“PENYALAHGUNAAN HEROIN”
Oleh :
DOSEN PENGAMPU:
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat nya kami dapat menyelesaikan ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Toksikologi dan juga untuk menambah pengetahuan
pembaca mengenai “Penyalahgunaan Heroin”. Dalam penyusunan makalah ini, kami
selaku penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Maka pada kesempatan ini, kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penulis menerima kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi. Kami harap makalah ini dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
2.1 Latar Belakang................................................................................................1
2.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
2.3 Tujuan.............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................4
2.1 Definisi heroin................................................................................................4
2.2 Jenis heroin.....................................................................................................5
2.3 Farmakokinetik...............................................................................................5
2.4 Farmakodinamik.............................................................................................6
2.4.1 Mekanisme kerja......................................................................................6
2.4.2 Efek inhibisi opiat dalam pelepasan neurotransmitter.............................6
2.4.3 Pelepasan asetikolin.................................................................................7
2.5 Tempat kerja....................................................................................................7
2.6 Efek ke sistem organ lainnya..........................................................................7
2.6.1 Susunan saraf pusat.................................................................................7
2.6.2 Efek perifer..............................................................................................8
2.7 Cara penggunaan.............................................................................................9
2.7.1 Injeksi..........................................................................................................9
2.7.2 Dihirup...................................................................................................10
2.7.3 Dihisap...................................................................................................10
2.8 Toksisitas dan efek lain yang tidak diinginkan dari pemakai heroin............11
2.8.1 Intoksikasi akut (overdosis)...................................................................11
2.8.2 Intoksikasi kronis...................................................................................12
2.9 Teknik identifkasi pengguna heroin..............................................................14
2
BAB III PENUTUP...................................................................................................16
3.1 Simpulan.......................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Heroin di Indonesia dikenal dengan nama yang sama. Pada kadar yang lebih
rendah dikenal dengan sebutan putauw. Heroin didapatkan dari pengeringan ampas
bunga opium yang mempunyai kandungan morfin dan kodein yang merupakan
penghilang rasa nyeri yang efektif dan banyak digunakan untuk pengobatan dalam
obat batuk dan obat diare.
1
mengenai jumlah kasus narkoba tahun 2011 sebanyak 29.526 kasus dengan
pemakaian heroin sebanyak 689 kasus (Badan Narkotika Nasional, 2014).
2
4) Bagaimanakah toksisitas heroin?
5) Bagaimanakah mekanisme kerja heroin dalam tubuh manusia?
6) Bagaimanakah teknik identifikasi pengguna heroin?
2.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini, yaitu:
3
BAB II
PEMBAHASAN
Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah
derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin)dan
disintesiskan darinya melalui asetilasi darinya melalui adalah garam hidroklorida,
Bentuk kristal putihnya umumnya garam hidroklorida, diamorfin
hidroklorida.Heroin dapat menyebabkan kecanduan. Nama lain dari heroin yaitu:
Acetomorphine, (Dual) Acetylated morphine,Morphine diacetate.
4
2.2 Jenis heroin
1. Bubuk putih
2. Bubuk coklat
3. Black Tar
2.3 Farmakokinetik
5
menembus sawar darah otak lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan morfin
atau golongan opioid lainnya.
2.4 Farmakodinamik
6
2.4.3 Pelepasan asetikolin
Inhibisi pelepasan asetikolin terjadi didaerah striatum oleh reseptor deltha,
didaerah amigdala dan hipokampus oleh reseptor μ. Pelepasan dopamin Pelepasan
dopamin diinhibisi oleh aktifitas reseptor kappa.
