralee,2009).

I. Asal sel B dan sel T (Sherwood Lauralee,2009).

Kedua jenis limfosit, seperti semula darah lainnya, berasal dari sel punca yang sama
disumsum tulang.apakah suatu limfosit dan semua keturunannya ditakdirkan untuk
menjadi sel B dan seL T tergantung tempat diferensiasi dan pematangan akhir sel awal
tersebut. Sel B berdiferensiasi dan mengalami pematangan di sumsum tulang. Untuk sel
T, selama masa janin dan anak anak dini, sebagian dari limfosit imatur sumsum tulang
bermigrasi melalui darah ke timus, tempat sel sel tersebut mengalami pemrosesan lebih
lanjut menjadi sel limfosit T (dinamai berdasarkan pematangannya) Timus adalah
jaringan limfoid yang terletak digaris tengah didalam rongga toraks diatas jantung
diruang antara kedua paru.

Setelah dilepaskan kedarah dari sumsum tulang atau timus, sel B dan sel T matang
menetap dan membentuk koloni limfosit dijaringan limfoid perifer. Disini, dengan
rangsangan yang sesuai, sel sel tersebut mengalamipembelahan untuk menghasilkan
generasi baru sel B dan sel T, bergantung pada nenek moyangnya. Setelah masa anak
anak dini, sebagian besar limfosit baru berasal dari koloni limfosit perifer ini dan bukan
berasal dari sumsum tulang.

Masing masing kita memiliki sekitar 2 triliyun limfosit, yang jika dijadikan satu massa,
akan seukuran otak.pada setiap saat, sebagian besar dari limfosit ini terkonsentrasi
diberbagai jaringan limfoid ditempat strategis, tetapi sel B dan sel T secara terus
menerus beredar dalam limfe, darah, dan jaringan tubuh, tempat mereka melakukan
pengawasan tetap.

II. Respon system imun adaptif spesifik


a. Imunitas yang di perantarai oleh antibody (imunitas humoral)

Anda mungkin juga menyukai