Anda di halaman 1dari 9

STEP 7 :

1. Bagaimana epidemiologinya?
Osteoarthritis (OA) is the most common type of arthritis. Its high prevalence,
especially in the elderly, and the high rate of disability related to disease make it a
leading cause of disability in the elderly. Because of the aging of Western
populations and because obesity, a major risk factor, is increasing in prevalence, the
occurrence of OA is on the rise. In the United States, OA prevalence will increase by
66–100% by 2020.

Penyakit degenerasi sendi akibat proses mekanik dan biologik sehinga terjadi
ketidakseimbangan antara proses degradasi dan sintesis rawan sendi, Kehilangan
rawan sendi progresif , pembentukan tulang subkondral dan osteofit
Penyebab :
 Degradasi kartilago
 Remodeling tulang
 Inflamasi cairan pada sendi

2. Bagaimana pathogenesis dan gambaran klinis dari kasus tersebut?


Osteoartritis :
adanya jejas mekanis dan kimiawi degradasi kartilago dan adanya
inflamasikondrosit berusaha memperbaiki dirangsang oleh faktor pertumbuhan ex:
(IGF-1)konrosit kurang peka IGF-1 karena inflamasipeningkatan degradasi
semakin inflamasi.
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)
3. Apa factor risiko penyakit pada kasus?

Faktor-faktor resiko osteoarthritis :


1. Umur; prevalensi semaking meningkat sering bertambahnya umur.
2. Jenis Kelamin; wanita lebih sering terkena radang sendi dibandingkan laki-laki,
dan pada usia lebih dari 50 tahun atau setelah menopause (adanya peran hormonal)
3. Genetik; adanya mutasi dari gen prokolagen II atau gen-gen structural lain untuk
unsure-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe IX dan tipe XII, protein
pengikat atau proteoglikan dikatakan berperan dalam timbulnya kecenderungan
familial osteoarthritis.
4. Kegemukan dan Penyakit Metabolik; kegemukan berkaitan dengan sendi yang
menanggung beban, selain itu diduga adanya faktor metabolic yang berperan
dikarenakan kegemukan juga dikaitkan engan kelainan metabolic lain seperti
jantung koroner, diabetes mellitus dan hipertensi.
5. Cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga; pekerjaan berat ataupun pemakaian
sendi secara terus-menerus berkaitan dengan peningkatan resiko. Cedera sendi dan
oahraga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan dengan resiko
osteoarthritis. Aktivitas-aktivitas tertentu dapat menjadi predisposisi dari
osteoarthritis cedera traumatic (robeknya meniscus, ketidakstabilan ligament).
6. Kelainan pertumbuhan; adanya kelainan congenital dan pertumbuhan paha
(penyakit parthes dan dislokasi congenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya
osteoarthritis paha ada usia muda
7. Suku bangsa; hal ini berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan
frekuensi kelainan congenital dan pertumbuhan, orang-orang kulit hitam dan Asia
lebih jarang tekena osteoarthritis paha dibandingkan orang kaukasia. Osteoarthritis
lebih sering dijumpai pada orang amerika asli (Indian) dari pada orang-orang kulit
putih.
8. Faktor-faktor lain; tingginya kepadatan tulang dikaitan dengan penyakit ini,
tulang yang terlalu padat tidak membantu mengurangi benturan beban yang
diterima tulang rawan. Merokok diduga dapat meningkatkan timbulnya keluhan
selain itu keadaan psikologis yang tidak baik juga berpengaruh.
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)
4. Komplikasi dari kasus scenario?

5. Apa anatomi sendi lutut? (LI)

Persendian Synovial
• Tulang rawan sendi: lapisan tulang rawan yg melapisi ujung tulang yg bersendi
• Rongga sendi: ruangan di antara 2 tulang yg bersendi , terisi oleh cairan synovial
• Kapsul sendi: penutup rongga sendi
• Cairan sinovial: cairan albumin yang berguna sebagai pelumas dan makanan bagi sel-sel tulang rawan
• Membran synovial: melapisis bagian dalam rongga sendi kecuali pada rawan sendi
• Membran fibrosa: lapisan sebelah luar kapsul sendi
• Bursa: kantong2 kecil berisi cairan sinovialberguna untuk mengurangi gesekan

6. Patofisiologi RA dan gejala klinisnya? (LI)

7. Apa macam klasifikasi dari OA ?


• Grade I : normal joint,minimal osteophyte
• Grade II : definite osteophyte on two places with subchondral sclerosis, normal
joint space,subchondral cyst ?
• Grade III : moderate osteophyte, deformity of bone margin, narrowing of joint
space
• Grade IV : major osteophyte, narrowing of joint space (+), Cyst (+), Sclerosis (+)

8. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenaio?