1. Analgesia
7
2. Eforia
3. Sedasi
4. Pernafasan
5. Pupil
8
Pemberian morfin secara sistemik dapat menimbulkan
miosis. Miosis terjadi akibat stimulasi pada nukleus Edinger
Westphal N. III
1. Saluran pencernaan
2. Sistem kardiovaskular
3. Kulit
9
keringat, kemungkinan disebabkan oleh bertambahnya peredaran
darah di kulit akibat efek sentral danpelepasan histamin
4. Traktus urinarius
2.7.1 Injeksi
2.7.2 Dihirup
2.7.3 Dihisap
10
Penggunaan secara dihisap lebih aman dibandingkan dihirup, oleh karena masuk ke
dalam tubuh secara bertahap sehingga lebih mudah dikontrol.
2. Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotik memiliki resiko tinggi
untuk terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)
3. Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotik dapat mengalami gejala
with drawl dalam 24-36 jam setelah lahir. Gejalanya bayi tambah
gelisah, agitasi, sering menguap, bersin dan menangis, gemetar,
muntah, diare dan pada beberapa kasus terjadi kejang umum.
1. Edema serebri
2. Myelitis
3. Postanoxia encephalopathy
11
4. Crush injury
2.8 Toksisitas dan efek lain yang tidak diinginkan dari pemakai heroin
Dosis toksik, 500 mg untuk bukan pecandu dan 1800 mg untuk pecandu
narkotik.Gejala overdosis biasanya timbul beberapa saat setelah pemberian obat.
Gejala intoksikasi akut (overdosis):
7. Bradikardi
8. Edema paru
9. Kejang
12
- Angka kematian heroin + tranquilizer → 30 %
13
adeniliklase walaupun berikatan dengan opiat. Bila ikatan opiat ini dihentikan
dengan mendadak atau diganti dengan obat yang bersifat antagonis opioid, maka
akan terjadi peningkatan efek adenilsilase pada siklik AMP secara mendadak dan
berhubungan dengan gejala pasien berupa gejala hiperaktivitas.
14
dalam perkembangan dan pertumbuhan yang dapat terdeteksi setelah
usia 1 tahun.
15
narkoba dalam urin segera berkurang dan menghilang dalam waktu
singkat.Dengan metode Liquid chromatography menggunakan
ultraviolet dapat dideterminasi adanya opiat pada rambut pexcandu
heroin (opiat).Seseorang dikatakan pecandu heroin, bila pada
rambutnya ditemukan kandungan 10 ng heroin/mg rambut.
3) Tes Darah
Selain dilakukan pemeriksaan urin dan rapid test seperti
Strip/Stick dan Card Test, dapat dilakukan tes darah. Pada pengguna
narkoba, akan didapat hasil SGOT dan SGPT yang meningkat karena
biasanya pemakaian narkoba dalam jangka panjang dapat
menyebabkan terjadinya hepatomegali. Berikut ini disediakan tabel
pemeriksaan tes darah dan tes rambut tentang mendeteksi keberadaan
narkoba.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Heroin merupakan golongan narkotik yang sangat kuat dalam
menimbulkan toleransi, ketergantungan fisik dan psikis. Penggunaan heroin lebih
sering dengan suntikan atau injeksi, dan penggunaannya disebut dengan Injection
16
Drug User (IDU). Pemakaian heroin dengan jarum suntik akan memperbesar risiko
timbulnya penyakit fisik seperti HIV, hepatitis, dan penyakit fisik lainnya. Penyakit
fisik ini juga dapat menular dari satu pemakai ke pemakai lainnya akibat pemakaian
jarum suntik secara bersama-sama.
3.2 Saran
Di era modern ini,obat – obatan yang disalahgunakan bukan hal yang
sulit lagi untuk didapat. Bahkan obat – obatan yang beredarkan di pasaran terkadang
banyak disalahgunaakan oleh remaja saat ini. Untuk itu, sebagai seorang farmasis
kita sebaiknya tahu tentang obat-obat apa saja yang sering disalahgunakan dan kita
sebaiknya mampu memberikan penyuluhan ke depannya tentang bahaya dari
penyalahgunaan obat – obatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
17
Buku Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Petugas Lapas dan
Rutin
Kriegstein. 1999.Chasing The Dragon Heroin Use Can Damage Brain. New York:
Reuteut Health.
18