9. Definisi dari diagnosis?
OA is joint failure, a disease in which all structures of the joint have undergone pathologic
change, often in concert. The pathologic sine qua non of disease is hyaline articular cartilage
loss, present in a focal and, initially, nonuniform manner. This is accompanied by increasing
thickness and sclerosis of the subchondral bony plate, by outgrowth of osteophytes at the
joint margin, by stretching of the articular capsule, by mild synovitis in many affected joints,
and by weakness of muscles bridging the joint. In knees, meniscal degeneration is part of the
disease. There are numerous pathways that lead to joint failure, but the initial step is often
joint injury in the setting of a failure of protective mechanisms.
10. Kenapa terasa kaku pada lutut di pagi hari ?
Pada kasus osteoarthritis, nyeri dan kaku sendi biasanya timbul setelah imobilitas,
seperti duduk di kursi atau di mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan
setelah bangun tidur.
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)

11. Kenapa nyeri bertambah hebat ketika berjalan dan berkurang ketika istirahat ?
Akibat adanya degradasi dari kartilago membuat gesekan tulang menjadi tidak mulus,
hasil degradasi mengakibatkan inflamasi sehingga saat digunakan beraktivitas akan
terasa nyeri. saat beristirahat gesekan dikurangi sehingga rasa nyeri akan berkurang.
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)

12. Apa penyebab terjadinya krepitasi ?


Gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan klinis osteoarthritis lutut. Pada awalnya
hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau
dokter yang memeriksa. Dengan bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat
terdengar sampai jarak tertentu. Gejala ini mungkin timbul akibat gesekan kedua
permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif di manipulasi.
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)

13. Bagaimana tanda dan gejala penyakit pada skenario ?


1. Adanya hambatan derak
2. Nyeri sendi
3. Krepitasi
4. Adanya pembengkakan sendi yang seringkali asimetris
5. Perubahan cara berjalan
6. Sendi terasa kaku terlebih setelah imobilitas cukup lama
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)

14. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan ?


Pemeriksaan fisik :
1. Hambatan gerak
2. Krepitasi
Pemeriksaan diagnostic :
1. Radiografis sendi yang terkena
Biasanya ditemukan :
- Penyempitan celah sendi
- Peningkatan densitas tulang subkondral
- Kista tulang
- Osteofit pada pinggir sendi
- Perubahan struktur anatomi sendi
2. Radiografi sendi lain bila dicurigai adanya gangguan, penyakit lain atau nyeri sendi
generalisata.
3. Pemeriksaan MRI dan mielografi khususnya pada osteoarthritis pada sendi tulang
belakang.
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Darah tepi (biasanya normal kecuali pada osteartritis yang generalisata)
2. Imunologi (ANA. Reumatoid, dan Komplemen)
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)

15. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pada skenario ?


Pada kasus osteoarthritis, pengelolaan terdiri dari 3 hal :
1. Terapi non-farmakologis : edukasi atau penerangan, terapi fisik dan rehabilitasi,
dan penurunan berat badan.
2. Terapi farmakologis : Analgesik oral non opiate (biasaya dijual bebas), analgesic
topical (dijual bebas), Obat anti-inflamasi non steroid, Chondroprotective agent
(repair tulang rawan) seperti tetrasiklin dan derivatnya, hialuronat acid,
glikosaminoglikan, kondroitin sulfat, vitamin C, Superoxide dismutase, steroid intra-
artikular.
3. Terapi bedah (apabila terapi diatas tidak berhasil dan terjadi deformitas sendi)
(Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta Pusat)

Anda mungkin juga menyukai